Si Menantu Buta - Bab 466 Reaksi Rantai

Denny memiringkan kepalanya pelan.

Benda tajam perak menggores pelan leher Denny, seketika darah pun bercucuran keluar.

Denny langsung menggendong Nikita dan bersembunyi di belakang sofa. Nikita langsung menaruh kedua tangannya di atas dimana luka Denny berada, bermaksud untuk membantu memberhentikan darah yang bercucuran.

Tak lama kemudian, Denny mulai merasa agak pusing, kedua tangannya pun terus gemetar tanpa terkendali.

Tadi adalah pisau terbang yang melayang melalui leher Denny, Denny pun langsung menyadari di atas pisau tersebut terdapat racun.

Denny tiba-tiba mendengar suara langkah kaki, sepertinya pembunuh itu sedang bergerak.

Denny langsung berbalik badan, lagi-lagi pisau terbang yang melayang kearahnya. Ia langsung mendorong Nikita pergi, lalu berguling ke samping dan setumpuk pisau terbang langsung jatuh diatas sofa.

Melihat bayangan yang ada di hadapannya, Denny pun bisa menghela nafas.

Saat ini pembunuh itu masih berada disini, berarti racun yang Denny kena tidak membahayakan nyawa, jadi pembunuh itu harus menusuknya untuk beberapa kali.

Tapi sangat jelas pembunuh itu tidak memiliki kesempatan itu. Malam hari gelap tanpa penerangan memang tidak mudah diketahui orang. Tapi karena Mario terus melindungi Denny, dan ia pun langsung datang ke hadapan Denny setelah mengetahui adanya kejanggalan.

Setelah melihat Mario, pembunuh itu pun memilih untuk mundur. Pembunuh itu sangat menyayangi nyawanya. Mario langsung muncul, mungkin saja karena sudah memberi tahu orang lain. Anak buah Denny akan segera datang, pembunuh sama sekali tidak waktu untuk berlama-lama disini, lalu kabur terlebih dahulu.

"Untung saja ada kamu." ujar Denny kepada Mario dengan rasa penuh terima kasih.

Setelah melihat pembunuh itu kabur, Denny pun tidak merasa panik lagi, lalu terjatuh pingsan. Mario pun segera mengantar Denny ke rumah sakit.

Luka yang diterima Denny tidak begitu dalam, hanyalah luka bagian luar. Tapi racun yang ia kena dapat mengambil nyawanya. Kalau Mario lebih telat mengantarnya ke rumah sakit, Denny hampir saja sudah tiada di dunia.

Untung saja sekarang fasilitas medis di negara Alock cukup maju, setelah satu malam, Denny pun kembali sadar.

"Bagus sekali kalau kalian baik-baik saja." Setelah membuka kedua matanya dan melihat Tyas, Denny pun merasa senang.

Setelah Denny bertemu dengan pembunuh, ia terus merasa khawatir kepada Tyas dan anak-anaknya. Tapi kalau dilihat dari situasinya, pembunuh itu hanya ingin mengincar dirinya sendiri.

"Kamu sadar kembali." Tyas memeluk Denny pelan.

Denny memasang senyuman, "Aku baik-baik saja, beruntung sekali."

Denny tahu Tyas sangat khawatir kepadanya. Setelah melihat dirinya jatuh pingsan, entah sudah berapa banyak air mata yang Tyas keluarkan.

"Bagaimana dengan Sakura dan Jumanto?" tanya Denny.

"Mereka baik-baik saja, sekarang sedang istirahat di rumah." ujar Tyas.

"Baiklah kalau begitu."

“Apakah Thom pergi ke rumahku?" tanya Denny mendadak.

Setelah dirinya dibunuh, ia merasa dirinya kurang berwaspada sebelumnya, dan ia juga merasa khawatir kepada anaknya.

"Tenang saja, Mario telah mengatur semuanya." ujar Nikita.

Mario tahu apa yang dipikirkan Denny. Saat ia mengantar Denny ke rumah sakit, Mario sudah menghubungi Thom untuk berhati-hati di rumah Denny.

"Siapa yang ingin menyerangmu?" tanya Tyas.

"Sekarang masih belum dapat dipastikan." ujar Denny datar.

"Benar juga. Sebagai seorang Presiden, kamu pasti harus menyinggung banyak orang. Menghalangi jalan orang lain, tentu saja ada orang yang ingin membunuhmu." ujar Mario tanpa memasang ekspresi.

"Setidaknya Jacob tidak akan melakukan itu kepadaku." ujar Denny.

"Benar, ia masih membutuhkanmu. Tapi berbeda dengan yang lain." ujar Mario.

"Sebelumnya Presiden Naples dari Arab Saudi pernah datang ke Alock, jika ia ingin memulaikan perperangan, mungkin saja ia akan menyerangmu terlebih dahulu." ujar Samuel.

Denny merenung dalam diam. Kemungkinan Naples untuk membayar pembunuh itu sangatlah besar. Naples menyerang dirinya di saat ini, mungkin saja bisa menyebabkan perperangan antar dua negara. Mungkin Naples berpikir akan lebih mudah untuk menyerang Alock jika ia membunuh Denny terlebih dahulu.

Naples pasti bukanlah orang yang merendahkan diri di hadapan orang lain. Setelah ia mengetahui petugas intelijen mencuri dokumen militer yang bersifat rahasia, ia pasti akan membalas dendam kepada Alock.

"Aku merasa bukan Naples yang melakukannya." ujar Denny.

"Mengapa?" tanya Samuel.

Naples memiliki alasan yang penuh untuk menyerang, kalau Denny mati sekarang, maka akan cukup baik bagi Arab Saudi. Keberadaan Denny sangat penting bagi perkembangan ekonomi Alock.Jika Denny mati begitu saja, Alock pasti akan mengalami krisis ekonomi, dan akan susah juga untuk membayar pinjaman kredit dari Perusahaan IF, sehingga mudah terjadinya kekacauan.

Denny dan Naples bisa merasakan masalah yang terjadi antar Alock dan Arab Saudi sekarang. Naples ingin menyerangnya terlebih dahulu, sehingga ia juga tidak bisa melakukan apapun.

"Karena pembunuh itu sangat kenal dengan lingkungan rumahku." ujar Denny sambil tertawa sinis.

"Jadi yang menyerang itu adalah orang kita?" ujar Mario.

"Tapi semua orang mengetahui betapa pentingnya Pak Presiden bagi negara Alock. Ada siapa yang memiliki pikiran seperti itu?" tanya Samuel.

Meskipun Jacob dan Denny tampaknya terlihat dekat dan di belakangnya tidak, tapi Jacob tidak akan menyerang Denny. Selain Jacob, orang lain juga sama sekali tidak ada keberanian untuk menyerang Denny, kecuali....

"Kemungkinan besar orang itu adalah anak buah Jacob. Para tentara bayaran itu tidak mengerti cara mengatur negara, dan juga tidak ada banyak orang yang mengerti betapa penting Denny bagi negara Alock. Mereka hanya tahu Denny sangat berwaspada dan menghalangi jalan Jacob." ujar Mario datar.

"Untuk orang yang berani menyerangku tentu adalah anak buah kesayangan Jacob." ujar Denny.

"Antar Airon dan Falcon, siapakah yang menyerangmu?" tanya Nikita.

Airon dan Falcon adalah tangan kanan Jacob. Semakin Denny menganalisa, sangat jelas kemungkinan kedua orang ini untuk menyerang Denny semakin besar.

"Airon kan?" ujar Mario.

Mario saat ini teringat akan dimana Denny yang menangkap Airon di Klub Voicetone. Meskipun sikap Airon sangat tulus saat meminta maaf kepada Denny setelah dirinya tertangkap, tapi hatinya Airon tidak mungkin tidak marah kepada Denny. Apalagi Airon agak kasar, ia lebih suka bertengkar dari pada Falcon. Ia sendiri juga sangat mendukung Jacob untuk menyerang Arab Saudi. Ia memiliki ambisi yang sama dengan Jacob.

"Mungkin dirinya." ujar Denny tenang.

Denny merasa pelakunya adalah Airon, karena Falcon sangat teliti dalam bekerja. Apalagi biasanya akan mulai beraksi setelah mendapat perintah dari Jacob, ia tidak akan seperti Airon yang melakukan sesuai pikirannya.

Tapi sekarang Denny sama sekali tidak memiliki bukti. Ia tidak akan asal menuduh orang. Memberi hukuman pada Airon merupakan masalah yang sangat sensitif. Jika Denny berani menyentuh Airon, dirinya pasti bisa menyentuh batas akhir Jacob.

Tentu ada kemungkinan juga dimana anak buah Airon yang melakukannya, sehingga Denny tidak berani asal menetapkan siapa pelakunya.

“Lalu bagaimana dengan sekarang?” tanya Samuel.

Sekarang Denny berada di tempat terbuka dan pembunuh berada di suatu tempat bersembunyi. Situasi ini sungguh tidak menguntungkan Denny. Pembunuhan kali ini tidak berhasil, orang itu mungkin saja akan lebih berhati-hati. Tapi tidak menemukan bukti yang berhubungan dan menangkap orang yang ingin membunuh Denny, maka akan ada semakin banyak pembunuhan yang mendatangi Denny.

“Bertahan.” Denny hanya membalas dengan satu kata.

Denny sama sekali tidak bisa menetapkan bahwa Airon lah yang melakukan ini. Ia tidak akan begitu mudah beraksi, ia akan membiarkan orang yang terpercaya untuk memeriksa Airon dalam diam.

“Jangan ungkit masalah ini di hadapan Jacob. Ia tidak akan percaya.” ujar Denny datar.

Denny jelas tahu dengan kepribadian Jacob. Sekarang hubungan Denny dan Jacob sangat lah sensitif. Jika memberi tahu Jacob anak buahnya yang ingin membunuh Denny, maka Jacob akan mengira bahwa Denny yang ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengurangi kekuatan pendukungnya, sehingga hubungannya dengan Denny akan menjadi semakin buruk.

Setelah menyentuh narkoba, sifat Jacob menjadi lebih garang dan kejam. Ia sama sekali tidak akan mendengar analisa Denny. Kalaupun mendapat bukti yang cukup, ingin menyentuh orang Jacob, hal ini juga merupakan hal yang sangat sulit.

Saat ini, Jacob menghubungi Denny.

“Denny, Naples si bajingan itu sungguh keterlaluan. Aku memutuskan untuk membunuhnya.”

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu