Si Menantu Buta - Bab 249 Mengunjungi Acara Lelang

Denny Wang langsung ingat, di antara teman SD nya benar-benar ada satu orang yang selalu ingin menjadi menjadi nomor satu. SD di kota Kimraden tempat ia belajar adalah sekolah elit, mereka semua adalah pengusaha yang memiliki banyak uang. Orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi dengan berbagai latar belakang semuanya ada disana.

Nizar berasal dari keluarga kaya. Mereka memiliki hotel di kota Kimraden, sehingga uang terus mengalir. Ketika dia bersekolah SD di kota Kimraden, baru setahun setengah sekolah disana kemudian pindah ke luar negeri. Saat libur kuliah, karena berasal dari keluarga kaya, Denny Wang diajak oleh temannya untuk mengikuti pertemuan siswa. Disitulah dia mengenal Nizar.

Dia ingat bahwa keluarga Nizar hanya memiliki uang ratusan miliar. Ketika acara pertemuan siswa sikapnya begitu arogan. Saat itu dia tidak henti-hentinya memamerkan hartanya, dan tepat di depan Denny Wang dia bersikap sombong, dan setelah pertemuan itu selesai dia ingin menggunakan Benz untuk mengantarnya pulang. Hasilnya, Denny Wang pun mengendarai mobil Apollo seharga 40M kemudian pergi. Hal itu cukup menampar bagi Nizar.

Dia hampir melupakan Nizar, namun tidak disangka jika Nizar masih mengingatnya. Mereka tidak sengaja bertemu di sebuah bar.

“Apa dia temanmu? Parasnya lumayan.” Tanya Nizar sambil terus menatap Tyas, liurnya pun menetes.

Sebentar lagi masuk bulan Juni dan cuaca sudah mulai panas. Selesai kerja, Denny Wang tidak lagi menggunakan jas, dia menggantinya dengan baju kerja yang lebih sederhana. Tyas mengenakan atasan busana tanpa lengan berwarna putih dipadukan dengan rok panjang motif bunga. Penampilannya begitu cantik, ditambah dengan bentuk tubuhnya yang tinggi dan ramping. Penampilannya itu membuat semua mata tertuju padanya.

“Kamu ada urusan apa?” Tanya Denny Wang padanya dengan sikap acuh tak acuh.

“Aku dengar jika empat tahun lalu matamu mengalami kebutaan, lalu kamu diusir oleh keluarga Wang. Apa hal ini benar?” Tanya Nizar.

“Ya.”, Jawab Denny Wang.

“Gila, sekarang matamu sudah sehat lagi?”, Ucap Nizar heran sambil menggerak-gerakkan tangannya tepat di depan mata Denny Wang.

“Jika ada sesuatu cepat katakan padaku.”Jawab Denny Wang.

“Jadi begini, selama empat tahun kamu mengalami kebutaan, keluarga Zhou mengalami perkembangan. Hotel kecil yang dulu kami miliki sudah kami jual, dan sekarang kami memiliki hotel mewah. Hanya dalam waktu empat tahun, kami sudah memiliki properti senilai milyaran. Mobil Apollo yang dulu kamu miliki, sekarang aku juga memilikinya.” Kata Nizar.

“Keren.”Jawab Denny Wang.

“Pertemuan siswa kali ini, aku yang menjadi tuan rumah. Teman sekolah kita dulu semuanya tidak berguna, entah keluarganya sedang jatuh, ataupun mereka sendiri yang tidak memiliki kemampuan. Posisiku di pertemuan siswa kali ini adalah yang paling tinggi.”, Ucap Nizar.

“Hebat sekali.”Jawab Denny Wang.

“Denny Wang, kamu sekarang dibuang oleh keluargamu, bukankah itu menyedihkan? Harga makanan dan minuman di bar ini cukup mahal, kamu pasti tidak berani seenaknya minum bir disini kan? Bagaimana jika aku mentraktirmu?” Ucap Nizar tertawa dengan penuh kebencian.

“Baiklah.”Jawab Denny Wang.

Poof!

Tyas tidak bisa menahan melihat Denny Wang ditertawakan seperti itu, Yian pun juga tidak bisa melakukan apapun.

Nizar memamerkan kekayaannnya di depan orang terkaya di China, bukankah dia pantas untuk ditampar?

“Apa mobil yang kamu miliki sekarang?” Tanya Nizar.

“Benz.” Jawab Denny Wang.

"Wow gila! Sungguh disayangkan. Waktu masuk kuliah dulu, aku mengendarai Benz, sedangkan kamu mengendarai Apollo. Beberapa tahun berlalu, aku mengendarai mobil mewah, sedangkan kamu mengendarai Benz. Roda kehidupan memang berputar.” Ucap Nizar.

“Aku mau pulang.” Denny Wang bangkit dari kursinya, tidak ingin mendengar omong kosong Nizar lagi.

“Aku juga mau pulang.” Tyas juga bangkit dari kursinya.

“Sebelum jam 10 aku harus pulang, dan sekarang jam 9.20. Kebetulan sekali.” Ucap Yian sambil melihat jam tangannya.

“Denny Wang, berikan aku nomor teleponmu. Kamu harus hadir di acara pertemuan siswa berikutnya.” Kata Nizar baru teringat sesuatu.

“Lain kali saja.”, jawab Denny Wang lalu keluar dan memanggil taksi.

Hal ini adalah hal kecil yang sering terjadi. Denny Wang pulang ke rumah dan melupakan kejadian bertemu dengan teman SD nya ini.

Beberapa hari berlalu, acara lelang di kota Kimraden yang ditunggu Denny Wang telah dimulai.

Acara lelang kali ini adalah acara internal yang diadakan di kota Kimraden, di acara lelang ini akan banyak melelang rumah mewah, lukisan terkenal, mobil sport, dan barang mewah lainnya, semuanya adalah milik beberapa perusahaan yang bangkrut dan tidak bisa mengembalikan uang bank. Bank akhirnya menyerahkan beberapa properti untuk dilelang di acara ini agar perusahaan itu bisa mengembalikan uang bank.

Properti ini dilelang dengan harga murah, karena bank segera membutuhkan uang. Pebisnis yang belum memiliki banyak uang paling suka mendatangi pameran seperti ini.

Orang kaya enggan untuk mendatangi acara lelang internal seperti ini, banyak mobil dan rumah yang prosedurnya tidak lengkap karena terlalu lama. Mereka yang memiliki uang memilih untuk membeli rumah baru dan memandang sebelah mata rumah bekas seperti ini. Mereka menganggap rumah yang dijual setelah pemiliknya bangkrut akan membawa kesialan, jika ditinggali, fengshuinya sangat buruk. Jika membeli rumah dan mobil baru, mereka umumnya tidak membutuhkan prosedur, mereka hanya memiliki hak untuk memakai, tetapi tidak memiliki hak untuk menjual. Rumah dan mobil yang mereka beli di pameran akan mereka gunakan sendiri, dan setelah itu sudah tidak bisa lagi untuk berpindah tangan.

Denny Wang juga tidak tertarik dengan benda-benda kecil di pameran ini, dia hanya tertarik pada properti keluarga Lin.

“Properti keluarga Lin adalah benda yang dilelang paling akhir, jika kamu tidak tertarik dengan benda-benda kecil di pameran ini, kamu bisa terus beristirahat di ruang VIP.” Ucap Monica pada Denny Wang. Monica juga datang ke pameran ini, dia berada di ruang VIP bersama Tiger Wong, Denny Wang, dan Friska Ye.

“Apa kamu ingin lihat pameran?”Tanya Denny Wang pada Friska Ye.

“Ya.” Ini adalah kali pertama bagi Friska Ye datang ke pameran, dia sangat tertarik dengan acara ini.

“Baiklah, kita bisa pergi bersama.”, Denny Wang mengajak Friska Ye keluar dari ruangan VIP itu.

Monica datang ke pameran kali ini adalah untuk membantu Denny Wang, dia dan Tiger Wong tetap duduk di ruang VIP dan tidak ikut keluar.

Ketika berjalan di arena pameran, dia melihat orang yang datang ke pameran sudah sangat banyak, mereka semua mengantri dengan tertib di pintu masuk. Orang-orang yang melihat masih ada waktu sampai acara lelang dimulai, menggunakan waktu itu untuk mengobrol dengan teman yang mereka kenal.

Denny Wang melihat Nizar ternyata juga datang, kemudian dia buru-buru menghindar dari Nizar.

“Ada apa? Apa kamu melihat orang yang kamu kenal?” Tanya Friska Ye.

“Ya, aku melihat teman SD ku yang beromong besar.” Jawab Denny Wang.

Ketika dia dan Friska Ye mengobrol, dia melihat lagi bayangan segerombolan orang yang dia kenal. Dia melihat orangtuanya, Jennie Wang, Anita, dan kerabat keluarga Wang lainnya, serta anggota keluarga Yang yang telah bangkrut.

Orang-orang ini sangat membenci Denny Wang. Jika Herry Wang, Billy Yang, dan Devian tidak menculik Friska Ye, dan tidak begitu terampil untuk menculik Monica, mereka tidak akan mungkin masih bisa berdiri di dunia ini hingga hari ini.

Sebenarnya Kenny sudah menipu mereka dengan meminta banyak uang, membuat keluarga Wang dan keluarga Yang mengalami penurunan, sekarang kedua pimpinan keluarga itu sudah mendekam di penjara, dan tidak diragukan lagi jika itu adalah bencana terburuk bagi mereka.

Ketika musuh bertemu, pandangan mereka penuh dengan amarah. Anita segera menatap Denny Wang dengan tajam.

Denny Wang berpikir untuk membeli properti keluarga Lin, dan sekarang dia merasa sedikit canggung.

“Denny Wang, kamu juga ada disini. Kamu adalah orang terkaya di China, mengapa masih saja berhemat dengan membeli barang lelangan milik perusahaan yang sudah bangkrut?” Ucap Armanto Wang sambil tertawa dan mengajak keluarganya untuk mendatangi Denny Wang, seketika memecahkan rasa canggung.

“Friska belum pernah datang ke acara lelang, aku mengantarnya kesini.”, Jawab Denny Wang.

“Dua bulan lagi kamu melahirkan kan? Sesaat sebelum melahirkan beritahu aku, aku akan mendampingimu.”, ucap Alice pada Friska Ye.

“Terima kasih, Ma. Kerjamu sangat sibuk, tidak datang mendampingiku juga tidak masalah, ada Denny Wang dan keluarga Ye yang menjagaku.”, Jawab Friska Ye.

“Bagaimana bisa? Menantu melahirkan, ibunya harus datang menemani, ini adalah bagian dari budaya. Apapun yang terjadi di kedua keluarga, budaya selamanya tidak boleh hilang. Anak yang kamu kandung adalah darah keluarga Wang, kami semua pasti akan datang.”, Jawab Alice.

“Terima kasih semua.”, Denny Wang masih sedikit terharu pada budaya yang dipegang oleh keluarga Wang.

“Kita semua adalah satu keluarga, semua halangan sudah pergi, semua hal yang tidak menyenangkan sudah berakhir.”, Ucap Alice sambil tertawa.

“Oh ya, kalian juga datang ke acara lelang, apakah tertarik pada sesuatu?”, Tanya Denny Wang sambil berpikir.

“Ya, tertarik pada sesuatu.”, Jawab Alice sambil tertawa canggung.

“Kenapa tertawa seperti itu? Bisakah katakan padaku jika tertarik pada sesuatu?”, Denny Wang menebak pemikiran mereka mungkin sama dengannya, yaitu ingin membeli properti keluarga Lin.

“Terserah mau melihat apa, semuanya adalah barang murah. Kalau ada barang yang berguna langsung saja dibeli.”, Jawab Alice sambil tertawa.

“Apa itu? Bisakah memberitahuku?”, Denny Wang ingin menetapkan harga terendah untuk pembelian properti keluarga Lin.

“Ya membeli barang yang murah. Kamu jangan tanya lagi, sedikit aneh rasanya.”, Alice mengedipkan mata pada Denny Wang.

“Barang antik?”Tanya Denny Wang.

“Jangan tanya lagi, kami mau pergi.” Alice mengedipkan matanya dengan kuat.

“Lukisan terkenal?”, Tanya Denny Wang.

“Anakku, kamu jangan bertanya lagi, kami mau pergi.”, Ucap Alice sambil mengedipkan mata dengan lebih kuat.

“Properti keluarga Lin?”, Denny Wang mengeluarkan apa yang sejak tadi dipendam olehnya.

“Bodoh, properti keluarga Lin dilelang seharga 2 milyar, bagaimana kami bisa membelinya? Kami adalah dua keluarga yang hampir bangkrut yang sedang menjual properti, mari kita lihat berapa harga yang kita dapat!!”,Paman berteriak dengan penuh kemarahan.

“…………………….”, Denny Wang dan Friska Ye bingung melihatnya.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu