Si Menantu Buta - Bab 153 Friska Main Tangan

Pang pang, pang pang!

Denny memukul sarung pasir dengan keras, membuat sarung pasir berbunyi dengan keras.

Selanjutnya, dia dan Mario berlatih bersama, Mario memegang target tangan, memberikan berbagai serangan kepada Denny, Denny dengan cepat dan akurat memukul target tangan Mario.

Pada saat dia menyerang target tangan Mario, Mario dengan cepat memukul tangannya, Denny menghindar ke samping atau membungkuk, dan Mario menyerang dengan kecepatan yang memesona.

Ruang tinjunya sudah selesai direnovasi, ratusan petinju dan puluhan pelatih berkumpul dalam ruangan itu, semuanya terkejut melihat Denny dan Mario.

“Denny dan Mario sangat kuat.” ada orang yang kagum menonton mereka.

“Dia tidak kuat, melainkan senang dirinya akan segera tinggal bersama istrinya.” Dome sebagai kepala pelatih tersenyum memandang Denny, yang berdiri di samping ada beberapa pelatih.

Mata besar Hera tiba-tiba berkedip, dia memandang Denny dengan tenang, tidak tahu apa yang dia pikirkan.

“Tidak latihan lagi.”setelah Denny memeluarkan banyak keringat, dia tersenyum menepuk pundak Mario.

Wajah Mario tanpa ekspresi, melambaikan tangan pada Mark yang berdiri di samping.

Mark menganggukkan kepala, mengenakan sarung tinju dan berlatih dengan Mario.

Sebelum Denny mandi, dia menelepon Friska, setelah menunggu sekitar puluhan detik, Friska tidak menjawab telepon, Denny mengerutkan kening dan tidak banyak berpikir, lalu meletakkan teleponnya.

Setelah selesai mandi, dia kembali menelepon Friska, Friska tetap tidak menjawab teleponnya.

Dalam sekejap, dia sudah membersihkan kamar Friska, secara resmi mengundang Friska datang tinggal bersama.

Menurut jadwal hari ini, seharusnya Friska datang ke ruang tinju mencarinya, melihatnya berlatih tinju sebentar. Dia menyukai Friska, dan ingin memamerkan kekuatan tinju ke Friska. Kemudian mereka pergi makan malam bersama, pergi berbelanja, dan malamnya Friska tinggal di rumahnya.

Tidak tahu mengapa, dia yang telah membuat janji dengan Friska, tapi Friska tidak kunjung datang ke ruang tinju, ditelepon juga tidak menjawab.

Apakah terjadi sesuatu?

Denny sedikit khawatir, mengendarai mobil pergi ke rumah Friska.

Ketika tiba di rumah Friska, Gissel dan Janu sedang duduk di ruang tamu, satu keluarga ini sudah diusir keluarga Ye, sekarang sedang duduk santai di rumah, tidak kembali ke perusahaan.

Ketika Gissel melihat Denny datang wajahnya segera berubah, dia tidak berhasil meminta uang kepada Denny, saat ini hatinya sangat membenci Denny.

Janu hanya melihatnya sekilas lalu menundukkan kepala, diam-diam memegang pergelangan tangan.

Sikap pengasingan Gissel membuat hati Denny merasa tertekan.

Kalau tinggal bersama dengan Gissel setiap hari terus menundukkan kepala tidak menyapa, Gissel yang bersikap begitu padanya membuatnya sangat tidak nyaman.

Dia bertekad membawa Friska pergi.

Ketika mendorong pintu kamar Frsika, dia melihat Friska mengenakan piyama tipis, berbaring di tempat tidur dikipas kipas angin.

Rasanya gadis ini seperti siswa SMA yang malas, membuatnya tidak bisa menahan tawa.

“Kenapa tidak menjawab telepon dan tidak mencariku di ruang tinju?”ucap Denny.

“Ehn.”Friska melamun dengan tatapan dingin.

“Ayo makan bersama.” Denny berjalan menghampiri lalu menarik tangan Friska.

“Ehn.”Friska membiarkannya menarik tangannya yang masih berbaring di tempat tidur.

“Masih tidak gerak, aku akan ribut denganmu.” ucap Denny sengaja menakuti Friska.

Friska berdiri, berjalan ke ruang ganti dan menutup pintu, mengganti pakaian di dalamnya.

Mengingat dirinya akan tinggal bersama dengan Friska, hati Denny sedikit mengharapkannya. Meskipun Gissel tidak memberinya respon yang baik, tapi dia ibu Friska. Denny tidak mungkin memberikan seluruh uangnya pada Gissel, dan tidak boleh memperlakukan ibu mertua ini dengan buruk. Dia berpikir dalam dua hari ini memberikan Gissel satu miliar, satu miliar bagi orang biasa sudah sangat banyak.

Friska segera mengganti pakaiannya.

Dia mengenakan baju putih lengan pendek dan celana panjang denim biru, celana ini longgar, lalu memakai flat shoes. Dandanan dia hari ini sangat sederhana, tapi Denny merasa dia sangat cantik.

“Hari ini kamu sangat cantik.” ucap Denny tersenyum padanya.

“Ayo jalan.”ucap Friska.

“Dasar sampah tidak tahu berterima kasih!”ucap Gissel dari belakang dengan dingin, ketika Denny dan Friska hendak keluar.

Denny tertegun, tidak mempedulikan Gissel.

Keduanya pergi ke kota untuk berbelanja, mereka makan di sebuah restoran Hong Kong. Friska tampak tidak memiliki nafsu makan hari ini, dan sangat berbeda dari biasanya.

“Apakah kamu sakit?”tanya Denny khawatir memandang Friska, merasa Friska sangat aneh, mengulurkan tangan memegang dahi Friska.

“Aku tidak sakit.”ucap Friska.

“Kalau sakit, kita pulang, aku akan pikirkan cara membuatmu lebih nyaman.” ucap Denny.

“Kenapa kamu begitu menjijikkan?”ucap Friska sedikit mengerutkan kening.

“Kenapa aku menjijikkan?”Denny terkejut memandangnya.

“Apakah kamu tidak tahu, apa yang kamu katakan?”ucap Friska.

“Kamu sakit tidak nyaman, aku akan memikirkan cara membuatmu lebih baikan, lalu aku menjadi menjijikkan?” tanya Denny tersenyum memandangnya.

Dia merasa Friska sedikit aneh, mungkin Friska sedang bercanda dengannya.

“Apakah kamu seperti ini dengan setiap wanita?”tanya Friska.

“Apanya yang setiap wanita?” tanya Denny tidak mengerti.

“Neysia.” ucap Friska.

“Apa yang kamu ketahui?”ekspresi Denny berubah menjadi tidak senang.

Dia pria yang cerdas, dengan cepat menyadari ada orang yang mengatakan sesuatu kepada Friska. Akhirnya dia mengerti, mengapa Friska hari ini sedikit aneh.

Dia dan Friska berubah menjadi tenang, keduanya tidak berbicara.

Denny mengerutkan kening memandang Friska,

“Apakah Jennie? Apa yang dia katakan kepadamu?” tanya Denny.

“Tidak ada.”jawab Friska.

“Siapa?” tanya Denny.

“Tidak ada.”ucap Friska.

“Aku bisa menjamin dengan diri sendiri, aku dan Neysia tidak memiliki hubungan apa-apa. Dia adikmu, dan adik iparku. Aku baik padanya, semua karena hubunganmu dengannya. Kalau kamu mengira kami memiliki hubungan, aku bisa putus hubungan dengannya. Pasti ada yang mengatakan sesuatu pada masalah ini, beritahu aku siapa orangnya.” ucap Denny.

“Tidak ada.”ucap Friska.

“Kalau tidak ada siapa pun kenapa bisa mengungkit namanya?” Denny memegang pergelangan tangan Friska.

“Sudah aku katakan tidak ada, kenapa kamu begitu cerewet?”ucap Friska tidak sabar.

“Aku cerewet!?”Denny membelalakkan matanya memandangnya.

“Kamu sangat menjengkelkan.” ucap Friska sedikit mengerutkan kening.

“Benar-benar tidak masuk akal.” Denny berubah menjadi tidak sabar dan segera berdiri.

Dia tiba-tiba merasa Friska sama sekali tidak sebaik yang dia pikirkan, penampilan luar yang indah, tapi tidak memiliki karakter yang baik.

Tidak semenarik Neysia, dan tidak semenggoda Briggita.

Bahkan tidak sehebat Nikita.

Tampaknya dirinya hanya memiliki perasaan terima kasih kepada Friska, dan tidak ada perasaan apa pun, dia salah mencintai orang, Friska tidak cocok untuknya.

Dia kehilangan minat pada Friska, memindai QR code yang ada di atas meja dengan hp-nya, lalu mengirim satu juta dan pergi.

“Denny!”

Ketika Denny berbalik meninggalkan restoran, Friska tiba-tiba memanggil Denny.

“Apa?” Denny menatapnya dengan tatapan yang tidak berbahaya, meskipun dia tidak menyukai Friska lagi, tapi dia masih memiliki secercah harapan.

Dan harapan dia pada Friska tiba-tiba menghilang.

Dia tidak mendapatkan yang dia inginkan, sebaliknya ditampar Friska dengan keras.

Piak sebuah tamparan keras.

Semua orang di restoran memandang mereka dengan heran.

Warna kulit Denny dengan cepat berubah menjadi suram.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu