Si Menantu Buta - Bab 196 Memenangkan Pertandingan

Ding, terdengar suara bel berakhirnya ronde ini.

Denny dan Brian kembali duduk di kursi untuk istirahat.

“Kak Denny, kenapa kamu tidak langsung menggunakan jurus Antelope untuk mengalahkan Brian? Kekuatan jurus Antelope sangat dahsyat.” Thom terlihat marah sambil berkata kepada Denny.

“Kamu sudah mengeluarkan jurusnya tapi tidak mengenai dagu Brian, ini benar-benar sangat disayangkan.” Dome menghela napas pelan-pelan.

“Aku tidak ingin melukai dia.” Denny perlahan-lahan mengerutkan keningnya.

“Dia sudah melukaimu sampai seperti ini, kamu tidak mau melukainya? Tempat tinju adalah tempat mati hidup dua petinju, jika dia tidak terluka maka kamu yang akan terluka.” Hera membersihkan luka Denny dengan kapas.

Denny melirik ke arah Brian, Brian sedang melihatnya dengan pandangan yang rumit.

Mereka berdua saling bertatapan.

Brian segera menunduk.

Brian sebenarnya adalah pria yang sangat kuat, umur 30 adalah umur puncak seorang pria, Brian sudah berumur 33 tahun, dia paling banyak bisa bertarung empat tahun lagi di atas ring tinju.

Demi memenangkan pertandingan, dia sengaja menurunkan berat badannya sebelum pertandingan dan membuat dirinya terlihat sangat kurus.

Di sudut matanya sudah terlihat kerutan halus, bagaimanapun dia tidak bisa semuda Thom yang baru saja lulus kuliah.

Bagi Thom dan Mark, Brian sudah tua.

Menjadi petinju di China tidak menghasilkan banyak uang, yang menghasilkan uang adalah pertarungan bebas dan pertarungan gabungan, tapi juga tidak lebih dari sepersepuluh pendapatan yang ada di luar negeri.

Tidak mudah bagi Brian untuk bertahan selama 17 tahun untuk menjadi petinju di China.

Denny tahu bahwa sikap Brian tidak baik, tapi Denny sangat kagum dengan tekad Brian terhadap dunia tinju.

Denny tidak lupa akan niat aslinya, tidak peduli dia melakukan bisnis atau petinju, itu semua untuk melayani masyarakat. Jika dia hanya ingin menghabiskan uang, dia bisa bermain keuangan di luar negeri. Dia melakukan bisnis di China karena dia ingin melakukan sesuatu untuk China.

Sejak dia mulai mencintai tinju, dia sudah tahu, dunia tinju di dalam negeri tidak bisa menghasilkan banyak uang. Dia menjadi petinju karena pertama-tama dia ingin menaikkan antusiasme masyarakat terhadap dunia tinju, kedua adalah karena dia ingin menaikkan pendapatan orang yang nasibnya tidak baik ini.

Dia melakukan semua ini demi orang yang nasibnya tidak bagus.

Dan mana mungkin dia akan melukai orang yang nasibnya buruk ini?

Yang disebut sebagai jurus Antelope adalah salah satu jurus dalam dunia tinju, dengan mengencangkan kedua lengan di dagunya, untuk melindungi dagu dengan tinjunya dan menyerang lawan seperti Antelope.

Ketika lawan menggunakan tinjunya untuk menyerangnya, dia akan menggunakan leher atau pinggangnya untuk menghindari musuh, ketika dalam proses menghindari, dia akan mencari kesempatan untuk menyerang dagu musuh sehingga bisa langsung mematikan lawan.

Pukulan ini sangat kuat, jika barusan bukan karena Denny mengalah kepada Brian, dia sepenuhnya bisa melayangkan pukulannya di dagu Brian yang akan membuat Brian pingsan seketika.

Karena pukulan ini sangat kuat, hati Denny melunak ketika melihat mata Brian menatapnya dengan lemah.

Brian adalah orang yang bertinju untuk menghasilkan uang, dia tidak perlu membunuh Brian.

Dia menantang Brian karena Brian sudah menindas Mark sebelumnya, dia selalu mengingat perbuatan Brian. Brian adalah seorang petinju yang sangat terkenal, jika dia menantang Brian maka dia bisa memanaskan suasananya.

“Denny, kamu bertarung dengan baik.” Seorang model yang memakai bikini yang seksi lewat dari samping badan Denny, dia meletakkan papan yang ada di tangannya.

Dome, Hera, Mark dan Jeremy menatapnya dengan pandangan aneh.

Meskipun Denny tidak memperlihatkan identitas orang kayanya, dia juga bisa menarik wanita cantik dari bertinju dan penampilannya.

Dome tiba-tiba teringat adegan pertengkaran antara Denny dan Friska Ye sebelumnya.

Dia menebak sepertinya hal-hal yang masih harus dikhawatirkan oleh Friska Ye masih ada di belakang.

“Kapan kamu akan mengatur sebuah pertandingan untukku, sehingga aku bisa mendapatkan sedikit uang dan menarik beberapa wanita cantik.” Jeremy berbisik kepada Denny.

“Aku akan mengaturnya untuk kalian.” Denny berkata.

Ronde baru resmi dimulai, Denny dan Brian kembali berdiri di atas ring lagi.

Ekspresi Brian kali ini lebih kaku, di wajahnya terlihat bekas goresan yang terlihat jelas yang dilakukan oleh Denny tadi.

“Pukul, pukul!” Sesosok orang asing berteriak dari kursi VIP.

“Berengsek, diam!” Sumanto dan Alex Lin memarahi orang asing itu.

“Mengapa kamu mengalah kepadaku tadi? Apakah kamu meremehkanku?” Brian bertanya kepada Denny setelah dia memikirkannya.

“Aku tidak ingin membuatmu terluka parah.” Ucap Denny.

“Kenapa?’ Brian bertanya.

“Kita tidak punya dendam sebelumnya, kamu bertinju untuk menghasilkan uang, aku bertinju untuk melakukan bisnis. Ini hanyalah pertandingan bisnis saja, tidak perlu membuat kedua belah pihak terluka parah. Aku sudah membalasmu, itu sudah cukup.” Ujar Denny.

“Aku tidak akan mengalah kepadamu.” Brian berkata.

“Terserah padamu.” Denny berkata dengan santai.

“Drama!” Fendi berkata dengan dingin di kursi penonton.

Setelah menatap Denny sekilas, Brian meletakkan tinjunya.

Dia melihat kerumunan penonton yang ada di stadion ini, dia melepaskan sarung tinjunya setelah dia memikirkannya, dia melepas perban yang ada di tangannya.

“Apa yang dilakukan oleh Brian? Apakah dia akan melawan Denny dengan tangan kosong?” Komentator berkata dengan kaget.

“Dia sepertinya ingin mengatakan sesuatu.” Ujar komentator lainnya.

Brian melihat ke arah wasit yang bingung, kemudian dia melihat Denny, dia memberi isyarat dengan melambaikan tangannya.

Kontrol lapangan tahu apa maksud Brian, dia meletakkan mikrofon yanag ada di atas ring.

“Aku adalah orang dari wilayah Utara, aku tidak bagus dalam urusan sekolah sejak kecil, keluargaku juga tidak begitu baik, aku tahu, jika aku tidak belajar dengan baik maka aku tidak akan berhasil, aku selalu mencemaskan apa yang akan aku lakukan kelak. Di dekat rumah kami ada sebuah arena tinju, aku ingin mendapatkan sedikit penghasilan maka aku bergabung untuk menjadi petinju dan bertinju hingga saat ini.” Brian berkata dengan nada suara yang berat kepada para penonton.

“Arena tinju adalah tempat ketenaran untuk orang miskin, juga sebuah tempat yang tidak jelas, aku sudah berada di arena tinju China selama 17 tahun, 7 tahun pertama aku setiap tahun hanya mendapatkan penghasilan sebesar 60 juta, masalah makan menjadi masalah setiap bulannya. Setelah menjadi raja tinju, kehidupanku berubah banyak, aku mengendarai mobil BMW, juga memiliki rumah yang luas.”

“Tapi, di seluruh China hanya ada 7 orang yang bisa hidup seperti aku dan itu adalah tujuh raja petinju besar, masih ada ratusan ribu atlet profesional yang berusaha keras karena keyakinannya.”

“Mengapa aku ingin mengatakan ini? Denny Wang adalah seorang petinju yang patut dihormati, aku berterima kasih karena dia telah melakukan banyak hal demi para petinju. Tinju masih menjadi keunggulan orang asing, sedikitnya ada ratusan warga asing yang telah mendapatkan sabuk emas, China hanya ada empat. Lima kekuatan besar di dunia, Amerika Utara, Rusia, Jepang, Thailand, Brasil, dan China tidak termasuk. Aku harap semangat seni bela diri China akan bangkit lagi, kita bisa diakui sebagai nomor satu di dunia.”

“Aku mengaku kalah dalam pertandingan ini. Denny Wang menang.” Perlahan-lahan air mata mengalir di mata Brian.

Brian adalah seorang petinju yang sangat bagus.

Meskipun sikapnya tidak bagus dan akan menggunakan trik untuk bisa memenangkan pertandingan, tapi dia terus menjaga keyakinan dalam dunia tinju.

Kata-katanya membuat seluruh stadion menjadi hening.

Semua orang melihatnya dengan diam.

Setelah waktu yang lama, pemandu acara berkata dengan suara yang keras: ”Mari kita berikan tepuk tangan yang meriah kepada kedua petinju kita Denny Wang dan Brian, Denny Wang menantang Brian, Denny Wang menang! TKO!”

TKO adalah jika ada salah satu petinju yang mengaku kalah.

“TKO, hahaha, Denny sudah membuat Brian TKO!” Thom mendadak bersemangat sambil berteriak.

“TKO.” Dome melihat ring tinju dengan tatapan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan.

“Bos Denny sudah menang, Bos Denny sudah menang!” Jeremy tertawa terbahak-bahak, dia segera memeluk Hera yang ada di sampingnya, kemudian dia memeluk Dome, lalu dia berlari ke panggung dengan para asisten lainnya, mereka segera memeluk Denny.

“Hahaha, kita menang!” Sumanto dan Alex Lin juga berteriak dari kursi VIP.

Prak, terdengar sebuah bunyi, sebuah telur warna-warni meledak di area stadion, kertas warna-warni yang tak terhitung jumlahnya beterbangan di seluruh sudut.

“Selamat ya, Tuan muda Denny, kamu sudah memenangkan pertandingan ini.” Brian memaksakan dirinya untuk tersenyum dan mengarahkan tangannya kepada Denny.

“Kamu juga bagus, aku tidak salah melihat orang.” Denny tidak hanya tersenyum dan berjabat tangan dengan Brian, dia juga memeluk Brian.

Sekarang makin banyak orang yang naik ke atas panggung untuk merayakan kemenangan Denny.

Krek, terdengar suara Kenny memecahkan gelas yang ada di tangannya……......

Novel Terkait

1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu