Si Menantu Buta - Bab 533 Kemarahan Anggi

"Kalau begitu, kamu tidak perlu menghentikanku lagi." Kata Denny.

Setelah Monica dan Matthew bercerai, dia pergi dengan Denny, dengan begitu Keluarga Qin tidak perlu menanggung malu di Kota Kimraden. Matthew tidak punya alasan untuk menghentikan Denny lagi.

"Orang-orang Alock akan menjemputku sebentar lagi, kita tidak perlu membuang-buang waktu lagi." Lanjut Denny.

Matthew lalu melepaskan kepalan tangannya, kalau orang-orang Alock datang, dia tidak akan bisa menyentuh Denny. Dia berada di posisi yang lebih menguntungkan sekarang, dan dia tidak ingin melepaskan kesempatan ini. Tapi meskipun dia tidak ingin mengalah, dia tidak bisa membunuh Denny sekarang.

"Denny, kamu beruntung kali ini, lain kali, aku tidak akan melepaskanmu." Kata Matthew.

Meskipun Matthew ingin membunuh Denny, dia tidak ingin membahayakan keluarganya. Jadi pertarungan ini dianggap tidak terjadi. Matthew menarik orang-orangnya dan pergi dari sana.

Denny menghela nafas lega. Sebenarnya tidak ada seorang pun dari Alock yang akan datang. Denny mengatakan ini hanya untuk membuat Matthew mundur. Dia benar-benar tidak ingin bertarung melawan Matthew.

Tapi meskipun Matthew bersikeras ingin melawan Denny sekarang, Denny juga tidak akan kalah begitu saja. Dari luar, Denny memang terlihat tidak akan bisa menang melawan Matthew, tapi ada banyak anggota Tim Assassin yang akan menyergap Matthew. Kalau mereka benar-benar bertarung, Tim Assassin akan menyerang diam-diam, dan hal ini tentu akan menguntungkan bagi Denny. Dan saat itu Matthew mungkin hanya bisa menyerah. Denny tidak ingin melawan Matthew, karena dia tidak ingin menguak keberadaan Tim Assassin sekarang. Sebelum Jacob bergerak, Denny ingin menyembunyikan keberadaan Tim Assassin.

Setelah Matthew dan orang-orangnya pergi, tidak ada lagi yang menghalangi Denny. Dia lalu pergi ke bandara.

Saat tiba di bandara, Denny melihat Fengali dan Geng Kapak di sana.

"Kamu datang." Kata Denny.

"Aku datang untuk memberi Nikita hadiah." Kata Fengali.

Nikita maju perlahan lalu memeluk Fengali.

"Setelah pergi, jaga dirimu baik-baik." Kata Fengali.

"Iya, aku akan." Kata Nikita.

"Alock sedang berperang, kalau Denny ingin menghentikan perang itu, dia harus mengalahkan dan menaklukkan semua orang. Dan semua itu tergantung dengan kemampuannya sendiri." Kata Fengali lagi.

"Kamu sudah besar, dan karena kamu bersikeras memilih Denny, aku juga tidak bisa menghentikanmu untuk membantunya dalam perang itu."

"Apeng, Alun, kalian berdua, maju."

Dengan perintah Fengali, dua anggota Geng Kapak yang memakai kacamata hitam dan jas hitam berjalan keluar dari kerumunan.

Kedua pria ini berpostur tegap dan tubuh mereka terlihat sangat kekar. Satunya lebih tinggi dan satunya sedikit lebih pendek.

"Kakek..." Nikita membuka kecil mulutnya.

"Dengarkan aku, mereka berdua adalah anggota terkuat dari Geng Kapak, Denny, bocah busuk itu, aku masih tidak percaya padanya. Jadi dua orang ini akan menjamin keamananmu, dengan mereka berdua, aku akan merasa lebih lega." Kata Fengali.

"Aku akan melakukan yang terbaik untuk melindungi Nikita." Kata Denny.

"Saat tiba di Alock, kamu harus memikirkan cara untuk menghentikan perang secepat mungkin, sebagai presiden negara, kamu harus mengurus banyak tugas pemerintahan setiap hari. Akan ada beberapa hal yang tidak bisa kamu tangani." Kata Fengali.

“Benar.” Denny tidak menyangkal hal ini.

Denny tidak hanya harus berurusan dengan urusan politik saat dia menjadi presiden, tapi ada juga beberapa wanita di Alock, anak-anaknya juga harus diurus, dan dia juga mungkin tidak bisa mengurus Nikita dengan baik.

"Aku tidak bisa memaksamu untuk terus menjaga Nikita, tapi kalau sampai aku tahu kamu tidak memperlakukan Nikita dengan baik, meskipun kamu adalah Presiden Alock. Aku akan memerintahkan Geng Kapak untuk menghabisimu." Kata Fengali.

"Haha, tenang saja, aku akan memperlakukan Nikita dengan baik." Kata Denny.

“Baiklah, aku juga berharap kamu bisa memimpin Alock melewati kesulitan ini secepatnya, waktu kalian tidak banyak, cepat berangkat.” Lanjut Fengali.

Setelah naik pesawat, Denny memerintahkan anak buahnya untuk mengikat Anggi.

“Paman Denny, apa yang kamu lakukan?” Anggi menatap Denny dengan bingung.

Nikita juga terlihat bingung, tapi dia langsung mengerti.

Anggi sudah pernah mengonsumsi obat-obatan, dan perjalanan mereka ke Alock akan menghabiskan beberapa jam. Meskipun Anggi sedang sadar saat ini, dia pasti akan sulit diatur setelah kesadarannya berkurang selama perjalanan. Denny tidak pernah membawa obat-obatan lagi setelah dia lepas dari kecanduan, dan meskipun dia membawanya, dia tidak akan memberikannya kepada Anggi. Jadi dia mengikat Anggi sekarang untuk mencegah Anggi kehilangan akalnya dan menyebabkan kekacauan di pesawat saat dia mulai kecanduan.

"Paman Denny, cepat suruh mereka lepaskan aku." Kata Anggi.

Kali ini Denny memesan kabin VIP dan duduk dengan orang-orangnya di dalam, jadi saat Anggi memerlukan bantuan, tidak akan ada yang orang asing yang melihat. Dan teriakan Anggi juga tidak akan terdengar oleh orang lain.

“Kamu sedang menculik.” Melihat Denny mengabaikannya, Anggi melanjutkan ucapannya.

"Meskipun kamu adalah Presiden Alock, kamu tidak bisa menculikku sesuka hatimu."

"Kamu harus menghemat tenagamu." Kata Denny.

"Kamu yang sekarang, bukankah merasa sulit untuk bernapas?"

Setelah mengatakan hal itu, Denny mengambil tisu dan menyeka hidung Anggi.

"Iya, aku sering pilek." Kata Anggi.

"Benar, itu karena kamu sering menyentuh barang yang membahayakan kesehatanmu." Kata Denny.

"Barang itu membuatku merasa nyaman." Kata Anggi.

“Tapi barang itu akan membuatmu kehilangan akal dan mengurangi kekebalan tubuhmu.” Saat Anggi sedang sadar, Denny berencana untuk mengajari Anggi dan membuat Anggi berhenti menggunakan obat-obatan.

"Tapi bukankah kamu..."

"Aku sudah berhenti." Kata Denny.

"Meskipun barang itu bisa mendatangkan kenyamanan, barang itu juga membawa sesuatu yang lebih berbahaya, coba lihat wajahmu sekarang. Kamu seperti orang yang kekurangan darah, sangat pucat dan mengerikan."

"Tapi bagaimanapun itu, setidaknya kamu harus melepaskanmu." Kata Anggi.

"Aku tidak akan melepaskanmu, sebelum kita tiba di Alock." Kata Denny.

"Untuk sementara, aku akan membantu Anggi saat makan dan pergi ke toilet." Kata Nikita.

Nikita juga ikut bertanggung jawab membantu Anggi untuk melepaskan diri dari narkoba.

"Baiklah, aku memang sudah merencanakan hal itu." Kata Denny.

Setelah Denny selesai berbicara, dia lalu mendekati Monica.

“Kamu terlihat agak tidak senang.” Kata Denny.

"Benarkah?" Monica memaksakan senyum tipis.

"Iya. Dan aku tahu kenapa." Kata Denny.

"Oh? Kenapa?" Tanya Monica.

"Di bandara, Fengali datang menemui Nikita, tapi tidak ada seorang pun dari Keluarga Zhao yang datang." Kata Denny.

"Dari dulu aku sudah terbiasa sendiri. Aku sangat kesepian hidup sendiri, tapi sekarang aku memiliki, dan itu sudah cukup." Kata Monica.

"Kita bisa membuat keluarga baru, tapi bagaimanapun juga, Keluarga Zhao adalah keluargamu. Jadi, kamu ingin kita hidup bersama, dan kamu juga mengharapkan berkah mereka."

"Keluarga Zhao belum mengakuiku, tapi kamu tenang saja, aku akan terus berusaha untuk mendapatkan pengakuan semua orang." Kata Denny.

“Iya, aku percaya padamu.” Monica lalu masuk ke pelukan Denny, Denny memeluk Monica dan membelai rambutnya pelan.

Saat itu, keheningan mereka terpecah karena sebuah jeritan.

“Denny, lepaskan aku, atau aku akan membunuhmu.” Anggi berteriak.

Anggi mulai kecanduan lagi.

Novel Terkait

Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu