Si Menantu Buta - Bab 122 Curahan Hati Antar Guru dan Murid

Brigitta sungguh seorang wanita pemikat. Saat ia berbaring di sebelah Brigitta, ia hampir tidak tahan lagi dengan godaan Brigitta.

Wanita tersebut langsung memeluknya dan mencium bibirnya.

Lalu berguling beberapa kali di ranjang dan duduk di pangkuannya.

"Aku benar-benar merasa sedikit suka padamu." Brigitta terlihat sedikit bergairah. Ia pun membuka kancing kemeja Denny.

"Padahal wajahku sudah dilukai oleh Mario dan sekarang terlihat sangat jelek. Kamu masih menyukaiku? Dilihat dari penampilan, aku hampir sama dengan putra kedua dari Keluarga Yang. Selain menghasilkan uang, aku tidak memiliki kemampuan lain. Kamu suka aku membantumu untuk menghasilkan uang kan." Denny juga sudah cukup dekat dengan Brigitta, ia pun langsung mengatakannya secara blak-blakan.

"Setelah melihat pertandingan tinjumu, aku pun suka kepadamu. Billy si sampah itu, bagaimana mungkin bisa dibandingkan denganmu? Hanya kamulah seorang pria sejati." Brigitta berkata sambil melihat Denny dengan menggunakan tatapan serius.

"Apakah kamu suka dengan jiwa maskulinku?" Denny bertanya.

"Iya dan otot-otot kamu yang menonjol itu." Brigitta berkata sambil tertawa.

Dengan cepat kemeja Denny pun terlepas oleh Brigitta. Ia membungkuk badannya sendiri untuk mencium Denny. Denny pun merasa sangat panik dan segera memiringkan kepalanya.

Ia hanya pura-pura bermain dengan Brigitta, ia sama sekali tidak ingin kehilangan keperjakaannya.

Meskipun wanita itu baik, tetapi ia harus bisa menahannya.

Ia tidak percaya bahwa wanita seperti Brigitta akan baik terhadapnya. Mereka berdua hanya memiliki hubungan untuk saling memperoleh keuntungan pribadi. Hanya Friska lah orang yang terbaik kepadanya.

Ia tidak berani menyakiti hati Friska.

Ia juga takut jika Friska akan membunuhnya jika ia mengetahui masalah ini.

"Kamu sedang menghindar apa?" Brigitta tampak sedikit kesal.

"Aku masih belum mandi." Denny berkata.

"Boleh juga, mari kita mandi bersama." Brigitta berkata.

Denny tidak ingin terjadi sesuatu dengan Brigitta. Mandi hanyalah cara untuk mengulur waktu. Melihat Brigitta yang ingin mandi bersamanya, ia berteriak dalam hati 'buruk'. Cara ini sama sekali tidak ada gunanya.

"Aku punya sebuah pertanyaan, tolong jawab dengan serius." Denny berkata.

"Apakah itu?" Brigitta mengikat rambut pendeknya yang segar itu. Terlihat seperti seorang gadis muda.

"Kamu pernah melakukannya dengan berapa banyak lelaki?" Denny bertanya.

"Mengapa harus menanyakan hal seperti ini?" Brigitta mengerutkan dahinya.

"Ini adalah pertama kaliku." Denny berkata.

"......" Brigitta membelalak matanya.

"Jika kamu melakukan sesuatu kepadaku, maka kamu harus bertanggung jawab." Denny berkata dengan kasihan seperti menantu yang ditindas.

"......" Tatapan Brigitta pun menjadi kosong.

Denny tidak hanya ahli dalam operasi dan manajemen perdagangan bisnis. Tetapi ia juga ahli dalam bernegosiasi. Ia seringkali menusuk lawan dengan menggunakan satu kalimatnya. Sehingga lawannya harus mengakui kekalahannya.

Seketika kata-katanya pun meredam suasana hati Brigitta.

Ia sudah mau bertunangan dengan putra kedua dari Keluarga Yang dan akan menikah ke Keluarga Yang. Meskipun Denny baik, tetapi ia tidak punya dukungan kuat seperti Keluarga Wang, tidak pantas untuknya membuang putra kedua dari Keluarga Yang dalam mempertaruhkan seumur hidupnya.

Mereka semua telah dewasa. Tanggung jawab, lelucon macam apa itu?

Ia hanya tertarik dengan bentuk tubuh Denny yang kekar itu dan keambisian Denny dalam perbisnisan. Kelebihan yang tidak dimiliki oleh Billy.

Ia selalu bermain dengan sangat terbuka.

Hanya ingin memilikinya, tanpa peduli terhadap hubungan yang berlangsung hingga akhirat.

"Beri tahu kepadamu sebuah rahasia. Sebenarnya aku dan Friska adalah sepasang suami istri yang tidak dijalankan secara sungguh-sungguh. Ini adalah pertama kaliku. Hingga sekarang, kita masih berada dalam hubungan saling menghormati. Jika terjadi sesuatu diantara kita, aku harap kamu bisa setia kepadaku. Aku tidak ingin wanitaku disentuh orang lain. Jika kamu yakin menjadi wanitaku, baru temuilah lagi diriku." Denny menghela napas pelan dan berdiri dari tempat tidur.

"Malam ini sangatlah menyenangkan. Terima kasih telah memberiku malam yang menakjubkan. Jika kamu masih membutuhkanku untuk melakukan sesuatu. Kamu boleh temui aku untuk kapanpun itu."

"Tetapi untuk masalah pria dan wanita, aku ingin menjauh dikit."

Seketika topik yang dibahas Denny, membuat suasana di dalam ruangan menjadi sangat serius. Brigitta pun merasa sangat canggung.

Saat punggung sosok kesepian Denny berhadapan dengan Brigitta, rasa bersalah pun muncul dari dalam hati Brigitta.

Ternyata ini adalah pertama kalinya.

Pria yang sudah begitu dewasa...

"Aku pergi terlebih dahulu. Aku akan tidak akan membocorkan masalah malam ini." Denny merapikan pakaiannya sambil membuka pintu.

Hera yang berdiri dihadapannya sedang merasa ragu, apakah ia harus mengetuk pintu atau tidak.

Tatapan Denny melihat Hera tampak sedikit terkejut. Brigitta pun segera menutup dirinya sendiri dengan selimut.

Hera adalah cucunya Dome, dibawa bersama dari Provinsi Elken. Denny baru saja berguru dengan Dome. Gadis ini berusia dua puluh tahun. Penampilannya yang cantik dan selalu memakai setelan olahraga dengan rambut panjangnya yang terkepang.

"Mengapa kamu berada disini?" Denny bertanya.

"Kakek menyuruhku untuk bekerja di perusahaanmu. Aku tidak begitu suka bekerja di dalam perusahaan. Kakek bilang aku tidak boleh mengambil uangmu begitu saja. Maka ia pun menyuruhku untuk menjadi pengawalmu. Daritadi aku telah mengikutimu secara diam-diam, tidak tahu apakah aku boleh mengganggumu." Hera berkata.

"Oh." Denny berkata.

"Pengawalmu cukup cantik dan juga sangat menarik." Brigitta pun tertarik kepada Hera.

Ia mempunyai kepribadian yang polos, bagaikan seni lukis bergaya kuno yang sama sekali tidak ternodai.

"Ayo pergi." Denny tidak banyak berkata dan membawa Hera meninggalkan tempat ini.

Kebetulan malam ini ia ingin pergi ke tempat Dome. Tapi karena Brigitta tiba-tiba mencarinya, ia pun mengubah rencananya.

Ketika pergi ke tempat Dome, ia menumpang mobil Hera. Rumah Sumanto terdapat cukup banyak mobil. Setelah mengetahui bahwa Hera bisa mengendarai mobil, ia pun memberi Hera sebuah mobil Land Rover seri Range Rover, sebagai mobil Hera untuk menjadi pengawal Denny.

Dome adalah master dalam senbela diri tradisional dan mantan pelatih tinju tim nasional. Denny berfikir jika Hera dapat menjadi pengawalnya, maka kemampuannya pasti juga tidak buruk.

"Kamu bisa apa?" Denny bertanya saat berada didalam mobil.

"Seni bela diri tradisional dan lempar pisau." Hera berkata.

"Bagus." Denny berkata.

Sepertinya Hera tidak begitu suka berbicara. Ia lebih pendiam daripada Mario dan Friska. Denny juga tidak suka bertele-tele. Di sepanjang jalan, mereka berdua pun tidak berbicara lagi.

Saat ini, Dome tinggal di rumahnya, yaitu rumah besar yang diberikan oleh Sumanto, terdapat cukup banyak kamar. Terkadang, ia juga akan pergi tinggal bersama dengan Dome.

Tiba di rumah, ia pun langsung mencium aroma obat tradisional yang kuat. Ia mengikuti aroma tersebut dan menemukan Mario sedang merendamkan dirinya dalam obat tradisional tersebut, serta Dome yang sedang memasukkan air hangat ke dalam bak mandi.

"Yah, Denny telah pulang. Mario hanyalah seorang pemanah, kamu adalah orang utama yang sebenarnya. Meskipun kamu adalah pengusaha yang sibuk dalam bisnis. Tetapi kamu juga adalah seorang petinju, kesehatan tubuhmu tidak boleh diabaikan begitu saja. Cepat lepaskan pakaianmu dan berendam di dalam obat tradisional juga." Dome berkata.

"Baik, Guru." Denny menganggukkan kepala pelan.

Ia adalah orang yang sangat sopan. Meskipun ia dan Dome adalah hubungan rekan kerja, tetapi ia juga menghormati Dome. Tak peduli apakah Dome berkemampuan atau tidak, setidaknya ia juga termasuk dalam generasi kakeknya.

Masalah malam ini dengan Brigitta selalu membuatnya terasa sedikit terkesan. Ini adalah kesempatan untuk berhubungan cinta dengan wanita cantik. Ia tetap berpegang teguh dengan prinsipnya, tetapi ia sebenarnya merasa sedikit menyesal.

Saat berendam di bak obat-obatan, ia merasa nafsu yang disebabkan oleh Brigitta telah cukup menurun. Ia tahu ini bukan salah Brigitta, tetapi dirinya sendiri yang merasa sedikit tertarik.

Jika ia terjadi sesuatu dengan Brigitta. Brigitta tentu tidak akan memberi tahu Friska.

Jika ada seseorang di luar untuk diajak bermain, sepertinya juga baik.

Dalam hatinya merasa sedikit bingung. Setelah berfikir-fikir, ia pun bertanya kepada Dome, "Guru, apakah kamu pernah selingkuh?"

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu