Si Menantu Buta - Bab 276 Pengkhianatan

Mendengar kata-kata Kenny, Darius memasang wajah datar mengarahkan pistolnya ke Sumanto.

Ia mendorong pergi Tristan yang menginjak Sumanto. Tatapan matanya cuek, lalu mengarahkan pistolnya ke kepala Sumanto.

Kenny berdiri dan tersenyum menjelaskan kepada para bawahan yang berada di hadapannya. “Kalian sudah lihat kan, bukan aku yang tidak memberinya kesempatan, tetapi ia sendiri yang tidak mau. Awalnya ia bisa memperoleh seratus triliun, jika ia ingin bekerja sama dengan kita. Ia sendiri pun juga bisa menguasai pasar bisnis China bersama kita dan menjadi bos besar yang sesungguhnya. Tetapi ia lebih memilih mati, bisa disalahkan ke siapa lagi?”

“Teman, kamu sudah mau mati, apakah kamu ada kata-kata terakhir?” Darius menatap Sumanto cuek, lalu wajahnya terpasang senyuman aneh.

“Aku paling takut bunuh orang. Mari kita segera tutup telinga.” Kenny menyeringai dan berpura-pura memasang wajah takut, lalu menggunakan sepasang tangannya menutup telinga.

Terdengar suara pistol dari belakang Kenny.

Kenny langsung memasang wajah penuh nikmat, lalu pelan-pelan berbalik badan. “Darius, kamu memanglah pembunuh yang profesional. Menyuruhmu bunuh, kamu sungguh membunuhnya. Kamu memang sangat kejam.”

Setelah ia mengatakan itu, raut wajahnya seketika berubah.

Sumanto sama sekali tidak mati. Entah kapan muncul sebuah pistol emas pada tangan Sumanto dan Darius telah menerima tembakan, sehingga ia terjatuh di lantai.

“Sialan! Kamu ingin membunuhku? Kamu pergi mati dulu!” Sumanto segera meletakkan pistol di bagian bawah tubuh Kenny.

Raut wajah Kenny berubah dan langsung mengangkat sepasang tangannya keatas.

Sumanto terus menodong bagian bawah tubuh Kenny dengan pistol, lalu terbangkit kembali dengan cepat. Ia segera mengalungkan tangannya pada leher Kenny, agar melindungi dirinya dari serangan sebrang dengan tubuh Kenny, lalu ia meletakkan pistol diatas pelipis Kenny.

“Teman, mari bicara baik-baik. Sebenarnya aku tadi tidak ingin membunuhmu, aku hanya ingin menakutimu.” Wajah Kenny menjadi pucat dan bermohon kepada Sumanto dengan suara pelan.

“Jangan banyak cakap, bajingan.” Sumanto menggunakan pistol emas menodong keras pelipis Kenny.

“Hati-hati benar-benar tertembak.” ujar Kenny dengan tatapan mata yang ketakutan.

“Sumanto, segera lepaskan Tuan Kenny. Disini penuh dengan orang-orang kita, kamu tidak mungkin bisa kabur.” ujar Lexy sambil mengarahkan pistol ke Sumanto.

“Lexy, bukankah kamu adalah dewa penembak? Segera tembak ia hingga mati.” ujar Kenny yang memucat.

“Sialan, kalau aku mati, aku juga harus menarikmu bersama denganku.” Sumanto segera menyembunyikan pistolnya di belakang kepala Kenny.

“Tuan Kenny, aku tidak dapat menembak.” Lexy mengerutkan dahinya dalam.

“Sumanto, lebih baik kamu segera lepaskan aku. Jika kamu tidak melukai diriku, aku boleh memaafkan kelakuanmu. Aku beri tahu kamu, kamu dan Denny tidak dapat melawan kita. Jacob yang awalnya dibayar oleh Denny, merupakan anggota Keluarga Sorlokk alias keluarga kejahatan terbesar di luar negeri. Tuan Muda Ning dan Keluarga Sorlokk menjalin hubungan kerja sama. Ia sudah menyuruh Keluarga Sorlokk untuk mengurung Jacob, sehingga tidak ada orang lagi yang bisa membantu kalian. Kamu bekerja sama dengan kita, berarti menyisakan jalan hidup terakhir untukmu. Kalau menantang kita, berarti kamu mencari mati.” ujar Kenny sambil gemetar.

“Bajingan, jangan banyak cakap denganku!” Sumanto masih mengalungkan lengannya erat pada leher Kenny, lalu menarik Kenny berjalan melalui pintu belakang. Ia terus melihat kearah Fristy yang terdiam disana, lalu menggunakan pistol menunjuk Fristy. “Kita sudah aman. Ayo pergi bersama denganku.”

“Aku?” Fristy menggunakan jarinya menunjuk dirinya sendiri dengan terkejut.

“Benar, mengapa kamu masih diam disana dan tidak pergi bersamaku? Sekumpulan orang itu sudah gila. Kalau ada sesuatu yang terjadi pada diriku, ia pasti tidak akan melepaskanmu.” Darah terus mengalir pada wajah Sumanto dan keningnya penuh dengan keringat.

“........” Fristy menatap Kenny tak berdaya.

Kenny memberi kode kepada Fristy melalui tatapan.

“Baik, aku akan pergi bersamamu.” Fristy mengangguk.

Fristy dengan cepat berjalan ke samping Sumanto. Melihat Sumanto terus mengalungkan tangan Kenny dengan erat, ia sama sekali tidak berani merebut pistol Sumanto. Ia takut Sumanto akan langsung menembak Kenny hingga mati.

Sumanto membawa Fristy terus mundur ke pintu belakang. Sekelompok bawahan Kenny juga pelan-pelan berjalan mendekati Sumanto. Puluhan pistol terus mengarah ke Sumanto.

“Sialan! Letakkan semua pistol kalian!” Sumanto berteriak kencang, lalu tiba-tiba mengangkat pistol dan menembak kearah atap.

Setelah peluru pistol Sumanto tertembak kearah pipa baja, seketika terdengar suara meletup.

Bawahan Kenny terkejut dan langsung berjongkok di lantai. Kenny pun juga ketakutan, sehingga tubuhnya terus gemetar.

“Segera letakkan pistolnya!” teriak Sumanto.

“Sialan! Segera letakkan pistolnya!” Kenny juga berteriak kencang.

Setelah mendengar perintah Kenny, Lexy mereka akhirnya meletakkan pistol dengan perasaan tidak puas.

“Tendang semua pistol ke samping.” ujar Sumanto.

Lexy, Farzan, Tristan dan Kawada mereka menendang semua pistol mereka.

“Mundur, terus mundur hingga pintu sana.” ujar Sumanto.

Lexy, Farzan, Darius dan Kawada mereka terus mundur hingga pintu masuk bar.

“Sialan!” Sumanto memukul keras kepala Kenny dan menarik tangan Fristy langsung pergi.

Melihat Sumanto dan Fristy pergi, Lexy dan Farzan mereka langsung berlari. Ada orang yang mengambil kembali pistol mereka dan juga ada orang yang pergi memeriksa luka pada kepala Kenny.

Sejak kecil hingga besar, ini adalah kali pertama Kenny dipukul. Ia menggunakan tangannya menyentuh darah yang mengalir pada kepalanya, seketika marah besar hingga wajah terlihat buruk.

“Segera tangkaplah ia. Aku mau membunuhnya dengan tanganku sendiri.” ujar Kenny dengan kejam.

“Baik.” Lexy segera membawa bawahannya kejar keluar.

Setelah Sumanto membawa Fristy kabur dari bar, ia menarik Frsity berlari dengan cepat, sehingga deru nafasnya memacu.

Pintu belakang bar adalah sebuah gang gelap, penerangannya sangatlah minim.

“Aku tidak kuat lari lagi.” Fristy mengikuti Sumanto berlari sebanyak ratusan meter. Ia langsung berjongkok di lantai, sambil menarik nafas.

“Bangunlah, aku akan menggendongmu.” Sumanto mengelap darah segar yang ada di wajahnya.

“Tidak bisa. Aku sungguh tidak ingin berlari lagi, kamu lari saja sendiri.” Fristy menggelengkan kepalanya pelan.

“Apakah kamu suka Denny?” Sumanto berpikir sesaat dan bertanya kepada Fristy.

“Untuk apa kamu menanyakan hal itu?” tanya Fristy sambil mengerutkan dahinya.

Sumanto tidak mengetahui hubungan antar Denny dan Fristy. Denny membawa Friska bertemu dengan Fristy saat ia mencari masalah dengan Jennie dan Sumanto sama sekali tidak mengetahui hal itu. Ia hanya mengira bahwa Fristy adalah artis yang terkenal, dulu tidak pernah kenal dengan Denny.

“Hari itu aku tidak mabuk, aku melihat dirimu dan Denny sangat dekat. Aku bisa melihat bahwa kamu menyukai Denny.” ujar Sumanto.

“Oh.” ujar Fristy.

“Ambillah pistol ini dan segera pergi. Jika mereka mengejar dirimu, kamu bisa melindungi dirimu dengan pistol ini. Aku akan mengalihkan mereka, kamu segera pergilah.” ujar Sumanto.

Fristy terkejut sambil menerima pistol pemberian Sumanto.

“Segera pergilah.” Sumanto mendengar ada suara langkah kaki yang mendekat dan hatinya merasa sangat gugup.

“Maafkan aku.” Fristy tiba-tiba mengangkat pistolnya dan mengarahkannya ke Sumanto.

“Apa yang kamu lakukan?” Sumanto terkejut.

“Sebenarnya aku adalah orang Kenny. Aku lah yang membawa Kenny kesini.” ujar Fristy dengan wajah tanpa ekspresi, sambil menunjuk Sumanto dengan pistol.

Tatapan Sumanto kepada Fristy menjadi sangat rumit.

Setelah menunggu Kenny dan bawahannya menemukan Sumanto, melihat Fristy sedang mengarahkan pistol ke Sumanto, ia tertawa, lalu mengambil alih pistol emas dari tangan Fristy dan mengayunkan pistol, sehingga Sumanto terjatuh di lantai.

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu