Si Menantu Buta - Bab 13 Ruang VIP

“Teman, kau lagi di mana? Aku lagi bersama dengan wakil walikota dan tuan besar keluarga Chen. aku merekomendasikan kalian untuk berkenalan, kemarilah dan temui aku." Suasana lingkungan di tempat Sumanto terasa tenang, berbeda dengan suara berisik di sini.

“Aku sudah tiba di auditorium kecil.” Sahut Denny.

“Apa yang kau lakukan di auditorium kecil? Itu adalah tempat para udang dan kepiting akan tinggal. Cepat datang ke ruang VIP di lantai bawah, kita akan berbincang sebentar, nanti naik lagi saat rapat.” Ucap Sumanto.

“Baik.” Denny memutuskan sambungan telepon.

Dia melirik ke arah Friska dan Janu, saat ini, Kay lagi membicarakan tentang sesuatu dengan pongah. Lalu sang Ayah dan putrinya mendengarkan dengan sabar. Meskipun Janu tidak menyukai menantunya, si Denny, tetapi dia lebih tenang daripada Gissel. Friska mewarisi kelebihan Janu, meski dia tidak menyukai Kay, namun dia adalah kerabatnya, jadi dia akan mendengarkan Kay dengan sabar.

Denny melihat semua orang tidak memperhatikan dirinya, jadi dia berbalik dan berjalan menuruni tangga.

“Kakak ipar, aku akan membantumu.” Neysia buru-buru mengejarnya dan menyangga lengan Denny.

“Kau membantuku?” sontak Denny kaget melihatnya.

“Benar, kamu ingin bertemu dengan Sumanto kan? Ayah sumanto adalah orang terkaya di kota, dia kenal dengan banyak orang-orang besar. Sumanto pasti akan menghadiri acara sepenting kamar dagang keluarga Chen ini. Dan lagi kamu sekarang adalah rekan kerjasamanya, dia pasti akan merekomendasikan kamu di kota, aku juga ingin bertemu dengan orang-orang besar denganmu.” Ucap Neysia sambil tersenyum.

“Pintar juga kau.” Denny tersenyum.

“Kapan Sumanto akan menginvestasi? Wajah pongah Kay barusan benar-benar minta dipukul, aku hampir tidak bisa menahannya lagi," gerutu Neysia.

“Jangan gegabah, akan kuusahakan.” Ujar Denny.

“Usahakan saja, aku tidak terburu-buru, asal kamu jangan sampai membocorkannya pada Sumanto.” Kata Neysia.

“Hm.” Sahut Denny.

Lantai hotel di mana diselenggarakan kamar dagang dipenuhi suara gaduh orang-orang, sesampainya di lantai bawah menjadi sedikit lebih tenang, Denny menyebutkan nama Sumanto kepada pelayan, lalu pelayan itu mengantarkan Denny memasuki sebuah ruang VIP.

Dalam ruangan VIP terdapat belasan orang, saat Neysia menyangga lengan Denny untuk berjalan masuk, Sumanto berlekas mendekatinya dan menarik tangan Denny sambil berkata, “Akhirnya kau datang, teman, aku tidak ingat siapa namamu, aku benar-benar takut kau akan membawa kabur 200 M ku.”

“Bagaimana mungkin?” Ucap Denny dengan tersenyum.

“Pak tua, aku akan memperkenalkannya padamu, dia adalah rekan kerjasamaku, dia adalah ‘Guru Wang’ yang nanti akan duduk bersama dengan kita di podium, aku telah menginvestasikan 200 M rupiah untuknya, ia juga seorang pelatih, kalian seharusnya memiliki sedikit bahasa yang sama.” Sumanto berbicara dengan kencang kepada salah satu orang tua di dalam ruang VIP.

“Kurang ajar, Tuan besar Tony berumur 79 tahun di tahun ini, berbudi luhur dan dihormati di kota Harayu, dia lebih tua setahun dari kakekmu, Di arena bisnis ia adalah senior ayahmu, apakah kata ‘pak tua’ ini juga merupakan hakmu sewaktu menyapanya?” seorang pria separuh baya memarahinya.

“Anak kecil tidak dewasa, ayah dia kan orang terkaya, dia memiliki modal untuk bersombong.” Orang tua itu tersenyum.

“Aku tidak akan bersikap begitu tak beradab.” Ucap seorang gadis cantik dan cakap.

“Aku perkenalkan padamu, ini adalah penyelenggara kamar dagang hari ini, tuan besar keluarga Chen, Wakil walikota, paman yan, dan kakakku, Brigitta.”raut wajah Sumanto tidak terlalu senang, kemudian lanjut memperkenalkan orang lain kepada Denny, “Ini adalah tuan biro chen dari kota Harayu, putra sulung tuan besar. Ini direktur feng, tidak ada hubungan apapun dengan keluarga Chen, tetapi pengembangan dan pembangunan Kota Harayu berada di bawah kendalinya. tuan ding dari Federasi Sastra, seketaris qin dari Kongres Rakyat Nasional, Jay Chen, kakak tertua dari keluarga Chen, kini mulai mengendalikan perusahaan keluarga Chen. "

“Apa kabar.” Sapa Denny dengan sopan kepada semua orang.

“Sumanto, jangan salahkan aku tidak mengingatkanmu, kamu sekarang sangat keterlaluan, ketenaranmu telah menyebar di lingkaran generasi terkaya kedua Kota Harayu. Meski keluarga Han kalian banyak berkontribusi untuk kota Harayu, selama kamu melakukan kesalahan lagi, aku pasti tidak akan mengampunimu.” Kata wakil walikota.

“Tidak akan lagi!” Sumanto menyalakan sebatang rokok sambil melihat ke arah lain dan mengerutkan keningnya, seperti anak kecil yang menerima keluhan.

“Kamu bisa bermain bersama dengan adikku yang gagal ini, kau termasuk orang yang hebat.” Brigitta memandang Denny dengan penuh minat.

Perawakan Sumanto tidak buruk, dengan tinggi badan 185cm, dia adalah pria ganteng jika tidak memasang wajah suram terus. Brigitta dan Sumanto adalah saudara kandung, ia tumbuh dengan cantik, dengan rambut pendek yang menyegarkan, mengenakan jas dan rok, di bawah bokongnya yang kencang, terdapat sepasang kaki yang indah dibungkus dengan sutra hitam, temperamen yang menawan, dan tubuhnya tampak seksi.

“Nyali dan kemampuanmu besar, kamu bisa mendapatkan investasi 200m dari Sumanto. Aku dengar kata Sumanto bahwa kamu berencana untuk mengembangkan industri olahraga di kota Harayu, dapatkah kau mengungkapkan beberapa detail?” tanya tuan besar keluarga Chen.

“Aku berencana mengembangkan tinju.” Sahut Denny.

“Tinju?” sontak semua orang kaget.

"Perkembangan ekonomi China sudah sangat bagus sampai sekarang, dari kebutuhan dasar masyarakat seperti pakaian, makanan, perumahan dan transportasi, berbagai jenis proyek layanan turunan muncul tanpa akhir. Mari kita bicara tentang ponsel, sekarang internet sudah semakin segar dan menarik. Ada siaran langsung, berita media mandiri, dan semua jenis permainan baru. Kita bisa melihat orang-orang memegang ponsel di mana-mana. Terutama orang yang lahir pada tahun 2000-an, mereka bahkan menonton serial pada saat makan.”

"Kesehatan semua orang terlalu buruk. Aku pikir kita harus melakukan sesuatu untuk masyarakat dan mengubah gaya hidup orang-orang." kata Denny.

“Kalau begitu kau kan bisa fitness, sedangkan tinju tidak populer.” Brigitta mengangkat alisnya.

“Tentu saja aku tidak keberatan dengan fitness. Fitness dapat melatih tubuh, mengubah Sub-kesehatan masyarakat serta membentuk tubuh yang indah. aku juga telah melakukan riset pasar, gimnastik di China sekitar 60 triliun rupiah. gimnastik terbaik di kota Harayu dapat menghasilkan 40 miliar rupiah per tahun, dan gimnastik terbaik di kota Kimraden mencapai 400 miliar. Selain itu, ada banyak operasi orang dalam di dalamnya, selama menguasai taktiknya, mengembangkan Gimnastik belum pasti menghasilkan uang, tapi pasti tidak akan kehilangan uang.

"Tetapi rakyat kita harus memiliki jiwa, bangsa kita membutuhkan roh. Apakah jiwa dan roh itu? Sebagai kualitas fisik yang luar biasa dari sebuah negara yang istimewa, kita telah mewarisi budaya nasional yang harus kita miliki selama ribuan tahun. Tinju adalah olahraga yang sangat elegan, selain dapat melatih tubuh, tinju juga mengembangkan keterampilan dan tubuh ramping yang tidak dimiliki fitness. Selain itu, tinju juga cocok untuk operasi komersial. Ada banyak kompetisi gulat skala besar di negara kita, dan dampaknya bagus. Tapi kompetisi binaraga tidak sejahtera seperti di negara-negara asing. Ini berarti bahwa orang-orang lebih menerima olahraga yang bersifat kompetitif, selain itu, gimnastik sudah tidak terkenal seperti beberapa tahun silam. Kalian semua pernah membuat kartu fitness kan, kupikir kartu fitness lebih mirip seperti kartu mandi. Karena itu tidak memiliki kontinuitas bisnis yang kuat dan potensi tidak setinggi olahraga kompetitif, "Jelas Denny.

Setelah mendengarkan kata-kata Denny, wakil walikota mengangguk dengan ringan dan merekam saran-saran Denny dalam benaknya. Wajah Brigitta seketika cerah lalu redup. dia berpikir sesaat dan bertanya, "Jadi maksudmu tinju lebih baik daripada fitness? "

"Bukan karena tinju lebih baik daripada kebugaran, tetapi dari perspektif komersial, tinju lebih cocok untuk operasi." kata Denny.

“Aku menanti untuk melihat bagaimana kau mengoperasinya.” Ucap Brigitta sambil menyeringai.

“Anak muda, benar yang kau katakan.” Tony menatap Denny sambil tersenyum.

Mengenai pertentangan antara keluarga Chen dan keluarga Ye, asal mula harus dimulai dengan kedua tuan besar. Ada banyak asosiasi di kota, Tuan besar keluarga Chen dan tuan besar keluarga Ye adalah anggota asosiasi pengusaha. Keduanya pernah menjabat sebagai wakil presiden. Di kota juga ada asosiasi seni bela diri dan Asosiasi Puisi. Tuan besar keluarga Chen tidak hanya seorang pengusaha, tetapi juga seorang seniman bela diri. Kakek Friska adalah seorang pemuda sastra. Dia suka kaligrafi, menulis puisi dan prosa, ia bahkan telah menerbitkan beberapa koleksi puisi.

Kedua tuan besar ini telah saling kenal selama bertahun-tahun, dan mereka juga berkompetisi dalam bisnis, karena keduanya yang satu telah belajar sastra dan yang lainnya seni bela diri, kontradiksi ini muncul secara bertahap.

Kedua tuan besar bertengkar tidak hanya sekali, Tuan besar keluarga Ye mengatakan bahwa mereka yang belajar seni bela diri adalah sampah, otak mereka sederhana dan anggota tubuh mereka mengembang. Tuan besar keluarga Chen mengatakan bahwa mereka yang belajar sastra tidak tahu bagaimana harus berubah, mereka masam dan busuk.

Dua tahun yang lalu, keluarga Ye mengalami kemalangan, jika bukan karena bantuan keluarga Wang dari kota Kimraden, saat ini sudah runtuh. Namun sebaliknya, keluarga Chen melakukan yang lebih baik dan melompat ke keluarga tingkat kedua.

Tuan besar keluarga Chen merasa puas, inilah keuntungan dari belajar seni bela diri, Siapa pun yang mengatakan bahwa belajar seni bela diri lebih rendah daripada belajar budaya, hanya mereka yang belajar seni bela diri yang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang fleksibilitas. Keluarga Ye juga iri dengan prestasi keluarga Chen, Kali ini, keluarga Chen menyelenggarakan kamar dagang, dan beberapa generasi muda yang dikirim secara acak untuk berpartisipasi di dalamnya, mencerminkan kebesaran keluarga Ye. Tidak ada satupun orang penting yang datang.

Denny ingin mengembangkan industri olahraga, persis yang diharapkan oleh tuan besar keluarga Chen, sehingga membuat tuan besar keluarga Chen yang melihat Denny semakin pantas, ia tersenyum dan berdiri mendekati Denny. Menaruh tangan di bahu Denny, "Kamu sangat berbakat, tidak heran Sumanto sangat menghargai kamu, hahaha ..."

"Teman, kamu juga bisa mengucapkan beberapa patah kata dalam rapat nanti. Kami membutuhkan orang berbakat sepertimu di kota Harayu." Bujuk Kakak tertua keluarga Chen sambil tersenyum ketika melihat Denny berbicara dengan baik.

"Baik, aku akan pergi ke atas dan melihat-lihat, sampai jumpa saat rapat nanti," kata Denny sambil tersenyum.

Ketika bertemu dengan orang-orang penting Kamar Dagang, ponsel di saku Denny terus bergetar, Denny tahu bahwa Friska cemas saat menyadari dia pergi entah ke mana dan mencarinya.

“Kakak ipar, apa benar Sumanto memberimu 200 m rupiah?” Neysia membantu Denny masuk ke lift dan menatapnya dengan curiga.

"Ini hanya gembar-gembor saja. 200m rupiah bukan angka yang kecil. Bagaimana bisa memberikan uang itu begitu cepat padaku?" sahut Denny ala kadarnya.

“Benarkah? Kau jangan menipuku.” Kata Neysia.

“Benar.” Ucap Denny.

“Kamu berbicara dengan baik tadi, jika bukan karena aku mengetahui detailmu, aku benar-benar mengira kamu bisa membantu Sumanto menghasilkan uang loh." kata Neysia.

“Hehe...” Denny tidak berbicara lagi.

Ketika pintu lift terbuka dengan berdentang, Denny melihat Friska berdiri di depan pintu lift, dia melihat Denny dan Neysia berdiri di dalam lift. Friska bertanya dengan heran, "Kalian berdua turun ke bawah?"

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu