Si Menantu Buta - Bab 105 Ulang Tahun Nyonya Besar

Setelah Denny Wang dan Sumanto melewati percakapan yang tulus, mereka berdua saling mengejek satu sama lain dan resmi menjadi teman. Sebenarnya dia juga butuh teman, dia juga kesepian. Dia punya uang, dan bisa mendapatkan banyak teman. Tetapi teman itu biasanya hanya memanfaatkan dia. Untuk apa dia mempunyai teman itu?

Jika ada seribu teman yang tidak tahu diri, lebih baik mempunyai satu yang tahu diri.

Dulu dia mempunyai banyak teman, sangat terkenal dan kemanapun dia pergi selalu ada orang yang menghormatinya. Tetapi saat dia buta selama 3 bulan, orang-orang langsung kabur dan tidak ingin berteman dengannya.

Cuma ada satu yang seperti Sumanto, setidaknya saat dia masih buta, Sumanto tidak akan meninggalkannya dan masih tetap di sampingnya. Ini akan lebih baik daripada yang kemarin.

Saat dia bertinju dengan Mario, di ronde ke sepuluh kepalanya terkena pukulan yang sangat kencang, sehingga mengakibatkan matanya buta sementara.

Mengingat masa-masa saat dia buta dulu, dia sedikit takut.

Waktu itu saat semua orang melihat matanya tidak berfungsi, dia sangat panik dan itu tidak dibuat-buat.

Mario memberitahu Denny Wang, dia mendengar ada satu orang hebat di provinsi Dongshan yang bernama Dome. Dia adalah seorang master seni bela diri tradisional, dia tidak hanya handal dalam melakukan pekerjaan yang baik seperti tinju tetapi dia juga pandai dalam bidang kedokteran. Dia pernah menyembuhkan seorang pasien buta beberapa tahun lalu. Jika Denny Wang khawatir akan matanya, bisa pergi mencari dia.

Dan Dome sepertinya pernah direkrut oleh tim tinju nasional sebagai atlet. Dia sangat pandai dalam tinju, kalau Denny Wang masih ingin melanjutkan tinju, dia harus mencari bantuan atlet yang hebat.

"Tunggu aku telah pulih, aku akan pergi ke provinsi Dongshan mencari Dome." Denny Wang mengingat nama ini.

Disaat Denny Wang dan Mario sedang di rawat selama waktu seminggu, Fidel juga sudah kembali.

Waktu itu tidak tahu apa yang salah dari Neisya, dia melihat Denny Wang dengan pandangan yang berbeda dengan kelembutan yang berbeda dengan biasanya. Dia juga mengikuti kemanapun Denny Wang pergi dan memakai dana publik Denny Wang di perusahaan Adirama untuk menbeli arloji longines. Dan memberi arloji itu kepada Denny Wang sebagai hadiah, dan ingin menyuapi Denny Wang.

Waktu itu masih ada Sumanto, Alex Lin, Yian, Mark dan beberapa petinju lainnya. Dia mengganti kamar Mario menjadi kamar rawat tunggal.

Di satu rumah ada sepuluhan orang, Neisya duduk di samping Denny Wang dan membungkukkan tubuhnya untuk menyuapi Denny Wang. Dia membuat Denny Wang merasa aneh.

Hubungan dia dengan adik iparnya sangat baik, saat matanya sudah baik dia mempermalukannya di pesta koktail. Berbicara bahwa harga dia selama semalam hanya seharga 1 juta, dan membuat dia malu. Lalu hubungan mereka sekarang sudah mulai membaik, kadang-kadang Neisya menganggapnya sebagai anak laki-laki, dan memiliki hubungan yang dekat. Dia pikir mereka sekeluarganya dan tidak apa-apa jika hubungannya dekat. Dia telah merasakan kenyataan keluarga Wang, dan sangat menghargai saudaranya sendiri.

Neisya selalu membungkuk dan menyuapinya. Dia bisa mencium aroma wangi yang jelas dari tubuh Neisya. Dan terkadang-kadang dia tidak sengaja tersentuh tubuhnya.

Itu membuat dia merasa canggung, dan Neisya membuat dia malu.

"Sepertinya benar-benar sudah sukses, adik iparmu lebih dekat denganmu daripada istrimu." Sumanto iri melihat Neisya sedang membantu Denny Wang.

Neisya tidak mempedulikan perkataan Sumanto, dan lanjut menyuapi Denny Wang.

Tiba-tiba saja, Fidel masuk ke dalam dan membuat Neisya terkejut. Dengan cepat, Neisya berdiri dari kasur. Lalu Fidel memberi selamat kepada Denny Wang, dia melepas jasnya dan bersujud di depan Denny Wang. "Aku dengan kakak Friska adalah teman sekelas saat SMA. Dulu aku tidak tahu hubunganmu dengan Friska, dan aku membuat banyak masalah. Beberapa hari ini aku hanya menetap dirumah, tidak bisa tidur, tidak bisa makan, dan merasa bersalah atas perbuatan sendiri."

"Dia terlalu takut kepadamu, lalu dia pergi. Dan dia ingat bahwa kabur tidak bisa menyelesaikan masalah. Lagipula aku adalah bawahanmu, dan bertugas untuk bekerja untukmu. Kamu adalah bos yang pintar, lepas darimu adalah kerugian terbesar bagiku. Jadi aku, Fidel memutuskan untuk menetap disampingmu. Tuan, pukul saja aku. Ini semua salahku, pukul saja aku tidak akan membantahnya." Fidel bersujud di depan Denny Wang, dan raut wajahnya berubah.

"Gila, orang yang sudah kaya memang berbeda. Bahkan anjing yang telah melarikan diri pun akan berlari kembali." Sumanto memarahinya.

"Tuan Sumanto, tolong kamu hukum saja aku. Ini semua salahku, aku pantas mendapatkannya." Fidel menunduk kepalanya.

"Kamu sudah berani sampai menggoda kakak ipar kedua." Sumanto langsung menendang Fidel.

"Kakak, apa yang dia lakukan?" Tanya Alex Lin.

"Dia menggoda istri Denny Wang, dia selalu mengirim chat kepada istri Denny Wang." Ucap Sumanto.

"Gila, memang harus dipukul." Alex Lin juga ikut menendang Fidel.

Mereka berdua terus menendang Fidel.

Mario di kasur satu lagi hanya diam melihat mereka sambil meminum yogurt. Yian duduk di kursi tersenyum melihat Fidel dipukul.

Mark dan beberapa petinju lain melihat mereka beberapa menit, dan berpikir untuk membantunya memukul Fidel.

Denny Wang mengangkat tangannya dan berbicara, "Sudah biarkan saja, dia juga tidak membuatku rugi dan sudah membantuku banyak masalah. Biarkan dia lanjut bekerja di kantor."

"Gila, anjing seperti ini, untuk apa masih diterima? Dia kelihatannya seperti orang tidak baik, dan mungkin saja dia bisa mengigitmu balik." Sumanto tetap menendang Fidel.

"Sudah." Ucap Denny Wang tanpa daya.

"Tuan Sumanto, dulu aku tidak tahu hubungan kakak ipar dengan kakak Denny. Jika aku tahu mereka adalah suami istri, maka aku tidak mempunyai nyali untuk menggodanya. Dan aku tidak melakukan apapun, karena kakak ipar tidak menggubrisku. Belakangan ini aku menyadari perbuatanku dan merasa bersalah." Fidel menangis.

"Sudahlah, tidak usah menangis. Dulu aku pernah membuatmu dipukul oleh orang lain, dan sekarang kamu dipukuli lagi. Masalah kita impas, siapapun tidak usah mengungkit masalah ini. Jangan memengaruhi ini ke dalam pekerjaan. Di bagian W-1 masih membutuhkan orang yang pintar untuk memimpinnya." Denny Wang melambaikan tangannya.

"Dasar bocah, jangan sampai aku tahu kalau kamu sedang bermacam-macam. Kalau aku tahu, aku akan membunuhmu." Ucap Sumanto.

"Baik, aku suda tidak berani lagi." Fidel menunduk sambil melihat Sumanto.

Sampai saat ini, tim Denny Wang sudah terbentuk. Ada Yian dan Neisya yang bertanggung jawab atas katering, Fidel yang bertanggung jawab atas W-1 dan Mario adalah teman baiknya, dan Mario akan banyak membantunya nanti. Sumanto adalah teman sekutunya. Saat dia membutuhkan Sumanto nanti, Sumanto akan menjadi kartu terakhirnya.

Mark adalah muridnya, suatu saat nanti dia akan melatihnya sampai menjadi bintang di dunia tinju.

Saat dia dirawat selama 8 hari, Friska meneleponnya. Beberapa hari ini Friska juga sering menelepon dan menanya kabar Denny Wang. Denny Wang dipukul parah oleh Mario, seluruh wajahnya terdapat luka dan tidak berani pulang ke rumah. Jadi dia membohongi Friska bahwa dia sedang bermain dengan Denny Wang, dan tinggal dirumah Denny Wang.

Proyek perusahaan Chevron yang diberi untuk keluarga Ye sudah hampir selesai. Sebentar lagi Friska akan mempunyai waktu luang. Saat dia sedang telepon dengan Friska Ye, dia sengaja melihat ke cermin. Mata kirinya membengkak dan mata kanannya sedikit terluka. Luka di tulang alisnya belum hilang dan banyak bagian di wajahnya yang membiru.

Luka ini setidaknya membutuhkan waktu sebulan untuk hilang, dan bekas lukanya membutuhkan waktu 3 bulan.

"Apakah kamu besok tidak pulang ke rumah lagi?" Tanya Friska Ye.

"Aku sangat senang bermain dengan Sumanto, dia tidak membiarkanku pulang. entah mengapa dia sangat suka aku yang buta ini." Denny Wang asal menjelaskan.

"Mungkin melihat statusmu, karena kamu sangat terkenal. Kamu harus berhati-hati, dia bukan orang baik." Ucap Friska Ye.

"Aku akan berhati-hati." Ucap Denny Wang.

Sumanto sedang memperbaiki kuku Denny Wang langsung marah setelah mendengar ucapan Friska Ye.

"Seberapa baik kamu bermain dengannya, besok kamu sudah harus pulang." Friska Ye berbicara.

"Mengapa?" Tanya Denny Wang.

"Karena besok adalah ulang tahun nenek." Ucap Friska Ye

Handphone Denny Wang terjatuh di lantai.

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu