Si Menantu Buta - Bab 54 Kenapa Bisa Kalian?

Anak buah Denny Wang di teater kecil tidak sedikit, tidak termasuk puluhan orang dari tim konstruksi, hanya gangster kecil yang dibawa Sumanto saja sudah ratusan orang.

Yang memimpin adalah Alex Lin, preman terkenal di Kota Harayu, termasuk bos di Kota Harayu.

Saat ini Denny Wang sedang berbicara tentang bisnis dengan Sumanto, Alex lin berdiri di samping dan mendengarkan, Fidel menutupi hidungnya yang mimisan dengan ekspresi menderita.

Para anak buah yang dibawa Sumanto sangat profesional, semuanya meletakkan tangan di belakang, kakinya selebar bahu, saat berdiri pinggangnya tegak, mengenakan pakaian hitam.

“Ruang tinju ini tidak buru-buru dibangun, setelah direnovasi butuh 200 Miliar, ditangan kita sekarang tidak banyak uang, kamu bawa tim konstruksi kerjakan perlahan saja. Yang kita mau adalah pertandingan tujuh hari kemudian, sebuah pertandingan yang bisa menarik perhatian masyarakat. Kita adalah penyelenggara pertandingan, bukan orang yang membuka ruang tinju.” Denny Wang memerintah Fidel.

“Baik.” Fidel perlahan mengerti trik Denny Wang.

Ternyata yang ingin dilakukan Denny Wang adalah penyelenggara pertandingan, dan bukan ruang tinju, ruang tinju hanya bisnis sampingan, dia ingin membuat pertandingan seperti pertandingan F1.

“Tetapi kita mau menggerakkan bisnis tinju, dibawah kekuasaan kita harus ada petinju yang hebat, besok kamu hubungi 50 lebih ruang tinju yang berada di bawah kekuasaan kita, suruh semua petinju dan pelatih berkumpul, aku mau pilih beberapa petinju yang unggul untuk dilatih.” kata Denny Wang.

“Baik!” Fidel mengangguk dengan penuh semangat.

Hidung Fidel sepertinya gemar mengeluarkan darah, saat Denny Wang berbicara dengannya, hidung dia masih berdarah.

Fidel berani mengganggu istrinya, Denny Wang tentu saja mau sengaja mengganggu dia.

Tetapi Denny Wang masih baik hati , melihat Fidel dipukul dengan sangat kasihan, tidak tahan dan tertawa, “Kamu tadi tidak apa-apa kan?”

“Roy Li mereka keterlaluan, mentang-mentang dirinya belajar bela diri, selalu mau menggertak orang lain, sama sekali tidak berakhlak.” Fidel berkata dengan kasihan.

“Bocah itu memang keterlaluan, ayahnya dulu adalah pengawal seorang pengusaha tua, pengusaha tua itu ada sedikit latar belakang preman, dulu mentang-mentang dirinya kaya, bersikap sangat angkuh di kota, tetapi sudah dimusnahkan kota puluhan tahun lalu. Ayahnya menemani pengusaha tua itu dipenjara beberapa tahun, tetapi saat mengikuti pengusaha tua itu dia menabung banyak uang, setelah keluar dari penjara dia membuka ruang tinju ini, ruang tinju ini adalah ruang tinju pertama yang berskala besar di Kota Harayu, setiap tahun tidak hanya pengawal ikut juga dalam pertandingan, lumayan menghasilkan uang. Tetapi ayahnya sudah tua, sudah ketinggalan zaman, trik dia itu sudah tidak bisa digunakan zaman sekarang. Bertarung dengan kita, mereka bukan lawan.” Sumanto tertawa mengejek.

Kemudian kelicikan terlintas di matanya, berkata ke Fidel dengan sambil tersenyum, “Kamu benar-benar tidak berguna, mereka memukulmu, apakah kamu tidak bisa membalas? Kamu sekarang mengikuti Kak Denny, juga termasuk sebagai orang yang berlatar belakang. Aku pinjamkanmu puluhan anak buah, kamu pergi hancurkan ruang tinju mereka.”

“Apakah ini dapat dilakukan?” Fidel sedikit tergerak.

“Kenapa tidak bisa? Apakah kamu benar-benar berpikir uang adalah segalanya di dunia ini? Segalanya kentutmu. Hanya uang saja untuk apa, harus ada kemampuan juga. Kamu sangat kaya, merasa dirimu sudah bisa sombong, sial maling setiap hari hanya memerhatikan rumah kalian, merampok dengan menculik semua orang di keluargamu. Ingin bertahan di Kota Harayu, harus memiliki anak buah yang kuat, membuat dunia gelap dan terang semuanya menghormatimu. Kamu pergi bertarung dengan Roy Li, aku lindungi kamu.” kata Sumanto.

“Terima kasih Tuan Muda Sumanto.” Fidel sedikit terharu.

“Jangan bicarakan itu, kita ini sedang berbisnis, bukan bergaul di dunia gelap. Kira-kira saja, ingin balas dendam tunggu tujuh hari kemudian.” kata Denny Wang.

“Aku ini sedang mendukung Fidel.” Sumanto mengedip kepada Denny Wang.

“Jangan membuat keributan lagi.” kata Denny Wang.

Denny Wang sangat jahat, dia bisa membuat orang yang menyinggungnya menyesal telah datang ke dunia ini. Sumanto juga bukan orang baik, ingin sengaja mempermainkan orang dengan berbagai cara.

Roy Li dan Sumanto adalah orang yang sejenis, sejak kecil sudah terbiasa angkuh, jika tidak bertemu dengan orang yang benar-benar bisa menekannya, bahkan jika dipukul sepuluh kali dia tidak akan mengalah, pasti akan membalas. Kemampuan Sumanto lumayan, ada ratusan anak buah, Roy Li juga tidak lemah, ada puluhan anak buah hebat. Jika mereka berdua bertarung, ratusan gangster kecil dengan puluhan atlet tinju profesional, kemampuan keduanya seharusnya sebanding.

Jadi bahkan jika Sumanto ingin menjadi bos di Kota Harayu, tetapi sudah bertahun-tahun dia tidak pernah menyinggung Roy Li, seperti yang dikatakan Sumanto, kadang-kadang orang kaya tidak selalu hebat, harus memiliki kemampuan juga. Walaupun Roy Li tidak sekaya Sumanto, tetapi kemampuannya hebat. Jika Roy Li mudah dilawan, Sumanto dari awal sudah melawannya.

Orang yang tidak mampu dilawan Sumanto, dia menyuruh Fidel yang melawannya, sangat jelas dia sengaja mempermainkannya.

Kali ini Denny Wang sengaja membiarkan Fidel dipukul, hanya melampiaskan kemarahannya karena dia mengganggu istrinya, dia masih tidak ingin membunuh Fidel.

Juga karena Fidel beruntung, orang yang disinggung adalah Denny Wang, jika orang yang dia singgung adalah Sumanto, saat ini dia sudah dipermainkan dengan parah oleh Sumanto.

“Kamu masih membicarakan ayah Roy Li, aku lihat caramu bertahan, tidak lama lagi juga akan dimusnahkan.” Denny Wang memandang Sumanto dengan kesal.

“Menjadi bos itu bergengsi, rasa pencapaian ini tidak bisa dihilangkan.” kata Sumanto.

“Kamu ingin bergengsi, hanya memiliki ratusan anak buah termasuk kemapuan macam apa, aku bisa membuatmu lebih bergengsi, kamu percaya tidak?” kata Denny Wang.

“Bagaimana caranya?” tanya Sumanto.

“Mulai hari ini, kamu hanya perlu membawa puluhan anak buah kemanapun kamu pergi, orang yang tersisa aku yang akan mengurusnya, aku suruh mereka menyelidiki latar belakang semua orang kaya di kota, menjadikan orang-orang ini sebagai mata kita, menyuruh mereka membantu kita memperjelas keseluruhan Kota Harayu.” kata Denny Wang.

“Kamu ini mau membuat sebuah jaringan mata-mata, jika benar-benar bisa menyebarkan mata-mata ini, lain kali setiap ada kejadian di Kota Harayu kita akan langsung mengetahuinya. Ada orang yang menyinggung kita, sembarang menyebutkan salah satu bukti kejahatan mereka, tidak usah memukulnya, sudah bisa menakuti mereka sampai berlutut.” Pandangan Sumanto menjadi serius.

“Yang mau aku lakukan adalah bisnis, siapa yang melakukan apa, semuanya tidak bisa menyembunyikannya dari pandanganku.” kata Denny Wang.

“Bisa mengendalikan bukti kejahatan mereka, juga lumayan.” Sumanto menyadari telah salah paham terhadap maksud Denny Wang.

“Lagipula berapa besar keuntungannya, kamu sendiri tahu jelas kan.” kata Denny Wang.

“Walaupun selisih usia kita tidak berbeda jauh, tetapi dalam hal melakukan sesuatu, kamu memang sudah bisa menjadi guruku.” Sumanto merasa kagum dihatinya.

“Ayo pergi, sudah mengumpulkan semua orang, juga tidak bisa membuat semuanya sia-sia datang, malam ini hotel bintang lima Kota Harayu, aku yang traktir.” Denny Wang melihat ke ratusan anak buah Sumanto dan berkata.

“Kamu sekarang juga termasuk orang yang menguntungkan, aku memanfaatimu.” Sumanto merangkul bahu Denny Wang dengan sambil tertawa, berjalan keluar dari teater kecil bersama Denny Wang.

“Si sialan itu, sudah keluar!” Tresky sedang bersembunyi di luar pagar bersama tiga preman, melihat Denny Wang dan Sumanto tiba-tiba keluar, mengisyaratkan kawannya, langsung mengeluarkan pipa baja yang disembunyikan ditubuhnya dan menyerang.

Denny Wang masih berbicara dan tertawa dengan Sumanto, mereka berdua saling merangkul satu sama lain, tampak seperti telah berbuat jahat bersama, mengenakan jas kulit.

Kemudian, Alex Lin dan Fidel mengikutinya di belakang, membawa ratusan anak buah berseragam hitam keluar.

“Kak Denny, sebelumnya tidak tahu kemampuanmu, salah ucap, menyinggung kakak ipar, kamu jangan mempermasalahkannya. Kakak ipar adalah wanita cantik, sudah menikah denganmu, masih terlihat seperti gadis, membuat orang yang melihatnya sulit untuk tidak jatuh cinta. Kalau tidak hari ini aku carikanmu beberapa wanita cantik Rusia, kamu bersenang-senanglah, termasuk sebagai penebusan kerugian kamu, oke?” Sumanto merangkul Denny Wang dengan pelan dan berkata.

Tinggi badan dia 185 cm, lebih tinggi dari Denny Wang satu kepala.

“Tunggu kamu nanti sudah menemukan istrimu, aku juga mau menggoda istrimu.” Senyuman di wajah Denny Wang sangat aneh.

“Sudah jangan dilanjutkan......” Sumanto berkata dengan sambil tertawa.

Denny Wang dan Sumanto sambil mengobrol, sambil berjalan ke arah mobil yang diparkir di luar, anak buah yang mengikutinya di belakang semakin banyak. Melihat mereka sudah mau keluar dari pagar, dia melihat wajah Tresky dan mereka bertiga yang bengong.

“Kenapa kamu bisa berada di sini?” Denny Wang tidak menyukai Tresky, bertanya dengan mengerutkan dahi.

“………” Tresky menggenggam pipa baja dan tangannya terus gemetaran............

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu