Si Menantu Buta - Bab 568 Gissel Membantu

Pada saat ini, di luar sana sedang turun hujan yang begitu deras, dalam gelapnya malam serta diiringi suara guntur yang menggetarkan langit, tubuh Friska segera basah kuyup saat dia berlari keluar.

Begitu Denny mendengarkan suara guntur, dia segera keluar untuk mengejar Friska.

Dia memeluk Friska erat di dalam pelukannya, “Tadi adalah kesalahanku, tapi kamu seharusnya lebih mencintai kesehatan dirimu. Hujan turun dengan begitu deras, kamu jangan sampai kedinginan.”

Friska memberontak dalam dekapan Denny, “Lepaskan aku, Denny, siapa kamu bagiku? Kita sudah bercerai, tidak ada hubungan apa pun di antara kita. Kamu tidak berhak untuk mempedulikanku dan kamu juga tidak berhak untuk menyentuhku!”

Friska terus memberontak, tapi Denny tetap memeluk Friska dengan erat.

“Friska, kamu harus tenang, aku tidak berniat untuk melukaimu. Perkataanku yang tadi adalah tidak disengaja, tolong kamu maafkan aku, ya?” kata Denny.

Friska yang berada di dalam pelukan Denny bagaikan seekor kelinci yang sedang ketakutan, semakin dia memberontak, akan memperjelas betapa kesepian dan dalamnya luka yang telah dia alami. Melihat Friska yang ada di pelukannya, tanpa sadar dia marah dengan kasih sayangnya. Dia mengecup rambut Friska dengan pelan, merasakan tubuh Friska yang begitu rapuh.

“Lepaskan aku, dan juga lepaskan semua hubungan kita. Setelah terluka, akan ada bekas luka, dan setiap kali melihat bekas luka tersebut, aku akan kembali teringat dengan sakitnya kala itu. sakit seperti itu akan selalu menghantuiku setiap saat.” Merasakan pelukan Denny semakin kuat, Friska juga mengerutkan keningnya, kebencian di dalam hatinya kepada Denny semakin kental.

Dengan sekuat tenaga Friska menggigit tangan Denny. Denny yang kesakitan segera melepaskan tangannya dan Friska segera beranjak dari pelukan Denny.

Denny segera melepaskan bajunya dan menyelimuti Friska, “Friska, kamu tenang dulu, semua ini adalah salahku, kamu tidak harus menghukum dirimu, jangan sampai sakit.”

Hujan, turun dengan begitu deras. Membasahi rambut Friska, dengan poni yang terkulai, menutupi mata Friska. Dan di tengah hujan yang begitu deras, wajah dan tubuh Denny juga mulai basah oleh hujan.

Friska dengan penuh kebenciannya melepaskan dan melempar baju Denny, “Aku bisa jaga kesehatanku sendiri.”

Friska yang baru saja melemparkan baju Denny, tangannya segera digenggam oleh Denny dan menariknya ke arah lain.

“Denny, apa yang ingin kamu lakukan, lepaskan aku.” Teriak Friska.

Denny menggengam tangan Friska menuju sebuah gedung sekolah.

“Aku tidak ada maksud lain, hanya saja aku ingin membawamu untuk berteduh.” Ucap Denny.

“Dari awal aku sudah katakan, kamu tidak punya hak untuk mempedulikanku.” Kata Friska dengan ketus.

Hujan malam ini, gedung sekolah terlihat tanpa ada seorang pun di sana. Karena semua orang di sini telah bergegas pergi untuk menonton debat bisnis, dan setelah debat itu berakhir, mereka akan pulang ke rumah masing-masing.

“Aku bukan mempedulikanmu, tapi aku menghargaimu. Dulu aku tidak sempat untuk menghargaimu, dan sekarang aku ingin menebusnya.”

“Aku harap kamu bisa lebih menghargai dirimu sendiri, tidak perlu untuk menghukum dirimu dengan semua kesalahan yang telah aku perbuat. Kamu tidak harus terus merasakan kesepian seperti ini.” Kata Denny.

“Eh, kamu sungguh aneh, kamu pikir dirimu yang sudah menjadi orang penting sudah begitu hebat? Buat apa aku menghukum diriku sendiri karena kesalahan yang telah kamu perbuat, kamu sudah tak berarti di mataku lagi.” Kata Friska.

“Kamu tidak seperti itu? Aku sering melihatmu berdiri sendiri di atas Jembatan Cambridge, dengan sendiri dan penuh kesepian. Aku pikir, karena itulah kamu bisa datang ke sini dengan seorang diri, karena saat sedang tidak ada pekerjaan di rumah, kamu juga akan teringat dengan diriku. Jadi kamu ingin mengubah ruang lingkup itu, ingin melupakan semua ini, dan mengubah dengan sebuah kehidupan yang baru.” Kata Denny dengan datar.

Sudut bibir Friska sedikit terangkat, tapi raut wajahnya tetap dingin dan berkata, “Itu hanya pemikiranmu yang berlebihan, aku berdiri di sana hanyalah untuk melihat pemandangan yang ada di Jembatan Cambridge, karena pemandangan di sana sangatlah indah. Dan kenapa aku datang ke sini dengan seorang diri, itu juga karena aku ingin menenangkan diriku. Karena hanya dengan menenangkan diriku, aku baru bisa mengerahkan seluruh tenagaku untuk belajar, aku hadir dalam pascasarjana itu semua juga karena untuk diriku sendiri. Apa pun yang aku lakukan saat ini, tidak ada hubungannya denganmu, hubungan kita telah usai sejak lama, bukankah seperti itu?”

“Friska, apakah semua ini adalah pikiranmu yang sesungguhnya? Kamu tidak bisa membohongiku, dan kamu juga tidak bisa membohongi hatimu sendiri. Aku yang saat ini, tidak ingin melihat kamu kembali menahan semua kesepian dan kesendirian ini lagi, selain itu, kita juga masih saling mencintai. Meskipun setelah luka akan meninggalkan sebuah bekas luka, tapi luka itu sudah tidak sakit lagi, dan aku juga tidak akan lagi menyakitimu.” Kata Denny.

Denny bisa merasakan sakit hati Friska, di sisi Friska, Denny bisa merasakan segala kegundahan yang ada di dalam hatinya. Dan semua ini disertai dengan rasa sakit.

Saat Denny berbicara, dia juga senantiasa memperhatikan Friska, ketika Denny melontarkan perkataannya, Friska benar-benar tak kuasa menahan isak tangisnya, hanya saja Friska membalikkan badannya dan tidak ingin dilihat oleh Denny.

Pada saat ini, terlihat seorang gelandangan dari kejauhan, menggigil dalam hujan.

Jenggot-jenggotnya telah tumbuh panjang memenuhi wajahnya, dia berjalan tanpa mengenakan baju dalam dinginnya malam ini, dan berharap agar hujan ini segera berakhir.

Denny mendekatinya, lalu menyelimuti badannya dengan bajunya.

“Terima kasih Tuhan, kamu adalah orang yang baik.” Gelandang itu menatap Denny dengan bangga.

Denny melihat Friska yang tak hentinya menangis, berkata, “Tapi aku bukan seorang suami yang baik, ayah yang baik, tidak mempunyai waktu yang banyak untuk menemani kalian, sering kali aku sibuk dengan urusan pemerintahanku. Tapi aku akan menjadi orang yang baik, aku juga berharap aku bisa menjadi sosok yang bisa menuaikan kebaikan seperti yang kamu katakan saat debat itu.”

“Ternyata beberapa hari terakhir ini kamu terus memperhatikanku, apa kamu berpikir kamu telah bosan bermain dengan para gadis di sekitarmu, jadi menginginkan aku kembali? Dan setelah kamu kembali bosan bermain denganku, kamu juga akan kembali mencampakkan aku. Denny, dari dulu kamu adalah orang seperti itu, hanya saja kamu tidak pernah menyadarinya.” Friska telah berhenti dari tangisannya, dia juga telah menyeka air mata yang ada di wajahnya, dan saat dia berbalik badan, dia berkata dengan wajah dingin kepada Denny.

Tatapan Friska jatuh kepada gelandangan yang sedang mengenakan pakaian Denny, “Mungkin kamu bisa dikatakan baik dalam beberapa sisi, tapi aku tetap tidak bisa menerimamu.”

“Kamu bersedia untuk menjadi seorang yang baik, itu adalah urusanmu. Buat apa kamu katakan padaku?”

“Karena kita adalah orang yang sama.” Kata Denny.

“Kita sama-sama telah dicampakkan oleh dunia ini, kita sama-sama pernah merasakan pandangan jijik dari orang lain, dan dihina oleh orang lain. Kita juga pernah saling menghangatkan diri, penghiburan dan juga saling menyemangati. Tanpa dirimu, aku tidak akan ada hari ini.”

“Tapi sekarang, aku lebih kuat, bisa dikatakan aku telah berada di puncak kekuasaan. Aku bisa melindungimu, aku bisa memberikan sandaran yang lebih kuat untukmu, aku juga bersedia menjadi tempat perlindunganmu setiap saat. Aku……”

“Aku tidak butuh ini semua.” Tanpa menunggu Denny menyelesaikan perkataannya, Friska memotong pembicaraan Denny dengan dingin.

“Tapi aku membutuhkanmu, Friska. Kembalilah di sisiku, ya?” Denny berlutut di depan Friska, “Aku bersumpah, kelak aku akan memperlakukanmu dengan baik, dan tidak akan menyakitimu lagi.”

“Tidak mungkin.” Friska menjawab Denny dengan pasti.

Friska membalikkan badannya, seperti tak kuasa untuk menatap Denny. Perlahan, dia mulai berjalan menjauh dari pandangan Denny.

“Setelah kembali nanti, perhatikan kesehatanmu, minumlah jahe hangat, jangan sampai sakit.” Saat Friska berjalan menjauh, Denny berkata dari belakang Friska.

Meskipun telah ditolak, Denny tetap berada di bawah bayangan pohon willow, menunggu untuk kembali bertemu dengan Friska. Pada saat ini, ibu Friska yaitu Gissel, telah berhasil menemukan Denny.

“Menantu yang baik, aku sudah mengetahui semua persoalanmu dengan putriku. Kamu tenang saja, aku akan membantumu.” Ucap Gissel.

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu