Si Menantu Buta - Bab 81 Denny Wang VS Roy Li (1)

"mulai dari sekarang, kamu harus lembur untuk membuat statistik pertandingan tersebut." perintah Denny kepada Fidel sambil menatapnya dari belakang layar.

"bos, bagaimana cara membuatnya?" tanya Fidel.

"aku baru saja mendapatkan inspirasi ini. ketika aku mengikuti pertandingan tadi, aku melihat ekspresi semua bos besar di sana sangatlah buruk. mereka kelihatan sedikit tidak puas terhadap para peserta pertandingan tersebut. mulai dari hari ini, nama Perusahaan Investasi Summer Rich milikmu telah diganti namanya secara resmi menjadi perusahaan W-1. dalam waktu yang bersamaan, kamu juga harus membuat database perusahaan W-1 tersebut. kamu juga harus menyimpan data semua petinju yang mengikuti pertandingan kali ini, baik berapa kali mereka bertanding, kondisi kesehatan mereka ataupun penilaian terhadap mereka dalam pertandingan." kata Denny.

"bos, bagaimana aku bisa mendapatkan data penilaian tersebut? aku tidak begitu ahli dalam bidang pertinjuan, aku tidak bisa memberi penilaian." kata Fidel.

"kamu bisa memberiku nilai S, memberi Roy nilai B+ dan memberi nilai B- kepada peserta lainnya." kata Denny.

"jikalau aku memberimu nilai S dan memberi nilai B+ kepada Roy, dia pastilah akan membunuhku." kata Fidel.

"pertandingan akan segera dimulai, setelah pertandingan selesai nanti, dia akan menerima penilaian yang aku berikan tadi." kata Denny.

"bos, dia adalah orang yang sangat hebat, apakah kamu benar memiliki rasa percaya diri untuk mengalahkannya?" tanya Fidel.

"haha, kamu bisa membantuku membungkus kain kasa nantinya." kata Denny sambil tertawa.

pertandingan kali ini sangatlah kacau, kualitas setiap petinju sangatlah rendah dan hal ini membuat semua penonton kehilangan niat untuk terus menonton pertandingan ini. mereka pastilah akan merasa sangat senang jika mereka bisa menonton pertandingan yang seru meskipun telah menghabiskan 160ribu rupiah untuk tinggal di aula olahraga ini selama 7 jam. namun pertandingan kali ini terlalu membosankan dan mereka hanya bisa merasakan sakit pinggang saja.

ketika pertandingan Denny dan juga Roy hendak dimulai, setengah dari total penonton yang ada di aula itu telah pergi. beberapa orang yang tidak begitu tertarik akan pertarungan diantara Denny dan Roy juga beranjak dari tempat duduknya dan bergegas meninggalkan tempat tersebut.

seketika terdengar sebuah musik dengan tempo yang cepat. suasana di aula tersebut kembali memanas. adegan Roy dan Denny juga seketika muncul di layar yang sedang memperlihatkan kondisi pada ring tinju.

mereka berdua telah membungkus kain kasa pada tangan mereka sendiri dan juga mengenakan sarung tinju yang terlihat mulia itu.

Denny segera merubah sikapnya yang ramah terhadap semua orang itu dengan tatapan dan juga ekspresi wajah yang dingin. Roy lalu menepuk kedua sarung tinjunya tersebut dan ekspresi wajahnya terlihat begitu menyeramkan. dia lalu mengenakan sarung gigi dan terlihat seluruh sisi wajahnya menjadi begitu tajam.

dua puluh lebih asisten berdiri di sisi Denny dan juga Roy, kamera juga tertuju kepada mereka sejak mereka berjalan dari ruang istirahat hingga ke atas pentas.

"ini sepertinya akan sedikit lebih seru." beberapa penonton yang hendak pergi kembali duduk setelah merasakan aura tersebut.

"kenapa menjadi dia?!" Selena, Kiki, anto dan juga Vicky pun melototkan mata mereka.

mereka datang bukan karena ingin menonton pertandingan diantara Denny dan juga Roy, mereka hanya ingin datang untuk merasakan suasana arena tinju. mereka pun merasa sedikit aneh ketika melihat wajah Denny yang muncul pada layar.

mereka tidak pernah menyangka kalau Denny adalah peserta pada final pertandingan ini.

"pria lemah itu bisa bertinju?" kata Vicky sambil menghela nafas.

"mungkin dia juga tidak memiliki kemampuan apapun." kata Yanto.

Yanto merupakan teman Friska selama 4 tahun pada masa kuliahnya. dia sangat ingin mendapatkan Friska, namun dia tidak menyangka hanya dalam waktu sekejap, Friska sudah menjadi istri Dennny.

bagaimana mungkin dia bisa menerima semua ini? dia kembali merasa sedih ketika melihat Denny yang muncul di pertandingan tinju ini. jikalau Denny adalah seorang petinju yang hebat, maka alasan kenapa Friska tidak memilih dirinya juga tidak perlu dibahas lagi.

"kota Harayu hanyalah merupakan kota yang berada di posisi kedua. aku tidak percaya akan keberadaan petinju hebat di sini. dia pastilah hanya merupakan pria lemah yang tidak bisa menahan pukulan nantinya." kata Yanto.

beberapa saat kemudian, kembali terdengar musik dengan tempo yang cepat. Denny dan Roy pun berjalan dari ruang istirahat dan berjalan memasuki ring tinju.

dibawah iringan musik tersebut, Denny pun membuka jubah berwarna hitam yang ia kenakan dan mengangkat kedua tangannya untuk menunjukkan semua otot yang ia miliki kepada penonton.

setelah Denny melakukan itu, musik yang ada di tempat tersebut menjadi semakin semangat. Roy lalu naik ke atas ring tinju sambil membawa jubahnya dan tetap memamerkan kepada semua penonton akan semua otot keras pada tubuhnya.

"kedua peserta silahkan untuk menimbang berat badang terlebih dahulu."

Denny dan Roy pun berjalan ke arah timbangan sambil bertatapan.

"periksalah tubuh mereka."

Denny dan Roy pun membuka jubah mereka dan membiarkan para petugas yang bersangkutan untuk memeriksa tubuh mereka.

"pertandingan ini dimulai!"

setelah perkataan itu terucap, Denny dan Roy masing-masing berjalan mundur dan menjaga jarak diantara sesama. setelah itu, mereka pun saling bertatapan dan mulai mencari peluang untuk menyerang lawan.

"pria lemah, aku akan memukulmu hingga kamu terjatuh ke bawah ring tinju ini." kata Roy sambil menggerakkan lehernya. dia pun mulai melompat dan menatap Denny dengan tatapan yang menyerakan.

dia merasa sangat kesal kepada Denny, Denny adalah seorang pengusaha dan dia bahkan berpikir untuk memajukan dunia olahraga. Roy tidak pernah menghargai Denny dan menganggap Denny bukanlah merupakan seorang petinju yang ahli. dia bisa mengalahkan Denny hanya dalam beberapa menit saja.

Denny juga menatapnya dengan tatapan yang dingin. dia sudah tidak pernah mengikuti pertandingan dalam kurun waktu yang lama. dia harus mengatur tubuhnya sendiri dan memperlihatkan pertunjukkan teristimewa kepada para penonton.

"aku berani bertaruh 1000 perak, kali ini Denny pastilah akan menang." kata Sumanto yang duduk di kursi VIP itu sambil tersenyum.

"aku berani bertaruh 2000 perak kalau Roy yang akan memenangkan pertarungan ini." kata Brigitta sambil tersenyum.

Jaeno yang menguasai perjudian di kota Harayu itu mulai menatap ke arah data yang ada pada tangannya. begitu banyak orang yang bertaruh akan kemenangan Denny. jikalau Denny benar-benar menang, maka kerugian padanya pasti sangatlah besar.

dia berdoa di dalam hatinya agar Denny kalah dalam pertandingan ini.

"silahkan dimulai!" kata wasit pertandingan.

"Denny, kamu ingin merebut pasar pertinjuan di kota Harayu ini dan menjadi artis di kota ini? aku bisa mengalahkan kamu hanya dengan satu tinjuan saja, aku bisa bermain dengan tidak serius dan tidak memakai kemampuan tendangan dan juga kemampuan gulat yang aku miliki. kota Harayu ini bukanlah kota yang bisa dimasuki sembarangan oleh orang luar seperti kamu. aku akan membiarkan kamu tahu siapa bos yang sebenarnya dan mengalahkan kamu di pertandingan kali ini agar kamu bisa segera keluar dari kota ini!" Roy tiba-tiba menyerang Denny. setelah melangkahkan kaki kirinya, dia langsung mengarahkan tinjuan tangan kanannya kepada Denny.

kecepatan tinjuan tersebut begitu tinggi seperti cahaya kilat.

namun Denny lebih cepat darinya, dia hanya melangkahkan kaki kanannya untuk menghindari tinjuan dari Roy tersebut. diwaktu yang bersamaan, dia juga mengarahkan tinjuannya ke arah Roy.

seketika terdengar suara pukulan dari sisi wajah Roy.

"....." Roy berjalan mundur dan menatap Denny dengan tatapan penuh kejutan.

"....." Brigitta, Daehi, Ilham dan juga Jaeno yang awalnya mendukung Roy pun menatap Denny dengan tatapan terkejut.

"....." Yanto, Vicky, Kiki dan juga Selena........

"semangatlah, kakak ipar!" teriak Neysia dengan kuat.

Yian yang duduk di sebelah Neysia pun tersenyum.

"brengsek!" Roy sedikit terbengong dan dia segera mengarahkan tinjuannya kepada Denny.

Denny kembali menghindari tinjuan tersebut lalu memberi tinjuan dalam waktu yang bersamaan. sebuah suara pukulan kembali mendarat pada wajah Roy.

Roy kembali terbengong dan menatap Denny dengan terkejut.

Denny hanya tersenyum tipis dan tidak berkata apapun.

"bocah kecil, kamu sedikit nakal..." sebuah senyuman jahat terlihat pada wajah Roy.

Novel Terkait

Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu