Si Menantu Buta - Bab 156 Pengorbanan Friska Ye

“di dalam sini totalnya ada enam belas buah kartu, totalnya kira-kira ada seratus triliun lebih. Passwordnya ulang tahun Friska, silahkan kalau anda ingin membeli sesuatu” Denny Wang menghela napas dengan pelan, meletakkan tempat kartu yang tebal di hadapan Gissel Chen.

“kamu betulan mau memberikan ini kepadaku?” Gissel Chen terkejut.

“betulan.” Denny Wang menganggukan kepala dengan pelan.

“aduh begini mana enak.....” Gissel Chen tertawa cekikikan.

Melihat Gissel Chen tidak bisa menahan tawanya, Denny Wang tidak tahu harus berkata apa, hanya menggelengkan kepala dengan pasrah, memutar badannya ingin pergi.

“Denny Wang, kamu betulan mau pulang ke kota Kimraden?” Gissel Chen menahan Denny Wang.

“betulan.” Denny Wang memutar badannya, tidak bisa menahan untuk melihat keatas.

“kapan pulangnya?” tanya Gissel Chen.

“tidak tahu.” Kata Denny Wang.

“mana boleh tidak tahu? Kamu tidak tahu kapan pulangnya, anak kami Friska bagaimana?” tanya Gissel Chen.

“aku tidak tahu.” Kata Denny Wang.

“kamu bukannya marah dengan Friska kan?” Gissel Chen bertanya dengan hati-hati.

“tidak.” Kata Denny Wang.

“mendingan kamu duduk sebentar, biar mama mengobrol sedikit denganmu.” Gissel Chen bicara setelah berpikir.

“baik.” Denny Wang duduk.

Sambil melihat Denny Wang, Gissel Chen mengerutkan alis dan mempertimbangkan selama beberapa detik, lalu bicara ke Denny Wang sambil senyum, “kamu dan Friska masih muda, masih belum tahu bagaimana hidup bersama baik-baik. Namanya anak muda, bertengkar itu sangat wajar. Selama satu orang mundur selangkah, kesalahpahaman apapun pasti akan beres.”

“ayah mertuamu itu mengecewakan, bertahun-tahun tidak menghasilkan apapun, masalah besar dan kecil di rumah ini aku yang urus. Terkadang aku menegurnya, apa kamu pernah lihat dia marah? Aku tahu kamu lebih kompeten daripada Friska, tapi tetap saja kamu lebih tua dari Friska dua tahun, kalau harus mengalah ya mengalah saja sedikit.”

“mama bukannya pilih kasih loh, tapi ini demi kalian berdua, kamu paham kan?” kata Gissel Chen.

“terima kasih atas niat baiknya ma.” Kata Denny Wang.

“mama juga bukannya ingin menghabiskan uangmu ini, standar hidup mama biasa, kamu bukannya tidak tahu, baju seharga dua juta saja belinya maksa, yang diatas dua puluh juta tidak tega belinya. Lagipula di keluarga Ye mama juga lumayan kaya, uang jajan setahun tidak sedikit, menginginkan uangmu sama sekali bukan demi menghamburkan uang, tapi membantu kalian menyimpan uang.”

“mama takut kalian tidak bisa hidup, kamu dan Friska dari kecil tidak pernah hidup susah, kalau ada uang ditangan akan hambur. Kalian berdua tidak ada apa-apa, tapi harus memikirkan anak kalian di masa depan kan?” kata Gissel Chen.

“iya, ma.” Kata Denny Wang.

“kalian berdua biasanya baik-baik, tidak disangka kalian berdua bisa marah. Kamu pasti belum makan kan, mama buatkan kamu beberapa makanan kecil.” Kata Gissel Chen.

“ma, tidak usah repot-repot, aku sudah memesan pesawat untuk malam ini, sebentar lagi sudah mau pergi.” Kata Denny Wang.

“asal makan sedikit saja, habis makan baru pergi.” Gissel Chen mengotot.

“baik.” Kata Denny Wang.

Gissel Chen pergi ke dapur untuk membuatkan Denny Wang makanan, Denny Wang duduk terus di sofa sambil melamun. Kalau berdasarkan sifat dia biasanya, dipukul tanpa sebab oleh seorang perempuan, dan lagi seperti orang gila memukul sambil mengejarnya, dari awal sudah dia masukkan ke blacklist di hatinya.”

Tapi perempuan ini berbeda, adalah istri yang sudah menikah dengannya dua tahun.

Walaupun Friska Ye memukulnya, tapi di dalam hatinya tetap ada Friska Ye.

Apalagi setelah Dome, Mario, Mark dan Gissel Chen menasehatinya, dia makin ada maksud untuk berbaikan dengan Friska Ye.

Tapi kalau dia langsung minta maaf ke Friska Ye, akan sedikit melukai harga dirinya. Masalah ini pasti bukan salahnya, dia harus jual mahal sedikit. Kalau sebelumnya Friska Ye meneleponnya beberapa kali lagi, bicara yang bagus-bagus, dia pasti juga memaafkan Friska Ye. Atau sekarang Friska Ye keluar untuk minta maaf padanya, dia juga akan memaafkan Friska Ye.

Dia menetap di kediaman keluarga Ye menunggu Gissel Chen masak, juga ingin mencari jalan keluar untuk dirinya sendiri. Pokoknya kalau Friska Ye minta maaf, dia bisa langsung tidak mempermasalahkan apapun lagi.

Dan dia sudah menunggu Friska Ye selama dua puluh menit, Friska Ye tidak mencarinya.

Perlahan, hatinya mulai marah lagi.

Lebih baik sudahi begitu saja lah.

Kembali ke kota Kimraden, lain kali juga tidak usah kembali lagi. Semua uangnya sudah dia serahkan ke Gissel Chen, Friska Ye juga sudah menahan-nahan menemaninya selama dua tahun penuh, dia sudah membayar budi baik ini, lain kali sudah tidak berhutang pada Friska Ye lagi.

“Denny Wang, mama tidak terlalu bisa masak, hanya membuatkanmu sedikit bubur, menggoreng dua telur, makanlah selagi panas.” Gissel Chen mengangkat makanan yang sudah matang dan berjalan kemari sambil bicara.

“tidak jadi makan deh, ma.” Denny Wang memutuskan untuk langsung pergi.

“kamu sudah di rumah kami dua tahun, juga tidak membuatkan makanan untukmu, beri sedikit muka untuk mama, cobalah buatan tangan mama.” Kata Gissel Chen.

“baik.” Denny Wang sangat tersentuh oleh perlakuan Gissel Chen.

Melihat sekilas ke lantai atas, Friska Ye masih tidak muncul juga.

Sambil menyendok bubur, Denny Wang mencoba bubur yang dimasak Gissel Chen.

Perlahan, raut wajahnya memburuk, memaksa menelan buburnya. Lalu mencoba lagi dua suap telur gorengnya, dia merasakan tidak enak yang tidak bisa dibilang.

Dia berani bilang bubur yang dimasak Gissel Chen, adalah makanan yang paling tidak enak yang pernah dia makan seumur hidupnya, benar-benar seperti muntahan orang lain.

Perasaan itu tidak perlu dibahas lagi, karena akan semakin membuat geli.

Lebih baik dia tidak makan malam.

“ini bubur pertama yang mama masak untuk orang, kamu jangan perhitungan ya.” Gissel Chen bicara dengn hati-hati.

“ini pertama kalinya mama masak bubur? Ma, di dalam bubur ini ada rasa kosmetik yang pekat, sebelum masak bubur kenapa tidak cuci tangan dulu? Lalu bubur yang lembek ini, kenapa warna buburnya aneh begini?” walaupun biasanya Denny Wang lebih sopan lagi, sering mengalah dengan Gissel Chen pun, tetap saja dia agak marah.

“pertama kali masak bubur, kamu jangan perhitungan ya.” Gissel Chen bicara dengan malu.

“kalau begitu dulu siapa yang masak bubur untukku? Ayah mertua kah?” tanya Denny Wang.

Dia masih ingat selama dua tahun ini di keluarga Ye, sering ada orang yang masak bubur untuknya, sama sekali bertolak belakang dengan bubur yang dimasak Gissel Chen.

“Friska yang memasaknya untukmu.” Kata Gissel Chen.

“Friska?” Denny Wang melihat dia dengan kaget.

“iya, dulu saat kamu di keluarga Ye matamu tidak bagus dan saat bersedih, setiap kali kamu minum Friska akan memasak bubur untukmu. Kamu yang saat itu emosinya besar, Friska juga tidak berani mendekatimu. Melihatmu mabuk, dia mengelap wajahmu dengan handuk dan meletakkan buburnya di kamarmu, dia takut perutmu rusak karena minum.” Kata Gissel Chen.

“kamu kira selama dua tahun kamu di keluarga Ye, aku dan ayah mertuamu tidak baik padamu, Friska juga tidak baik padamu? Dari seluruh keluarga Ye, yang paling baik kepadamu adalah Friska. Walaupun keluarga Ye kami tidak sekaya keluargamu, kehidupannya juga lumayan. Memasak, pekerjaan rumah, mana pernah melakukan hal seperti itu?”

“dia memang tidak pernah bilang padamu, tapi bajumu selama dua tahun ini semuanya dia yang cuci, makananmu semuanya dia yang buatkan. Ada juga kamarmu, dia juga yang membereskannya untukmu. Kalau tidak dari awal kamarmu sudah jadi kandang babi, mana bisa ditinggali orang? Dulu saat matamu tidak bisa melihat, pasti kiranya keluarga kami sangat banyak orang kan?”

“sebenarnya keluarga kami hanya ada kami bertiga, dulu kami punya pelayan, pelayan itu mencampuri urusan keluarga Ye kami terus, sebelum kamu datang Friska takut pelayan itu sembarangan bicara dan membuatmu sedih, dia memecat pelayannya. Makanya aku bilang kalau marah kamu mengalah sedikit lah padanya, kebaikan dia padamu, kamu seumur hidup tidak akan bisa membayarnya.”

“kamu boleh membenci siapapun di keluarga Ye, tapi selamanya kamu tidak boleh benci Friska!”

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu