Si Menantu Buta - Bab 82 Denny Wang VS Roy Li (2)

hingga saat ini, Roy tetaplah merasa tidak puas pada Denny. namun dia mengakui kalau gerakan Denny lebih cepat dibandingkan gerakannya sendiri dan bahkan membuatnya tidak bisa menyadari kecepatan tinjuan itu.

namun, kenapa rupanya kalau tinjuan Denny lebih cepat? tinjuan itu tidaklah kuat dan hanya memberi rasa getaran pada wajah saja. itu hanya terasa sedikit sakit. Roy adalah seorang pria yang telah melewati berbagai pelatihan dan rasa sakit ini merupakan hal yang biasa baginya.

dia tidak tahu kalau Denny sengaja mengalah untuknya.

pada pertandingan pertama, Denny mengalahkan Jerry agar semua warga kota Harayu bisa merasakan kehebatan dari dirinya dan juga untuk memperkenalkan dirinya kepada orang banyak.

15 babak pada pertandingan kedua tidaklah seru dan membuat begitu banyak penonton menjadi tidak tertarik. jikalau dia mengalahkan Roy hanya dengan satu pukulan saja, maka para penonton juga tidak bisa menyaksikan hal keren apapun. kalau itu terjadi, maka semua hasil kerja kerasnya selama ini akan menjadi sia-sia.

Denny pun bergegas menyerang Roy ketika melihat Roy yang tetap berpura-pura hebat dan tidak menghargainya meskipun dia telah dipukul.

Denny sengaja hanya menggunakan 1/3 dari kekuatannya untuk meninju Roy menggunakan tangan kirinya.

Roy lalu menangkal tinjuan dari Denny. tangan kanan Denny pun segera menyerang tulang rusuk Roy.

kembali terdengar suara pukulan dan Denny berhasil menyerang bagian tulang rusuk Roy. meskipun hanya menggunakan 1/3 dari total kekuatannya, namun itu tetap membuat Roy merasakan kesakitan.

otot di bagian tulang rusuk pada manusia lebih tipis dan tidak bisa menahan pukulan keras apapun.

"licik, kamu benar-benar licik!" Roy merasa sedikit malu karena ditinju oleh Denny. dia lalu berpura-pura hebat dan menghina Denny sambil memamerkan kehebatannya kepada penonton yang ada di sana.

"apakah aku licik? kalau begitu aku akan meneruskannya!" Denny kembali meninju Roy.

Roy lalu mengangkat kedua lengannya untuk menangkal pukulan tersebut. Denny lalu meninju lengan Roy secara terus menerus hingga membuat Roy berjalan mundur beberapa langkah.

Roy tidak berhentinya berjalan mundur ketika sedang menahan tinjuan dari Denny. dia mulai merasa marah dan langsung berteriak. dia lalu mengarahkan sebuah tinjuan ke arah Denny.

Denny segera melompat mundur dan menghindari tinjuan tersebut. tiba-tiba, sebuah tinjuan kembali mendarat pada hidung Roy.

hidung manusia sangatlah lemah dan hidung Roy langsung berdarah.

"pria lemah, kamu sangatlah licik." meskipun hidungnya telah berdarahm namun Roy tetap menatap Denny sambil tersenyum hina.

"kak Yanto, dia berdarah!" kata Vicky dengan pelan.

"bukankah berdarah pada hidung adalah hal yang normal? total babak pada pertandingan hari ini adalah 15 babak dan salah satu peserta ditengah pertandingan itu juga mengalami luka pada hidungnya." kata Yanto dengan sedikit hina.

"Roy bukanlah lawan yang cocok bagi Denny." kata Nikita dengan wajah yang tidak berekspresi.

"apakah itu benar? aku malah merasa kalau Roy sedang mempermainkan Denny." kata Daehi.

"kak Denny, hajar dia!" teriak Sumanto dari bawah pentas ketika melihat Roy yang telah terluka itu.

"Roy, jangan mengalah untuknya." kata Jaeno sambil mengerutkan keningnya.

Yanto menatap ke arah Sumanto dengan sedikit terkejut. Sumanto yang selama ini tidak begitu ingin menghiraukan Denny itu sejak kapan menjadi begitu akrab dengannya?

Denny dan Roy kembali saling meninju beberapa kali dan babak pertama pun selesai.

babak pertama menghabiskan waktu 2 menit dan tinjuan Roy sama sekali tidak mengenai Denny. kebalikannya, Denny mendaratkan beberapa pukulan pada tubuh Roy. ketika beristirahat, asistennya pun membantunya untuk membersihkan darah pada wajahnya.

"brengsek! aku akan menghajarnya pada babak selanjutnya!" meskipun ekspresi Roy terlihat begitu santai, namun sebenarnya dia merasa begitu tidak puas di dalam harinya.

"kak Denny, apakah kamu bisa mengalahkannya hanya dengan satu pukulan? pertandingan ini tidaklah seru jika kalian bertarung dengan lamban." kata Fidel kepada Denny sambil memijat tubuhnya.

"tunggulah dua babak lagi, kita harus membiarkan para penonton merasakan kondisi yang sebenarnya dan setelah itu, aku akan mengalahkannya hanya dengan satu tinjuan."

setelah waktu istirahat berakhir, Denny dan Roy kembali bangkit berdiri.

sistem pertandingan yang mereka terapkan kali ini merupakan sistem yang berlaku di dalam negeri. setiap pertandingan terdapat 6 babak dan setiap babak memiliki waktu selama 2 menit untuk beristirahat.

"Denny, ada yang ingin aku katakan kepadamu. aku hampir melupakannya. apakah kamu tahu apa yang ingin aku katakan?" kata Roy dengan nada yang seram kepada Denny. hanya dalam waktu 90 detik, Denny bisa membuat Roy berkeringat deras dan telah terlihat memar pada wajahnya.

"apa yang ingin kamu katakan?" tanya Denny.

"hm?" Roy sengaja menatap ke arah belakang Denny.

tatapan Roy membuat semua orang ingin ikut menatap ke belakang juga. meskipun Denny telah mengetahui tujuan Roy ini, namun dia juga tidak bisa menahan nalurinya sendiri. Denny pun menoleh ke bagian belakang tubuhnya.

Roy pun meminjam kesempatan ini untuk segera beraksi.

dia berteriak dan langsung mengarahkan sebuah tinjuan yang kuat ke arah Denny. Denny langsung menghindari tinjuan itu, namun sebuah tinjuan kembali datang dari bawah dagunya.

Denny kembali berjalan mundur dan dia merasa kalau tinjuan dari Roy hanya bergesekkan dengan hidungnya saja. Roy kembali mengarahkan tinjuannya ke arah Denny.

Denny langsung memukul tangan Roy menggunakan tangan kirinya.

Roy kembali berteriak dengan nada yang marah. dia pun mengarahkan tinjuan pada tangan kirinya ke arah kening Denny.

Denny menghindari tinjuan itu dengan cepat dan langsung mendaratkan sebuah pukulan pada bagian katup jantung milik Roy.

Roy seketika merasa sesak dan berjalan mundur beberapa langkah.

"Roy, kamu harus berakting dengan baik di atas panggung dan menjadi manusia yang baik ketika di bawah panggung. aku tidak memiliki dendam apapun denganmu dan aku hanya ingin mengembangkan bidang olahraga di kota Harayu ini. aku juga tidak pernah mempermasalahkan kamu yang tidak mendukungku. kamu seharusnya bisa merasakan kalau selama ini aku selalu menjagamu. namun kamu bahkan menganggap semua ini serius?" kata Denny dengan tatapan yang serius.

"brengsek! aku sangat dendam padamu dan sangat ingin membunuhmu!" teriak Roy kepada Denny.

"kamu terlihat seperti seekor anjing gila." Denny lalu memiringkan badannya dan kembali meninju bagian tulang rusuk milik Roy.

kembali terdengar suara pukulan pada tulang rusuk Roy, hal ini membuatnya kesakitan hingga ekspresinya terlihat begitu buruk.

di waktu yang bersamaan, Denny kembali mengarahkan tinjuannya ke bagian dagu Roy.

awalnya dia ingin meninju bagian dagu Roy dengan tenaga yang penuh dan segera mengalahkannya. namun Denny terpikir akan sikap Roy yang sangat tidak dewasa. dia ingin membiarkan para penonton melihat semua ini. oleh karena itu, dia hanya menggunakan 2/3 dari total kekuatannya. tinjuan ini hanya membuat Roy merasakan pusing dan berjalan mundur beberapa langkah.

"tidak dewasa!" kata Denny sambil menatap Roy dengan tatapan yang dingin.

"brengsek!" Roy berteriak dengan kuat dan kembali menyerang Denny.

Denny menatapnya dengan cuek dan sama sekali tidak menghiraukannya. namun ketika Roy kembali ingin menyerangnya, dia melihat kalau tatapan Roy seketika berubah.

kali ini, Roy tidak meninjunya melainkan menendangnya dengan kaki.

orang yang tidak mengerti tentang pertinjuan juga tahu kalau menendang adalah hal yang tidak diperbolehkan dalam dunia pertinjuan. niat buruk yang dimiliki Roy ini membuat Denny tidak bisa membuat persiapan apapun. tendangan Roy langsung mendarat pada bagian perut Denny dan membuat Denny mundur beberapa langkah.

Denny langsung menghindar ketika melihat Roy yang kembali ingin menendangnya. di waktu yang bersamaan, bel pada babak kedua pun berbunyi.

"brengsek kamu Roy, apa yang kamu lakukan? apakah kamu tidak bisa menerima semua kekalahan ini? kenapa kamu malah menggunakan kakimu dalam pertandingan tinju ini?!" kata Sumanto dan dia langsung bergegas ke arah ring tinju.

"Roy, kamu sangatlah brengsek!" Mark dan sekelompok asisten pun berlari ke arah ring tinju untuk memeriksa kondisi luka pada Denny.

"apa yang kamu lakukan? apakah kamu mengerti pertandingan ini?" kata wasit pertandingan itu kepada Roy.

"maaf, aku sudah terbiasa dalam pertarungan biasa dan aku lupa kalu ini adalah pertandingan tinju yang tidak diperbolehkan menggunakan kaki. kamu boleh menganggap aku melanggar peraturan. lagipula aku akan dianggap kalah jika aku melanggar peraturan sebanyak tiga kali." kata Roy dengan santai.

"kamu sama saja sedang menghina dunia pertinjuan, aku akan langsung menganggap kalau kamu sudah kalah dalam pertandingan ini." kata wasit tersebut.

"baiklah, tidak apa-apa. aku kalah karena penilaian kalian, bukanlah karena dikalahkan oleh Denny. intinya aku tidak dikalahkan oleh Denny pada pertandingan ini." kata Roy.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu