Si Menantu Buta - Bab 140 Kebenaran Sudah Dekat

Andreas dengan cepat menutupi wajahnya, dan tidak dapat berkata apa-apa lagi.

Alex Lin mengerutkan kening, melihat ke arah Mario dan Hera. Mario yang selalu tanpa ekspresi, dan wajah Hera yang memerah.

Hera tak terpikir bahwa istri Denny yang sudah seranjang bersama, bahkan tidak tahu siapa dia.

Status suaminya paling rendah disini?

Apa yang terjadi pada orang kaya di Kota Harayu? Suaminya dengan mudah mengeluarkan puluhan juta bahkan milyaran apa yang terjadi?

Dan Jaeno, musnah dalam semalam siapa yang melakukannya?

Tidak hanya Sumanto, Brigitta, Nikita, Jennie Wang, Neysia merasa tidak nyaman mendengar kata-kata Friska, bahkan Young K mendengarkan kata-kata Friska juga merasa tidak enak.

Bagaimana istri Denny ini, bahkan tidak tahu siapa Denny?

Dia tiba-tiba sedikit mengagumi gadis ini, berpikir kalaupun Denny adalah orang biasa, namum, orang biasa pun tidak pantas, seperti sampah yang dibuang oleh keluarganya. Dia demi seorang yang tidak berguna dan sebagai seorang gadis dari keluarga kecil melawan begitu banyak orang-orang dari kalangan atas.

Siapa yang memberinanya keberanian?

Brigitta juga tahu di mana bedanya dia dengan Friska.

Mengapa Denny begitu menyukai Friska.

Yang dia sukai adalah aura Denny, dan Friska telah melakukan tugas sebagai istrinya, selalu mendukung dan memperhatikan Denny.

Denny merasa tergugah atas perilaku Friska.

Dan Friska juga tersipu malu oleh kata-kata ini.

Tampaknya dia harus memberitahu Friska tentang identitasnya, Gissel Chen dan Janu Ye juga harus tahu identitasnya. Jika tidak, kedepannya dia menghadiri acara seperti ini, tidak tahu mungkin akan membuat mereka merasa malu lagi.

Kedepannya dia adalah seorang direktur utama yang kuat dan sombong.

Bagaimana mungkin istrinya berbicara kepada orang-orang ini dengan suara lembut, sama sekali tidak berguna apa yang dibicarakannya.

“tidak bisa, ya katakan saja.” Ucap Mario tanpa ekspresi.

Semuanya memasang ekspresi yang aneh melihat Denny.

“nanti baru dikatakan saja.” Denny manarik nafas dalam-dalam, manarik tangan Friska keluar ruangan.

Acara pembukaan akan segera dimulai, dan segera akan berbicara dan menyumbang sebagai sponsor dari acara ini, dan dia akan membuat Friska tahu identitasnya.

“istriku, terima kasih kamu begitu baik kepadaku. Di koridor, Denny tidak bisa menahan diri untuk tidak memegang wajah dan menatap Friska dengan serius.

"Aku baik padamu itu wajar, oang tuamu tidak di sisimu. Ibuku tidak bisa peduli dengan orang lain. Jika aku tidak baik padamu, tidak ada lagi yang baik padamu," ucap Friska.

“iya, kamu yang terbaik untukku,” Denny mengangguk dengan lembut.

“yuk ikuti acara pembukaan. Ibuku merasa jika kita tidak berada di dalam dia tidak ada muka, seharusnya sendirian sekarang, jika kita tidak menemaninya, dia akan semakin mencari masalah denganmu," ucap Friska.

“iya.” Denny mengagguk dengan lembut.

Dan saat masuk ke dalam ruangan, dia melihat bahwa ruang acara sudah diatur menjadi lebih kecil. Semua meja prasmanan dibongkar, kursi ruangan telah di susun perbaris, nama para tamu yang diundang oleh Denny semuanya dicetak dan ditempelkan di kursi-kursi tersebut, sesuai status mereka mulai dari baris kedua sampai ke baris terakhir.

Tidak ada nama di baris pertama. Orang-orang ini biasa menghadiri berbagai macam acara dan tahu siapa yang bisa duduk di baris pertama.

“apa kabar tuan Herman.” Denny melihat bahwa orang penting sudah tiba untuk menghadiri acara ini, dia adalah Walikota dari Kota Harayu.

Tokoh-tokoh penting ini selalu sangat peduli tentang masalah mata pencaharian di kota. Kali ini, Denny tidak mengirimi mereka undangan, tetapi mereka masih berinisiatif menghadirinya.

“Kali ini kamu mengadakan acara yang bagus. Apakah kamu sudah menyiapkan naskah pidato?” ucap Tuan Herman.

“Ada di sini.” Ucap Denny sambil menepuk saku dadanya.

“Waktu itu meninju cedera bagaimana sudah dirawat sampai sembuh?” Tanya Tuan Herman.

“sudah sembuh.” Ucap Denny.

Istirahat yang cukup, jangan terlalu lelah, pembangunan ekonomi tidak bisa dilakukan dalam sehari selesai, harus dilakukan selangkah demi selangkah. Semakin stabil fondasinya, perkembangan kedepanya akan semakin baik," Ucap Tuan Herman.

“terima kasih atas perhatian Tuan Herman. Ucap Denny.

“baik.” Tuan Herman mengangguk.

Lalu mengatur Tuan Herman dan beberapa orang kelas atas yang menyertainya untuk duduk di baris pertama. Friska dengan pelan menarik sudut bajunya. "Siapa Tuan Herman ini? dia harusnya orang penting di kota kan?"

“ya benar, dia adalah walikota tuan Herman. Ucap Denny.

“kamu bahkan mengenal tuan Herman?” mata Friska langsung terbelalak.

“acara ini aku yang mengadakannya, dia sangat menghargai perbuatan baikku.” Ucap Denny.

“Apa?” Sekali lagi Friska dibuat terkejut.

Denny baru mengatakan beberapa kata pada Friska, Gissel Chen berjalan menghampiri dan menarik Denny dengan sadis, acara sudah mau mulai “apa yang kamu lakukan?”

Pergi main kartu bersama Sumanto mereka.” Ucap Denny.

“Main kartu? Apakah kalian ingin masuk ke kantor polisi? Tuan muda Sumanto orang macam mereka, kamu masih bisa bermain bersama? Hari ini aku bercengkrama dengan dia sebentar, terlihat bahwa orang ini tidak baik, lain kali kurangi berhubungan sama dia. “Tipe orang seperti itu tidak bisa di ajak main, kamu bisa-bisa terbunuh olehnya.” Ucap Gissel Chen.

“apa yang dikatakan ibu mertua benar.” Denny mengangguk.

“Tadi aku baru saja melihat tempat duduk. Acara hari ini tidak ada tempat duduk kamu dan Friska, baik Sumanto maupun Brigitta mereka pun tidak ada, tampaknya hanya senior yang telah diatur tempat duduknya.” ucap Gissel Chen.

“Ya benar, kami junior biasanya suka membuat keributan, yang melaksanakan pekerjaan besar tetap kalian para senior, jadi anak-anak muda seperti kami ini tidak ada tempat duduk.” Ucap Denny.

“Kamu masih punya pengetahuan diri, yang aku takuti kamu mempunyai harga diri merasa direndahkan melihat tidak ada tempat duduk.” Gissel Chen mencibir.

“bagaimana mungkin?” Denny tersenyum.

“baik, tempat dudukku ada di baris terakhir, kamu dan Friska berdiri di belakangku saja. Sekarang kamu sudah bisa melihat kondisi, jangan selalu seperti di rumah menjadi orang tidak berguna hanya bisa berbuat onar. Lihat orang lain yang kaya raya, bagaimana mereka bisa berhasil. Baik-baik belajar semacam ini, nanti pulang cari pekerjaan untuk menghasilkan uang. Keluarga Ye kami tidak bisa menafkahi kamu lagi, kamu tinggal di keluarga Ye kami sudah harus membayar biaya sehari-hari.” Ucap Gisell Chen.

“baik, aku pasti bisa berhasil.” Ucap Denny.

Ketika dia berbicara dengan Gissel Chen, para tamu undangan sudah pada duduk. Orang tua Sumanto diundang dan diatur duduk di baris pertama oleh Fidel dan Nikita juga diatur oleh Yian di baris pertama.

Sumanto, Brigitta, Justin, Daehi, dan Andreas tahu bahwa tidak ada kursi untuk mereka dalam acara ini. Mereka hanyalah generasi kedua, dan acara malam ini yang tampil adalah orang tua mereka.

Mereka semua dengan sadar pergi ke ujung dan berdiri, menunggu orang tua mereka menuju ke atas panggung amal untuk menyumbang.

“maaf, aku mau masuk.” Gissel Chen menghalangi jalan seorang tamu undangan, seorang pria paruh baya yang tampan lalu berkata dengan Gissel Chen dengan sopan.

“oh, maaf, silakan masuk.” Gissel Chen mengenalinya, dia ayahnya Daehi.

“sudah lah, kita pergi.” Gissel Chen menyapa Denny dan Friska.

“bu, aku tidak pergi denganmu.” Ucap Denny dengan tersenyum.

“tidak pergi denganku? Tidak pergi denganku kamu mau kemana? Tanya Gissel.

“sebenarnya aku ada tempat duduk, tempat dudukku disini.” Denny tersenyum, berjalan dan duduk ke samping Tuan Herman.

Melihat Denny duduk di sebelah tuan Herman, Gissel Chen menatapnya dengan terkujut.

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu