Si Menantu Buta - Bab 311 Kemampuan Kenny yang Sesungguhnya

Kecepatan lari Kenny sangatlah cepat. Ia terus berlari kearah koperasi pasokan dan pemasaran sana, lalu ada beberapa penduduk sana menahannya. Ia pun memberi beberapa pukulan, sehingga penduduk setempat jatuh sakit.

Setelah ia kabur hingga depan pintu koperasi pasokan dan pemasaran, ia menendang pintu kayu yang tua itu dengan keras.

Setelah kabur ke koperasi pasokan dan pemasaran, ia melihat sekilas sekitar ruangan. Koperasi ini sangatlah besar. Demi market besar yang dioperasikan negara, dari bahan makanan hingga keperluan wanita, lagi-lagi dari bahan sehari-hari rakyat hingga pakaian, keempat distrik ini terhubung erat. Dari selatan hingga utara kira-kira ada lima puluh meter. Koperasi ini terdapat konter kaca dan gantungan baju, serta iklan bedak biang keringat bayi dan sampanye. Koperasi itu telah dibiarkan selama tiga puluh tahun lebih, jendela di sekitarnya pun dipenuhi dengan papan kayu.

Denny, Yian, Mario dan Hera juga ikut masuk ke dalam, serta membawa sepuluh penduduk setempat yang mengambil senjata.

“Kamu tidak akan bisa kabur hari ini, Kenny. Kamu tunggu saja menjadi kambing hitam-ku.” Denny menatap Kenny dingin.

“Kak Denny hebat juga ya, bisa-bisanya membuat penduduk satu daerah bekerja dibawahmu. Kamu memanglah orang yang masih kukenal itu, berkarisma bagai seorang pemimpin.” Kenny melihat dirinya yang terjerat di dalam koperasi dan tidak ada jalan lain untuk kabur, ia langsung melepaskan jasnya, sehingga menunjukkan kemeja putih dan dasi merah tua.

Ia sambil tersenyum sambil melepaskan dasinya, sekaligus membuka kancing yang terdapat di kerah kemeja, serta menggulung lengan kemejanya.

“Nikita bilang kamu hebat berkelahi?” tanya Denny.

“Aku juga tidak begitu hebat, hanya saja keluargaku pernah membuka arena tinju dan aku kadang suka pergi bermain disana. Kamu juga tahu kan tentang keturunan generasi ketiga, pasti ada main beberapa bisnis keluarga, jadi aku bisa sedikit, tapi tidak begitu hebat.” ujar Kenny sambil tertawa.

“Aku sudah pernah bilang kepadamu untuk jangan mencari masalah denganku. Disini bukanlah tempat untuk kamu bermain-main.” ujar Denny.

“Aduh, aku salah mengira kemampuan Kak Denny. Aku juga sangat menyesal.” Kenny tersenyum malu.

“Kamu sudah terlalu banyak melakukan kejahatan.” ujar Denny.

“Pengusaha memang seperti itu. Semakin banyak uang yang diperoleh, hatinya pasti semakin kejam. Aku jadi teringat saat aku berusia dua belas tahun dan baru saja menyentuh bisnis keluarga, ada seorang karyawan yang memandangku rendah, lalu Ayahku memaksaku untuk memecatnya. Waktu itu aku sangatlah sedih. Akhirnya aku semakin banyak melakukan hal seperti itu dalam pekerjaan ini, sehingga hatiku menjadi semakin kaku. Sekarang aku ingin menjadi orang terkaya sedunia. Demi mencapai impianku, memangnya ada apa jika aku ingin membakar satu kampung ini? Kak Denny, kamu juga bukanlah orang baik. Kita berdua sama-sama adalah gagak, tak perlu bahas siapa yang lebih jahat.” ujar Kenny sambil tertawa.

“Kita berdua memang tidak suci.” ujar Denny.

“Aku tanya lagi untuk terakhir kali, bagaimana kalau kita bekerja sama? Aku, Tuan Muda Ning dan Brigil menguasai kekuasaan gelap luar negeri dan dalam negeri. Kita memperoleh banyak keuntungan dari perperangan luar negeri. Keluarga Ibumu juga memiliki sumber daya dari luar negeri, Pamanmu pernah menjadi Ketua Direktur Perusahaan IF, sepupumu sekarang menjadi penasihat presiden di Amerika Utara. Kalau kita bekerja sama, kita pasti bisa menguasai pasar saham seluruh dunia. Jika kita ada uang, kita pasti bisa menjalani kehidupan yang kita inginkan. Untuk apa kita harus peduli kehidupan orang-orang ini? Kak Denny, lebih baik kita bekerja sama.” ujar Kenny.

“Kamu hidup demi diri sendiri, sedangkan aku hidup demi orang lain. Tujuan kita sangatlah berbeda.” ujar Denny.

“Hanya demi orang-orang ini, kamu menjadi buta, bahkan kamu hampir kehilangan nyawamu, apakah itu setimpal? Aku tidak percaya kamu begitu tulus. Sialan! Apakah kamu tidak bermain dengan wanita lain di belakang istrimu?” Tatapan Kenny pelan-pelan menggila.

“Sialan! Aku sama sekali tidak pernah melakukannya!” ujar Denny.

“Kalau begitu, kita tidak perlu banyak berbincang, kita memang tidak memiliki topik yang sama.” Kenny dengan cepat berlari kearah jendela yang tertutup disana, lalu berusaha mencopotkan papan yang terpaku di jendela.

“Tangkap ia!” ujar Denny.

Mendengar ucapan Denny, Mario, Yian dan Hera membawa para penduduk berlari cepat kearah Kenny.

Kening Kenny menunjukkan urat, pembuluh darah di sepasang tangannya menonjol, lalu langsung terdengar suara sebuah papan kayu yang terlepas.

Melihat Mario dan Yian yang membawa penduduk berlari kearahnya, tatapan matanya berubah pelan, lalu mengambil papan kayu berlari ke samping.

Mario dan Yian berlari cepat kearahnya.

Ia berlari sebanyak sepuluh langkah dalam sekali nafas, tiba-tiba ia melempar papan kayunya kearah belakang dan langsung memukul seorang penduduk.

Ada penduduk yang berlari ke depannya. Ia berhasil menghindari pukulan sekop dari penduduk itu dan meluncur di hadapan penduduk itu, lalu memberi sebuah pukulan sehingga penduduk itu terjatuh. Selanjutnya, ia memutarkan tubuhnya dan menendang kesamping, lagi-lagi berhasil menendang terbang seorang penduduk. Setelah itu, ia memberi tendangan seputar dan berhasil menjatuhkan seorang penduduk lagi.

Gerakannya sangatlah cepat. Setiap pukulan dan tendangannya sangat rapi dan bersih, selalu ada saja penduduk yang jatuh kalah karenanya.

Perlahan-lahan, penduduk yang jatuh kalah karenanya semakin banyak. Melihat Yian yang berlari kearahnya dengan pisau besar, ia langsung menarik seorang penduduk dan mendorongnya kearah pelukan Yian. Selanjutnya ia memberi tendangan, sehingga penduduk itu dan Yian terbang jauh keluar.

Mario sini memberinya pukulan kepadanya. Ia dengan cepat menggunakan lengan untuk menghindari pukulan Mario, lalu memberi pukulan keras balik kepada Mario.

Mario mundur ke belakang dengan cepat.

Kenny segera merubah kepalannya menjadi telapak tangan. Ia terus bergerak di hadapan Mario. Mario terus menatap kepalannya sambil mundur ke belakang. Kepalan Kenny langsung terjatuh diatas kepala Mario. Saat Mario terus mundur ke belakang, ia terus mengikuti Mario dan telapak tangannya masih setia bergerak di hadapan Mario. Ia mengubah telapak tangan menjadi kepalan, lalu menjatuhkannya lagi diatas hidung Mario.

Saat Mario mundur hingga sebuah gantungan baju bekas, kakinya kebetulan di tersandung. Kenny melihat adanya celah pada perlindungan Mario, ia pun memberi tendangan kearah Mario.

Mario baru saja menggunakan sepasang tangannya untuk menahan kaki Kenny, lalu salah satu kakinya Kenny menendang lagi kearah Mario dan terjatuh diatas dada Mario, sehingga Mario terbang jauh.

Hera sini mengeluarkan cambuknya dan melempar kearah Kenny. Kenny langsung mengambil sebuah gantungan pakaian, lalu berbalik badan menusuk dada Hera dengan gantungan pakaian tersebut.

Hera seketika menyemburkan darah dari mulutnya dan terjatuh jauh ke belakang.

Melihat tatapan Denny yang berubah, Kenny menyeringai sambil menjilat pelan bibirnya. Ia menggunakan satu tangannya mengambil pusat gantungan baju itu, lalu melemparnya kearah Denny bagai peluru kendali.

Denny langsung menghindar, lalu gantungan baju itu meluncur cepat hingga pintu dan debu kotoran di lantai melayang cepat.

Saat Denny ingin menyerang Kenny, Kenny telah muncul di hadapannya.

Ia menekuk tubuhnya pelan dan memberi pukulan pelan pada tulang rusuk Denny.

Raut wajahnya Denny berubah pelan.

Kenny menunjukkan seringai pada wajahnya, lalu memberi pukulan lagi pada tulang rusuk Kenny. Selanjutnya tenaganya bertambah dan pukulan ketiga kalinya terjatuh pada tulang rusuk Denny.

Denny dihajar sebanyak tiga kali oleh Kenny dan ia langsung mundur ke belakang sambil memegang tulang rusuknya yang terluka.

Kenny maju dengan cepat, lalu menggunakan siku memukul Denny.

Denny dengan cepat menggunakan lengannya untuk menghindar. Kenny lagi-lagi menggunakan siku memukul Denny. Saat Denny menggunakan kedua tangannya untuk menghindari pukulan sikunya, ia tiba-tiba menggunakan kedua tangannya untuk menarik pinggang Denny, lalu mengangkat Denny dan melemparnya sekuat tenaga.

Terdengar suara dimana Denny menabrak sebaris gantungan baju bekas. Wajahnya pelan-pelan menunjukkan rasa kesakitan.

“Sial!” Kenny mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya sambil menatap mereka semua dengan tatapan meremehkan.

Hanya menggunakan beberapa menit. Kenny pun mengalahkan keempat orang jago yang dimiliki Denny.

Tatapan Denny menunjukkan keterkejutan saat melihat Kenny.

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu