Si Menantu Buta - Bab 239 Aku Mohon Tolong Selamatkan Aku

"Kamu terlihat sangat sombong saat berada di Keluarga Wang, tapi saat di luar, kamu malah terlihat seperti seorang pengecut. Denny Wang, apa kamu pikir kamu sangat pandai bertarung, apa kamu pikir tidak ada yang bisa mengalahkanmu? Biarku beri tahu, saat matamu buta selama tiga tahun ini, kami sudah berhasil mencari banyak ahli bela diri. Hanya dengan emapat orang ini, kami bisa mengacaukan seisi arena tinjumu." Herry Wang menyalakan sebatang rokok dan duduk di samping sambil tersenyum.

Dia memakai setelan jas seperti Devian, dia sedikit rabun jadi memakai kacamata tanpa bingkai yang diimpor dari Seoul, rambutnya juga ditata rapi dengan menggunakan gel rambut, dia lebih terlihat seperti seorang brandalan dibandingkan dengan Mario.

“Lihatlah bagaimana anak ini memohon belas kasihan pada kami.” Devian dan Herry Wang menatap satu sama lain lalu menyengir.

Dua tuan muda besar di Kota Kimraden terlihat sangat angkuh.

“Tuan Dome, kenapa kamu mengatai mereka sakit?” Thom merasa penasaaran dengan ucapan Dome lalu bertanya dengan pelan.

“Aku tidak mengatai mereka, mereka itu benar-benar sakit.” Dome menjawab dengan tegas.

Saat Dome, Denny Wang, dan juga Thom sedang berbicara, Hera mendapatka kabar kalau sesuatu telah terjadi di arena tinju, karena khawatir dengan keselamatan Dome, dia lalu segera pergi dari rumah Keluarga Ye menuju ke arena tinju.

Setibanya dia di sana, Hera melirik Tyas yang berdiri di sebelah Denny Wang, lalu dengan cepat menunjukkan tatapan tidak suka pada mereka.

Denny Wang merasa kalau Hera pasti salah paham lagi.

Gadis itu terlihat semakin tidak suka padanya.

"Jangan buang-buang waktu lagi, siapa di antara kalian yang ingin maju duluan? Kalau kalian tidak berani maju, cepat berlutut dan minta belas kasihan pada kami." Cortez menggerak-gerakkan pedang di tangannya.

“Kalian semua, cepat ke sini.” Dome berbalik, dan menatap para petinju yang berdiri jauh.

“Untuk apa?” Fendi mengalihkan pandangannya.

“Kalau aku suruh kalian ke sini, kalian cukup datang ke sini, untuk apa kalian banyak tanya?” Balas Dome dengan tidak sabaran.

“Baik.” Fendi lalu berjalan ke arah Dome dengan Rakka, Kalya, dan petinju lainnya.

Fidel adalah bawahan Denny Wang yang bertanggung jawab atas Perusahaan W-1, dan Dome adalah orang yang bertanggung jawab atas Boxing Club W-1, dua orang ini yang bertanggung jawab untuk memastikan industri olahraga aman terkendali. Dome adalah Kepala Pelatih di boxing club, jadi dia memiliki hak untuk mengusir siapa pun tanpa persetujuan Denny Wang.

"Semuanya, kalian sudah belajar dengan baik, kemampuan empat ahli bela diri ini memang cukup hebat, tapi mereka semua belajar dengan cara yang salah, biar aku jelaskan pada kalian." Kata Dome.

"Baik, Guru." Kata Mark.

“Siapa tuanmu?” Dome berjalan mendekati Cortez dan bertanya.

"Pierre." Cortez berkedip dan menjawab.

"Aku belum pernah mendengar namanya, apa dia tidak terkenal?" Tanya Dome.

“Kamu tidak pernah mendengar nama Pierre dari Kota Langsa?” Cortez melebarkan kedua matanya.

“Siapa gurumu?” Dome bertanya.

"Mongsidi, ahli bela diri nomor satu di Provinsi Haredi." Kata Cortez bangga.

"Oh, aku pernah mendengar namanya. Tuan Mongsidi juga sudah berusia tujuh puluhan tahun ini, dulu saat aku menjadi pelatih tim nasional, dia adalah teman minumku." Dome menganggukkan kepalanya pelan.

“Apa kamu benar-benar mengenal guruku?” Cortez terkejut.

"Jangan bicara dulu, pegang pedangmu dan berdiri dengan baik, aku akan menjelaskan penyakitmu pada murid-murisku." Dome menyuruh Cortez untuk berdiri, dia lalu menatap Denny Wang, Mario, Thom, Mark, dan para petinju lain di sekitarnya.

"Kalian harus ingat, orang yang berlatih seni bela diri harus bisa melindungi tubuh mereka sendiri, entah itu tinju modern atau seni bela diri tradisional, kesehatan tubuh kita adalah yang paling penting."

“Baik, Guru.” Denny Wang dan murid-murid yang lainnya menatap Dome dengan serius.

"Kenapa aku mengatakan kalau dia sakit? Coba kalian perhatikan pedangnya, pedang ini panjangnya 2.1 meter dan beratnya 44 kilogram, Rakka, kamu angkat pedang ini." Dome memanggil Rakka.

Rakka lalu mengambil pedang Cortez dan mengangkatnya dengan sepenuh tenaga.

“Bagaimana menurutmu?” Dome bertanya.

"Sangat berat." Kata Rakka.

“Coba kamu gerakkan.” Kata Dome lagi.

Denny Wang, Mario, Thom, dan semua orang mundur dengan cepat, Rakka lalu mencoba menggerakkan pedang itu, dan dia hampir jatuh karena berat pedang itu.

“Apa yang kamu rasakan?” Dome bertanya.

"Benar-benar sangat berat." Kata Rakka.

“Apa pergelangan tanganmu sakit?” Dome bertanya dengan nada yang terdengar marah.

"Iya, pergelangan tanganku terasa agak sakit, dan beberapa saat yang lalu, lenganku terasa seperti sedang ditarik." Kata Rakka.

“Anak muda, saat kamu menggerakkan pedangmu tadi, apa pergelangan tanganmu dan lenganmu terasa sangat sakit?” Dome bertanya pada Cortez.

"Saat aku berusia lima belas tahun, pergelangan tangan dan lenganku terasa sakit waktu aku berlatih dengan pedang, saat itu aku tidak bisa mengangkat sumpit makan setelah selesai latihan, malamnnya seluruh tanganku terasa sangat sakit sampai aku tidak bisa tidur. Tapi setelah berlatih selama sembilan tahun, lengan dan pergelangan tanganku tidak terasa sakit lagi, dan juga tidak terasa kebas lagi. Pedang seberat 44 kilogram tidak ada apa-apanya bagiku, aku sudah pernah berlatih pedang seberat 65 kilogram." Cortez berkata dengan bangga.

“Kamu sudah berlatih selama sembilan tahun!” Ekspresi wajah Dome tiba-tiba terlihat sangat suram.

“Ada masalah apa?” Cortez bertanya.

"Pertama-tama, tinggimu hanya 1.7 meter, sangat tidak wajar bagimu untuk menggunakan pedang sepanjang 2.1 meter dengan berat 44 kilogram, hal ini sangat tidak masuk akal. Ada banyak jenis pedang yang biasa digunakan untuk latihan, dan pedang yang paling berat hanyalah 5 kilogram, apa kamu tahu?" Dome bertanya.

"Aku suka seni bela diri dengan pedang, tentu aku tahu barang-barang yang biasa dijual." Kata Cortez dengan bangga.

"Kamu tahu kenapa pedang yang dijual untuk latihan hanya seberat 5 kilogram? Menurut penelitian Administrasi Umum Olahraga, sangat tidak wajar bagi manusia biasa untuk mengangkat pedang dengan berat lebih dari 5 kilogram. Karena terlalu berat, sangat mudah bagi mereka untuk melukai otot-otot di pergelangan tangan, lengan atas dan lengan bawah mereka. Bahkan saat kami berlatih menggunakan dumbbell, kami memilki batas tertentu bagi setiap kelompok, sedangkan kamu terus menggerakkan pedang seberat 44 kilogram selama beberapa jam, dan kamu terus memutar pergelangan tanganmu, bagaimana mungkin tubuhmu bisa menahannya?"

“Apa kamu tahu sindrom Parkinson?” Dome bertanya.

“Aku tidak tahu.” Cortezo menggelengkan kepalanya bingung.

“Biar aku tanya, apa kamu sering merasakan sakit di pergelangan tangannmu, mati rasa, dan apa pergelangan tanganmu bergetar saat udara di sekitarmu terasa dingin?” Dome bertanya.

"Iya." Kata Cortez.

“Apa kamu pernah bermimpi pergelangan tanganmu bergetar hebat dan lenganmu terasa seperti akan sobek karena kesakitan, sampai kamu ingin memotong tanganmu sendiri?” Dome bertanya.

"Sering." Kata Cortez.

"Bocah bodoh, itu adalah cedera yang kamu rasakan saat kamu tidur di malam hari, tubuhmu bereaksi terhadap kondisi fisikmu melalui mimpi, tubuhmu tidak tahan dengan latihan yang kamu jalani, tubuhmu sendiri sedang memperingatkanmu! Kalau kamu terus berlatih seperti ini, aku yakin kalau kamu akan tidak berguna lagi di usia tiga puluhan, kamu tidak hanya akan menderita sindrom Parkinson, tapi mungkin kamu harus mengamputasi tanganmu, dan kehilangan tanganmu!" Dome berkata dengan serius.

"Tidak mungkin, kan? Aku sangat mengidolakan Guan Yu, dia juga menggunakan pedang." Ekspresi wajah Cortez langsung berubah.

"Guan Yu adalah orang yang sangat kuat, dia adalah dewa yang diturunkan ke dunia, dia adalah pahlawan langka yang jarang ditemukan dalam sejarah China. Dia adalah orang seperti apa, dan kamu adalah orang seperti apa, atas dasar apa kamu berani membandingkan dirimu dengan Guan Yu? Secara fisik, apa tubuhmu bisa dibandingkan dengan Guan Yu? Dia memegang Green Dragon Crescent Blade yang sangat berat, apa kamu pikir dia tidak kesakitan? Dia harus mengangkat pedang yang berat itu untuk melindungi negaranya. Sedangkan kamu hanya ingin memamerkan kehebatanmu, dan bahkan demi gengsimu sendiri kamu tidak memperhatikan apa tubuhmu sendiri bisa menahan beban pedang ini!” Dome memarahi Cortez dengan keras.

Wajah Cortez langsung terlihat pucat, dia lalu membuang pedang di tangannya.

"Sekarang cepat obati penyakitmu, nyawamu mungkin masih bisa diselamatkan. Kalau kamu mengabaikannya, mungkin kamu harus mengamputasi tanganmu setelah menginjak usia tiga puluhan." Dome lalu menghela nafas dengan pelan.

“Apa yang kamu katakan itu benar?” Cortez bertanya dengan tatapan tidak percaya.

"Kalau kamu tidak percaya, coba kamu telepon gurumu, tanyakan padanya, aku, Dome, adalah orang seperti apa." Kata Dome.

“Tuan Dome, aku mohon tolong selamatkan aku.” Cortez terlihat sangat ketakutan, dia lalu berlutut di hadapan Dome.

Herry Wang dan Devian berdiri dengan cepat, mereka terlihat terkejut.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu