Si Menantu Buta - Bab 35 Arahan Gissel Chen

“kamu benar-benar orang gila, Raymond itu bos pihak pertama, kita adalah pihak kedua, mengandalkan mereka untuk cari makan. Kamu sebagai pihak kedua malah berani sombong begitu, bicara yang aneh-aneh dengan pihak pertama, juga sengaja membuat suasana yang menggugupkan dan paksa orang untuk tandatangan kontrak. Menurutku, kalau sampai kontrak ini jadi akan mengherankan, kamu tunggu saja, berani datang ke perusahaan untuk merusak hal baikku, aku pasti beritahu ke kakek Yusef, tidak akan kulepaskan!” ketika Denny Wang sedang berdiri merokok di depan jendela, Kay Ye saking marahnya berteriak di dalam ruang rapat.

Friska Ye juga tidak tahu apakah akan jadi atau tidak, tapi dia ingat sebelum data Denny Wang bilang harus dengar perkataannya, dia keluar ruang rapat dan mengcopy surat kontraknya.

Seiring waktu berlalu, Denny Wang daritadi terenung diam di depan jendela, sisi Raymond masih mempertimbangkan tanpa bicara apapun.

“aku akan beritahu kakek Yusef!” Kay Ye melihat Denny Wang tidak bertengkar dengannya, dia benci sampai menggertakkan gigi, memutar badan dan meninggalkan ruang rapat.

“tidak perlu, aku setuju untuk tandatangan kontrak.” Raymond tiba-tiba menahan Kay Ye.

“apa kamu bilang?” Kay Ye melihat Raymond dengan terkejut.

“kamu pandai kerja, pantas saja bisa jadi menantunya keluarga Ye, mereka tidak salah memilihmu. Tidak peduli bagaimana harga rumah di Kota Harayu, aku putuskan untuk bertaruh bersamamu.” Raymond bangkit dengan cepat, berjalan ke arah Denny Wang dan berjabat tangan dengannya.

“terima kasih sudah mempercayaiku.” Denny Wang tersenyum.

Ucapannya tidak salah, berbisnis memang sebuah taruhan. Melihat pasti sebuah projek, menaruh seluruh energi kedalamnya. Kalau tidak untung besar jadi orang kaya, ya rugi besar dan ulang lagi dari awal. Esensi bisnis dan taruhan tidak ada bedanya, tidak ada yang tahu kalau kita memasang banyak barang, apakah akan ada untung ke depannya. Sementara perbedaan bisnis dan judi adalah, berbisnis merupakan sejenis pekerjaan melayani, dalam proses berbisnis seorang pengusaha pasti melayani orang banyak, melayani masyarakat. Banyak pebisnis punya identitas yang terhormat, enterpreneur, wakil rakyat, politikus, karena mereka telah banyak berjasa untuk masyarakat.

Dalam bisnis ada sebuah kalimat “satu benda harus punya satu pemilik.” Misalnya seorang pengusaha punya sejenis senter, senter ini hanya bisa nyala kalau kena cahaya. Banyak orang yang menganggapnya sampah, tidak ada gunanya, tapi mungkin saja ada orang yang butuh benda seperti ini, karena pengusaha memperkenalkan barang ini, dia jadi bisa membelinya, ini adalah jasa pengusaha untuk orang-orang.

Ada orang yang mengejar kekayaan dalam semalam, memilih untuk berjudi, padahal lebih baik kalau uangnya dipakai untuk berbisnis, paling tidak masih bisa berjasa untuk orang lain.

Sedangkan yang Denny Wang lakukan sebenarnya juga sebuah jasa, dia sedang melayani Raymond, sengaja memberi keuntungan enam ratus juta untuk raymond, membuat Raymond mendapat keuntungan nyata darinya, di saat yang sama juga dia menarik bisnis jangka panjang untuk keluarga Ye, sehingga kehidupan para pekerjanya lebih terjamin.

Kay Ye suka menjilat bos pihak pertama, tapi Denny Wang merasa tidak perlu, berbinis itu lebih baik mengandalkan kejujuran dan kepercayaan, selama dia berjasa untuk orang lain, walaupun dia menginjak pihak lawan, pihak lawan juga akan memohonnya untuk berbisnis. Kalau dia tidak berjasa kepada orang, walaupun dia menjilat sampai seperti apapun, orang lain malah akan tambah muak dengannya.

“apakah bisnisnya jadi?” ketika Friska Ye kembali, matanya terkejut melihat adegan Denny Wang dan Raymond bicara dan tertawa.

“selamat ya, sudah dapat suami yang hebat.” Raymond karena senang, menjabat tangan Friska Ye dengan sengaja.

Walaupun Denny Wang kelihatan senyum terus, tapi hatinya itu dingin.

Berani-beraninya dia mengambil keuntungan dari istrinya, dia lumayan ingin melakukan sesuatu untuk menjebak Raymond.......

Siang harinya empat orang makan bersama, Denny Wang tidak mengingkar janjinya, menghormati Raymond dengan minum tiga gelas arak . Sangat banyak orang yang suka mengobrolkan bisnis diatas meja anggur, hari ini mood Raymond bagus, dia minum lumayan banyak saat siang, sorenya diangkut oleh supir ke mobil.

Hanya Kay Ye yang moodnya jelek, bisnis enam milyar rupiah berubah menjadi bisnis tiga milyar dua ratus juta rupiah, bisnis ini lumayan, tapi juga diubah oleh Denny Wang jadi pencapaiannya Friska Ye, dan lagi dengan bisnis ini, catatan kerja Friska Ye bulan ini sudah melampaui performa Kay Ye selama tiga bulan.

“bagaimana aku harus berterima kasih padamu?” Friska Ye terkejut dengan kepandaian Denny Wang dalam berbisnis, walaupun pembicaraan bisnis kali ini Denny Wang tidak menggunakan pengetahuan profesional, tapi dengan kemampuan sosialisasinya, tidak bisa di bandingkan dengannya dan Kay Ye.

“jangan berterima kasih padaku lagi, aku merasa tidak enak badan karena minum, aku mau pulang tidur.” Denny Wang menahan rasa ingin muntah, buru-buru memanggil sebuah taksi dan menaikinya.

Secantik apapun Friska ye saat ini, dia sudah tidak tertarik lagi, demi membantu Friska Ye mendapatkan proyek ini, siangnya dia minum tiga pon utuh arak putih dengan Raymond, istilahnya bertaruh seribu dengan Raymond, sendirinya rugi delapan ratus.

Friska Ye kebingungan melihat bayangan Denny Wang yang buru-buru pergi....

Sesampainya Denny Wang langsung berbaring dan ketiduran.

Saat bangun sudah jam delapan malam hari.

Dia merasa sangat haus, dia keluar kamar untuk minum, rumahnya terasa sepi, lampu ruang tamu di lantai satu nyala. Setelah dia minum segelas air, dia melihat kebawah, melihat keluarga Friska Ye duduk diam-diam bertiga, Gissel Chen mengangkat surat kontrak, matanya berbinar-binar.

Berapa puluh detik kemudian, Gissel Chen tiba-tiba bersuka ria, kedua tangannya mengangkat surat kontrak dan menciumnya, “mantap sekali!”

“kontrak ini, benar-benar Denny Wang yang bantu kamu mendapatkannya?” wajah Janu Ye serius, bertanya kepada Friska Ye.

“iya.” Friska Ye menganggukan kepala.

“walaupun Denny Wang adalah orang cacat, tapi memang dari awal orang yang pernah melakukan transaksi besar, melalui kontrak ini, terlihat kalau Denny Wang punya sedikit skill.” Gissel Chen tersenyum lalu meletakkan kontraknya, saking senangnya tidak bisa menutup mulutnya.

“dia sangat hebat, saat bicara dia langsung masuk ke intinya, sampai-sampai Raymond tidak bisa membalasnya.” Kata Friska Ye.

“lihat dirinya lalu lihat kamu yang merupakan orang normal, bahkan tidak sebanding dengan orang buta.” Gissel Chen memandang hina.

“aku yang tidak sebanding dengannya.” Friska Ye menurunkan bulu matanya.

“benar-benar bertalenta, sayang sekali matanya buta, kalau tidak dia pasti bisa menuntun keluarga Ye untuk berkembang pesat.” Janu Ye menghela napas dan bicara.

“siapa lagi yang tahu tentang ini, Kay Ye kah?” Gissel Chen berpikir lalu bertanya.

“iya, Kay Ye terus ada di tempat, kami merebut pekerjaannya, dia sangat marah.” Kata Friska Ye.

“kontribusi ini harus kamu monopoli, masalah ini tidak boleh sampai diketahui siapapun.” Kata Gissel Chen.

“kenapa?” Friska Ye terkejut.

Seperti takut terdengar oleh orang lain, Gissel Chen sengaja melihat sekilas lantai atas. Denny Wang melihat mereka sekeluarga sedang bicara dengan suara kecil, tidak menganggu mereka, dia mundur dan berdiri di sudut tangga.

“anak bodoh, Denny Wang itu buta, walaupun dia bisa kerja, apa bisa jadi presiden dari Grup Ye? Kalau dia tidak buta, mana mungkin akan ditendang seperti sampah oleh keluarga Wang, lalu diberikan ke keluarga kecil seperti kita? Orang seperti ini, hanya bisa kita manfaatkan, tidak bisa ditaro di posisi yang penting. Walaupun dia kerja lebih bagus pun, kualitas dirinya tidak bagus, dari awal tidak bisa menaiki panggung. Tapi kamu berbeda, cucu perempuan dari Yusef, benar-benar orang sehat, walaupun keluarga Ye kita tidak ada anak perempuan yang memimpin keluarga, tapi kalau kamu cukup baik, mungkin saja kedepannya bisa jadi pemimpin keluarga keluarga Ye.” Gissel Chen bicara dengan suara kecil.

“ini tidak adil untuk Denny Wang.” Kata Friska Ye.

“apanya yang tidak adil, dia orang cacat, kita keluarga Ye bersedia menampungnya, sudah termasuk kebaikan besar untuknya. Dia masih berani pilih-pilih, dia punya hak apa untuk minta keadilan? Jujur saja, kalau tidak ada tangga dari keluarga Ye kita, apakah dia punya kesempatan untuk berhasil menjadikan transaksi sebesar ini? Ini karena keluarga Ye kita memberinya kesempatan.” Kata Gissel Chen.

“tapi....” Friska Ye masih ingin membalas sesuatu.

“tidak ada tapi-tapi, tadinya aku kira Denny Wang tidak ada gunanya untuk keluarga Ye kita, tidak disangka dia punya kemampuan seperti ini. Kay Ye sangat menjaga martabatnya, dia pasti tidak akan bilang hal ini pada orang lain, usahanya direbut oleh orang buta, wajahnya jadi tercoreng. Masalah ini harus kamu tekan, sudah membantu keluarga Ye menarik bisnis yang begitu besar, besok kakek Yusef pasti akan bertanya padamu, sekarang kamu pergi siapkan baik-baik, bagaimana besok akan menunjukannya pada Yusef.”

“mengenai Denny Wang, dia berbuat seperti ini juga karena ingin menjilat kita, dia ingin dipandang oleh kita, yang satu mau memuukul, yang satu mau dipukul kan, berikan dia lebih banyak kesempatan seperti ini, lagipula kita keluarga Ye sudah memeliharanya dua tahun, biarkan dia bekerja sedikit, kalau tidak akan menyia-nyiakan beras.”

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu