Si Menantu Buta - Bab 162 Bekerja Sama Dengan Friska Ye

“Melihat rumah ini langsung merasa risau, sudah kaya, aku tidak mau tinggal di sini lebih lama.” Setelah Gissel Chen pulang ke rumah, dia memandang keadaan rumahnya.

“Aku malah memiliki perasaan terhadap rumah ini.” kata Friska Ye.

“Kamu memiliki perasaan terhadapnya? Dia tidak ada perasaan terhadapmu! Rumah ini di belikan oleh Nyonya Tua Lisa dan Tuan Besar Yusef, kita menyinggung mereka, akan segera diusir oleh mereka.” kata Gissel Chen.

“Malam ini kamu terlalu tidak sopan, walaupun ibu tidak baik terhadap kamu dan Friska, bagaimana boleh berkata seperti itu?” kata Janu Ye.

“Kita sudah kaya, kenapa? Aku memang tidak suka dengan sikapnya, tidak ingin mencari perhatiannya lagi. Dia membuat aku memendam lebih dari 20 tahun kesulitan, aku juga sudah seharusnya melampiaskannya. Kamu bisa menjalani kehidupan sekarang, bukankah karenaku? Kalau omong kosong lagi, hati-hati kamu aku usir.” kata Gissel Chen.

Janu Ye adalah orang yang jujur, dia tidak membalas Gissel Chen lagi.

“Ibu, bagaimana kalau kamu dan ayah bermain ke luar negeri?” Denny Wang berpikir dan berkata.

“Apa maksudmu?” Gissel Chen menatap dengan waspada.

“Kamu jangan khawatir, aku ini demi kebaikan kalian.” Denny Wang buru-buru berkata.

“Kamu bisa begitu baik hati?” tanya Gissel Chen.

Kata-kata Gissel Chen membuat Denny Wang terbisu lagi.

Dia tidak baik hati, bisakah dia memberikan Rp2 triliun kepada Gissel Chen? Dia tidak baik hati, bisakah dia bersabar terhadap Gissel Chen sampai sekarang?

Masih demi Friska Ye, juga karena Gissel Chen adalah orang tuanya, tidak ingin berselisih dengan Gissel Chen.

Gissel Chen boleh tidak sopan terhadap Nyonya Tua Lisa, tetapi dia tidak boleh tidak sopan terhadap ibu mertuanya.

Lalu dia menyalakan sebatang rokok, Denny Wang duduk di sofa dan berdiskusi dengan semuanya.

“Aku punya satu rumah di Kota Harayu, rumah itu dipinjamkan Sumanto untuk aku tinggal. Tempatnya termasuk lumayan, tetapi tidak cocok untuk ibu mertua, masih kurang layak. Keluarga Sumanto bekerja dalam bisnis real estat, aku bisa menyuruhnya carikan kita sebidang tanah dan bangun sebuah villa di puncak bukit. Tetapi bangun rumah membutuhkan waktu, beberapa waktu kedepan tentu saja tidak boleh membiarkan ibu mertua hidup susah.”

“Sudah mau akhir musim gugur, cuacanya dingin, udara di utara kering, tidak sebagus selatan cocok untuk merawat diri. Tempat di Hawaii lumayan, kalian bisa sementara tinggal di sana untuk setengah tahun. Las Vegas, Seattle, kalian bisa berkeliling disana. Tinggal di luar negeri setengah tahun, lihat-lihat dunia luar, pengetahuan juga akan bertambah.” kata Denny Wang.

“Bantu kami bangun rumah, berapakah uang yang kamu inginkan?” Gissel Chen berkedip dan bertanya.

“Mungkin beberapa ratus miliar.” kata Denny Wang.

“Jangan menipuku, tunggu setelah rumahnya selesai dibangun, aku mau melihat tagihannya.” kata Gissel Chen.

“Ibu, kita ini keluarga, kamu kaya artinya aku juga kaya, aku kaya artinya kamu juga kaya, tidak memperhitungkan satu sama lain, bagaimana mungkin aku menipumu?” Denny Wang tersenyum pahit.

“Siapa yang satu keluarga denganmu, uangku bagaimana bisa jadi uangmu?” kata Gissel Chen.

“…………” Denny Wang menatapnya dengan terkejut.

“Ibu, kamu jangan lupa bagaimana datangnya uangmu!” Friska Ye juga terkejut dan menatap dengan matanya yang indah.

“Aku berkata sejujurnya, kamu jangan tidak senang mendengarnya, sebenarnya putriku dinikahkan denganmu sangat rugi.” Gissel Chen juga merasa cara bicaranya keterlaluan, nada bicaranya sedikit lebih tenang.

“Rugi?” tanya Denny Wang.

“Putriku ini, cantik tidak, apakah secantik artis terkenal yang berada di TV?” tanya Gissel Chen.

“Iya.” Denny Wang mengangguk.

“Jika dia dikatakan sebagai wanita tercantik di Kota Harayu, keterlaluan tidak?” tanya Gissel Chen.

“Tunanganku sebelumnya adalah Anita, adalah wanita tercantik di Kota Kimraden, dia lebih cantik dari Anita.” kata Denny Wang.

“Ini baru benar.” kata Gissel Chen. “Aku nikahkan dia dengan triliuner, apakah menurutmu seharusnya begitu?”

“Harus.” kata Denny Wang.

“Lanjut mencari uang, kapan kamu sudah punya Rp20 Triliun, kamu baru layak menjadi menantuku.” kata Gissel Chen.

“Iya.” kata Denny Wang.

Gissel Chen mulai sombong karena sudah kaya, mulai merendahkan Keluarga Ye, juga merendahkan Denny Wang. Dia merasa Denny Wang menghasilkan Rp2 Triliunan tidak layak untuk Friska Ye, harus menghasilkan Rp20 triliun baru layak untuk Friska Ye.

Denny Wang tidak memasukkan kata-kata Gissel Chen ke dalam hati, dia dari awal sudah tahu jika Gissel Chen sudah kaya akan menjadi seperti apa, dia sudah mempersiapkan mentalnya.

Sangat cepat, Denny Wang membantu Gissel Chen dan Janu Ye memesan tiket pesawat ke Hawaii, saat Gissel Chen dan Janu Ye masuk ke kamar untuk mengepak barang-barang mereka, Denny Wang mengisyaratkan sesuatu kepada Friska Ye.

Friska Ye peka, bersama Denny Wang masuk ke dalam garasi.

Denny Wang mengendarai Mustang Friska Ye, membawanya pergi ke Dome.

Di perjalanan, Denny Wang berkata dengan senyum pahit, “Ibumu berubah dan tidak mengenali orang, dulu sudah disepakati dia menyimpan uangku, sekarang aku memberikan uangku kepadanya, dia tidak mau mengakui utangnya, ingin menjadikan uangku menjadi miliknya sendiri. Sekarang kamu adalah Nona Muda Besar yang layak, dengan harta keluarga Rp2 triliunan, Nona Besar pertama di Kota Harayu juga demikian, aku benar-benar menjadi menantu yang dinikahi pihak perempuan.”

“Kamu jangan berkata seperti itu, ibuku bukan orang yang seperti itu. Tidak peduli kamu kaya atau tidak, aku tidak akan merendahkanmu.” Friska Ye menggigit bibirnya.

“Bagus juga, jika triliunan dapat mengirim dia pergi, membuat telingaku tenang selama setengah tahun, masih termasuk sepadan.” kata Denny Wang.

“Pengorbanan ini terlalu besar.” kata Friska Ye.

“Kamu tahu banyak orang yang jelas-jelas memiliki kekayaan triliunan, tetapi di rekeningnya malah banyak hutang hal buruk, hutang hal negatif, apakah kamu tahu apa yang terjadi?” tanya Denny Wang.

“Apa yang terjadi?” tanya Friska Ye.

“Begini, keluarga tidak rukun maka segalanya tidak akan berhasil, begitu kaya para saudara akan membantu untuk menghambur-menghamburkan uang. Ada yang memelihara puluhan istri kecil di luar, satu orang Rp200 miliar, sangat cepat akan langsung bangkrut.” kata Denny Wang.

“Sekarang kamu juga tertunda karena ibuku.” tanya Friska Ye.

“Tidak apa-apa, dua perusahaan kita itu semuanya menguntungkan, sekarang kita dan Sumanto, Nikita semuanya terhubung karena keuntungan, jika ada masalah mereka akan membantu kita. Apakah kamu ingin menjadi Kepala Keluarga Ye?” tanya Denny Wang.

“Aku tidak mau.” kata Friska Ye.

“Kamu jujur, aku ingin mendengar kamu berkata jujur.” kata Denny Wang.

“Sebenarnya dulu aku ingin, aku ingin menjadi Kepala Keluarga Ye bukan untuk bergengsi seperti Glen Ye. Karena aku perhatian terhadap keluarga, tidak ingin semuanya menjadi seperti sekarang karena demi uang. Seperti kata ayahku, Keluarga Ye sekarang munafik dan tidak berperasaan. Aku ingin mengubah Keluarga Ye, tetapi sekarang ibuku berantem hebat dengan mereka, mungkin tidak ada harapan untuk kembali seperti dulu lagi.” kata Friska Ye.

“Aku punya cara.” kata Denny Wang.

“Kamu akan sangat lelah kan?” kata Friska Ye.

“Akan melelahkan, tetapi demi kamu selelah apapun juga pantas. Kamu adalah istriku, aku membantumu juga sedang membantu diriku sendiri. Bukankah dulu kamu selalu menyalahkanku karena aku selalu merahasiakan sesuatu darimu? Sekarang aku memberitahumu semua rahasiaku. Sebelumnya aku tidak membiarkanmu ikut campur dalam urusanku, karena aku takut kamu susah. Tetapi aku tahu kamu tidak takut susah, kasih sayangku kepadamu, kadang-kadang mungkin akan menimbulkan jarak diantara kita.” kata Denny Wang.

“Ayo kerja sama, mulai sekarang, kamu harus mempersiapkan mentalmu. Aku akan menjadikanmu keduanya Neysia, bahkan melebihi Neysia. Aku akan mendirikan perusahaan ketiga, aku serahkan perusahaan ini kepadamu untuk diurus. Ibu mertua bilang aku sekarang tidak punya Rp20 triliunan, masih tidak layak menjadi menantunya, aku akan menghasilkan Rp20 triliunan lagi, kita lihat sampai saat itu apa yang akan dia katakan!”

Novel Terkait

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu