Si Menantu Buta - Bab 194 Sarung Tinju Surai Kuda

“Sarung tinju yang dia pakai sepertinya jenis sarung surai kuda.” Ucap Denny.

“Sarung surai kuda?” tanya Thom.

“Kenapa bisa disebut surai kuda, karena di tengah-tengah sarung tinju yang dipakai itu terdapat jumlah besar bulu-bulu kuda, sehingga membuat sarung tinju jadi lebih keras, dengan begitu akan lebih menyakitkan jika menyerang orang. Sarung tinju yang kita pakai juga umumnya diisi surai kuda, tapi dalam jumlah yang sangat sedikit. Karena surai kuda begitu keras, dengan isi yang sangat banyak, maka hasilnya akan lebih menyakitkan, tapi kekuatan dalam bantalan untuk kepalan tangan jadi sedikit, jadi tidak bisa meningkatkan daya lindung pada pergelangan tangan dan kepalan tangan.” Dome menjelaskan.

“Manusia ini bahkan menggunakan sarung tinju itu, demi menang, segala hal kejam pun dilakukan, dia lebih tak berperasaan dariku.” Ucap Jeremy.

“Benar-benar sampah! Pantas saja terakhir kali dia menghajarku terasa begitu sakit.” Ucap Mark.

“Apa terakhir kali dia juga seperti itu?” tanya Denny.

“Benar, aku ingat dengan sarung tangan yang dia pakai waktu itu, sama persis dengan yang hari ini.” Ucap Mark.

“Baiklah, aku mengerti.” Hati Denny sedikit dingin.

Ronde ketujuh dimulai.

Darah terus mengalir dari wajah Denny, karena tergelincir, gerak kakinya jadi tidak terkontrol.

“Kenapa? Takut? Takut tergelincir lagi?” Brian menyeringai.

Dia sengaja menggelengkan kepalanya beberapa kali, sengaja membuat keringat yang ada di kepalanya menetes ke bawah, sambil menggelengkan kepalanya, dia berkata, “Hati-hati ya, jangan sampai tergelincir lagi, kalau tidak mungkin sisi lain dari wajahmu akan robek lagi.”

“Persetan!” Denny segera melayangkan tendangannya ke perut Brian.

Bunyi gedebuk terdengar, Brian segera tersungkur ke bawah, dia menjerit kesakitan sambil guling-guling.

“Denny telah menggunakan kaki! Saudara W-1 Denny Wang telah menggunakan kaki!” komentator berteriak kaget.

“Dia sungguh menggunakan teknik tendangan kaki Sanda, dengan satu kaki, serta kekuatan luar biasa!” komentator lain ikut berteriak.

Seluruh penonton tiba-tiba bersorak marah, semua penggemar Brian berdiri dan memaki, dalam waktu singkat seluruh stadion menjadi sangat kacau, kemudian wasit dengan sekuat tenaga mendorong Denny, “Apa yang kamu lakukan? Apa kamu tidak tahu pertandingan tinju tidak diperkenankan menggunakan kaki?”

“Maaf, aku sudah terbiasa dengan K-1, jadi lupa jika kali ini tidak boleh menggunakan kaki.” Raut wajah Denny polos.

“Sekali lagi kamu menggunakan kaki, maka kamu akan dinyatakan kalah!” wasit memplototi Denny.

Brian masih terbaring di lantai dengan mengcengkram perutnya, dia juga menatap Denny dengan ganas.

Perlu diketahui, Denny adalah seorang petinju tendangan yang profesional, kekuatan kakinya bukanlah sesuatu hal yang mampu diterima oleh siapa pun.

Wasit menanyakan cedera yang ada pada Brian, wasit bertanya apakah dia masih sanggup untuk melanjutkan pertandingan atau tidak, dengan penuh kesakitan, Brian mengangguk.

Denny tidak takut jika dia mengambil kesempatan untuk menyerah.

Brian adalah seorang yang sangat pendendam, baru saja tinjuan dia yang menyebabkan wajahnya terluka, merupakan sebuah keuntungan yang dia dapat, bagaimana mungkin dia bisa dengan mudah menyerah dalam pertandingan ini. Tendangan kali ini adalah balasan mewakili Mark, seorang juara tinju, dengan curangnya menggunakan sarung tinju surai kuda untuk melawan seorang petinju pendatang baru, sungguh memalukan.

“Mulai sekarang, siapa pun dari kalian tidak ada yang boleh menggunakan kaki, OK? Barang siapa yang menggunakan kaki, maka aku akan mendiskualifikasi kalian dan menyatakan kalian kalah, OK?” wasit berkata kepada Denny dan juga Brian.

“OK.” Denny dan Brian mengangguk.

“Terlihat wasit sedang menjelaskan kembali aturan-aturan kepada mereka.” Komentator berkata sambil tersenyum kepada seluruh penonton.

“Ini seperti negosiasi dunia persilatan.” Komentator lain berkata sambil tertawa.

Wasit meminta Denny dan Brian melakukan tos, untuk menandakan bahwa mereka berdua telah berdamai dan bersedia melanjutkan pertandingan.

Sesuai dengan pikiran Denny, Brian telah marah karena tendangannya yang baru saja.

Baru saja pertandingan dilanjutkan, Brian segera menyerang ke arah Denny, dia melayangkan sebuah tinjuan yang keras. Dengan secepat kilat Denny menghindar, lalu tangan yang lain ikut menghajar Denny.

Denny segera melangkah mundur, kemudian Brian mengejarnya.

Secepat kilat Brian kembali melayangkan serangannya, Denny tak henti-hentinya menghindar. Saat tubuh Denny telah menyentuh batas ring, dan hendak menggunakan sebuah cara untuk menghindar, Brian dengan sigap segera menutupi jalan Denny, sebuah serangan bertubi-tubi darinya, bagaikan geledek yang menyambar, mendarat ke arah Denny.

Denny segera menghadang dengan kedua tangannya, menggunakan lengannya melindungi badannya, berusaha dengan keras menahan tinjuan yang dilayangkan oleh Brian.

“Buk, buk, buk……!” seperti menghajar Mark saat itu, Brian dengan fasihnya melontarkan ketukan pukulan yang dia layangkan.

Denny dengan cepat memeluk Brian, kemudian meninju ke arah tulang rusuknya. Brian juga seorang petinju senior, dia juga meninju Denny dengan keras di bagian dadanya dengan menggunakan sikutnya.

Kemudian keduanya saling menahan lengan satu sama lain dengan erat.

Brian mencoba untuk membuat Denny terjatuh, tapi untungnya Denny masih berdiri kokoh.

Wasit segera memisahkan mereka berdua.

“Saudara W-1, seorang master target dalam negeri, ternyata kekuatannya tak lebih dari yang aku duga. Aku pikir kalian begitu kuat, ternyata hanya seorang pemula saja.” Brian meremehkan Denny, kemudian memalingkan pandangannya ke arah Mario dengan dingin dan berkata padanya.

“…………” Mario yang hendak melahap sebiji apel.

“Aku sudah cukup baik padamu, kan? Aku membawamu dalam pertandingan tinju ini, dan kamu berhasil meraup 60 miliar jika kalah dalam kompetisi ini. Dalam kompetisi dalam negeri sejauh ini, siapa yang bisa sepertiku dengan mudahnya memberimu hadiah yang begitu tinggi? Coba kamu tanya dengan saku celanamu, apa selama ini kamu sudah menghasilkan 60 miliar? Kamu bahkan menggunakan surai kuda untuk memukulku?” Denny akhirnya membuka mulutnya.

“Seorang juara akan mengalahkan seorang pemula sepertimu, membicarakan kebaikan hanyalah menunjukkan kelemahan. Aku hanya mengetahui 160 miliar lebih baik daripada 60 miliar, dan aku ingin mendapatkan 160 miliar itu.” ucap Brian.

“Oh, ternyata demi uang.” Mata Denny berbinar-binar.

“Lantas, apa kamu juga tidak seperti itu!?” secepat kilat Brian mengeluarkan sebuah serangan ke Denny.

Denny segera memundurkan langkahnya, menghindari serangan dari Brian.

“Aku sebenarnya tidak ingin bertanding denganmu, tapi kamu terus memancingku. Tapi, karena kamu membuat hadiah begitu menarik mata, tentu saja aku akan berusaha keras untuk mendapatkannya.”

“Kamu sendiri yang bodoh, dan sekarang kamu telah kena batunya, bisa salahkan siapa?”

Sambil Brian menyerang Denny, dia melontarkan kata-kata dingin kepada Denny.

“Aku hanya bisa mengatakan, aku bisa mendapatkan uang ini karena kekuatanku, dan sudah pasti 160 miliar itu menjadi milikku!” gertak Brian, kemudian terus menyerang Denny dengan ganas.

“Sinting!” Denny dengan secepat kilat menghajar keningnya.

“Arg!” Brian menjerit keras, segera menutupinya dengan tangan kirinya kemudian memundurkan langkahnya.

Meskipun pukulan Brian sangat menyakitkan dengan surai kuda, tapi dia juga memiliki sisi kelemahanya, perlindungan terhadap kepalan dan pergelangan tangan sangatlah lemah.

Lima bagian tubuh manusia yang paling keras, siku, lutut, kepala, kepalan tangan, serta kaki.

Kepalan tangan menduduki peringkat keempat, dan kepala menduduk peringkat ketiga.

Denny segera melayangkan serangannya di keningnya, dia kemudian membalas dengan kekuatan penuh dengan kepalanya, seketika kepalanya mendengung setelah menerima serangan dari Brian, tapi pergelangan Brian telah cedera parah.

Denny segera mengambil kesempatan dari pergelangan brian yang sedang cedera parah, dengan secepat kilat dia menyerangnya, kemudian melayangkan sebuah pukulan ke arah wajahnya, baru saja Brian hendak menutupi wajahnya, Denny kembali melepaskan sebuah pukulan ke arah tulang rusuk Brian.

Brian adalah seorang ahli petinju, dalam kondisi cedera pada pergelangannya, dia juga dapat segera menempatkan tangannya di waktu yang tepat untuk melindungi tulang rusuknya.

Saat Brian sedang memfokuskan perlindungan pada tubuh bagian kanannya, Denny tiba-tiba melepaskan sebuah serangan di bagian rusuk kirinya.

Brian hanya merasakan sebuah guncangan yang sangat keras, kemudian dengan cepat dirinya memisahkan jarak dengan Denny.

Denny segera mengejarnya, kemudian memojokkan Brian di batas pinggiran ring, lalu kedua tangannya melepaskan serangan tiada henti ke tubuh Brian.

“Buk buk buk! Buk buk buk!”

Sambil memukulnya, Denny juga menghitung ketukan pukulannya.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu