Si Menantu Buta - Bab 262 Denny Wang Mabuk

“Sialan!”Sumanto sengaja membuat kaget Kenny dengan mengeluarkan suara raungan padanya.

Kenny terkejut karena Sumanto membuatnya terkejut hingga badannya bergetar. Dia tidak sedikitpun menoleh ke arah Sumanto, lalu mengajak anak-anak buahnya pergi dan tetap bersikap tenang.

Setelah Kenny berjalan jauh, Sumanto baru tertawa terbahak-bahak, berkata, “ Benar-benar sampah.”

“Suruh orang untuk menutup lubang ini, mari kita pergi minum bir. Urusan ini Kenny sudah membantu mengatasinya, nantinya tidak ada urusannya lagi dengan kami.”, Ucap Denny Wang dengan santai.

Seperti yang dikatakan Denny Wang, reputasi Kenny di lingkaran sosial itu selalu buruk. Dia bilang Denny Wang adalah pembunuh, mereka tidak mungkin percaya. Denny Wang bilang Kenny adalah pembunuh, mereka pasti percaya. Terutama jika Denny Wang memaksanya untuk membawakan orang untuknya, Kenny khawatir ketika menyerahkan orang itu Denny Wang bisa melakukan segala cara untuk menyerangnya, dan dia pasti tidak akan mengembalikan orang itu.

Dia bisa mengatasi beberapa orang ini sendirian. Sekali dia selesai mengatasinya, bahkan hal yang semestinya bukan dia lakukan akan menjadi hal yang dia lakukan. Urusan ini pada dasarnya sudah tidak ada hubungannya dengan Denny Wang lagi.

Perasaan Denny Wang dan Sumanto sekarang sangat baik, dua orang itu seperti kakak beradik. Denny Wang mengumpulkan uang untuk Sumanto, dan Sumanto mengumpulkan uang untuk memelihara anak buah, yang dengan sekuat tenaga mendukung Denny Wang.

Mereka berdua adalah lingkaran yang sempurna, kekuatannya begitu besar hingga Kenny tidak bisa mengguncangnya.

Baru dua tiga bulan tidak bertemu, Denny Wang sangat merindukan Sumanto. Setelah mengatasi masalah ini, dua orang itu membawa saudara-saudaranya pergi minum bir.

“Denny Wang, temani aku tinggal di kota Harayu untuk beberapa hari. Semenjak kamu pergi ke kota Kimraden, aku jadi pemimpin di daerah utara sini, tanpa dirimu hidupku begitu membosankan.” Ketika minum bir, Sumanto teringat jika bisnis Denny Wang sangat sibuk, besok dia akan kembali ke kota Kimraden lagi. Sumanto sedikit tidak rela jika Denny Wang pergi.

“Saat ini aku tidak mempunyai rencana untuk kembali, Kenny mau melawanku, dan dia pasti bukan sekali saja melakukan ini. Aku sudah merusak keuntungan mereka sekarang, kamu juga sudah dengar perkataannya hari ini, dia jelas terlihat mau memutuskan hubungan denganku dan memulai peperangan. Aku berani bicara, mulai hari ini, dia pasti bisa menggunakan segala cara untuk membalasku, bahkan dia pasti akan membunuhku.”

“Di kota Kimraden ada Monica yang melindungi Friska, ada juga tim khusus dan banyak orang yang punya keahlian, Kenny pasti tidak berani seenaknya datang. Mereka hanya bisa melawanku, sedangkan aku pasti tidak akan tinggal diam, aku akan melawan. Jika kami berdua berkelahi, namaku sudah tidak bersih lagi. Aku sekarang sedang meluruskan hubungan investasiku dengan Culture Neo, jadi bersembunyi di tempatmu ini juga hal yang bagus.”

“Kebetulan beberapa hari lagi aku akan mengikuti pelatihan, di pelatihan itu aku menjadi instruktur, dan aku sudah mengatakan hal ini pada Erika, dan akan membicarakan urusan ini lagi setelah pelatihan selesai.”, Ucap Denny Wang.

“Jadi instruktur di tempat pelatihan apa?”, tanya Sumanto terkejut.

“Kota Harayu sebentar lagi akan mengadakan pemilihan wakil rakyat. Aku sebagai wakil kepala dari asosiasi bisnis akan memberi pelatihan pada mereka.”, jawab Denny Wang.

“Kenapa kamu mengurus hal yang tidak berguna seperti itu? Kita pergi pelatihan saja tidak mau, apalagi memberi pelatihan.”, jawab Sumanto mendengus.

“Kota Harayu sudah banyak membantuku, jika tidak ada bantuan dari kota Harayu, kami tidak akan bisa berada di posisi setinggi ini. Setelah menjadi orang kaya kita tidak boleh memandang rendah anggota keluarga, mereka juga sangat menghargai kita. Kalau ada waktu senggang mari kita memberi pelatihan pada mereka.”, jawab Denny Wang sambil menyalakan sebatang rokok.

“Denny Wang, apa rencanamu selanjutnya? Aku tahu ambisimu besar, kamu adalah orang yang ingin mengumpulkan dolar, jadi bukankah tidak bisa hanya mengembangkan bisnismu di China?”, Sumanto yang sudah mabuk, dia menyipitkan mata sambil bertanya pada Denny Wang.

“Rencana selanjutnya pasti mengembangkan bisnisku ke luar negeri, sebelum mataku buta aku pernah melakukan riset tentang pasar luar negeri, dan keuntungannya sangat besar. Jika hal itu dilakukan dengan baik pasti tidak sebanding dengan uang yang sekarang ada di depan mata. Kami sekarang seakan memiliki banyak uang, tetapi jika dibawa ke luar negeri, uang itu tidak ada artinya lagi. Properti seharga seratus milyar jika dikonversikan ke dolar Amerika tidak sampai lima puluh milyar, sungguh menyedihkan.”, jawab Denny Wang sambil menikmati rokoknya.

“Kamu harus mengajakku, aku bersedia bersamamu.”, Ucap Sumanto.

“Aku pasti mengajakmu.”, Jawab Denny Wang tertawa sambil menepuk pundak Sumanto.

Ketika Denny Wang dan Sumanto mengobrol, Yian sedang meraih teleponnya untuk memberi penjelasan pada istrinya. Tanpa terasa, Denny Wang dan Sumanto sudah sepuluh hari minum bir mulai sore hingga malam, dua bersaudara ini sudah lama tidak bertemu, dan akhirnya mengobrol dengan begitu asyik. Istri Yian sekarang masih menentang hal yang dia lakukan pada Denny Wang, dia berpikir bahwa Yian telah membantu Denny Wang untuk membangun bisnis, juga sudah melakukan balas dendam pada keluarga Yang, dan sekarang adalah saat bagi dia untuk mundur dari dunia bisnis dan pulang untuk mengurus anak di rumah. Tetapi perasaan Yian pada Denny Wang begitu besar, dia ingin selalu bersama Denny Wang dan tidak ingin meninggalkannya.

“Istriku, aku sekarang sedang dinas luar, benar-benar tidak ada pilihan lain. Denny Wang adalah bosku, bagaimana bisa aku menolak perintahnya untuk pergi dinas luar? Di waktu biasa dia menganggapku sama seperti saudaranya, tidak peduli apapun yang kukatakan dan kulakukan, dia begitu membelaku. Dia juga sudah memberiku pekerjaan, jika aku menolaknya, bukankah aku seperti orang bodoh?”, Dengan suara keras Yian memberi penjelasan pada istrinya.

Malam ini Yian minum bir hingga wajahnya memerah, Alex Lin pun sudah mabuk, dia mengajak para anak buahnya menyanyi dengan keras, lalu bertelanjang dada dan menari bersama mereka.

“Baiklah istriku, aku berjanji padamu, sebentar lagi aku akan pulang dan tidur, pasti aku tidak akan bertindak bodoh.”, Ucap Yian dengan lembut pada istrinya, sambil menunjukkan tawanya.

Setelah berhasil membuat istrinya tertawa, dia baru bisa dengan tenang kembali duduk di sebelah Denny Wang dan Sumanto.

“Payah sekali, dengan istri saja takut. Lihatlah aku, aku konsisten dengan ucapanku, mana ada wanita yang berani membuatku marah?”, Ucap Sumanto sambil tersenyum ganas.

“Kamu belum menikah, tunggu hingga kamu menikah, kamu akan tahu betapa menakutkannya istri itu.”, Jawab Yian mendengus.

“Kenapa istrimu begitu over protektif padamu? Parasnya begitu menakutkan, sifatnya pasti sangat lembut kan? Dia adalah wanita yang baik, tidak seperti ibu harimau seperti yang kamu katakan.”, Sahut Denny Wang.

“Aku pernah selingkuh.”, Ucap Yian sambil bersedih lalu menyalakan sebatang rokok.

Poof!

Sumanto yang baru saja meminum segelas bir langsung menyemburkannya tepat di wajah Yian.

Mata Denny Wang juga langsung melotot memperhatikannya.

Yian melihat rokoknya padam kemudian kembali menyalakannya, dan melanjutkan ucapannya, “Tetapi tidak seperti yang kalian pikirkan, waktu itu aku hampir selingkuh, baru saja aku membuka bajuku, aku tertangkap basah oleh istriku.”

“Menarik sekali?”, Sumanto langsung tertarik dengan cerita Yian itu.

“Mau bagaimana lagi, ketika sampai pada puncak tertinggi kami, bakat dan kekayaan adalah dua hal yang berdampingan. Memiliki wajah jelek juga mau bagaimana lagi, mau menyalahkan orangtua? Dulu aku pernah mengajari seorang artis memasak, dan dia sangat menyukaiku. Setiap hari dia memberiku berbagai kode, serta berusaha mendekatkan hubungan denganku. Perasaan itu, kalian akan tahu rasanya jika pernah melakukannya sendiri, perasaan itu akan membuat semua pria sulit untuk menahan. Lalu aku tidak bisa menahannya lagi, aku dan dia pergi ke sebuah hotel. Tidak disangka istriku terus memperhatikanku, dan dia menangkapku saat aku baru saja membuka baju.”, Kata Yian sambil menghela napas dengan pelan.

“Bro, kasihan sekali kamu.”, Denny Wang dan Sumanto begitu bersimpati padanya, mereka menepuk pundak Yian dengan pelan.

“Jangan menertawakanku, hal ini pasti juga akan kalian temui. Tunggu hingga nanti kalian sekali selingkuh dan istrimu menangkapmu, kalian akan tahu betapa menakutkannya seorang wanita.”, Dengan penuh kesedihan, Yian kembali mengambil sebatang rokok.

Malam ini Denny Wang, Sumanto, dan Yian minum banyak bir. Tinggal di kota Kimraden juga membuat Denny Wang sangat stres, dan setelah minum bir ini perasaannya jauh lebih baik.

Dia sudah lama tidak sebahagia ini, minum bir ini sejenak bisa melupakan permasalahannya.

Hanya ingat, dia tidak tahu dimana dia dibawa oleh Alex Lin, pada tengah malam selanjutnya, seorang wanita berbaring di sampingnya, dan dengan tidak sadar dia membawa wanita itu ke dalam pelukannya.

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu