Si Menantu Buta - Bab 61 Kios Kecil di Kota Kuliner

Sumanto memang dikenal lumayan akrab dengan Keluarga Yanto, dia memandang rendah beberapa kerabat bergantung pada keluarganya, biasanya Yanto akan mencari beberapa kesempatan untuk berkomunikasi dengan lancar, namun dia tak pernah sama sekali menemui Yanto.

Saat ini akan bertemu dengan orang-orang yang dikenal, Sumanto tidak ingin Yanto menemuinya, dan tidak akan membiarkan Denny Wang berkomunikasi dengan mereka, Denny Wang tidak terlalu mengenal mereka, begitu juga sebaliknya, hanya sesekali saat makan bertemu sekedarnya, melihat mereka yang sedang rebut ingin memasuki gedung olahraga pertandingan tinju, hanya sekedar saja mengingat bahwa mereka tidak pernah melupakan masa lalu.

“Kamu bujuk mereka lah, kedepannya, penyelenggaraan pertandingan ini akan dimulai seperti saat ini, sebisa mungkin jangan membuat keributan. ” Jelas Denny Wang terhadap Fidel.

“Baik.” Fidel mengangguk.

“Gala?” Tanya Sumanto dari arah dalam mobil.

“Kalian main sendiri saja, aku masih ada beberapa perkerjaan yang harus segera diselesaikan.” Jawab Denny.

“Denny Wang, aku sudah kirim ke rekeningmu sebesear 600 Milliar. Meskipun penyelenggaraan hari ini cukup memuaskan, tapi sepertinya aku belum mencium tanda-tanda keuntungan. Coba beritahukan padaku, berapa triliun keuntungan yagn di dapat dari boxing club seperti ini, sepertinya aku tidak mengetahuinya.” Dengan tatapan serius Sumanto berbicara dengan Denny Wang.

“Transaksi jual beli di boxing ini tidak bisa dilihat dari satu atau dua kali terselenggaranya pertandingan, masih aka nada beberapa jalan lagi.” Jelas Denny.

“Jangan pernah mencoba untuk membohongku, karena kalau tidak hidup kita berdua tidak akan aman.” Kata Sumanto.

“Aku tidak pernah mencoba membohongmu.” Jawab Denny Wang singkat.

Setelah penyelenggaraan pertandingan pertama selesai, ini artinya bisnisnya akan berkembang pesat dan berkesempatan hingga Perusahaan Adirama, Denny akhirnya memutuskan untuk mengubungi Fidel, “Semua fasilitas perlengkapan di gedung olahraga jangan dihentikan, nanti sore kamu coba ke kota untuk tawar menawar agar melanjutkan perpanjangan sewa gedung olahraga, kita coba bertahan hingga tujuh hari, tujuh hari kemudian kita akan menyelenggarakan pertandingan secara resmi, kita sebut gimmick sebagai Battle of the Eight Pavilions, ikuti perkembangan halaman media masyarakat dalam beberapa hari ini, dan kirimkan semua poster di sosial media, pertandingan akan dipungut biaya dalam waktu tujuh hari kedepan.”

“Cepat sekali pembayaran ini, khawatirnya mereka justru keberatan.” Jelas Fidel.

“Kerjakan saja dengan maksimal.” Jawab Denny Wang.

“Bagaimana dengan Biaya Iklannya? Diperkirakan kita tidak akan mendapatkan keuntungan dari satu kali pertandingan dan memerlukan pengeluaran biaya iklan.” Fidel mencoba menjelaskan.

“Kerahkan semua, karena memang pada dasarnya bisnis ini bukan demi keuntungan, yang ada malah memang rugi uang. Di kekuasaanmu saat ini, nama perusahaan Summer Rich sudah mulai terkenal, cari bagaimanapun caranya untuk mengundang artis dengan kriteria berkelas kedua keatas, dan juga beberapa tokoh petinju, tujuh hari kemudian, pertandingan ini akan dihadiri oleh beberapa artis dan toko tinju.” Jelas Denny Wang.

“Bos, kamu memperlakukanku seperti aku adalah segalanya.” Terdengar sedikit tawa keberatan dari dalam telpon Fidel.

“Bagaimana mungkin bisa menjadi asistenku kalah tidak bisa melakukan segalanya.” Denny Wang tertawa dan langsung menutup teleponnya.

Sebenarnya Fidel sendiri sudah berpengalaman akan hal itu, ditambah lagi kesempatan ini diberikan padanya, semua akan semakin melatih kemampuannya, hanya saja dia memang suka menggoda istrinya, semua aka nada hikmah dan pelajaran yang akan disampaikan setelah kesibukan ini berakhir.

Hampir semua tentang boxing ini diambil alih oleh Fidel, sekarang bukan waktu yang tepat untuk membagi fokus, karena kalau tidak, Fidel bisa saja tidak ingin melakukannya lagi hanya karena tahu siapa identitas aslinya.

Rakyat Kota Harayu tidak sedikit, bahkan sudah banyak yang memperhatikan bisnisnya ini, kalau Fidel tak lagi membersamainya, maka semua rahasia tentang boxing nya bisa saja akan terbongkar dan mengakibatkan dirinya tak lagi bisa berkembang.

Denny Wang meminta Sumanto untuk mengatarnya menuju Perusahaan Adirama, Perusahaan Adirama merupakan perusahaan yang telah didaftarkan oleh Neysia,Neysia dengan Fidel sama-sama menyukai pencitraan, mereka sama-sama suka menambahkan nama pribadinya untuk menjadikan nama perusahaan. Denny Wang telah memberikan ratusan juta untuk Neysia, perusahaan yang di kelola Neysia terbilang cukup baik, dia melanjutkan perusahaan yang sebelumnya sudah pernah di kelola pihak lain, hanya membutuhkan beberapa puluh juta saja sudah bisa mendapatkan perusahaan ini, ditambah lagi dengan beberapa dana untuk perbaikan dan interior lainnya.

Perusahaannya masih ada beberapa pegawai yang saat ini tidak memiliki pekerjaan yang jelas, semua duduk berpura-pura sibuk.

“Kakak Ipar, akhirnya kamu datang, aku tidak bisa melanjutkan kuliner ini, lebih baik aku lepas saja.” Beberapa hari belakangan ini, Neysia memang sangat letih, memikirkan beberapa nominal bernilai triliun yang tidak juga di dapatnya, sementara Nikita sudah berhasil melakukannya dengan sukses, itulah yang membuatnya memiliki perasaan terburu-buru ingin mendapatkannya juga.

“Permasalahan satu-satunya yang kamu hadapi saat ini hanya masih kurangnya kemampuanmu, beberapa kualifikasi yang kurang, orang-orang kompeten yang kurang, juga kurang memiliki kemampuan seperti Fidel, hasil kerja nya pun jauh berbeda dengannya.” Jelas Denny Wang.

“Benar.” Neysia mengangguk.

“Berapa perusahaan yang ada di gedung ini?” Tanya Denny Wang.

“di Kota, saat di awal memulai, semua bisnis berjalan lumayan pesat, mulai dari property rumah, pusat perbelanjaan, dan gedung perkantoran semua berlomba-lomba untuk mendirikannya, sekarang banyak gedung perkantoran yang sudah memiliki gedung independen sendiri, sementara kita hanya perusahaan kecil, bahkan ada beberapa yang omsetnya tak seberapa, ada juga yang hanya untuk ruang kerja saja, kemampuan perusahaan resmi sekarang tak banyak.” Neysia menjelaskan.

Dia adalah wanita yang suka mencari dan mendengar beberapa informasi terkini, semenjak kios kuliner yang diberikan oleh Denny Wang, tak lagi dia ikut campur tangan mengelola, justru berbalikan menjadi semakin akrab dengan beberapa bisnis tetangga.

“Siapa yang mempunyai gedung perkantoran itu?” Tanya Denny Wang.

“Keluarga Qiu terkaya nomor tiga di kota ini.” Jawab Neysia.

“Kalau aku tidak salah menebak, nilai gedung perkantoran itu tidak sedikit, tapi yang menyewanya tidak banyak, jadi, kita cukup memberi penawaran 400Milliar saja, seharusnya sudah bisa kita dapatkan. Mungkin kamu masih belum bisa menangani negosiasi kerjasama bisnis, aku akan coba meminta Fidel yang akan menanganinya, mulai sekarang, semua gedung perkantoran ini adalah milikmu, dan hanya ada nama Adirama. Asalkan kita bisa mendapatkan kantor itu, maka semuanya akan sempurna, kemampuan dan kualifikasi tidak menjadi masalah, hanya kurang di bagian pegawai yang kompeten, kamu sekarang ikuti aku, kita pergi ke sekitar kota kuliner untuk melihat-lihat.” Jelas Denny Wang.

“Bukankah kita ingin membangun foodstreet? Kamu mengeluarkan 400Milliar untuk menguasai gedung perkantoran ini untuk apa? Bagaimana bisa kita membentuk tempat kuliner?” Tanya Neysia.

“Kurangnya kualifikasi dan beberapa kemampuan, harus dikalahkan dengan uang, pertama, kita bisa taklukkan bagian timur, lalu kemudian menuju ke barat.” Denny Wang dengan tenang menghela nafas.

Sampai saat ini, bisnis Denny Wang memang ada beberapa menemukan kendala. Bahkan di bagian Boxing Club itu, dia sudah menghabiskan dana lebih dari 200 Milliar, dan 600Milliar dari Sumanto ini juga sebagai perbincangan bisnis Boxing Club ini. Tapi, Nikita sudah mendahului garis start di bidang kuliner ini, tentu saja ini membuat semua rencana yang telah dibuat harus dipercepat. Dia hanya bisa melakukan seluruh investasi Boxing Club di putar untuk kuliner ini yang menginginkannya untuk menjadi Kota Kuliner, namun jika tidak memiliki kemampuan yang lebih, maka tak akan ada investor yang ingin berinvestasi dan bekerjasama dengannya Yang bisa dilakukannya hanya mempertaruhkan nominal 400Miliar itu untuk menguasai gedung perkantoran, dengan tujuan agar para pebisnis dapat melihat kemampuannya.

Caranya menjalankan bisnis memang sedikit beresiko, seperti sedang bertaruh dengan hidupnya. Dia bahkan tak mendapatkan sedikit keuntungan dari boxing clubnya, justru terus menerus mengeluarkan uang yang nominalnya tidak sedikit. 600Miliar yang dimilikinya, sebagian 400Miliarnya digunakan untuk membeli gedung perkantoran demi mengembangkan kios kulinernya. Sisa uang 200 Miliar yang dipegangnya tentu saja tidak banyak, tidak cukup. Setidaknya, ada salah satu bisnis diantaranya yang bisa menghasilkan keuntungan, karena jika tidak, maka dirinya akan diumumkan bangkrut.

Kalau tidak bisa memenuhi persyaratan berdasarkan di surat perjanjian, dia bukan hanya mengganti rugi semua, bahkan dia juga justru bertanggung jawab atas Sumanto, Fidel, Neysia, bisa jadi juga dengan Keluarga Ye, dia harus menjalankan sidang.

Keinginannya dalam berbisnis yaitu keuntungan besar dan resiko besar ditanggung secara bersamaan, kedua orangtuanya sama dengan dirinya, satu diantaranya memilih menjadi dosen, satu diantaranya adalah di bidang forensic, kehidupannya penuh dengan kemewahan. Sebenarnya, justru terlahir di keluarga yang bahagia.

Dunia bisnis, berapa diantara mereka yang memiliki harapan yang besar, berapa juga diantara mereka yang justru meninggalkannya, mereka ganti rugi bahkan sampai bisa kehilangan asset. Setiap proses kemajuannya, semua seperti melewati Jembatan Kanopi, beberapa diantaranya tentu saja pernah merasakan lelah dan seperti masuk terjun ke jurang, atau bahkan putus asa dengan kehidupan.

“Yuk, kita berjalan di Kota Kuliner.”Denny Wang mengambil keputusan itu, tersenyum memandang Neysia.

Jika dia gagal, dia benar-benar juga menjatuhkan Neysia.

“Ok.” Neysia masih kurang memahami, setengah hidupnya sudah bergantung pada resiko besar.

Di Kota Harayu yang terkenal jalanan kulinernya hanya ada satu, para pengunjung belum sempat memutuskan ingin makan apa, tiba-tiba sudah sampai di ujung jalan. Dulu, Denny Wang sering mendengar beberapa keluhan dari mereka, dan ini yang membuatnya selalu memiliki impian bahwa di musim panas mendatang memulai bisnis kulinernya. Dia dan Neysia tidak mengunjungi tempat ramai itu, melainkan memilih tempat yang direkomendasikan beberapa netizen dari sosial media, mereka pergi ke tempat kuliner yang jauh lebih kecil. Namun meskipun terlihat kecil, pengunjung setiap harinya tidak pernah sepi, dan jika tidak salah informasi, banyak diantara mereka sebagai koki handal.

Karena Denny Wang ingin menjalankan bisni kuliner, ini berarti dia harus mencari koki yang handal.

“Mau mencoba toko yang mana terlebih dahulu?” Denny dan Neysia begitu tiba di jalanan kuliner itu, melihat kiosnya satu persatu.

“Yang ini saja, sepertinya terlihat kecil tapi banyak yang memilih makan disana, bahkan koki itu juga sambil menggendong anak kecil, mereka semua memilih makan disini, makanan buatannya pasti enak.”Neysia menunjuk salah satu kios kuliner itu.

“Antri.” Seorang wanita muda memandangi Denny dan Neysia ketika mereka memasuki kios itu kemudian memberikannya nomor antrian.

“Bisa menyela antrian tidak? Aku rela bertanggung jawab semua pelanggan kalian.” Denny Wang melihat ponselnya, hari ini dia sangat sibuk, setelah mencari koki, dia harus kembali ke rumah Keluarga Ye untuk mengecek proyeknya.

“Mentang-mentang punya uang lalu ingin seenaknya? Pergi sana.” Wanita itu tidak memberi cela.

“………..” Sejenak Denny tercengan kemudian menoleh ke arah Neysia.

Neysia pun tidak mengerti, seperti nya kios kecil ini memang ada sesuatu yang menarik.

“Kakak Ipar, pelayanan disini tidak memuaskan, kita pergi saja yuk, pantas saja mereka hanya bisa membuka kios kecil seperti ini, pelayanan yang seperti itu tentu tidak akan membuatnya kaya.” Nada Neysia sedikit marah.

“Antri saja lah, kita coba sedikit masakan buatannya.” Meskipun Denny juga merasa jengkel, tapi dia tetap ingin mencobanya.

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu