Si Menantu Buta - Bab 353 Saudara Baik, Sangat Loyalitas

Tyas dengan berani memukulnya, membuang semua barang berharganya tanpa izin, membuatnya sangat marah. Dia merasa bahwa kesadaran Tyas sedang tidak normal, detik terakhir Tyas masih sangat baik dan mesra dengannya, dan saat ini dia telah berubah menjadi sosok orang lain.

Pada saat Tyas mengatakan bahwa dirinya telah hamil, Denny tertegun.

“Sejak kapan?” tanya Denny.

“Sejak pertama kali bersamamu, dan haid bulan pertamaku tidak datang lagi, aku pergi memeriksanya ke dokter, dan telah hamil.” Ucap Tyas.

“Istriku, maafkan aku.” Tiba-tiba Denny merasakan sesuatu hal yang tak bisa diungkapkan di dalam hatinya.

Dia terkejut tapi juga senang, dia menatap gadis cantik bersih yang ada di hadapannya, kemudian tidak bisa menahan dirinya untuk memeluk perutnya, dan membenamkan kepalanya ke dalam dekapannya.

Dia sangat tidak kekurangan uang, sekalipun dia mempunyai seratus istri dan seribu anak, dia tetap mampu untuk menghidupkannya.

Dia sangat menyukai anak kecil.

Dia sangat mencintai Tyas, dan sekarang Tyas telah mengandung darah dagingnya, bagaimana mungkin dia tidak bahagia?

Denny bukan tidak mengerti, dia tahu bahwa merokok sangat berbahaya pada tubuhnya.

Rokok ini tidak hanya merusak sarafnya, dan membahayakan tubuhnya, bahkan ketika dia merokok pun, akan membahayakan Tyas yang hanya menghirup asap rokoknya, hal ini akan sangat mempengaruhi janin yang ada di dalam perutnya.

Dia akan segera menjadi ayah dari dua anak, dia ingin bertanggung jawab pada bisnisnya, dan juga keluarganya.

“Istriku, maafkan aku, aku benar-benar minta maaf. Aku pikir, ketika aku menyentuh barang ini, aku bisa mengontrolnya, dan aku bisa menghentikannya. Namun, ketika aku sudah menggunakanya, aku baru menyadari bahwa barang ini tidak bisa dihentikan. Tapi aku berjanji padamu, aku tidak akan menyentuh barang ini lagi. Tidak peduli seberapa berat aku harus menahan kecanduan ini, aku akan menghentikannya, demi kamu dan anak yang ada di perutmu.” Denny bersumpah kepada Tyas.

“Kamu bukannya tidak mengerti, kamu seharusnya tahu, betapa membahayakannya barang itu pada kesehatanmu.” Ucap Tyas.

“Aku tahu, aku pasti akan menghentikannya, aku berjanji padamu.” Denny mengacungkan ketiga jemarinya.

“Baguslah.” Tyas tersenyum, lalu memeluk Denny dengan lembut.

“Aku akan menjadi pria yang baik.” Denny juga tersenyum, memeluk perut Tyas dengan pelan.

Hatinya kembali bergembira mengingat dirinya akan menjadi seorang ayah dari anak ini. Dia tidak peduli entah anak perempuan atau laki-laki yang dilahirkan Friska, namun, Friska melahirkan seorang anak perempuan, dan dalam hatinya tetap memiliki sedikit penyesalan. Bagaimanapun dia terlalu kaya, dan dia memiliki banyak harta keluarga yang harus diwariskan.

Denny memandang perut rata Tyas, setelah berpikir sejenak, dia memberikan sebuah kecupan ke perutnya, “Istriku, aku tidak peduli entah anaknya perempuan atau laki-laki, tapi kali ini harus laki-laki, jika kamu melahirkan seorang anak laki-laki, maka harta keluargaku senilai ratusan miliar akan kuberikan kepada kalian.”

“Bagaimana kalau perempuan?” tanya Tyas.

“Aku juga akan memberikannya, karena aku mencintai kalian.” Ucap Denny sambil tersenyum.

“Aku akan berusaha melahirkan seorang anak laki-laki untukmu.” Ujar Tyas.

“Kamu sudah hamil, dan barusan kamu merokok bersamaku? Apa kamu tidak tahu bahaya rokok pada janin?” tanya Denny setelah berpikir sejenak.

“Aku tidak menghisapnya hingga ke paru-paru, aku hanya menghisapnya lewat mulut dan untuk menemanimu saja.” Kata Tyas.

“Itu juga tidak diizinkan, kelak aku juga tidak akan menyentuhnya lagi, dan kamu juga tidak diizinkan untuk merokok.” Kata Denny.

“Baik.” Tyas mengangguk dengan pelan.

Barusan saat Tyas melihat Denny merokok, dia hampir saja menangis dibuat oleh Denny. Dan pada saat ini, sepasang suami istri telah membaik, Denny melihat kelopak mata Tyas yang memerah akibat dia marah, Denny pun menciumnya dengan pelan, keduanya kembali meringkuk bersama dan mengobrol dengan mesra.

Di tengah malam, saat Tyas tertidur dengan pulas, Denny mengambil kesempatan untuk pergi ke kediaman Jacob.

Jacob juga merupakan orang kaya generasi kedua, dia sangat menikmatinya. Sejak dia kecanduan narkoba, dia mencoba untuk merokok dalam jumlah besar.

“Bagaimana bisa? Kenapa bisa ketahuan oleh istrimu?” Jacob mengenakan jubah tidur yang mewah, sambil berbaring dengan seorang wanita barat cantik di sisinya, dia memegang cangklong dan menikmati setiap hisapan rokoknya.

Seorang wanita cantik itu menaburkan serbuk hitam ke dalam cangklong tersebut, kemudian menyodorkannya ke Denny. Denny duduk di hadapan Jacob, kemudian dia menhisap rokoknya dengan dalam, segala kegelisahan yang ada di dalam dirinya kini berkurang banyak.

“Aku pikir Tyas tidak akan keberatan, tapi siapa duga, dia sangat marah ketika melihatku merokok, bahkan langsung menamparku. Mereka semua terlalu baik dan sopan, tidak cocok untuk menjadi temanku.” Denny menghembuskan napas dengan pelan.

“Hal semacam ini memang tidak boleh sembarangan untuk beri tahu orang lain, kamu terlalu polos. Gadis seperti Tyas, sejak pertama kali aku melihatnya, aku sudah tahu karakternya seperti apa, dia mempunyai temperamen dan integritas yang kuat. Jangankan kamu, jika Keluarga Sorlokk mengetahui aku menghisap barang ini, mereka juga akan menghabisi aku. Kalau memang sudah kecanduan barang ini, ya sudah, mau bagaimana lagi, lagi pula kita juga tidak kekurangan uang. Kamu coba opium ini, ini benar-benar tidak bisa dibandingkan dengan rokok, rokok adalah benda yang dihisap oleh orang miskin, dan hanya opium lah yang layak untuk orang-orang terhormat seperti kita.” Kata Jacob sambil tersenyum.

“Besok pagi aku berangkat ke China, Alock ku serahkan padamu untuk mengurusnya. Kamu adalah orang yang paling aku percaya, tolong wakili aku untuk mengurus Alock dan Tyas.” Kata Denny.

“Tenang saja, aku akan menjaganya baik-baik demi dirimu.” Ucap Jacob.

Denny dan Kenny adalah jenis manusia yang sama, omongannya tidak dapat dipercaya. Lebih baik percaya bahwa ada hantu di dunia ini, daripada mempercayai mulut dari Denny dan Kenny.

Dia telah membohongi Tyas, di bawah menderita kecanduan dalam merokoknya, dia dengan tegas memilih opium.

Keesokan harinya, Denny membawa Mario, Yian, Hera dan Menteri Luar Negeri serta para pengawalnya tiba di China.

Dia adalah warga China, bagian utara ataupun selatan di negara ini, dia tidak merasa asing, karena di sini adalah rumahnya, saat dia turun dari pesawat, dia tidak memberi tahu Nikita, dia segera membawa para bawahannya ke hotel tempat mereka menginap.

“Presiden, aku ingin kembali ke Kota Kimraden untuk melihat kakekku.” Hera meminta izin kepada Denny.

“Pergilah, biar Yian yang menemanimu.” Denny menyetujuinya dengan santai.

“Aku juga harus kembali ke Kota Kimraden?” Yian sedikit terkejut.

“Kamu sudah berada di Alock beberapa bulan, apa kamu tidak ingin melihat istri dan anakmu?” tanya Denny kesal.

“Benar juga, aku harus kembali untuk melihat istri dan anakku.” Raut wajah Yian merona.

“Denny, akhir-akhir ini wajahmu sedikit pucat.” Dalam perjalanan ke hotel, Mario yang sedang duduk di samping Denny berkata dengan ekspresi datar.

“Mungkin tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan sana.” Ucap Denny.

“Bukankah karena telah menyentuh suatu barang?” tanya Mario.

“Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan.” Denny tersenyum.

“Dulu saat aku bekerja di Thailand, ada seorang master target petinju terkenal di Thailand, dia tewas, dan kamu seharusnya tahu dia tewas karena apa.” Kata Mario.

“Akhir-akhir ini kamu sedikit banyak bicara.” Ucap Denny.

“Serahkan barang itu padaku, biar aku yang amankan, kamu sekarang bukan lagi seorang pria kaya generasi kedua yang biasa, tapi seorang presiden dari sebuah negara. Kamu seharusnya tahu status dan kedudukanmu melambangkan apa, jika kamu menyentuh barang ini dan ketahuan oleh rakyat biasa, mereka pasti akan kecewa, bukan? China bukan Alock, terlebih kamu adalah seorang presiden, sangat berbahaya jika kamu membawa barang itu di badanmu. Serahkan barang itu padaku, jika terjadi masalah, kamu bisa lemparkan semuanya ke aku.” Ucap Mario.

Denny memandang Mario dengan tatapan terkejut.

Dia tidak menyangka Mario begitu baik padanya.

Tyas sangat mencintainya, tapi pada saat dia memanjakan diri padanya, dia juga mempunyai prinsip yang keras. Mario dan Tyas berbeda, saat Mario memanjakan diri padanya, dia tidak mempunyai prinsip sama sekali.

Denny percaya, jika suatu saat nanti dia melakukan sebuah kesalahan dan dijatuhkan hukuman mati, Mario pasti bersedia untuk mewakilinya.

Ini adalah saudara yang baik.

Tidak peduli apa yang dia lakukan, entah itu benar atau salah, Mario akan selamanya mendukungnya sebagai saudara.

“Saudaraku, terima kasih.” Denny tidak bisa menahan dirinya untuk memegang tangannya, lalu menatapnya dengan pandangan terharu.

“Persoalanmu tidak boleh diketahui oleh orang lain.” Ucap Mario.

“Jika kamu adalah seorang wanita, aku pasti akan menikahimu.” Kata Denny.

“Sudahlah, bukan hal yang mudah untuk menjadi wanitamu, hati ini tidak akan pernah merasa tenang.” Ucap Mario.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu