Si Menantu Buta - Bab 277 Harus waspada, Kak

Sumanto telah dijebak oleh Fristy, dijebak sangat parah olehnya.

Hari ini ia ada membawa pistol datang. Setelah ia dikerumuni sekelompok orang Kenny, ia awalnya masih bisa mengeluarkan pistol untuk melindungi dirinya sendiri. Tapi ia lebih memilih dihajar oleh bawahan Kenny dan terus tidak mengeluarkan pistolnya. Ia takut bawahan Kenny menyerangnya, dan juga takut bisa melibatkan Fristy yang ia sukai.

Setelah ia dihajar Kenny dan bawahannya, ia menunggu Kenny melengah, baru mengeluarkan pistol untuk mendapatkan Kenny. Setelah mendapat Kenny, pikiran pertamanya yang muncul pada dirinya adalah langsung membawa Fristy kabur.

Tapi ia sama sekali tidak sangka bahwa Fristy adalah orang Kenny, dan Frsity juga lah yang sengaja membawanya datang ke bar, sehingga ia dikerumuni oleh Kenny dan bawahan Kenny.

Sumanto adalah orang yang cerdas. Setela ia dijatuhkan oleh Kenny di lantai, ia langsung baring di lantai dan mengeluarkan telepon membuka Wechat, lalu mengarahkan kameranya ke wajah Kenny dan mengirimnya kepada Brigitta.

“Kenny, aku sudah merekammu. Jika aku mati, polisi pasti akan menemukan dirimu. Mau kamu adalah Tuan Muda, kamu dan Keluarga Long-mu akan menjadi hancur.” Sumanto menatap garang kearah Kenny.

Kenny menjadi takut dan segera menunduk untuk merebut telepon milik Sumanto. Sumanto menatapnya cuek, lalu segera mengunci teleponnya.

“Sialan!” Kenny menggunakan pegangan pistol memukul kepala Sumanto dan merebut telepon Sumanto. Ia menyadari telepon Sumanto ada menggunakan sidik jari, sehingga telepon sama sekali tidak dapat terbuka dengan mudah.

Ia melirik sekilas jari Sumanto dan segera berjongkok dan menarik tangan Sumanto, ingin menggunakan jari Sumanto untuk membuka teleponnya.

Sumanto mengepalkan tangannya erat.

“Lepaskan jari-jarinya untukku!” teriak Kenny.

Lexy, Farzan dan Tristan mereka langsung mendekati Sumanto, lalu menendang dan memukulnya. Mereka menahan tangan Sumanto di lantai dan Kenny berusaha melepaskan jari-jari Sumanto.

Setelah Sumanto mengeluarkan teriakan yang histeris, Kenny membuka Wechat milik Sumanto dan menemukan bahwa rekaman video yang Sumanto kirim tadi tidak dapat ditarik kembali.

Ia segera melempar keras telepon itu kearah wajah Sumanto.

“Bajingan, kamu kira aku tidak berani membunuhmu jika kamu sudah mengirim rekaman videoku?” tanya Kenny.

“Kamu tidak berani membunuhku.” Sumanto tertawa sambil menatap kesal kearah Kenny.

“Baiklah kalau begitu. Aku bertanya lagi untuk terakhir kali. Apakah kamu ingin bekerja sama denganku?” tanya Kenny sambil menunjukkan senyuman terpaksa.

“Menurutmu?” tanya Sumanto sambil tertawa.

“Ingin bekerja sama denganku kan?” tanya Kenny sambil tersenyum.

“Tidak.” ujar Sumanto.

“Hajar ia hingga mati. Kalau ia tidak mati, anggap saja ia beruntung.” Kenny menarik nafas dalam dan langsung berdiri.

Saat Kenny berbalik badan berjalan mendekati Fristy, bawahan Kenny segera berlari kearah Sumanto dan terus menendang Sumanto dengan kasar.

Sumanto terus menahan rasa sakit, lalu menggunakan tatapan dinding melihat Fristy.

Fristy merinding takut dilihat Sumanto.

“Dasar jalang...” Sumanto tersenyum dengan sepasang matanya yang memerah.

Kenny tiba-tiba berbalik badan dan langsung menembak sebanyak tiga kali pada kaki kanan Sumanto.

Di tengah jalan kecil yang gelap, terdengar lagi suara teriak Sumanto yang histeris....

Malam hari itu, Kenny mereka terus menghajar Sumanto dengan kejam di jalan kecil itu. Di saat yang sama, sekelompok bawahannya juga muncul dari berbagai tempat menuju perusahaan, tempat perjudian, pusat permandian dan lain-lain milik Sumanto yang berada di Ibukota. Alex yang sedang membawa para bawahannya mandi di pusat permandian pun kabur telanjang ke aula istirahat yang terletak di lantai dua setelah melihat para bawahan Kenny masuk. Setelah semua bawahan Sumanto mengejar ke aula, Alex menggunakan handuk memukul mereka dan memecahkan kaca jendela, lompat kebawah.

Terdengar suara kaca pecah, ia pun segera bersembunyi di belakang sebuah mobil yang datang. Melihat beberapa pejalan kaki yang terkejut memandang dirinya, ia pun tidak peduli tubuhnya yang telanjang dan penuh tato itu berlari menuju jalan kecil di sebrang sana.

Di sisi lain, Mario sedang membawa beberapa bawahannya bersembunyi di sebuah rusun makan mie cepat saji. Mendengar suara ketukan pintu, ia pun mengangkat tangannya untuk memberi kode kepada bawahannya untuk jangan asal bertindak.

Lalu ia dan bawahannya satu-satu mengeluarkan pistol. Ia pun pelan-pelan membuka pintu ruangan. Baru saja buka, lalu sebuah pisau diayunkan ke dalam dan Mario langsung menembak kearah sana.

Ia melirik sekilas para berandal yang memenuhi satu lorong, lalu terus menembak kearah lantai bawah tanpa memasang ekspresi. Ia juga terus menukar klip dengan teratur, lalu membawa bawahannya keluar.

Hanya butuh waktu satu malam, wilayah yang dimiliki Sumanto direbut kembali oleh bawahan Kenny dengan cepat. Kinerja bawahan Kenny sangatlah cepat, sekali muncul dan membuat para bawahan Sumanto tidak menyiapkan diri, sehingga kabur dan berpencar ke berbagai tempat. Kekuasaan Kenny memimpin seluruh Ibukota sebelum hari pagi. Di saat yang sama, kekuasaannya menyebar luas dan menyerang berbagai kota yang ada di negara bagian utara.

Denny langsung terbangun dari mimpinya. Ia melihat waktu yang ditampil dari jam, kebetulan pukul lima pagi lewat. Ia melirik sekilas Friska sedang tidur nyenyak di sampingnya, lalu meletakkan selimut perlahan-lahan padanya dan meninggalkan kecupan ringan pada pipinya. Setelah itu, ia memakai baju tidur dan berjalan ke lantai dasar.

Saat tiba di lantai dasar, ia terkejut menemukan lantai dasar rumahnya yang telah dipenuhi orang.

Entah kapan Mario kembali, ia membawa beberapa bawahannya yang kotor dan wajahnya penuh darah kembali. Yian, Hera, Thom, Neysia dan Alex mereka berdiri di ruang tamu sambil menatapnya. Mata Neysia dan Alex sangatlah merah.

Denny tidak berbicara dan berjalan kearah sofa. Tatapannya sangat tenang, sambil menyalakan sebatang rokok dan mengisapnya dalam.

Setelah ia selesai merokok, ia baru berdiri dari sofa.

Dalam perjalanan menuju Ibukota, ia sama sekali tidak mengatakan apapun. Ia juga tidak menanyakan apa yang terjadi.

Ia sudah menebak hal apa yang telah terjadi.

Mario terus bersembunyi dengan baik di wilayah Sumanto. Jika Sumanto sana tidak terjadi sesuatu, maka Mario tidak mungkin pulang. Ia tahu mengapa Fristy sering muncul di hadapannya beberapa hari ini. Gadis yang tidak pernah berkontak selama setengah tahun lebih, tidak mungkin tiba-tiba muncul jika bukan karena Kenny.

Seharusnya Fristy adalah orang Kenny.

Dari Kota Kimraden menuju Ibukota, hanya membutuhkan beberapa jam. Ia terus tenggelam dalam rasa bersalah dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Otaknya terus teringat wajah Sumanto yang tidak rela kepergiannya sebelum pergi meninggalkan Kota Harayu.

Pukul sepuluh siang, ia memimpin semua orang menuju rumah sakit Ibukota. Ia menemukan Sumanto yang baru saja didorong keluar dari unit gawat darurat. Brigitta dan orang tuanya menangis sedih sambil berdiri di tengah lorong.

Denny mengikuti brankar dorong hingga ruang rawat inap dan membantu para perawat untuk meletakkan Sumanto dengan hati-hati.

Sumanto terluka parah dihajar Kenny. Sepasang matanya terluka parah, ada beberapa bagian tubuhnya juga mengalami patah tulang. Tidak ada bagian tubuhnya yang tidak terdapat luka.

“Betisnya ditembak sebanyak tiga kali di bagian yang sama. Kalaupun pulih, ia tidak bisa lagi berjalan seperti orang biasa.” ujar dokter kepada Brigitta dengan pelan.

Mendengar ucapan dokter, Brigitta seketika terduduk di lantai dan menangis kencang.

Ada air mata yang mengalir dari mata Sumanto. Ia mengangkat tangannya kesakitan, lalu menunjuk masker oksigen yang terdapat pada wajahnya.

Denny berjongkok di samping Sumanto dan melepaskan masker oksigen yang terpasang di wajahnya.

“Kak Denny, ternyata Fristy itu adalah mata-mata yang dikirim Kenny. Wanita itu sangat brengsek. Kamu jangan percaya kepadanya...” ujar Sumanto dengan suaranya yang serak dan pelan.

Mendengar kata-kata Sumanto, Denny memasang kembali maskernya pada wajah Sumanto. Sumanto pun bernafas kesakitan lagi.

Denny mengecup pelan tangan Sumanto, selanjutnya air matanya terus mengalir lancar...

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu