Si Menantu Buta - Bab 83 Menghadapi Keburukan Orang Lain

"Roy sangatlah keterlaluan." kata Fidel kepada Denny dengan suara yang pelan karena dia sangatlah takut kepada Roy.

"aku akan melanjutkan pertandingan ini." kata Denny kepada wasit pertandingan sambil melihat kondisi perutnya.

"tuan Denny, perlakuan Roy tadi merupakan perlakuan yang melanggar hukum. dia akan dianggap kalah pada pertandingan kali ini. dia memiliki sifat yang tidak baik, untuk apa kamu tetap bertanding dengan orang seperti ini?" kata wasit pertandingan itu dan ia merasa sangat marah atas perlakuan Roy.

"karena aku ingin menghajarnya." tatapan Denny terlihat begitu dingin.

melihat tatapan Denny yang berubah menjadi begitu dingin, Roy merasa sedikit takut. Roy lalu memejamkan matanya dan berpikir kalau aksinya tadi lumayan bagus. dia lalu tersenyum dan berkaya, "aku bahkan ingin melihat siapa yang akan mati pada akhirnya."

"Denny, hajarlah dia, jangan mengalah lagi. kita telah membeli asuransi pada pertandingan tinju ini. kamu tidak perlu mengganti rugi jika kamu memukulnya hingga mati. aku akan menanggung semuanya nanti." kata Sumanto kepada Denny.

"kamu sok hebat, aku ingin melihat apakah nantinya kamu bisa menanggung semua ini jika Denny berhasil memukul Roy hingga mati." kata Brigitta dengan datar.

"wanita brengsek, kamu tidak berhak untuk berbicara di sini." kata Sumanto.

"ini sangatlah lucu, Roy bahkan menggunakan kakinya dalam pertandingan tinju ini. aku bahkan belum pernah menemukan pertandingan seperti ini." kata Yanto.

"pertandingan dimulai!"

setelah bel berbunyi, seorang wanita cantik pun membawa sebuah papan sambil berjalan di atas pentas.

pertarungan di antara Denny dan juga Roy kembali dimulai.

"kali ini, aku akan memukulmu hingga mati." kata Roy kepada Denny sambil menggigit erat sarung giginya.

"hehe," Denny pun tersenyum dingin.

ketika mereka berdua sedang berbicara, tatapan Roy seketika berubah dan dia kembali mengarahkan tendangannya ke arah Denny.

Denny segera melompat ke belakang.

Roy kembali mengarahkan tendangannya ke arah kepala Denny.

Denny sedikit dirugikan karena dia hanya bisa menggunakan kemampuan tinjunya dan Roy malah bisa menggunakan kakinya untuk menendang. ketika menghadapi tendangan ini, Denny tidak lagi bisa berjalan mundur. dia segera memiringkan tubuhnya. ketika dia hendak menghindari tendangan Roy tersebut, Roy pun mengumpulkan semua tenaganya dan mengarahkan tinjuannya ke arah kepala Denny.

Denny segera jongkok. Roy kembali berteriak setelah melihat Denny yang berhasil menghindar dari tinjuannya. dia segera mengarahkan lututnya ke arah kepala Denny.

Denny segera meletakkan kedua lengannya tepat di depan wajahnya.

sebuah pukulan dari lutut Roy mendarat pada kedua lengan Denny. kedua kaki Denny tidak stabil dan dia pun terduduk pada lantai.

"pada pertarungan bebas juga tidak menggunakan lutut bukan? aku akan segera mengumumkan kamu telah kalah dalam pertandingan ini!" kata Wasit pertandingan tersebut dengan marah sambil berjalan menghampiri Roy setelah melihat aksi Roy tersebut.

"Sumanto, segera usingkan wasit itu." kata Denny kepada Sumanto.

setelah mendengar perkataan itu, Sumanto langsung naik ke atas pentas dan mengulurkan tangannya untuk menarik kaki wasit pertandingan tersebut, "pria tua, tujuan kamu berada disini adalah untuk menonton pertandingan ini saja. aku tidak menyuruhmu untuk menghalangi bos kami. aturan pertandingan ini akan kami atur sendiri dan kamu tidak perlu mengurus hal yang tidak berhubungan denganmu."

pada saat Sumanto menarik kaki wasit tersebut, Roy kembali menyerang Denny. Roy kembali berhasil menendang kedua bahu Denny ketika Denny sedang fokus berbicara kepada Sumanto.

beberapa penonton juga mulai berteriak.

Roy adalah seorang atlet, meskipun dia bukanlah lawan yang cocok bagi Denny, namun kemampuan dasarnya tidaklah lemah. bahkan seorang pria kekar yang memiliki berat badan 100kg juga tidak bisa menahan tendangan tersebut. setelah Roy mendaratkan tendangan tersebut pada pundak Denny, terdengar sebuah suara pada pundaknya. Denny lalu melipat tangannya ke belakang agar luka pada tangannya tidak semakin parah.

"kamu hanyalah seorang pengusaha dan malah ingin mengambil keuntungan dari dunia pertinjuan ini. hari ini aku akan mencabut nyawamu agar kamu tidak bisa lagi bersikap sombong di kota Harayu ini!" Roy semakin sombong dan kembali ingin menendang Denny.

ini bukan lagi merupakan pertandingan tinju, melainkan pertandingan gabungan.

saat ini, Denny sudah merasa sangat marah, namun dia tetap menahan amarahnya. ketika Roy hendak menendangnya, dia langsung berguling di atas pentas dan segera bangkit berdiri. dia lalu berjalan mundur dan menjaga jarak aman dari Roy.

"ketua Li, kenapa anakmu malah menjadikan pertandingan tinju ini menjadi pertandingan tinju gabungan? apakah kamu rasa ini benar?" kata orang yang tidak bisa menerima hal ini kepada ayah Roy.

"kamu masihlah muda dan tidak mengerti. kami memiliki aula tinju namun kami tidak mendapatkan keuntungan dari aula tinju tersebut. Roy juga sudah lama tidak mengikuti latihan tinju, dia boleh melakukan sesukanya saja. jikalau Denny bisa mengalahkannya menggunakan seni tinju, maka aku akan mengakui kehebatannya." kata ayah Roy sambil tersenyum.

ketika semua penonton sedang mengerutkan kening sambil menonton pertandingan tersebut, Roy langsung menghampiri Denny dengan cepat dan langsung mengarahkan tendangannya ke bagian wajah Denny.

Denny langsung mengangkat tangan kanannya dan menghalangi tendangan Roy menggunakan kedua bahunya.

terdengar kembali suara pukulan dan Denny langsung berjalan mundur setelah tendangan Roy mendarat pada tubuhnya.

Roy tersenyum dan kembali menendangnya.

Denny segera menyampingkan tubuhnya dan berhasil menangkal tendangan tersebut menggunakan tangan kirinya. ini merupakan salah satu tekhnik pertarungan bebas. jika Denny bisa menangkap kaki kiri, Roy akan terjatuh jika Denny menyapu salah satu kaki lainnya. saat ini, Denny sudah berhasil menangkap kaki Roy dan dia pun menyapu kakinya tersebut dengan kuat.

Roy tidak bisa berdiri dengan stabil, ketika Roy melihat Denny yang hendak menyapu kakinya sendiri, dia pun berteriak dengan keras: "apa yang ingin kamu lakukan? apakah kamu ingin menyapu kakiku? jikalau kamu berani melakukan hal itu, berarti kamu telah melanggar aturan pertinjuan. meskipun nantinya kamu menang, kamu juga tidak dianggap sebagai pemenang dari pertandingan ini!"

"bocah itu bahkan sudah menggunakan teknik pertarungan gabungan. dia hanya tidak menggunakan teknik bela diri ataupun senjata saja. untuk apa kamu bersikap segan kepadanya lagi? segera kalahkan dia." kata Sumanto dari bawah pentas. dia merasa panik dan seluruh wajahnya sudah dibasahi oleh keingat.

"dia tidak layak untuk mengikuti pertandingan tinju ini, segera kalahkan dia dan tidak perlu mengikuti aturan pertinjuan ini lagi." kata Mark dengan penuh amarah.

Denny lalu menangkap kaki Roy menggunakan tangan kirinya dan mulai mengerutkan keningnya. dia terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.

Roy berdiri hanya dengan satu kaki dan setelah melihat Denny tidak berbciara, dia kembali mengarahkan kaki kiri yang tengah ditangkap Denny itu ke arah wajahnya.

"babak ketiga segera tiba, aku akan mengalahkanmu nanti." kata Denny sambil menatap ke arah waktu yang ada pada layar. dia tiba-tiba mendorong kaki kiri Roy yang tengah ia tangkap itu.

Roy berdiri hanya dengan satu kaki dan itu membuatnya tidak bisa berdiri dengan stabil. tubuhnya pun berputar setelah Denny mendorong kaki kirinya.

Denny lalu meminjam kesempatan ini untuk menggepalkan tangannya dan mendaratkan tinjuan yang berat itu ke arah Roy.

Denny sengaja mengalah pada Roy karena 15 babak sebelumnya sangatlah tidak seru. para penonton tidak bisa merasakan keseruan dari pertandingan tersebut. jikalau dia langsung mengalahkan Roy, maka penonton akan meninggalkan aula ini dengan kecewa. alasan kedua adalah aula tinju milik Roy berada tepat di seberang aula tinju ini. selalu bertentangan dengan Roy juga bukanlah merupakan hal yang baik. dia berpikir kalau bisa berdamai dengan Roy juga merupakan sebuah hal yang baik.

Roy merupakan pemilik aula tinju pertama di kota ini, jikalau Denny bisa mendapatkan dukungan darinya, mereka berdua bisa mengembangkan industri pertinjuan di kota ini.

namun bocah itu tidak mengerti kondisi meskipun Denny sudah mengalah untuknya.

Denny tidak akan bersikap segan padanya lagi.

tinjuannya tadi membuat Roy berjalan mundur beberapa langkah. Denny langsung mendaratkan sebuah tinjuan pada perutnya dan juga bagian jantungnya.

ekspresi wajah Roy terlihat kesakitan. Denny kembali menundukkan badannya dan mendaratkan dua tinjuan pada tulang rusuk Roy.

setelah melihat Roy terjatuh di tali pentas, Denny kembali mendaratkan sebuah pukulan yang berat padanya. pukulan yang berat itu mendarat pada wajah Roy dan pukulan itu membuat Roy keluar dari ring tinju tersebut.

Novel Terkait

Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu