Si Menantu Buta - Bab 120 Sulit untuk Menolak Kebaikanmu

Ini adalah kedua kalinya Brigitta mencari Denny. Denny tidak menolak ajakannya dan naik ke mobilnya.

Pendingin udara di mobilnya sangatlah sejuk. Ia memakai setelan pakaian gaya Inggris, kemeja putih berkerah merah digabung dengan rok kotak-kotak merah dan kaus kaki hitam setinggi lutut.

Bentuk tubuh Brigitta sangatlah bagus, pahanya putih dan halus, tekstur kulitnya pun juga terlihat lembut.

Di dalam mobil terdapat sedikit aroma parfum berkelas tingginya.

"Aku satu tahun lebih tua daripadamu. Tetapi aku ingin memanggilmu Kak Denny, boleh kan?" Brigitta memegang setir mobil sambil menatap fokus kearah depan, lalu berkata sambil tersenyum kearah Denny.

"Boleh." Denny berkata.

"Tuan Muda ketiga Keluarga Wang Kota Kimraden, mantan Direktur Perusahaan Shinjaya, Denny. Kekuatanmu memang sebanding dengan ketenaranmu. Kamu membantu adik laki-lakiku dalam waktu yang begitu singkat dan menjadikan dirinya sebagai tokoh penting. Awalnya Ayahku akan sangat kesal jika mendengar namanya dan sekarang ia sebaliknya ingin bersama lebih lama lagi dengannya. Karena dirimu, kedudukanku dalam Keluarga Han makin menurun. Kamu begitu banyak membantunya, membuat hari-hariku di Keluarga Han semakin sengsara.” Brigitta sengaja memasang wajah sedih dan menghela nafas pelan.

“Aku tidak ada jalan lain.” ujar Denny.

"Aku agak penasaran. Saat kamu menikah ke Keluarga Ye, berapa banyak mahar yang mereka berikan kepadamu?" Brigitta berkata.

“Satu miliar mungkin.” Denny berkata.

"Bagaimana dengan mas kawinmu?" Brigitta bertanya.

"Bisnis yang bernilai seratus miliar." Denny berkata.

"Sekarang kamu adalah Tuan Besar dari Kota Kimraden dan Friska hanyalah seorang wanita cantik dari keluarga kecil. Ia tidak pantas untukmu. Mengapa dulu kamu tidak menikahi dirikuku? Jika kamu menikah denganku, aku pasti akan menyayangimu," Brigitta melihat kearah Denny dengan tatapan mata yang penuh cinta.

"Ia adalah pilihan orang tuaku." Denny berkata.

“Jika ada waktu, aku ingin bertemu dengan Paman dan Bibi, agar mereka memilihku." Brigitta memasang wajah cemberut.

Denny hanya tertawa tanpa mengatakan apapun.

Ia merasa Brigitta sangat pandai berbicara. Hanya dengan beberapa kata sudah bisa membuat percakapan ini menjadi ambigu, sehingga membuat orang memiliki perasaan khusus kepadanya.

Denny tidak ingin berbicara mengenai topik ini dengannya.

Melihat Denny yang terdiam, Brigitta pun juga tidak mengatakan apapun. Ia hanya tersenyum genit dan lanjut menyetir mobil.

Dengan cepat, ia pun mengendarai mobilnya tiba di depan sebuah hotel, lalu melempar asal kunci mobilnya ke pelayan dan membawa Denny berjalan masuk ke lift.

Di dalam lift hanya terdapat ia dan Denny berdua. Ia bersandar di lift dan melihat kearah Denny dengan menggunakan tatapan mata yang ambigu.

Denny menjadi sedikit canggung karena dilihat olehnya. Ia pun menolehkan kepalanya.

"Ini adalah hotel yang kubuka. Apakah kamu suka? Jika suka, aku bisa memberikannya kepadamu," Brigitta berkata.

"Tidak begitu suka." Denny berkata.

Terdengar suara pintu lift yang terbuka, Brigitta pun membawa Denny ke sebuah kamar. Itu adalah kamar presidential suite dengan dekorasi yang mewah. Setelah masuk ke dalam kamar, Brigitta pun mengganti sandal kain putih sekali pakai, lalu berjalan kearah lemari es dan mengeluarkan sebotol anggur merah. Ia menuangkan anggur merah ke gelas sambil berkata, "Dilihat dari kemampuan, aku pasti lebih jago sepuluh kali lipat dari Sumanto. Kecerdasan emosionalnya terlalu rendah, ia bukanlah orang yang berbakat dalam bisnis. Ia dan sampah, sama sekali tidak berbeda."

"Seharusnya kamu tidak membantunya, lebih baik kamu membantuku. Kamu ahli dalam bisnis dan aku ahli dalam manajemen. Jika kita berdua kerja sama, kita pasti akan bisa menjadi yang pertama di Kota Harayu, bahkan menjadi yang pertama di negara bagian utara."

"Ini bukanlah pertama kalinya aku mengajakmu bekerja sama. Seharusnya kamu sudah melihat ketulusanku, bekerja samalah denganku. Aku akan memberikan semua yang kamu inginkan," Brigitta berkata sambil menyerahkan anggur kepada Denny.

“Apakah kamu ada rencana?" Denny menerima anggur merah dan menaruhnya di atas meja, ;alu duduk di depan meja kamar.

"Bisnis katering, merupakan piring pertamaku," Brigitta berkata.

"Bidang katering dapat meraup banyak keuntungan." Denny berkata.

"Aku masih memiliki piring yang lebih besar," Brigitta berkata.

"Piring apakah itu?" Denny menyalakan sebatang rokok.

"Apakah kamu ingin mengetahuinya?" Brigitta tertawa.

"Ada bisnis yang bagus, tentu saja aku ingin mencobanya. Kita adalah seorang pengusaha. Pekerjaan kita sepanjang hari adalah melakukan bisnis untuk meraup keuntungan pribadi. Tetapi aku ingin tahu apakah bisnismu itu dapat diandalkan atau tidak. Jika tidak, tentu aku tidak ingin mencobanya." Denny juga tertawa.

Brigitta tidak membalasnya, melainkan berjalan ke belakang Denny, lalu meletakkan kedua tangannya yang putih di atas bahu Denny dengan pelan.

Sentuhannya membuat Denny merasa gugup.

Lalu Denny pun kembali rileks dengan cepat.

Ada sebuah hubungan yang disebut hubungan untuk berbahagia bersama. Dalam dunia bisnis, melalui beberapa kontak fisik yang sesuai dapat membuat hubungan antar dua orang menjadi lebih harmonis.

Sebelumnya saat ia masih lajang, ia juga pernah bertemu dengan situasi seperti ini. Bertemu dengan beberapa wanita yang luar biasa seperti Brigitta.

Wanita yang seperti ini sangat pandai berbicara dan sangat mengerti pikiran pria juga. Biasa wanita seperti ini dapat mengurusnya dengan baik.

Ia adalah pria yang normal, juga suka dengan wanita cantik. Hatinya cukup kesulitan untuk tidak tergoyah setelah didekati wanita cantik seperti Brigitta.

Ketika kedua tangan Brigitta yang putih itu memijat pelan bahunya, rasa nyaman dan nikmat pun perlahan-lahan muncul. Ia langsung mengejap pelan matanya dan berkata sambil tersenyum, "Sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan?"

"Aku memiliki sebuah kekuatan yang mempunyai kekuasaan kuat. Kekuatan kita ini sangatlah kuat. Bahkan jika kamu membantu Sumanto untuk mengusirku dari Keluarga Han, aku pun tidak takut. Kita mempunyai cara yang sangat efektif untuk menghasilkan uang. Apakah kamu ingin bergabung dengan kita?" Brigitta berkata.

"Billy Yang? Si brengsek itu." Denny tertawa dingin.

Billy Yang, putra kedua dari Keluarga Yang Kota Kimraden, alias sekarang telah menjadi wali kepala Keluarga Yang.

"Ia tidak termasuk apapun di dalam kekuatan itu," kata ujar Brigitta.

"Kenny?" Denny bertanya.

"Ada Kenny, tetapi ia hanya berada di peringkat ketiga," Brigitta berkata.

"Ada siapa lagi?" Denny pun membuka matanya dan menoleh kearah Brigitta.

Sebelumnya ia pernah mengalami kecelakaan mobil di Kota Kimraden. Ia mengalami buta selama tiga tahun dan menyia-nyiakan waktu tiga tahun yang tersedia. Ia juga dihina selama tiga tahun. Ia tahu bahwa kecelakaan mobil itu bukan terjadi secara kebetulan, pasti ada seseorang yang melakukan sesuatu di belakangnya. Sebelum mengalami kecelakaan, Kenny pernah melakukan sesuatu kepada mobilnya. Ada kemungkinan besar bahwa Kenny lah yang melakukan ini.

Sekarang, ia mendengar sebuah informasi bahwa terdapat orang jago di balik Kenny. Kenny sudah menjadi putra mahkota dari Kota Lemuria dan orang kaya muda di negara bagian selatan.

Jika masih terdapat orang lain, maka orang-orang ini pasti memiliki latar belakang yang tidak sederhana.

Ia memiliki firasat yang kuat, bahwa kecelakaan mobilnya ada hubungannya dengan beberapa orang ini. Ia dapat mengetahui seluruh kekuatan di balik layar itu melalui Brigitta.

Ini juga merupakan alasan mengapa ia kali ini bertemu dengan Brigitta.

Ia sedang memancing Brigitta.

"Apakah kamu ingin mengetahui siapa orang-orang tersebut? Jika kamu mengetahui hubungan di antara orang-orang ini, kupikir kamu akan merasa sangat tertarik." Brigitta tertawa. Ia tahu bahwa ia telah berhasil menggoda Denny.

"Iya, aku menginginkannya." Denny berkata.

"Aku tidak akan memberi tahunya sekarang. Jika kamu bergabung dengan kita, jelas kamu akan mengetahui siapa itu mereka," Brigitta berkata.

"Apa yang harus kulakukan untuk bergabung dengan kalian?" Denny bertanya.

"Buktikan terlebih dahulu ketulusanmu." Brigitta tersenyum, lalu memeluk pelan leher Denny dengan kedua tangannya dan duduk di pelukan Denny.

Tubuhnya lebih lembut dari yang Denny bayangkan.

"Bermain-main juga tidak bermasalah kan?" Ia sengaja mendekatkan bibirnya ke telinga Denny.

Seketika suara dengung pun membuat pikiran Denny menjadi kosong.

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu