Si Menantu Buta - Bab 138 Pemikiran Friska Ye

Friska Ye terkejut saat melihat perlakuan orang-orang ini padanya.

Dia hanya seorang gadis dari keluarga kecil, dia tidak sehebat para tuan muda dan nona muda yang menghadiri acara ini. Hari ini, Denny Wang mengundang banyak keluarga kaya yang memiliki uang triliunan. Bahkan anak tertua Keluarga Ye, Glen Ye, merasa agak canggung dan dia hanya bisa diam.

Friska Ye menatap beberapa orang ini dengan heran, dia tidak tahu apa yang dia lakukan, sampai-sampai mereka terlihat sangat menghormatinya.

Sepertinya mereka sedang mencari muka di depan Denny Wang.

Saat keluar untuk bermain, jangan sampai kamu membahayakan keluargamu, entah sebesar apa pun dendam yang dimiliki para tuan dan nona muda di sini, mereka selalu terlihat sangat menghormati keluarga satu sama lain.

Ini adalah sifat dasar yang harus dimiliki seseorang.

Denny Wang juga terlihat tidak terlalu peduli pada mereka, sebagai orang nomor satu di Kota Harayu, sudah sewajarnya bagi mereka untuk menyapa istrinya dengan penuh hormat.

“Kamu datang.” Denny Wang menghela napas lega.

Dia mengangguk pada Friska Ye, dan diam-diam memperbaiki posisi ikat pinggangnya.

Dalam hatinya masih ada sedikit kekesalan.

Dia meletakkan tangannya di atas paha Brigitta dan mencubitnya pelan.

Semuanya hampir kacau di ruang VIP ini.

"Sakit." Brigitta mengernyit pelan.

Nada bicaranya terdengar seperti sedang bercanda.

"Yo, apa kalian menikmati permainannya? Apa kalian sudah menang banyak?" Sumanto berjalan dengan Neysia, Mario, Yian, Hera dan Andreas.

Tubuhnya yang tinggi terlihat sangat pendek di mata Friska Ye, Sumanto memakai jas mewah, dengan kemeja dan dasi mahal, dia terlihat seperti orang kaya baru.

Dia lalu mengambil sebatang rokok dari tubuhnya dan menyalakannya, dia memakai dua cincin permata yang sangat menarik perhatian, masing-masing di jari telunjuk kanan dan jari manisnya.

"Kebetulan ini adalah putaran terakhir, sebentar lagi showdown." Kata Daehi sambil tersenyum.

“Berapa banyak taruhan kalian?” Sumanto bertanya.

"Masing-masing 10 miliar Rupiah." Kata Daehi.

"Yo, ini bukan permainan kecil, kalau sampai kalah, bisa-bisa kamu tidak akan punya uang untuk membeli celama dalam lagi?" Sumanto terkejut.

Orang-orang di ruangan ini masih sangat muda, dan saat ini mereka belum menjadi kepala keluarga. Keluarga mereka memang cukup kaya, tapi uang saku mereka tidak terlalu banyak.

Sepuluh 10 Miliar Rupiah adalah uang yang cukup banyak untuk dipertaruhkan, bahkan kalau Sumanto kehilangan uang sebanyak itu, dia pasti akan merasa sangat sakit.

"Ayolah ini hanya permainan, hari ini adalah hari yang menyenangkan, tidak ada salahnya menikmati tantangan, kalau kalah banyak, ya tidak perlu beli celana dalam lagi, keluar saja dengan tangan kosong." Daehi menyeringai.

"Benar, baiklah, nanti akan aku pastikan apa kamu keluar dengan tangan kosong atau tidak." Kata Sumanto.

"Sialan, kamu berbicara seakan aku yang akan kalah." Daehi mencibir.

Sumanto mengabaikannya dan menghampiri Denny Wang, dia menepuk pelan pundak Brigitta, dia dan Brigitta memang kurang akrab, jadi Brigitta tidak mengatakan apa-apa, dia hanya berdiri dan memberikan tempat duduknya.

Sumanto lalu duduk di samping Denny Wang dan melirik kartu-kartu di atas meja.

Kartu Denny Wang adalah tiga A terang, dan satu gelap, kalau kartu gelap Denny Wang adalah A , dia akan membawa pulang uang yang sangat banyak malam ini.

“Coba perlihatkan kartumu padaku,” Kata Sumanto pada Denny Wang.

"Baik." Denny Wang menjawab.

Dia baru saja diganggu oleh Brigitta, dan wajahnya masih sangat merah.

"A! A! A!" Sumanto segera meletakkan tangannya yang besar di kartu Denny Wang, lalu dengan hati-hati menyembunyikan kartu itu di telapak tangannya, dan menatap gugup ke sudut kartu yang terbuka.

Dia menggosok kartunya dengan gugup sambil terus mengintip sudut-sudut kartunya.

Melihat tingkah Sumanto, semua orang di sana juga menjadi gugup, mereka masih tidak tahu apa kartu Denny Wang, kalau kartu terakhir Denny Wang adalah A, maka mereka hanya akan mengantarka uang taruhan tadi pada Denny Wang.

“Sial!” Sumanto langsung merasa kesal saat melihat kartu yang dibuka, dia lalu melemparkan kartu itu ke atas meja.

Itu adalah kartu J.

Semua orang langsung merasa lega.

“Fidel, bagikan kartunya lagi.” Sumanto berkata pada Fidel.

“Baik, Tuan Muda.” Fidel lalu mengangguk dan membagikan kartu kelima pada semua orang.

Sumanto secara tidak sengaja menyentuh celana Denny Wang dengan tangannya.

"..." Denny Wang ...

Brigitta adalah orang yang pandai membaca situasi dan menilai keadaan, dia berdiri di belakang Denny Wang dan Sumanto dan melihat aksi Sumanto, dia lalu tersenyum.

"Denny Wang, sehebat apa kamu sebenarnya? Sampai-sampai kamu berani bermain dengan kakakku? Aku memang menganggapmu sebagai abang, tapi aku tidak mengatakan kalau kamu juga harus menjadi abang iparku." Ekspresi Sumanto terlihat kesal untuk sesaat, dia bergumam sambil meletakkan lengannya di bahu Denny Wang dengan tenang.

“Jangan mengatakan omong kosong, aku tidak melakukan apa-apa.” Denny Wang mengintip Friska Ye, dan keringatnya mulai bercucuran.

“Brengsek, tadi kalian duduk bersama, pasti sudah terjadi sesuatu.” Kata Sumanto.

"Dia yang menyentuhku." Kata Denny Wang.

"Jadi kamu membiarkannya untuk menyentuhmu begitu saja? Atau memang kamu yang murahan, dan ingin mengambil keuntungan dari kakakku." Kata Sumanto.

"Sudahlah, jangan berlebihan, kamu tidak tahu keadaannya tadi, aku benar-benar tidak bisa bergerak, apa kamu tidak tahu sebesar apa keberanian kakakmu? Apa kamu tahu seberapa banyak orang yang memperhatikanku tadi, mana mungkin aku berani bergerak sembarangan?" Kata Denny Wang.

"Pokoknya masalah ini belum selesai." Kata Sumanto.

"Terserah." Kata Denny Wang.

Saat Denny Wang dan Sumanto berbicara, Fidel sudah membagikan kartu kartu pada semua orang. Semua orang merasa sangat gugup saat menerima kartu terakhir mereka, setelah menerima kartu itu, mereka dengan cepat mengambilnya dan dengan hati-hati melihat kartu yang mereka dapat.

Friska Ye sudah menyelamatkan Denny Wang dari keadaan yang canggung tadi, dan sekarang Denny Wang sudah merasa lebih tenang.

Tapi Sumanto memarahinya lagi, sekarang dia merasa agak kesal.

Denny Wang lalu mengambil kartu di atas meja, dan dia membuka sudut kartu yang dia dapatkan sedikit demi sedikit.

"A! A! A!" Perhatian Sumanto beralih dari kartu yang dipegang Denny Wang, dia lalu melihat Denny Wang yang duduk di sebelahnya.

Denny Wang meliriknya dengan marah.

“Denny Wang, kalau kamu mendapatkan kartu A, aku janji kamu tidak akan bisa keluar dari ruangan ini.”Tatapan mata Daehi terpaku pada kartu yang dipegang Denny Wang.

Daehi mendapatkan empat kartu 9, kalau Denny Wang gagal mendapatkan empat kartu A , dia pasti akan menjadi pemenang.

Jadi dia mulai menakut-nakuti Denny Wang.

“Ah sialan!” Justin langsung merobek kartu di tangannya dan melemparkannya dengan kasar ke meja.

Dia tidak mendapatkan kartu yang dia inginkan, dan kartu yang dia dapatkan tidak senbanding dengan kartu Denny Wang dan Daehi.

"Denny Wang, aku tidak menginginkan uang 10 Miliar itu lagi, uangnya untuk kamu saja, gunakan untuk beli obat." Jason menatap kartunya dengan kesal dan membuangnya, dia juga kalah.

“Denny Wang, jangan perlihatkan wajahmu lagi di masa depan.”Young K melihat kartunya dengan wajah pucat dan melemparnya dengan kasar.

“Aku mendapatkan empat kartu 9, bagaimana denganmu?”Daehi menunjukkan kartu yang dipegangnya.

"Empat A. " Denny Wang juga menunjukkan kartunya.

Sumanto langsung berteriak dan bersorak, dengan cepat melompat dari sisi Denny Wang, mengambil sebotol anggur merah dan menyesapnya, dia lalu berlari ke arah Daehi, Justin dan Jason, mengelus kepala mereka sambil berteriak di samping mereka, Daehi, Justin dan Jason kehilangan 10 Miliar dalam sekali taruhan, dan mereka semua terlihat tidak senang, dan Sumanto justru mengejek mereka.

"Wah, keren! Sekali menang langsung mendapatkan 40 miliar Rupiah!" Sumanto terlihat sangat bersemangat, dia terlihat lebih senang dari Denny Wang yang memenangkan semua uang itu, Sumanto lalu melirik ke arah Young K.

“Tuan Muda Sumanto, jangan buat kekacauan, aku baru saja mencoba model rambut yang baru hari ini.” Young K dengan cepat menghindar.

“Oh, keren!” Sumanto mencubit wajah Jennie Wang, dan terus mengelus kasar kepala Daehi, Justin, dan Jason.

Dia merasa kalau Young K agak bodoh, dalam hati dia merasa, kenapa Young K sangat tidak tahu malu, dan untuk apa juga dia mengelus kepalanya?

"Denny Wang, kamu benar-benar hebat, kamu sudah mendapatkan banyak uang dari tinju, dan sekarang kamu juga memenangkan uang taruhan kami, jangan harap kamu bisa keluar dari pintu hotel hari ini." Kata Daehi.

"Direktur Denny, kami menemukan banyak petinju baru belakangan ini, dan mereka semua adalah master tingkat B, bersiaplah untuk kalah di ring tinju di masa depan." Kata Justin dengan dingin.

“Kamu bahkan berani memenangkan uang kami semua, tunggu saja, masalah hari ini belum kami anggap selesai.” Jason berkata dengan kesal sambil menyalakan sebatang rokok.

Denny Wang sekarang adalah orang nomor satu di Kota Harayu, dan salah satu bawahannya, Mario, berhasil mengalahkan orang-orang Jaeno dalam satu malam, tidak ada seorang pun di Kota Harayu yang bisa mengancamnya.

Daehi, Justin dan Jason semua tahu kalau mereka bukan lawan bagi Denny Wang, tapi mereka merasa kesal, jadi mereka dengan sengaja melemparkan beberapa kata kasar pada Denny Wang.

Kata-kata yang mereka ucapkan sebenarnya adalah lelucon, tapi mulut mereka keterusan memaki, dalam hati mereka tidak bermaksud untuk mengancam Denny Wang.

Friska Ye merasa agak kesal saat mendengar kata-kata mereka.

Apa mereka sengaja menghina Denny Wang?

Novel Terkait

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu