Si Menantu Buta - Bab 76 Negosiasi

“Denny Wang, cepat katakan, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa di tempat rusak seperti ini bisa muncul dua orang hebat. Sumanto, Roy Li, mereka bukanlah orang yang mudah dihadapi, bagaimana kamu bisa mengenal mereka, kenapa kamu membawaku kemari?” Fredy sudah benar benar menggila, dia begitu ketakutan saat melihat sosok tinggi besar Sumanto yang tiba tiba datang kemari.

Roy Li adalah seorang petarung, dia juga memiliki begitu banyak petarung hebat dibawah kekuasannya. Sedangkan Sumanto, dia memiliki uang sangat sangat melimpah, bahkan bawahannya ada dimana mana.

Fredy hanyalah seorang kerabat yang memanfaatkan Keluarga Ye, dia sama sekali tidak berani menyinggung mereka berdua.

“Apa yang kalian teriakkkan, aku sudah mengatakan jika tidak boleh ribut, aku mau kalian semua tenang, apa kalian tidak dengar?” Sumanto dibuat kesal karena suara Fredy yang begitu mencolok telinganya, dia menyulut rokok di tangannya, wajahnya sangat suram saat menatapnya.

“...........” Fredy...............

Denny Wang duduk di kursi dengan balutan jas lengkap, bibirnya masih sempat menyunggingkan senyuman tipis.

“Sialan!” Sumanto kembali memaki Fredy, baru kemudian melihat ke arah Roy Li dan yang lainnya.

“Sumanto, jangan kamu pikir aku takut kepadamu karena kamu memiliki banyak uang, aku peringatkan, Trian Boxing Club milik kita juga tidak bisa kamu remehkan begitu saja!” Roy Li mencoba menahan ketakutan dalam dirinya, menatap Sumanto dan berteriak kepadanya.

“Haha, Trian Boxing Club kalian memang sangat hebat!” mendengar perkataannya, Sumanto melangkahkan kakinya mendekat kepada mereka.

“Kenapa, kamu ingin beradu kekuatan denganku?” Roy Li menyeringai.

Dia benar-benar tidak takut pada Sumanto, proporsi tubuhnya memang tidak terlalu tinggi, dia lebih pendek dari Denny Wang, dan tentu saja lebih pendek dari Sumanto. Tetapi ketika Sumanto berjalan di depannya, dia menatap Sumanto dengan dingin, tidak terbesit rasa takut sedikitpun di wajahnya. Saat ini sudah musim panas dan cuacanya sangat panas, ketika mereka datang untuk membantu Denny Wang, mereka semua bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek yang biasa mereka kenakan saat latihan tinju. Otot-otot di tubuh mereka tidak terlalu mencolok, tetapi terlihat penuh dengan kekuatan.

“Roy Li, hebat juga kamu, aku tidak akan berdebat denganmu.” Sumanto menyeringai, kemudian menepuk perut six pack Roy Li dengan punggung tangannya.

“Cih.....” Roy Li menyeringai.

Dia benar-benar seorang master di Kota Harayu, dia telah berlatih bela diri sejak dia masih kecil, jika Sumanto berani memprovokasi dia, bisa dijamin jika Sumanto akan jatuh ke lantai dalam hitungan menit, dan pada saat yang sama, Sumanto tidak dapat membalas serangan yang dia terima.

“Kamu, kenapa berteriak kepadaku, aku memintamu untuk tenang, apa kamu tidak mendengarnya?” Sumanto menatap petarung lain yang berdiri disamping Roy Li.

“Kenapa?” petarung itu menatap Sumanto dengan tatapan tidak terima.

“Aku peringatkan, tempat ini adalah milik Denny Wang, dan itu berarti juga milikku, kenapa kalian berbuat ribut ditempatku? Kalian mencoba merendahkanku ?” Sumanto menyulut sebatang rokok di tangannya, kedua matanya sudah memelotoi para petarung.

Mereka hanya menatap Sumanto tanpa mengatakan apapun.

“Semuanya seorang master kan? Aku dengar jika kalian ingin membunuh orang?” Sumanto kembali bertanya.

Petarung itu dan Roy Li tidak mengatakan apapun.

“Kemarilah, bunuh aku, aku mohon kepada kalian, bunuh aku!” Sumanto mengulurkan tangannya ke arah Alex Lin.

Bawahan Alex Lin menyodorkan pisau gunung kepada Sumanto.

Sumanto menyelipkannya ke salah satu petarung, kemudian menyodorkan lehernya, berkata, “lakukan, potong leherku, bunuh aku, aku mohon cepat bunuh aku.”

Saat Sumanto mengatakan itu, Denny Wang bisa melihat jelas jika keningnya sudah berkeringat.

“Aku mohon, cepat bunuh aku!” tiba tiba Sumanto berteriak.

Para petarung itu dibuat ketakutan hingga gemetaran.

“Brengsek, jika tidak berani jangan sok hebat.” Sraakkk, Sumanto mengayunkan pisaunya di wajah petarung itu.

“Brengsek, kamu berani menyentuh orangku!” Roy Li tersulut amarahnya, satu pukulan langsung melayang ke arah Sumanto.

Sumanto tahu bahwa Roy Li tidak akan membiarkan kelakukannya, dia mengatakan bahwa dia akan menghajar seseorang, maka dia akan benar benar menghajarnya, dia sudah mempersiapkan batinnya ketika memukul bawahan Roy Li, setelah memukul bawahan Roy Li, dia mundur dengan cepat, menghindari kepalan tangan Roy Li yang diayunkan kearahnya. Dan ketika pukulan Roy Li tidak mengenainya, dia melihat Sumanto, tertegun, dan ingin memukul Sumanto lagi, tapi Alex Lin bergegas dengan para anak buahnya mengeluarkan pisau gunung dan menunjuk Roy Li, “jangan mendekat dan bikin rusuh.”

“Kalian berani memukul orangku, jangan harap kalian bisa keluar dari tempat ini.” kedua mata Roy Li sudah memerah, menunjukkan sikap siap membunuh kapan saja.

“Apa yang kalian ributkan?” Denny Wang tiba tiba beranjak, tangannya mengangkat kursi yang baru saja dia duduki, melemparkannya ke arah Roy Li.

Roy Li menyadari akan hal itu langsung saja menendang kursi yang melayang ke arahnya.

Braaakkkk, kursi itu langsung terjatuh dengan bentuk yang sudah tidak beraturan.

“Apa yang kalian ributkan? Kalian orang orang penting di kota ini, apa kalian anak muda berumur 25 tahun? Apa kalian anak SMP? Siapa yang merasa hebat hadapi aku saja, aku Denny Wang akan meladeni permainan kalian!” seketika tatapan kedua mata Denny Wang menajam.

“Kamu pikir aku takut kepadamu?” Roy Li menyeringai.

“Masih ada tiga hari kompetisi akan dimulai, kamu suka bertengkar kan, aku akan meladenimu.” Denny Wang menjawab.

“Baiklah.” Tatapan kedua mata Roy Li langsung berbinar.

“Tapi kamu sudah melukai orangku, orangku Mark sudah kamu hajar, bagaimana kamu akan membereskannya?” Denny Wang bertanya.

“Dia juga sudah memukulku.” Roy Li menjawab.

“Berapa pukulan? Hanya satu saja. Lihat saja bagaimana dia sekarang ini, wajahnya bengkak. Dia orangku, tentu saja aku harus melindunginya. Kamu harus memberiku penjelasan, jika tidak jangan harap kamu bisa bertarung denganku. Bukankah kamu tidak setuju aku menggelar kompetisi di kota ini? Kalau begitu kalian orang dari Trian Boxing Club tidak usah mengikutinya.” Denny Wang menyalakan rokok di tangannya, mengatakannya dengan sangat kejam.

“Sialan, apa kamu pikir aku ingin mengikuti pertandingan itu? Aku hanya ingin menghajarmu saja, agar tidak sok hebat di kota ini.” Roy Li menjawab.

“Bagaimanapun juga kamu harus menjelaskan masalah ini kepadaku, jika tidak, pertandingan tiga hari yang akan datang aku akan menolak bertarung denganmu.” Denny Wang menegaskan.

“Kak Denny.” Mark menatap Denny Wang, tatapannya terlihat dia sangat terharu.

Dia tidak menyangka jika Denny Wang akan melindunginya sampai seperti ini.

“Penjelasan dariku?” Amarah Roy Li sudah sampai ke ubun ubun, kedua matanya melirik kesana kemari, menatap para bawahannya, entah apa yang sedang dia pikirkan.

Denny Wang hanya menatapnya dingin tanpa mengatakan apapun.

“Baiklah, aku akan mengatakannya.” Setelah berpikir sebentar, Roy Li menarik salah satu petarungnya, “aku akui jika masalah ini dimulai karena kesalahanku, orangku banyak, dan menindas orangmu yang jumlahnya lebih sedikit.”

Setelah mengatakan itu, dia mengayunkan kakinya memukul kaki petarung disampingnya, dan membuatnya tergeletak langsung di lantai.

Dia mengayunkan dua tendangan dan dia langsung tidak berdaya.

Setelah menjatuhkan salah satu petarungnya, Roy Li menatap Denny Wang dengan tatapan dingin, mengatakan, “tadi perkelahian antara aku dan bawahanmu terjadi, jika bukan karena dia yang memanas manasi suasana, maka semuanya tidak akan separah ini. Sekarang aku sudah menjelaskannya kepadamu, membantu bawahanmu untuk membalas dendan. Tapi orangmu, Sumanto sudah memukul bawahanku, bagaimana dia akan menjelaskan hal ini kepadaku?”

“Aku memang memukulnya, kenapa, ingin aku menjelaskannya kepadamu, apa kamu akan memukulku?” Sumanto menatap Roy Li dengan senyuman aneh di wajahnya.

“Orangku yang memukul orangmu sudah aku pukul balik, tapi kalian juga memukul orangku, bukankah kalian harus memberikan penjelaskan kepadaku?” Roy Li menatap Alex Lin, bawahan suamanto.

Bos sudah salah langkah, kenapa harus membawa bawahan dalam strateginya. Kekuasan Trian Boxing Club sangat besar, petarung yang mereka latih sama hebatnya dengan Roy Li. Sebelumnya Denny Wang berhasil mengalahkan Jerry, dan membuat orang Trian Boxing Club kehilangan muka mereka, yang membuat Roy Li selalu ingin membalas dendam. Baru saja Sumanto memukul orangnya, dan dia tidak akan membiarkan itu berlalu begitu saja.

Dia menendang bawahannya dua kali adalah untuk memuluskan jalan bisa mengalahkan Denny Wang diatas ring, sekaligus untuk membalaskan dendam orang yang dipukul barusan.

“Kamu pikir aku siapa? Aku adalah orang berpengaruh di Kota Harayu, tuan Sumanto tidak akan memukulku hanya untuk membuatmu puas.” Tatapan kedua mata Alex Lin sangat berbinar, sekaligus memberikan ejekan kepada Roy Li.

“Kamu harus memberikan penjelasan kepadaku.” tatapan dingin Roy Li kali ini terjatuh pada Fidel.

“Aku hanya bawahan kak Denny yang bertugas mengurus keuangan, aku melakukan banyak hal untuk kak denny, dia tidak mungkin memukulku untuk memuaskanmu.” Wajah Fidel langsung pias.

“Kalian tidak berani memukul siapapun, apa jangan jangan bawahanku sudah menerima pukulan yang sia sia?” Roy Li menatap Fredy yang berada disamping Denny Wang.

“Aku, aku bukan orangnya Denny Wang.” Fredy sudah ketakutan setengah mati.

Bagaimanapu juga dia tidak menyangka jika dialah yang ingin menghajar Denny Wang tapi malah bertemu dengan dua tuan muda paling berpengaruh di kota, dan mereka malah membuatnya menjadi kambing hitam dari masalah yang terjadi, bagaimana bisa seperti itu?

“Kalau begitu kita tidak usah berunding lagi, langsung saja.” Roy Li mengisyaratkan tatapan mata kepada bawahannya, sudah bersiap untuk menyerang.

“Sebenarnya aku bukannya tidak ingin memberikan kalian penjelasan, aku adalah menantu dari Keluarga Ye, dan dia adalah kerabat dari Keluarga Ye, tentu saja dia adalah kerabatku, aku akan menyerahkannya kepada kalian, silahkan luapkan kemarahan kalian.” Denny Wang menunjukkan senyuman licik di wajahnya, kemudian mundur kebelakang, mendorong Fredy kedepan Roy Li.

“Denny Wang, kamu.....” tubuh Fredy membeku, dia menatap Denny Wang dengan tatapan terkejut.

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu