Si Menantu Buta - Bab 491 Kompetisi yang Semakin Memanas(2)

"Lihat betapa bahagianya Denny sekarang, sayangnya kejadian buruk akan terjadi padanya." Naples melihat Denny dengan tatapan sinis.

"Jika Denny tersingkirkan, maka Alock akan menjadi milik kita." ujar Agassi.

"Betul, meskipun Jacob mengerti taktik peperangan, namun ia tidak bisa mengelola urusan negara. Alock hanya akan hancur di bawah pemerintahannya. Bisa dibilang hanya dengan menyingkirkan Denny, kekuatan Alock pun akan melemah tanpa diserang." ujar Naples sambil tersenyum.

“Apakah sudah kamu mengurus anak buahnya?" Naples bertanya lagi.

"Tenang, semuanya berjalan sesuai dengan rencana, tinggal tunggu Denny saja." ujar Agassi sambil tertawa.

Jacob melihat Naples dari samping, lalu tersenyum, "Ide buruk apa lagi yang sedang dipikirkan oleh orang itu."

"Tenang, Bos. Saat ini, dirimu tidak membentuk ancaman untuknya. Selama ini, Denny selalu main terang dan kamu main gelap. Meskipun ini adalah usaha darimu dan Denny, tetapi orang lain hanya akan mengingat jasa Denny." ujar Falcon.

"Baik, ini juga adalah hasil yang kuinginkan. Berada di posisi gelap akan lebih mudah untuk memperolehnya." ujar Jacob sambil tertawa.

"Orang lain mengira bahwa aku tidak berkemampuan dalam mencari uang. Tapi ada Kyle di sisiku. Ada Kyle, aku pun bisa menemukan sumber minyak bumi, ini adalah kekayaan yang tidak berjumlah kecil. Selama ini aku hanya tidak ikhlas saja dengan kekayaan Denny."

Bel pertandingan berbunyi, kedua orang tersebut kembali lagi ke ring tinju.

Kali ini, Sonny melakukan serangan terlebih dahulu. Setelah selang satu ronde, kemampuan Denny sebelumnya tentu sedikit terpakai.

Namun, Sonny tidak berencana untuk lanjut menyerang Denny lagi. Sonny sendiri tidak mempunyai kemampuan untuk merobohkan Denny. Tekad dan rasa ingin menang Denny sangatlah besar. Tapi, ia juga tidak akan menyerahkan kedudukan Raja KnockOutnya kepada orang lain. Ia mempunyai martabat dan kebanggaan tersendiri. Ia juga menginginkan kehormatan dari kemenangan.

Denny menangkis pukulan Sonny. Dalam hati Sonny pun muncul rasa takut karena berlawanan dengan Denny. Karena itu, kemurnian pada serangannya pun menghilang. Ia pun memutuskan untuk menyerah dalam melakukan serangan.

Oleh karena itu, kesempatan untuk melakukan serangan pertama jatuh ke tangan Denny lagi.

"Denny mempermalukan Sonny sekali lagi." Seseorang berteriak dengan terkejut.

"Jika terus seperti ini, Denny tampaknya bisa mengalahkan Sonny."

Denny dan Sonny menatap satu sama lain dengan penuh perhatian, sama sekali tidak bisa mendengar suara seruan dari para penonton.

“Kompetisi Raja Petinju memang sangat menarik." Sebuah senyuman melintas di wajah seorang pemain terbaik laga terkenal dari Brazil.

"Kemampuan Sonny pasti tidak menurun. Tak sangka, Denny bisa berdiri berdampingan dengan Sonny." Sebuah senyuman terukir diatas wajah seorang pemain NBA terkenal.

Sebuah pukulan mendarat di wajah Sonny dan pukulan Sonny mendarat di dada Denny.

Keduanya mundur ke belakang secara bersamaan.

Sudut bibir Denny terangkat, "Sonny, rupanya kemampuanmu hanya begini saja."

Selama ini Denny memang sangat percaya diri, ia selalu percaya bahwa dirinya akan menang. Saat ia dan Sonny berada di situasi buntu, ia juga selalu memikirkan cara untuk mengalahkan Sonny.

Tubuh Sonny sangat lincah dengan menggunakan taktik tinju umum, Denny juga tidak bisa memenanginya. Biasanya, Sonny harus memukul Denny sebanyak tiga kali dan Denny baru bisa membalasnya satu pukulan.

Kalau bukan karena tubuh Denny menjadi kuat, ia mungkin sudah tidak bisa menahannya.

Entah betapa kuatnya tenaga Sonny daripada Denny. Jika lanjut memukul seperti ini, Denny tidak mungkin menang. Maka itu, Denny memilih mencoba untuk mempertaruhkan semuanya.

Denny langsung menyerah untuk bertahan dan fokus melakukan serangan, ini adalah tindakan yang sangat berbahaya. Meskipun bisa membuat serangannya menjadi semakin tajam karena menyerah untuk bertahan, tapi hal itu juga bisa membuat Sonny menemukan celah dari taktiknya dengan mudah.

Tetapi ini adalah satu-satunya cara yang dipikirkan oleh Denny untuk menang, karena Sonny jauh lebih jago darinya. Denny menyerah untuk bertahan dan fokus dalam melakukan serangan bermaksud untuk memaksa Sonny harus bertarung dengannya.

Dengan cara ini, banyak taktik yang dimiliki Sonny pun tidak bisa dikeluarkan. Fleksibilitas pada tubuhnya pun akan diminimalkan. Sementara itu, keunggulan tubuh Denny yang kuat juga bisa difungsikan dengan baik.

"Denny benar-benar gila." ujar Tuan muda Ning.

"Denny benar-benar berusaha keras. Tapi sangat disayangkan, dengan begini hanya akan membuatnya terkalahkan dengan cepat." ujar Kenny sambil tertawa.

Kenny tidak merasa taktik Denny itu baik. Sangat tidak stabil jika Denny bertarung seperti ini dan kemungkinan untuk membuat keajaiban sangatlah kecil. Sonny sangat berpengalaman, tidak ada satupun taktik yang benar-benar bisa menaklukkan Sonny.

Di situasi Denny yang menyerah bertahan dan bertarung dengan Sonny, hanya akan memberi Sonny banyak kesempatan untuk mengalahkan Denny.

"Demi mengandalkan kelebihannya, ia bahkan menggunakan taktik yang begitu gila. Haha, Denny, benar-benar tidak tahu harus kamu itu pintar atau bodoh. Demi memperoleh sedikit kesempatan untuk menang, kamu bahkan menempatkan dirimu sendiri ke dalam situasi yang begitu berbahaya."

Mata Denny terkena pukulan dari Sonny lagi. Tetapi ia menahan rasa sakitnya dan keinginannya untuk mundur ke belakang. Sebuah pukulan pun mendarat di wajah Sonny lagi.

"Jadi ini adalah taktik yang kamu gunakan untuk melawanku. Aku benar-benar tidak menyangkanya." Sonny mengelap noda darah di sudut mulutnya dengan sarung tinju dan tersenyum sekilas.

Entah berapa banyak pukulan Sonny yang mendarat di wajah Denny. Sekarang Denny sudah terlihat sangat menyedihkan. Tetapi wajahnya tetap memancarkan aura semangat.

"Aku telah mengalahkanmu sekali." ujar Denny dengan tenang, "Tentu bisa mengalahkanmu untuk kedua kali."

"Sangat berani." ujar Sonny dengan tidak peduli.

"Hingga kini, kamu telah menunjukkan kemampuanmu di kompetisi ini. Menyerah sekarang juga tidak memalukan. Jika masih tidak ingin menyerah, nanti kamu pasti akan mengalami luka serius."

"Menyerah, tidak ada kata itu." ujar Denny dengan gigih.

"Dari tadi aku terus menjaga harga dirimu, karena kamu sudah cukup berusaha hingga kini." ujar Sonny.

"Harga diriku, tidak perlu diberikan oleh orang lain." ujar Denny.

"Berapa lama kamu ingin berbaring di rumah sakit?" Sonny tiba-tiba bertanya.

Sonny tentu mengetahui bahwa Denny tidak akan mudah untuk menyerah, karena ia sekarang juga belum menunjukkan kelebihannya dihadapan Denny. Ia berbicara dengan Denny hanya untuk mengalihkan perhatiannya.

Tepat setelah ia tiba-tiba bertanya, ia pun lanjut melakukan serangan.

Sebuah pukulan ini datang dengan sangat cepat dan ganas kearah rahang Denny. Denny tidak menangkisnya, kedua tangannya digunakan untuk menyerang. Bertemu dengan situasi seperti ini sudah sangat berbahaya. Tetapi Denny tetap mendekatinya, saat pukulan tersebut hendak mendarat di rahangnya. Ia tiba-tiba membuka kedua lengannya dan memeluk Sonny. Ini membuat Sonny tidak bisa mengerahkan tenaga kepalan tangannya dan terlontar ke belakang Denny.

"Aku ingin berbaring berapa lama, tetap harus diriku sendiri yang menentukannya." Denny tersenyum pelan.

Sonny pun bereaksi dengan cepat, ia menggunakan tangannya terus memukul bagian tulang rusuk Denny. Namun Denny juga tidak mau mengalah, ia juga menggunakan tangannya memukul bagian tulang rusuk Sonny.

"Kamu sangat licik." ujar Sonny kepada Denny sambil tersenyum dingin.

"Kamu juga." Denny juga tersenyum.

Wasit dengan cepat datang kemari dan memisahkan kedua orang ini.

Wasitnya baru saja melambaikan tangannya yang menandakan lanjut, Sonny pun sudah mengeluarkan sebuah pukulan.

Menghadapi pukulan yang begitu cepat dan ganas, Denny sama sekali tidak keburu untuk menghindarinya. Ia hanya bisa mengangkat kedua sarung tangannya untuk menangkisnya.

Tenaganya yang dashyat membuat kedua tangan Denny bergetar hingga mati rasa.

Melihat serangannya yang ditangkis, Sonny pun dengan cepat melakukan pukulan berayun panjang.

Kedua pukulan Sonny ini adalah pukulan yang mematikan, dan kekuatan tenaga dari pukulannya membuat Denny sama sekali tidak keburu untuk menghindarnya.

Pukulan Sonny tiba-tiba mengenai pelipis Denny. Denny hanya merasa pandangannya menjadi gelap, lalu ia pun terjatuh pingsan.

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu