Si Menantu Buta - Bab 53 Pembalasan Tresky

Roy Li sudah belajar bela diri sejak kecil, mengandalkan ayahnya yang pandai berkelahi, saat di sekolah selalu menjadi penindas kecil. Sekarang dia secara resmi menjadi atlet tinju, pencapaiannya besar di dunia kickboxing beberapa tahun ini, dia dua kali memenangkan kejuaraan San Shou yang diadakan di provinsi. Dia sama sekali tidak takut terhadap Sumanto, apalagi terhadap anak buah Sumanto.

Saat Fidel masih mengikuti irama musik dansa, menari di bawah lampu sorot, melihat Roy Li tiba-tiba membawa sekelompok besar petinju datang ekspresinya langsung berubah.

“Brengsek, aku tidak mau berurusan dengan sampah seperti kamu, kamu malah sengaja mencari masalah. Berbisnis di seberang ruang tinju kami, sengaja bersaing dengan kami, kami hancurkan ruang tinju kalian, kita lihat bagaimana kalian berbisnis!” Roy Li sambil berjalan ke arah Fidel, sambil mengambil sandal yang ada di kakinya, langsung melempar ke Fidel dengan keras.

Plak, sandal Roy Li tidak tepat sasaran, terlempar ke pagar aluminium di samping Fidel, membuat Fidel terkejut.

“Pukul dia!” “Pukul dia sampai mati!”

Para petinju yang dibawa oleh Roy Li meneriakinya, langsung menyerang ke arah Fidel.

Fidel terkejut sampai wajahnya langsung pucat, sebelumnya dia dipukul oleh Roy Li, sampai sekarang memarnya masih belum sembuh, dia adalah murid teladan sejak kecil, orang biasa saja tidak bisa dilawannya, apalagi bertarung dengan Roy Li dan puluhan petinju yang berada dibawah kekuasannya. Hanya melihat Roy Li dengan ketakutan, dia balik badan dan langsung kabur.

“Sialan, masih ingin kabur!?” seorang petinju dengan cepat mengejar Fidel, sekali tendang langsung membuat Fidel terpental.

“Sumanto, ruang tinju kita dihancurkan oleh Trian Boxing Club, cepat bawa orang datang untuk membantu.” Denny Wang bersembunyi di kejauhan, mengeluarkan ponsel dan menelepon Sumanto.

“Ruang tinju kita dihancurkan oleh Trian Boxing Club? Haha, kamu membuka ruang tinju di seberang Trian Boxing Club, bukankah itu sengaja membuat mereka marah, memprovokasi orang untuk memukul kita? Aku tahu maksud kamu, Fidel itu tidak punya mata, sebelumnya pernah menyinggung kamu, kamu menyuruh dia menjadi perantaramu di dunia tinju, hanya karena kamu lihat wajahnya terlihat hina sengaja membuat dia dipukuli. Untuk apa mengurus orang seperti ini, biarkan dia dipukul sampai mati oleh Roy Li.” Sumanto terdengar berisik, seperti sedang bermain di club malam bersama para anak buahnya.

“Fidel menyinggung aku, aku pasti harus mempermainkan dia, tetapi aku sengaja membuka ruang tinju di seberang Trian Boxing Club, juga ada tujuan lain.” kata Denny Wang.

“Apa tujuanmu?” tanya Sumanto.

“Trian Boxing Club adalah salah satu dari tiga ruang tinju terbesar di Kota Harayu, jika dia dan ruang tinju lainnya setuju untuk diambil alih oleh kita, kita gunakan ruang tinju besar ini mengadakan pertandingan untuk berdagang, sangat mudah untuk membangunkan semangat masyarakat terhadap tinju, pendapatan tinju di Kota Harayu semuanya milik kita. Tetapi mereka menolak, juga tidak apa-apa, lagipula mereka memang terkenal, kita bisa menyuruh 50 lebih ruang tinju di bawah kekuasaan kita untuk mengadakan pertandingan dengan mereka. Dalam membangun bisnis tinju, membangun pengaruh lebih penting dari segalanya. Selama sudah berpengaruh, tinju pasti akan sukses. Sekarang aku sengaja membuat konflik dengan Trian Boxing Club, pertandingan di masa depan sudah bisa diselenggarakan, kamu cepat bawa orang datang, jangan membiarkan Roy Li memperbesar masalah, kalau tidak dia memukul Fidel sampai terluka parah, aku akan kehilangan satu anak buah penting, Roy Li masuk penjara dan tidak bisa lomba, juga memengaruhi kita menghasilkan uang.” kata Denny Wang.

“Aku segera kesana.” Sumanto menutup teleponnya.

Setelah Denny Wang menyimpan ponselnya, dia melihat Fidel sudah dipukul dan dikejar oleh orang Trian Boxing Club, kabur ke dalam teater kecil. Dia bergegas masuk ke dalam teater kecil, melihat Fidel dipukul sampai mimisan lagi, dia sedang memegang kursi dan berteriak, “Kalian jangan mendekat, aku bukan sengaja menyinggung kalian, kalian jangan menyentuhku, siapa yang masih berani mendekat, akan aku pukul dengan kursi.”

“Kamu pikir kami takut padamu?” Wajah Roy Li sangat angkuh, membawa para anak buahnya berjalan ke arahnya.

“Aku akan benar-benar pukul, bos, cepat tolong aku!” Fidel melihat kemunculan Denny Wang, langsung berteriak dengan merasa tersuliti.

“Jangan berkelahi lagi.” Denny Wang berkata dengan mengerutkan dahi.

“Bocah sialan, kamu adalah bosnya, kamu datang untuk bekerja sama denganku di hari itu. Katakan apa maksudmu, aku merendahkan tinju, untuk apa kamu sengaja membuka ruang tinju di seberang ruang tinju kami? Sengaja bersaing bisnis, kamu pikir punya uang hebat?” Roy Li mengambil rokok dari seorang anak buah, dan menyalakan rokok, melihat Denny Wang dengan tatapan tajam.

“Aku melakukan semua ini, memang benar demi uang, tetapi juga ingin memulai karir tinju di China, salahkah aku melakukan ini?” kata Denny Wang.

Seorang pekerja melihat Trian Boxing Club datang membuat keributan, takut Denny Wang dilukai mereka, langsung menghalanginya di depan Denny Wang.

“Pengusaha licik seperti kalian mencari uang, aku tidak bisa mengatur kalian, tetapi kalian membuka ruang tinju di seberang kami, aku sudah seharusnya mengatur. Kamu lakukan apa yang ingin kamu lakukan, jangan melibatkan kami.” kata Roy Li.

“Tidak mau mengalah ya, kalau aku menyukseskan bisnis tinju, kalian juga akan mendapatkan uang, kamu ada dendam terhadap uang?” Denny Wang sedikit tidak senang.

“Dendam terhadap uang sih tidak, tetapi aku merendahkan uang haram yang kamu hasilkan.” kata Roy Li.

“Apakah kamu berani bertanding denganku?” tanya Denny Wang.

“Bertanding? Pengusaha licik seperti kamu mau bertanding dengan kami?” mendengar kata-kata Denny Wang, Roy Li langsung tertawa, melihat ke anak buahnya, anak buahnya juga ikut tertawa, kemudian Roy Li menghisap rokok, “Jika bertanding, Trian Boxing Club kami sebagai salah satu dari tiga ruang tinju terbesar di Kota Harayu, kami pasti tidak takut terhadap siapa pun, yang bukan ahli seperti kamu, lebih tidak berhak bertanding dengan kami, tetapi aku tidak keberatan memberi kalian pengajaran.”

Setelah mengatakan, Roy Li menarik seorang anak buah disampingnya, “Dia bernama Jerry, dia adalah ahli di Trian Boxing Club kami, aku berani bilang di Kota Harayu ada satu hitung satu, tidak ada seorang pun yang merupakan lawannya, jika anak buahmu bisa menang darinya, lain kali apa yang ingin kalian lakukan di Kota Harayu aku tidak akan mengatur kalian, bahkan jika kamu membuka ruang tinju di sebelah kami, aku juga tidak akan mengatakan apapun, tetapi jika kamu kalah, kamu keluarlah dari Kota Harayu!”

“Kamu sangat angkuh, tetapi aku suka.” Denny Wang tertawa.

“Jangan omong kosong, aku tidak ingin omong kosong dengan orang seperti kamu, kapan tandingnya, kamu tentukan waktunya.” kata Roy Li.

“Tujuh hari kemudian saja, tempatnya aku yang pilih.” kata Denny Wang.

“Baik, tujuh hari kemudian, aku biarkan petinju dibawah kekuasaanmu bebas maju, selama ada orang yang bisa mengalahkan Jerry, Trian Boxing Club kami secara pribadi akan membantu kalian membereskan ruang tinju.” Roy Li membawa anak buahnya dan langsung pergi.

“Sialan, mana Roy Li?” Tidak lama kemudian, Sumanto bergegas datang membawa ratusan anak buah, dengan cepat masuk ke dalam teater kecil.

“Sudah pergi.” kata Denny Wang.

“Apakah sudah membuat janji dengan mereka?” tanya Sumanto.

“Sudah buat janji, tujuh hari kemudian.” kata Denny Wang.

“Mantap!” Mata Sumanto menunjukkan kegembiraan.

Sumanto mengetahui rencana Denny Wang dalam bisnis tinju, pertama membangun pengaruh, setelah menciptakan pengaruh, kemudian memanfaatkan kesempatan memanen kekayaan mereka. Titik yang mereka gunakan adalah dendam mereka bersama Trian Boxing Club, menggunakan dendam mereka dengan Trian Boxing Club sebagai tipu muslihat, mereka percaya pasti akan menarik perhatian masyarakat, kemudian membuat bisnis tinju menjadi semakin terkenal, akhirnya mencapai tingkat puluhan triliun.

Sumanto juga adalah orang yang suka membuat keributan, paling suka permainan pertarungan seperti ini.

Tinju sangat baik, legal dan sehat, adalah sejenis olahraga yang menegangkan, dia sedikit menantikan hari pertandingan antara dua ruang tinju.

Di luar pagar teater kecil, Tresky membawa tiga preman diam-diam muncul.

“Tresky, apakah kamu yakin orang yang ingin kamu hajar, ada di dalam teater kecil ini?” tanya seorang preman berkepala botak.

“Aku tadi sudah menelepon sopir Keluarga Ye dan bertanya, dia memberitahuku Denny Wang ada di sini.” kata Tresky.

“Dia merebut posisimu sebagai wakil manajer di Keluarga Ye kan? Dan membuat ayahmu menamparmu? Kita tidak suka dengan sikapnya, langsung masuk dan hajar dia sekarang.” kata preman.

“Tidak buru-buru, aku lihat mobil yang diparkir disini lumayan banyak, seharusnya di dalam ada banyak orang, tunggu dia keluar baru hajar dia.” Tresky jongkok di lantai, menyalakan sebatang rokok.

Hari ini Denny Wang merebut posisinya sebagai wakil manajer di Keluarga Ye, membuat ayahnya menamparnya dengan keras, dan terang-terangan menentang ibunya, ini membuat dalam hatinya sangat membenci Denny Wang.

Jadi dia memutuskan untuk membalas Denny Wang, mencari beberapa preman, nanti melihat Denny Wang keluar langsung menghajarnya, membuat Denny Wang mengetahui kehebatannya.

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu