Si Menantu Buta - Bab 294 Kekuatan Keluarga Xu

Pembunuh itu berjalan ke dalam toilet, Denny merangkak mengintip dari bawah pintu, dan melihat sepasang kaki berdiri di pintu toilet, seolah-olah melihat penjaga yang ada di pintu.

Denny melihat wajah menderita Nikita, dia meminta Nikita memegangnya, Denny memanjat diantara bilik toilet melihat pembunuh. Dia melihat seorang pembunuh mengenakan rok balet putih salju, memakai pita kartun cantik di atas kepalanya, tersenyum menikmati sekuriti yang ada di depan, seolah sedang menikmati karya agung mereka.

“Benar-benar sekumpulan psikopat.”Denny berjongkok kembali, berbisik kepada Nikita.

“Sudah tidak bisa menahannya lagi.”Wajah Nikita memerah.

“Sebenarnya, aku juga sangat menderita terus menahannya.”ucap Denny menghela nafas.

Ketika berbicara suara mereka sangat pelan, pelan sampai hampir sama dengan suara nyamuk. Pembunuh wanita di pintu mengenakan pita boneka, pendengarannya seharusnya tidak begitu baik.

“Kenapa dia tidak pergi?”Nikita sangat menderita menahannya dan memukul Denny dengan pelan.

“Jangan lampiaskan padaku.”ucap Denny pelan.

“Benar sangat menderita, aku tidak pernah menahan selama ini. Kamu tahu dari jam dua siang dari Kota Lemuria sampai Kota Kimraden, sesampai di Kota Kimraden aku terus meeting, lalu melihat wajahmu yang sedih dan membujukmu, aku sudah puluhan jam tidak ke toilet.”ucap Nikita.

“Kalau begitu kamu sungguh menderita, ingin pergi ke toilet kenapa tidak bilang?”Denny mengerti perasaan Nikita.

Gadis itu belum ke toilet dari jam 2 siang sampai sekarang. Dia sangat kuat, dia tidak akan mengatakannya kalau tidak bisa menahannya lagi. Pasti sudah mencapai batasnya, dan sekarang sudah mencapai batas baru, karena tidak bisa menahannya baru memberitahunya.

“Shit! Aku akan keluar menghabisinya.”wajah Nikita merah merona, mengambil pisau cadangan Denny dan ingin keluar.

“Jangan gegabah, tahan lagi, dia akan pergi.”Denny segera memeluk Nikita.

“Aku benar tidak bisa menahannya lagi.”Nikita tiba-tiba mendorong Denny menjauh dan membuka roknya.

Denny terkejut melihat Nikita, dia segera memalingkan kepala. Wajahnya merah merona, ada perasaan aneh di hatinya. Dia tersenyum kaku sambil berkata, “Tidak disangka nona Nikita yang lembut dan anggun juga memiliki momen seperti ini, yang membuatku sedikit terkejut. Lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan, jangan ditahan, lagipula tadi kamu hampir saja menjadi wanitaku.”

Nikita malu ketika mendengar kata-kata Denny, dan ingin mencari lubang bersembunyi di dalam. Suaranya kencingnya sangat kecil, tidak berani membiarkan pembunuh wanita itu mendengarnya, dan malu didengar oleh Denny.

Ketika dia selesai melepaskan penderitaan ini, seluruh toilet dipenuhi dengan suasana yang ambigu dan aneh.

“Aku akan menyiram toilet.” Wajah merah Nikita akhirnya sedikit tenang, dan berbisik pelan kepada Denny setelah menyelesaikan penderitaannya.

“Jangan terburu-buru, sebenarnya aku juga menahannya cukup lama.”ucap Denny pelan.

“Kamu akan terdengar olehnya.”Nikita terkejut memandang Denny.

“Minggir kamu, aku sudah tidak bisa menahannya.”Denny berdiri membuka celanaya.

“…………”Nikita terkejut memandang Denny, dan segera memalingkan kepalanya.

“Berjongkok akan lebih baik sedikit.”ucap Nikia pelan.

“Denny yang jantan, bukan di depan orang tua, bukan di depan istri sendiri, selamanya tidak akan berlutut, bisa pipis berdiri, selamanya tidak akan berlutut.”ucap Denny dengan wajah serius.

Ini prinsip dia menjadi orang.

Dia lebih suka didengar oleh pembunuh wanita ketika kencing, dan bertarung hebat dengan mereka, daripada tersiksa seperti seorang gadis. Dia sama sekali tidak pernah memandang orang lain di matanya, sekali pun sekarang terkurung di dalam gedung, dia juga tidak menganggap pembunuh wanita ini sebagai masalah.

Suara kencingnya sangat keras, ada kecanggungan yang tidak bisa diucapkan Nikita, dia membelakangi Denny diam-diam menahan rasa sakit.

Pembunuh wanita itu mendengar suara lalu berbalik.

Tiba-tiba terdengar suara air mengalir dari atas yang menutupi suara Denny, seharusnya ada seseorang yang menggunakan toilet atas, pembunuh wanita berbalik memeriksa mayatnya.

Dia terbengong sebentar merasa sedikit bosan, dan berjalan keluar dari toilet.

“Harus menyiram toilet.”ucap Nikita dengan wajah memerah.

“Iya harus menyiram toilet.”Denny menganggukkan kepala.

Denny dan Nikita menekan tombol flush toilet secara bersamaan, beberapa pembunuh yang berada di lorong luar pintu tertarik, mereka dengan cepat mendorong mayat sekuriti dan sekuat tenaga memukuli pintu disebelah Denny dan Nikita bersembunyi. Denny dan Nikita duduk diam di belakang pintu tanpa ekspresi.

Ada pembunuh membuka pintu sebelahnya lagi, mencoba berdiri dan melihat ke sini.

Pang, jebakan yang dirancang Denny tersentuh, pembunuh itu tiba-tiba tertembak panah. Dua pembunuh lainnya yang melihat adegan ini segera mundur, pembunuh wanita yang memakai rok balet putih tidak tahan lalu membuka pintu toilet satu lagi.

Pang, bahunya dengan cepat terpanah oleh tombol yang dirancang Denny.

Pembunuh yang masih utuh memandangi toilet tempat Denny dan Nikita bersembunyi, mereka berpikir menarik pembunuh yang mati itu dan pembunuh wanita yang terluka.

“Menarik.”ucap Denny pelan tanpa ekspresi.

“Akhirnya aku mengerti perasaanmu.”ucap Nikita tanpa ekspresi.

Setelah mereka pergi, Denny dan Nikita keluar dari toilet, bersembunyi di ruangan kedua. Ada beberapa pembunuh datang dengan cepat, pang mendorong pintu Denny dengan keras, lalu membuka pintu ketiga, melihat ruangan yang baru saja ditempati Denny dan Nikita ternyata kosong, mereka segera membawa orang pergi mencari Denny dan Nikita.

Seperti yang dikatakan Denny, semakin berbahaya tempat ini semakin aman tempatnya, mereka mengira Denny sengaja menekan flush toilet, dan merancang suatu jebakan, menarik perhatian mereka dan ingin membunuh mereka. Mereka mengira Denny tidak berada di sini, mungkin sekarang dia sedang merancang jebakan di tempat lain, mereka tergesa-gesa mencari Denny di sekitar.

Saat ini sudah pukul 3:30 subuh, di musim panas, langit terang lebih awal, fajar gelap berlalu dengan cepat, langit di luar secara bertahap menjadi kelabu.

Denny dan Nikita bersandar, tampak lelah, dan lambat laun menunjukkan senyum.

“Tim khusus pemecah kasus Kota Kimraden sebanding dengan FBI Amerika Utara dan KGB di Rusia, mereka segera pergi.”ucap Denny tersenyum.

“Ehn.”Nikita menganggukkan kepala.

“Aku sedikit lelah, kalau kamu mengantuk tidurlah sebentar.”Denny menyandarkan kepalanya dengan lembut di bahu Nikita, dan dengkuran yang lemah terdengar.

Nikita dengan lembut membelai rambut dan wajah Denny, tidak tahu apa yang dia pikirkan.

………………

Pukul delapan malam, New York.

Denny mengenakan setelan jas, membawa Mario dan Sumanto berjalan ke sebuah rumah megah seperti istana.

Seorang pria bertampang Asia dengan wajah tampan berjalan menuju ke arah Denny, dan memeluk Denny dengan erat.

“Adik sepupuku yang tercinta, akhirnya kamu mengerti, tidak ingin berbisnis lagi, bersedia bekerja dengan kelompok keuangan yang besar.”Bocah tampan itu tersenyum dengan senyum buruk di wajahnya.

Pria itu bernama Hito, abang sepupu Denny, dia seorang pengacara dan kepala penasihat China-Amerika di bawah presiden Amerika Utara.

“Aku ingin pergi ke perusahaan IF, aku tidak ingin menjadi karyawan biasa, aku ingin mendapatkan posisi di atas manajer, bisakah kamu melakukannya?”tanya Denny.

Hito tersenyum, mendengar perkataan Denny, lalu memandang pengawal berjas dan sepatu kulit di belakangnya, dan memandang beberapa gambar indah menawan di dinding pengadilan.

“Di China, mungkin ada sesuatu yang tidak bisa keluarga Xu lakukan. Mohon maaf untuk masalahmu.”

“Tapi di luar negeri, tidak ada hal yang tidak bisa dilakukan keluarga Xu!”

Hito mengangkat tangannya sambil tersenyum, alunan simfoni No. 94 di G mayor yang ceria terdengar di aula besar yang seperti istana.

Novel Terkait

Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu