Si Menantu Buta - Bab 251 Taruhan dengan Nizar

Kekuatan Denny tidak kecil, satu tamparannya membuat Nizar sempoyongan. Nizar dan anak buahnya terdiam, beberapa orang disana terpaku menatapnya sesaat.

“Keparat, kamu berani memukulku!?” Nizar emosi, bergegas untuk melawan Denny.

Denny adalah raja tinju yang terkenal di Kota Kimraden, bagaimana bisa ia menjadi lawan Denny.

Denny menatapnya dengan dingin dan menendang lutut Nizar.

Nizar tiba-tiba menjerit dan terjatuh dengan suara keras di tanah.

Anak buah Nizar lagi lagi terdiam membeku melihat Denny, mereka langsung bergegas menuju ke arah Denny. Denny dengan cepat menempatkan Friska di belakangnya, ia mengulurkan tangan kanannya, menggemgam kepala orang itu dan menjedotkan nya ke kepala orang satunya.

Dengan suara keras, keduanya terbaring di tanah sambil meraung kesakitan.

Denny melayangkan pukulan lainnya, tinju nya melayang ke arah tenggorokan salah satu orang.

Kemudian dia mengambil langkah ke arah orang terakhir, mendorong orang itu dengan pelan, dan orang itu terguling di sepanjang tangga ruang pertemuan.

“Aku sedang dalam mood yang tidak baik sekarang, jangan main-main denganku,” Denny berkata dengan dingin kepada Nizar.

“Denny, Keparat, kakiku sepertinya patah dibuat olehmu.” Nizar berteriak kesakitan di tanah.

“Apa hubungannya denganku?” Denny bertanya.

“Tunggu saja, aku tidak akan mengampuni kamu,” Nizar berteriak kesakitan.

“Ayo pergi.” Denny melihat jam tangannya dan menarik Friska masuk ke ruang pertemuan.

Seorang pria berjas dan sepatu kulit datang bersama beberapa penjaga keamanan.

Pria ini merupakan manajer pengurus lelang hari ini. Lelang ini bukan termasuk lelang skala besar, ini hanyalah pelelangan barang dari perusahaan bangkrut yang diselenggarakan oleh organisasi bank. Mereka menjual barang-barang dari perusahaan bangkrut yang dijadikan jaminan kepada bank. Disini tidak ada lukisan terkenal dari Van Gogh atau Picasso, maupun kalung berlian yang berharga mahal.

Karena harga barang jaminan dari perusahaan bangkrut dilelang dengan harga murah, jadi ini sangat menarik perhatian Nizar. Manajer tidak mengenal Denny, namun, Nizar adalah tamu spesial dalam pelelangan ini.

"Bolin, dia memukuliku, cepat hentikan dia, dan panggil polisi untuk menangkapnya.Dia adalah orang miskin, tidak sanggup membeli apa pun di sini," Nizar berteriak kesakitan di tanah.

“Hei kawan, disini adalah kota Kimraden, dan juga disini sedang mengadakan acara lelang resmi, bagaimana bisa anda memukul orang di tempat ini?” Manajer itu melirik Nizar, lalu berkata dengan marah pada Denny.

"Dia yang memprovokasi ku," kata Denny.

"Tuan Nizar adalah tamu terhormat dalam pelelangan kami. Keluarganya memiliki total kekayaan puluhan triliun. Ia sejak kecil sudah menggunakan sendok emas dimulutnya. Sangat biasa baginya jika ia berbicara tanpa ampun. Anda yang tidak memiliki uang, seharusnya sadar diri. Anda tidak memiliki uang, anda tidak seharusnya begini, Bagaimana bisa kau memukulnya? " kata manajer pengurus.

“Kamu berbicara dengan cukup baik.” Denny tertawa melihat ekspresi serius manajer.

"Jangan pergi, tetap berdiri disana, aku akan memanggil polisi untuk segera menangkap mu, jika kamu memiliki sesuatu untuk disampaikan, sampaikan saja di kantor polisi," kata manajer itu.

“Apakah kamu adalah penangung jawab atau hanya pegawai hotel?” Denny bertanya sambil tersenyum.

"aku diutuskan untuk menjadi penanggung jawab," kata manajer itu.

"Sangat bagus," Denny mengangguk dengan lembut.

Manajer melirik Denny dan pergi untuk membantu Nizar yang terbaring di tanah.

Anak buah Nizar juga bangkit berdiri, beberapa dari mereka ada yang memegang kepala mereka dan bilang pusing, ada yang menutupi tenggorokan mereka dan berpura-pura tidak bisa mengeluarkan suara, mereka berniat untuk memeras Denny.

Friska kehilangan kesabaran memandang orang-orang ini.

"Begini, aku baru saja memukul mereka karena suasana hatiku yang kurang baik, aku minta maaf kepada mereka. Kamu ingin memanggil polisi untuk menangkapku, terserah. Namun, hari ini aku datang ke sini untuk membeli barang. Jika kamu mengusirku, aku yakin kamu pasti akan menyesalinya. Biarkan aku ikut dalam pelelangan, bagaimana caranya, terserah anda, bagaimana? Aku akan menanggung semua biaya pengobatan orang-orang ini, "kata Denny.

"Hei kawan, kau seharusnya tidak punya banyak uang bukan? Kurasa kamu di sini bukan untuk membeli barang, tetapi untuk menjilat para orang-orang kaya. Perlelangan kami adakan untuk kaum atas, dan semua orang yang datang kesini adalah orang-orang kaya," kata manajer sambil tersenyum.

"Pria ini adalah tamu spesial di acara lelang Anda. Jika aku datang untuk menjilat orang-orang kaya, untuk apa aku memukulnya?" Denny bertanya.

"Keluarga Wang dan keluarga Yang dari empat keluarga besar di Kota Kimraden menjual barang-barang di dalam. Meskipun keluarga mereka sedang terpuruk, tetapi kapal rusak itu masih memiliki harga. Bukan sesuatu yang bisa Anda bandingkan." Kata manajer.

"Aku akan membeli semua barang di pelelanganmu hari ini," kata Denny.

Mata manajer berubah, dan kemudian dia menutup mulutnya,tertawa.

Nizar yang terus menggosok lututnya, tertawa ketika mendengar kata-kata Denny.

Beberapa teman yang dibawanya juga tertawa.

"Mengapa kalian begitu angkuh? Apakah kalian tidak tahu siapa Denny? Meskipun dia tidak lagi masuk di daftar orang terkaya China, namun ia masih termasuk orang terkaya di China. Jika dia mau, bahkan hotel ini bisa dibelinya." Kata Friska dengan tidak sabar.

“Nyonya, anda lihat yang disana?” Manajer menunjuk jarinya ke sebuah lukisan.

“Great Wall?” Tanya Friska.

“Apa anda berniat membelinya?” Manajer tersenyum main-main.

Jelas, manajer dan Nizar tidak percaya dengan apa yang mereka katakan. Manajer tidak pernah melihat dunia luar, dia tidak percaya bahwa dia bertemu orang terkaya di China secara kebetulan.

Denny dan Friska kehilangan kesabaran dibuat pembuat onar itu.

"Begini saja, sekarang kalian cari bos pemilik hotel ini, dan bilang bahwa Clement sudah datang. Ini tanda pengenalku, ambil tanda pengenalku untuk mengecek asset yang aku miliki. Acara lelang akan segera dimulai, aku ingin berpartisipasi dalam acara lelang kalian. Jika kalian sudah mengecek asset yang ku miliki, dan ternyata aku membohongi kalian, atau ternyata aku tidak memiliki apa-apa, aku akan mempersilakan Tuan Nizar ini ini untuk menamparku ratusan kali, tanpa mengeluh.” Kata Denny.

"Bagaimana bisa? Hotel kami tidak mendukung adanya pemukulan terhadap orang," manajer itu mengerutkan kening.

"Oke! Aku setuju!" Mata Nizar berbinar.

"Lelang hari ini, jika aku, Denny melewatkan satu barang sekalipun, kamu bisa menamparku sesukamu," kata Denny.

“Sialan, tanganku akan sakit jika menamparmu ratusan kali, aku akan menamparmu dengan sol sepatuku.” Nizar yang mengingat beberapa tahun lalu, Denny yang memukul wajahnya, dan ia pun menatap Denny dengan ganas.

“Jika aku membeli semua barang dalam pelelangan, apa yang akan kamu lakukan?” Denny bertanya.

“Aku akan menjilat telapak sepatumu dengan menggunakan lidahku,” Nizar menunjukkan senyumnya.

“Baik, sampai jumpa di akhir pelelangan.” Denny berjalan bersama Friska.

"Tuan Nizar, apakah kita perlu memeriksa aset orang ini? Dia mengatakan dia adalah orang terkaya di China, apakah menurut mu itu mungkin?" Manajer mengambil kartu identitas Denny, dan Nampak ragu-ragu.

"Untuk apa periksa? Masuk saja dan saksikan pertunjukan bagus bersamaku. Dia bilang dia bisa membeli semua barang di acara lelang ini. Jika ada satu barang yang tidak ia beli, Setelah acara lelang ini berakhir, aku akan segera menamparnya," kata Nizar.

“Memang Tuan Nizar lah yang paling punya kekuatan,” Wajah manajer itu menyeringai.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu