Si Menantu Buta - Bab 86 Fidel Melarikan Diri

pada keesokan harinya, Denny tidak menemukan siapapun di rumahnya ketika ia bangun. Friska adalah seorang pekerja keras dan dia pastilah pergi bekerja meskipun belum pulih. Denny pun pergi ke kamar Friska dan melihat catatan pekerjaan yang Friska tulis semalam sudah dibawa pergi olehnya. dia memiliki sebuah firasat kalau tidak lama lagi, semua orang pasti akan mengetahui kondisi matanya yang sudah pulih.

rasa sakit pada pundak Denny semakin terasa karena tendangan Roy semalam. gerakan yang ia lakukan juga sedikit besar dan dia sedikit tidak berdaya terhadap pertandingan bebas seperti semalam itu.

begitu banyak petinju yang harus mencari uang dengan susah payah. mereka tidak bisa mendapatkan uang jika tidak ikut bertanding. ini semua karena dunia pertinjuan belum berkembang dan membuat harga sewa para petinju ini menjadi begitu rendah. mereka mempertaruhkan nyawa mereka sendiri pada pentas tinju dan berusaha semaksimal mungkin agar penonton bisa merasakan serunya pertandingan tersebut.

jika menghadapi orang hebat, maka sebuah pertandingan hampir sama dengan kecelakaan mobil yang parah. karena para orang hebat tersebut memiliki kekuatan tinju yang sangat kuat dan juga daya tahan tubuh mereka memiliki batas yang tinggi. Denny hanya mendapat serangan beberapa kali saja dari Roy semalam, hanya saja setelah ditendang oleh Roy beberapa kali, rasanya hampir sama seperti dilindas oleh sepeda motor.

Roy pastilah akan lebih para dibanding dirinya. Roy setidaknya harus berbaring di rumah sakit setidaknya selama setengah bulan.

demi memulihkan tubuhnya agar tetap bisa menjalankan pekerjaannya di dunia bisnis, Denny pun melakukan beberapa latihan sederhana di rumahnya.

memutar pinggang, meregangkan bahu, menekan kaki, melompat dengan pelan dan juga meninju dengan tenaga yang pelan.

setelah berolahraga selama setengah jam, Sumanto membawa sekelompok orang untuk datang ke rumahnya.

saat ini, mereka sudah mengetahui segala sisi kota Harayu dan mereka bisa menemukan data serta informasi orang yang ingin mereka cari hanya dalam waktu setengah jam saja. aset yang ia miliki juga dimiliki oleh Sumanto. oleh karena itu, jika Sumanto ingin mengetahui semua hal tentang Denny, itu juga bukanlah merupakan hal yang sulit. Sumanto bisa mendapatkan alamat tempat tinggal Denny dengan gampang dan juga mendapatkan beberapa informasi privasi lainnya.

"tuan Fidel, segera laporkan pengeluaran kepadaku." kata Sumanto dengan menyeramkan dan dia tidak bersikap hormat pada Fidel seperti biasanya.

wajahnya tidak memiliki ekspresi apapun, dia hanya duduk pada sofa sambil merokok dan memijat keningnya menggunakan tangan kanannya. dia lalu memejamkan matanya untuk memikirkan sesuatu.

"baik..." Fidel sangat takut kepada Sumanto, dia lalu menatap Sumanto dengan penuh hati-hati.

dia pun berlutut di depan meja sambil membuka buku laporan keuangan dan mulai membacanya, "pada pertandingan yang diadakan semalam, kami mengundang artis dan juga raja tinju untuk memanaskan suasana. demi menjaga keamanan aula tersebut, kami menyewa 60 satpam. pada acara perayaan, kami juga memberi beberapa bonus kepada para wartawan. ditambah lagi beberapa pengeluaran lainnya sepanjang pertandingan. total uang yang dipakai adalah 30M."

"bagaimana dengan pendapatan?" tanya Sumanto sambil memejamkan matanya.

"5000 tiket telah habis terjual, namun kita hanya mendapatkan 800juta karena setiap tiket hanya dijual dengan harga 160 ribu rupiah." Fidel lalu menatap Sumanto dengan penuh hati-hati.

"bagaimana dengan pendapatan lainnya?" Denny pun mengerti akan tujuan kedatangan Sumanto.

pengeluaran dan pendapatan pada acara semalam tidaklah sebanding. meskipun Sumanto adalah bawahannya, namun ini merupakan kerja sama diantara mereka. mereka berdua bisa menjadi seperti ini karena mereka yang terlalu berharap pada keuntungan semata. jangan lihat Sumanto yang bersikap begitu segan pada Denny, jika dia tidak mendapatkan apa yang ia inginkan, dia mungkin aja akan mengkhianati Denny nantinya.

pada kedatangan Sumanto kali ini, dia melihat bagian pinggang para bawahannya terlihat sedikit menonjol. mungkin mereka semua membawa senjata dan Sumanto sendiri sudah berpikir untuk mati bersama Denny.

" Perusahaan Investasi Summer Rich kita, oh bukan, perusahaan W-1 kita memiliki 50 lebih aula pelatihan tinju. berkat pertandingan tersebut, kita mendapatkan 300 lebih murid baru hanya dalam beberapa hari saja." kata Fidel.

"hehe," Sumanto tersenyum dan membuka matanya.

"300 siswa itu hanya bisa mendatangkan keuntungan sebesar 800 juta bagi kita, tidak ada pendapatan lain lagi selain ini." kata Fidel dengan suara yang pelan.

"aku menginvestasikan 30M dan kamu hanya mendapatkan keuntungan sekitar 1,6 M saja. Clement Wang, kamu benar merupakan seorang pengusaha yang hebat dan memiliki jiwa ekonomi yang kuat. apakah aku hanya menginvestasikan 30M untuk pertandingan ini? sebenarnya aku menghabiskan 800M!" Sumanto langsung berdiri dan menatap Denny yang memiliki ekspresi pucat itu.

"semua uang yang telah kamu keluarkan itu akan kembali 10 kali lipat nantinya." kata Denny dengan ekspresi datar.

"aku percaya padamu, namun kamu juga harus menunjukkan sedikit hasil untukku, bukan? aku menghabiskan 800M dalam bidang pertinjuan ini dan kamu hanya mengembalikan 1,6M untukku, bagaimana mungkin aku bisa percaya padamu. lagipula kakakku juga sedang fokus pada bidang kuliner, dia pun mencuri 400M dari keluargaku sendiri. terdapat celah yang sangat jelas pada laporan keuangan keluargaku. ayahku juga telah menyewa sekelompok akuntan untuk menelusurinya. aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi." kata Sumanto dengan berat hati kepada Denny.

"aku tidak akan membiarkan keluargamu bangkrut." kata Denny.

"waktu itu, aku lebih memilih mempercayai perkataan setan dibanding mempercayai perkataanmu. lagipula kita berdua juga sudah saling mengenal sifat kita masing-masing. aku tidak ingin berkata lebih lagi. hasil yang kamu dapatkan semalam membuatku merasa begitu marah. aku sangat ingin membunuhmu. namun lupakan saja, aku juga tidak ingin menanyakan hal ini padamu lagi. aku tahu jelas siapa diriku sebenarnya." Sumanto terlihat begitu lelah, dia lalu berdiri dan membawa sekelompok bawahannya untuk pergi dari tempat ini.

ketika Sumanto berjalan ke arah pintu, dia mengeluarkan sebuah pisau dari tubuhnya dan melemparkannya pada lantai.

Alex Lin lalu menolehkan kepala dan menatap Denny dengan tatapa yang kacau. dia juga ikut mengeluarkan pisau yang ada di dalam tubuhnya dan melemparkannya ke lantai. para bawahan Alex juga melemparkan puluhan pisau di depan pintu rumah Denny.

demi mempertahankan pertandingan yang bagus, Denny ditendang beberapa kali oleh Roy, namun Denny tetap mengalahkan Roy hanya dengan tinjuannya. dia mendapatkan kehormatan dari sekian banyak orang.

namun rasa hormat dan juga mendapat keuntungan adalah dua hal yang berbeda. mereka adalah pengusaha, jika tidak ada uang, maka semua kerja keras Denny juga sia-sia.

jika dilihat dari sifat Sumanto dulu, dia pastilah akan menyuruh bawahannya untuk membunuh Denny.

namun berbisnis adalah hal yang sangat melelahkan. semua orang sudah merasa capek dan Sumanto tidak ingin bertarung dengannya lagi.

pertandingan tinju Denny menghabiskan begitu banyak harta dari keluarga Sumanto. jikalau dia tidak mendapatkan keuntungan dari dunia pertinjuan, maka keluarganya akan segera bangkrut.

"bos, aku akan membantumu untuk menyimpan semua pisau itu." kata Fidel kepada Denny.

"hm." Denny pun duduk diatas sofa sambil merokok. penampilannya terlihat begitu murung.

dia juga merasa sangat lelah, baik fisik ataupun batin.

"kita pasti bisa mendapatkan kembali uang itu, bukan?" kata Fidel kepada Denny sambil membereskan sekumpulan pisau tersebut.

dia juga tidak begitu percaya kepada Denny lagi setelah tidak melihat uang.

dia adalah bawahan yang paling dekat dengan Denny, dia juga tahu kalau proyek gagal yang pernah Denny kerjakan bukan hanya proyek tinju, Denny bahkan akan merasa rugi pada renovasi aula tinju. jikalau Denny tidak mendapatkan uang, maka setelah selesai renovasi, para pekerja akan meminta uang kepada Denny. jikalau Denny tidak bisa membayar mereka, mungkin mereka akan menguburkan Denny hidup-hidup.

"kita bisa mendapatkannya." Denny pun tersenyum paksa.

"bos, jangan khawatir, kamu tidak mendapatkan uang di awal adalah hal yang sangat wajar karena kamu tidak mendalami bidang tinju ini. masyarakat biasa juga tidak begitu menyetujui keberadaan tinu ini. lagipula kalangan yang harus kita kontrol adalah satu kota ini. bisnis ini terlalu besar dan ini sangatlah susah. Sumanto masih belum tahu kalau kamu memiliki begitu banyak saham. jikalau kita tidak bisa bertahan lagi, kita boleh menjual semua saham tersebut. kamu juga mengenal begitu banyak orang kaya. jika dilihat dari kemampuanmu, kamu bisa meminjam beberapa miliyar hanya dalam beberapa menit saja."

"kita bisa bertahan." kata Fidel sambil membuka jasnya karena merasa lelah.

"kamu sangatlah bagus," kata Denny sambil tersenyum.

"ngomong-ngomong, ini adalah kali pertamaku untuk datang kerumahmu. ternyata rumahmu begitu cantik dan aku menemukan sendal untuk wanita. istrimu pastilah sangat cantik kan?" Fidel pun tersenyum dan menatap ke sekelilingnya.

"dia sangat cantik." kata Denny.

"......." tatapan Fidel sedikit berubah ketika menatap foto Friska di sudut ruangan.

"kamu pasti akan merasa puas jika memiliki seorang istri yang suka menganggumu kan?" kata Denny kepada Fidel.

"........" Fidel tidak berkata apapun.

dia terpikir kembali akan rapat bisnis di keluarga Chen. dia melihat adegan kebersamaan Denny dan juga Friska. dia kembali terpikir akan pelatihan pada kota ini, dia mulai mengerti setelah mengingat kembali adegan Friska yang datang untuk mencarinya.

dia mulai menatap Denny dengan tatapan yang penuh ketakutan dan mulai berjalan mundur ke arah pintu.

Denny hanya menatap Fidel tanpa berkata apapun.

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu