Si Menantu Buta - Bab 456 Mengembalikan Uang

"Tuan Sumanto, aku tidak tahu kamu berada di sini," nada bicara Jaehan terdengar gemetar.

Sumanto adalah bos kekuasaan gelap di Amerika Utara, Jaehan akan mati jika mengganggu Sumanto. Sumanto sudah berubah menjadi kejam saat perperangan tentara bayaran di Amerika Utara, ia tidak peduli jika dirinya membunuh Jaehan.

Sumanto tersenyum tipis, "Ini sungguh kebetulan."

Jaehan merasa panik saat melihat senyuman Sumanto.

"Apakah dirimu tahu siapakah yang ingin kamu bunuh?"

"Tidak..... tidak tahu," Jaehan berkata.

Vincent memberitahu kepadanya bahwa Denny hanyalah petinju miskin di Alock, bahkan Jaehan merasa tidak pantas untuk menyelidiki biodata Denny. Oleh karena itu, kini ia benar-benar tidak tahu identitas Denny.

Jaehan hanya merasa petinju miskin di Alock tidak mempunyai hubungan dengan Sumanto.

Meskipun Sumanto mempunyai hubungan dengan Denny, namun Sumanto tidak akan membantunya, jika Denny mempunyai status yang berbeda jauh dengan Sumanto. Oleh karena itu, Denny bukanlah tokoh biasa.

"Kamu tidak tahu namun berani membunuh orang, kamu benar-benar berani. Menurutmu, apakah diriku harus memberimu sebuah penghargaan?" Sumanto tetap tersenyum, namun bagi Jaehan senyuman Sumanto terlihat marah dan tegas. Jaehan bisa merasakan tatapan tajam Sumanto, dan seperti akan menusuk hatinya.

"Tuan Sumanto, aku tidak berani. Aku tahu diriku salah," Jaehan berkata dengan cepat.

"Kamu tahu dirimu salah? Ada beberapa kesalahan tidak bisa dimaafkan. Dalam semasa hidup, kamu harus membayar untuk kesalahanmu, tidak bisa menyelesaikan masalah hanya mengucapkan minta maaf," Sumanto terus menatap Jaehan, nada bicara pun juga berubah menjadi tegas.

"Tuan Sumanto, aku...." Jaehan tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat melihat Sumanto, Jaehan mengetahui dirinya akan mendapatkan sebuah hukuman dari Sumanto, lalu ia berkata, "Aku menerima segala hukuman."

"Sebagai seorang pembunuh, seharusnya terlebih dahulu dirimu harus menyelidiki identitas orang yang ingin kamu bunuh, ini adalah hal wajib yang harus dilakukan oleh seorang pembunuh," Sumanto berkata.

"Benar," Jaehan menjawab.

"Sedangkan aku benar-benar kecewa terhadapmu, Johenade sungguh buruk dalam memilih orang, ternyata menyuruh dirimu yang menjadi pengawalnya."

"Tuan Sumanto, untuk kali ini aku benar-benar lalai," Jaehan menarik napas dalam-dalam, berusaha untuk menenangkan dirinya.

Dalam lubuk hati, Jaehan benar-benar membenci Vincent. Jika bukan karena Vincent, kini ia tidak akan ditegur oleh Sumanto.

"Apakah kamu tahu akibatmu jika tidak bertemu denganku?" Sumanto bertanya.

"Aku akan membunuh Denny, dan melakukan kesalahan yang fatal," Jaehan berkata.

"Hehe, apakah kamu mengira dirimu bisa semudah itu membunuh Denny? Hari ini Denny tidak akan berada di posisi sekarang jika kamu bisa membunuhnya dengan semudah itu," Sumanto tersenyum sinis.

Jaehan mematung sejenak.

"Sumanto, aku tidak menyangka kamu melihatnya," Denny tersenyum tipis.

Sumanto membuka selimut Denny, lalu melihat tangan kanan Denny tengah menodong sebuah pistol dan menuju ke arah Jaehan.

"Apakah kamu melihatnya? Apakah kecepatanmu bisa secepat peluru? Denny tidak akan mati, melainkan dirimu," Sumanto menatap Jaehan dengan dingin.

Jaehan menarik napas dalam-dalam, apa yang telah dikatakan oleh Sumanto memang benar. Jika Sumanto tidak memanggilnya, ia akan ditembak mati oleh Denny.

"Kesalahan terfatal seorang pembunuh adalah mati, aku berharap dirimu bisa mengerti."

Denny merasa terkejut atas perubahan Sumanto.

Sebelumnya Sumanto adalah orang yang santai terhadap apa pun, namun kini ia berubah menjadi sungguh teliti, ternyata Sumanto bisa melihat pistol yang telah ia sembunyikan di dalam selimut. Kini Sumanto yang menyeramkan adalah teman Denny, jika Denny melawannya, Sumanto adalah musuh yang menyeramkan.

Jaehan benar-benar terkejut terhadap Denny, Jaehan mengira dirinya akan membunuhi Denny jika tidak dicegah oleh Sumanto. Namun saat Jaehan melihat kenyataan dengan jelas, dalam lubuk hati ia benar-benar merasa terpukul. Jaehan sebagai pembunuh, ia merasa gagal dalam melaksanakan tugas ini.

Sepertinya Denny adalah tokoh yang luar biasa.

"Aku mengingatnya, tuan Sumanto. Aku tidak akan membuat tuan Sumanto merasa kecewa terhadapku lagi," Jaehan mengepalkan kedua tangannya.

Kini, Jaehan kalah terhadap Denny dengan lapang dada.

Sumanto menggerakkan tangannya, Jaehan pun segera meninggalkan ruangan inap Denny.

"Kekuasaan sungguh besar, terkadang aku lalai dalam mengajar bawahanku, aku minta maaf," Sumanto berkata.

"Tidak apa-apa," Denny berujar dengan pelan.

"Melainkan kamu, aku benar-benar mengagumi dirimu."

"Kamu berlebihan dalam memujiku, mau bagaimana pun kita sering diserang oleh orang lain secara diam-diam, tentunya kita harus menjaga diri," Sumanto berkata.

"Posisi berubah, pikiran pun juga berubah," Denny tersenyum tipis.

"Pasti, kita harus memandang luas terhadap segala hal. Di dalam beberapa posisi, kamu akan menyadari dirimu tidak bisa melakukan apa pun. Oleh karena itu kamu harus memilih untuk melakukan perubahan, kamu hanya bisa mati jika tidak kebiasaan."

Denny meletakkan pistol di atas kasur, "Tidak bisa melakukan apa pun? Kita harus menunggu berapa lama supaya bisa mengontrol segala hal serta menyuruh orang lain untuk merubahinya?"

"Aku harus pergi terlebih dahulu, Denny. Jika mempunyai waktu luang, kita akan mengobrol lagi," Sumanto menggunakan tongkat, satu demi satu langkah meninggalkan ruangan inap Denny.

"Kekuatan serta kekuasaan yang lebih kuat bisa membuatku merubahkan takdir negara, dan membuat wargaku menjalani kehidupan yang lebih baik," Denny berkata sembari menatap punggung belakang Sumanto.

……

Setelah Jaehan meninggalkan ruangan inap Denny, ia pun segera menyelidiki Denny.

Kini, ia benar-benar merasa tertarik terhadap identitas Denny.

Jaehan mematung sejenak setelah melihat biodata Denny, lalu ia tersenyum tipis.

Tidak heran, tidak heran ia begitu luar biasa."

Mendadak, tatapan Jaehan berubah menjadi dingin.

Ia hampir saja mengalami kematian di ruangan inap Denny karena Vincent memberikan informasi yang salah, kini ia benar-benar ingin menghantam Vincent, bahkan ingin membunuhnya.

Saat itu juga, Vincent menghubunginya.

"Bagaimana, Jaehan? Denny sudah meninggal, bukan? Haha, atlet sampah Alock benar-benar tidak mengetahui apa pun, bahkan ia berani melawanku, dan ini adalah akibatnya," di sebrang sana terdengar kekehan Vincent.

Mendadak mimik wajah Jaehan mendingin, "Kamu sungguh bodoh."

"Apa yang telah kamu katakan? Tolong jelaskan," senyuman yang terukir jelas di wajah Vincent mendadak menghilang begitu saja.

"Apakah kamu belum membunuh Denny?"

"Aku sudah bertemu dengannya," nada bicara Jaehan tetap dingin.

"Namun kamu belum membunuhnya," Vincent berkata.

"Benar, aku tidak membunuhnya, oleh karena itu dirimu terlalu bodoh. Kamu...." Jaehan berkata.

"Mengapa berhubungan denganku namun kamu tidak bisa membunuhnya? Kamu tidak berhasil dan sungguh berani berkata diriku bodoh. Bahkan kamu tidak bisa membunuh petinju miskin Alock yang tengah terluka berat, kamu tidak pantas disebut sebagai pembunuh tingkat teratas di organisasi Raja," belum menunggu Jaehan selesai berujar, Vincent pun berkata dengan semangat.

Emosi Vincent benar-benar kian memuncak, "Kamu adalah sampah, kembalikan uangku karena dirimu tidak bisa membunuh Denny, aku akan menyuruh seseorang untuk membunuhnya."

Jika sebelumnya Vincent tidak berani berkata seperti itu dengan Jaehan, Vincent tidak bisa melawan orang yang berada di organisasi Raja. Namun kini emosi Vincent benar-benar memuncak saat mendengar kabar bahwa Denny tidak meninggal, Vincent mengira Jaehan hanya mengambil uangnya dan tidak melaksanakan tugas yang ia berikan, dan tengah mempermainkannya.

"Kamu sungguh berani menyuruhku mengembalikan uangmu? Apakah kamu tahu siapakah Denny?" Jaehan bertanya dengan nada rendah.

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu