Si Menantu Buta - Bab 6 Memberi Sumanto Pelajaran

Denny Wang membeli setelan jas seharga 140 juta agar bisa membuat dirinya bergaya, tidak dihentikan oleh satpam di pintu masuk, tidak direndahkan oleh pelayan, dan bisa masuk ke dalam perjamuan dengan mulus, dia bahkan mendapatkan sikap hormat dari mereka para orang kaya lainnya, bisa berbincang sepadan bersama mereka. Mengenai mengatakan jika Neysia semalam hanya berharga 1 juta saja, itu Neysia lah yang mencari masalah kepadanya, kebetulan bisa dia manfaatkan, memanfaatkannya untuk menarik perhatian semua orang di perjamuan.

Memberinya jam tangan, memberi salah satu perempuan mobil Audy, bersikap selayaknya orang kaya, membuat mereka semua muncul rasa penasaran terhadap dirinya, mengajukan pertanyaan tidak henti hentinya hingga rasa penasaran mereka semakin tidak terbendung.

Sekarang dia sudah menarik perhatian Sumanto, semua orang mengira jika dia akan tamat. Karena Sumanto bukanlah orang yang mudah saat sudah diprovokasi, dia sudah sangat berkuasa sejak kecil, ayahnya adalah orang pertama di kota Harayu, tidak menganggap siapapun berarti. Tidak menyukai siapapun dan sangat mudah memaki, tinjuan menjadi andalannya, dia keluar masuk penjara puluhan kali, Keluarga Han membantunya memberikan kompensasi yang begitu banyak untuk mereka para korban, tapi kekayaan keluarga mereka bertriliun triliun, uang sekecil itu bagi mereka tidak ada apa apanya.

Aura menakutkan terpancar dari seluruh tubuhnya seperti wabah saja yang membuat dirinya selalu dihindari di setiap kakinya melangkah.

Ekspresi di wajah Neysia dan Fidel semakin lama semakin terlihat sumringah.

Sedangkan Sumanto berjalan mendekat kepada Denny Wang berdiri tanpa memandang orang lainnya, wajahnya terlihat sangat tidak bersahabat, “sekarang aku adalah partner bisnismu, proyek apa, katakan.”

“Baiklah, ikutlah denganku ke dalam ruangan untuk membicarakannya.” Denny Wang tersenyum tipis.

Setelah mendengar perkataan Denny Wang, Sumanto tersenyum, menghisap rokok yang terjepit di sela sela jarinya, kemudian tangan yang lain dia gunakan untuk mengeluarkan dompet, mengambil uang pecahan ratusan ribu, meremasnya dan melemparkannya ke depan wajah Denny Wang.

“Penipu investasi, kamu ingin orang kaya seperti kita berinvestasi untukmu, membantumu mendapatkan uang? Kamu juga tidak lihat siapa dirimu, kamu bahkan ingin masuk ke dalam ruangan untuk berbincang denganku, hak apa yang kamu miliki? Ini uang untuk ongkos taximu, pergilah, jangan sampai aku melihatmu lagi.”

Neysia menutup mulutnya tertawa, Fidel juga turut kesal hingga mengepalkan kedua tangannya erat.

Ternyata tuan muda dari kota Harayu memang berbeda, dia menggunakan uang untuk memberinya pelajaran!

“Tuan Sumanto, bukankah kamu sudah terlalu boros? 100 ribu juga uang, jangan membuangnya jika tidak menginginkannya.” Denny Wang tidak terlihat marah, dia tersenyum sambil mengambil uang yang terjatuh di lantai.

“Aku minta kamu bersujud mengambilnya, apa kamu tidak dengar? Bersujud!” Sumanto berteriak keras.

Neysia dibuat ketakutan hingga raganya seperti meninggalkan tubuhnya, ekspresi di wajah Fidel mulai terlihat serius.

“Penipu investasi, apa kamu tau arti orang itu di mata orang kaya? Kamu bahkan tidak jauh lebih baik dibandingkan pengemis di luar sana. Mereka sangat senang saat diberi uang, kalian begitu serakah, dari satu investor saja kalian bisa mendapatkan miliyaran, dan ada 5 orang kaleng kaleng dari 10 investor, kalian mengatas namakan investasi dari uang kita, tapi sebenarnya kalian hanya menipu uang kita. Empat yang lainnya sampah, uang keluar begitu saja tanpa bisa mendapatkan keuntungan.” Sumanto berkata geram.

“Tapi maaf, aku adalah orang yang terakhir, orang terakhir dari 10 penarik investor yang bisa membantumu mendapatkan uang.” Denny Wang masih bisa berkata dengan tersenyum.

“Masih belum pergi, kamu tidak akan berlutut? Hah?” Sumanto semakin geram, dia kembali mengeluarkan uang dari dalam dompetnya.

Denny Wang memiliki firasat jika Sumanto akan memukulnya menggunakan uang lagi. Uangnya memang sangat ringan, jika diremas dan dilemparkan ke wajahnya tidak akan terasa sakit, hanya saja sedikit menusuk.

Tapi bagaimana dia bisa diam saja dan membiarkan Sumanto memukulinya?

Mengenai status dan kedudukan, Sumanto bahkan jauh dari status yang dia miliki, dulu dia adalah salah satu tuan muda dari empat keluarga di kota Kimraden, kekayaannya bahkan jauh lebih berpuluh puluh kali lipat dibandingkan dengan Keluarga Han.

Dia tidak memperdulikan Sumanto, melangkahkan kakinya menuju ke ruangan paling ujung.

“Pengemis saja sampai ada di perjamuan kita, angkuh sekali masih mengenakan kaca mata hitam, aku akan memberikan pelajaran kepadanya.” Sumanto menyeringai, mendorong dua perempuan disampingnya, berjalan mengikuti Denny Wang masuk ke dalam ruangan.

“Tuan Sumanto, semangat, kamu harus menghabisinya.” Fidel mengatakan.

“Kamu bahkan tidak jauh lebih baik darinya, dia lebih serakah dibandingkan denganmu, dia bahkan tidak tertarik terhadap 20 miliyar, tapi kamu bahkan tidak bisa mendapatkan investasi hanya senilai 2 miliyar. Kamu tidak berguna, hak apa yang kamu miliki untuk berbincang denganku? Setelah aku menyelesaikannya, aku akan keluar untuk menghabisimu.” Kedua mata Sumanto sudah memerah, dia mengarahkan telunjuknya pada Fidel.

Seketika wajah Fidel langsung memucat....

Neysia menutup mulutnya melanjutkan tawanya.

Denny Wang sudah masuk ke dalam ruang pribadi, tidak lama kemudian Sumanto juga turut mengikutinya masuk ke dalam, sekaligus menutup pintu ruangan.

“Katakan, bagaimana kamu ingin mati?” Kedua mata Sumanto sudah memerah, dia menyunggingkan senyum kejam.

“Kamu sungguh tidak ingin mendengar proyek yang aku kerjakan?” Denny Wang menatapnya, tersenyum.

“Omong kosong!” Sumanto berteriak, melangkahkan kakinya maju ke depan Denny Wang berdiri.

“Anjing gila.” Denny Wang mengangkat kakinya yang mengenai dada Sumanto.

Mengenai perkelahian, Denny Wang tidak takut akan siapapun di kota Kimraden, orang orang kaya sangat takut jika putra putri mereka diculik, jadi sejak kecil mereka sudah dilatih ilmu bela diri, dan mendalaminya. Setelah pergi ke luar negeri, Denny Wang bahkan tertarik pada tinju dan pertarungan barat, sebelumnya demi untuk mencoba kemampuannya, dia bahkan pergi ke kota Bubois untuk mengikuti pertandingan K-1, dan mendapatkan juara.

Bagaimana mungkin Sumanto itu tandingannya?

Dia tidak sempat menghindar, ditendang begitu saja di bagian dadanya, dan membuatnya terpental ke belakang, bahkan sampai menimbulkan suara keras di pintu, hampir saja dia ditendang keluar ruangan oleh Denny Wang.

Sejak kecil Sumanto hidup di keluarga kaya dan berkekuasaan, biasanya dialah yang memukuli orang, kapan dia pernah mendapat pukulan? Dia menatap Denny Wang yang masih menunjukkan sikap sangat tenang membuatnya tercengang, menahan rasa sakit di dadanya untuk beberapa saat, kemudian setelah itu memaki Denny Wang keras.

Anjing gila ini, Denny Wang tau jelas jika ingin membuat anjing segila dirinya menganggapnya, maka tidak boleh membiarkan dia melakukan semua yang dia inginkan.

Dia juga tidak sungkan sungkan, dia mengayunkan kakinya kembali ke lutut Sumanto, membuatnya kembali terjatuh, dan sepatu kulitnya kembali dia ayunkan ke tulang rusuknya.

Tulang rusuk adalah bagian terlemah dari tujuh bagian tubuh manusia, jika sampai terkena pukulan, maka rasanya sakit setengah mati. Denny Wang adalah orang yang berlatih bela diri sebelumnya, tendangannya benar benar tepat sasaran dan kuat, menghantam ke ulu hati Sumanto, bahkan sampai membuatnya sesak nafas karena kesakitan.

“Kamu berani menggunakan uang untuk menghadangku? Jika dibandingkan denganku, kamu bukanlah apa apa. Kamu bahkan masih berani berbuat sombong di depanku, keluarga kalian juga orang kaya kelas tiga, kamu berasal dari keluarga terpandang, apa orang tuamulah yang mengajarkan sikap kurang ajarmu ini?” Denny Wang menatapnya, menyeringai.

“Sialan....” Sumanto masih tidak terima, dia mulai beranjak menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya, ingin mengayunkan tinjunya kepada Denny Wang.

Denny Wang langsung menghindar, bahkan berhasil meraih kepala Sumanto, saat dia akan mengayunkan tangannya memukul Denny Wang, Denny Wang meletakkan tangannya terlebih dahulu di sela leher Sumanto, dan tangan lainnya dia gunakan untuk menahan pergelangan tangannya, membuat Sumanto sesak nafas dan tidak berkutik.

“........” Sumanto merasa kesakitan setengah mati, tubuhnya tidak memiliki tenaga lagi, dia masih geram, mencoba untuk memukul Denny Wang, tapi entah bagaimana dia berusaha, dia tidak berhasil mendaratkan satu pukulan pun ke tubuhnya.

Belasan detik kemudian, dia merasa ketakutan akan kematian, dalam hatinya muncul rasa takut, menepuk tubuh Denny Wang dengan kuat.

“Puas?” Denny Wang tidak menunjukkan ekspresi apapun di wajahnya.

“..........” Sumanto kembali menepuk tubuh Denny Wang.

“Aku tidak bisa merasakan ketulusanmu.” Denny Wang menjawab.

“..............” Kali ini dia mengelus tubuh Denny Wang.

Setelah itu dia baru melepaskan Sumanto, membuatnya terkapar di atas lantai, menarik napas kuat kuat selagi bebas.

“Baru bertemu saja sudah mengancam ingin membunuhku, orang seperti kalian ini sudah terlalu dimanjakan oleh orang tua kalian. Aku baik baik saja saat ditindas olehmu, bagaimana jika itu orang lain?” Denny Wang berbalik badan membuka botol anggur di atas meja, menuangkannya sebanyak setengah gelas lebih, membalikkan badannya kembali menatap Sumanto dengan menggoyang goyangkan gelas di tangannya.

Wajah Sumanto terlihat menyedihkan terkapar di atas lantai tanpa mengatakan apapun.

“Tidak terdengar apapun dari dalam ruangan, apa orang itu sudah dihabisi oleh tuan Sumanto?” Di luar ruangan, semua orang menatap ke dalam ruangan, tidak berani mendekat.

“Sial sekali nasibnya, dia malah sampai memprovokasi tuan Sumanto, siapa si yang tidak tau dirinya di kota Harayu ini, dia adalah anjing gila.”

“Jika dia tidak mati, tuan Sumanto pasti sudah memukulinya habis habisan, dia tidak akan bisa bergaul lagi di kota Harayu....” Ada orang yang sedikit menyayangkan.

“Bagus!” Neysia dan Fidel mengatakan hal yang sama.

Novel Terkait

Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu