Si Menantu Buta - Bab 257 Anita Memohon

Malam ini, Denny berhasil mendapatkan salah satu perindustrian dari empat keluarga besar, alias Keluarga Lin. Ditambah dengan Keluarga Li yang berada di bawah tangannya, ia hampir tidak menggunakan usaha apapun dan berhasil mendapatkan dua perindustrian dari empat keluarga besar.

Masih kurang Keluarga Wang dan Keluarga Yang. Dengan itu, ia pun dapat menyatukan seluruh dunia bisnis di Kota Kimraden.

Ia bisa berhasil mendapatkan Keluarga Li dan Keluarga Lin dengan mudah, Kenny juga berdedikasi atas hal ini, lalu terdapat juga faktor Devian yang mencari masalah sendiri.

Tiba di hari kedua, ia dan Yian sedang berdiskusi mengenai cara pengoperasian perindutrian Keluarga Lin di kantor.

Ponsel yang ditaruhnya di samping berdering.

Setelah menyalakan ponsel, ia pun melihat grup obrolan pengusaha yang ia gabung paling awal di Kota Harayu sangatlah ramai.

Fidel dan seorang pria bernama Neo sedang membagi amplop merah tanpa henti.

Erika juga membagi beberapa amplop merah di grup obrolan.

Ini adalah grup obrolan Wechat kelas pelatihan pengusaha yang diundang Sumanto, setelah matanya kembali pulih. Sejak kelas pelatihan bisnis berakhir, grup obrolan ini pun menjadi tenang dan tidak ada yang pernah berbicara lagi.

Entah apa yang terjadi hari ini, tiba-tiba grup obrolan menjadi begitu ramai.

Denny pun merebut beberapa amplop merah. Ia cukup beruntung, setiap amplop merah yang direbutnya terdapat puluhan ribu.

Rasanya cukup menarik, ia pun terus memegang ponselnya, lalu melihat grup Wechatnya secara seksama dan bersiap untuk merebut beberapa amplop merah lagi.

"Ada si ahli yang diam-diam saja nih, bukankah kamu harus keluar mengatakan sesuatu?" Erika berkata di dalam grup Wechat.

Denny hanya samar-samar mengingat bahwa ia adalah orang pemerintah dan menghubunginya beberapa kali, kemudian mereka tidak lagi berkontak.

Denny pun tunggu sebentar dan melihat tidak ada yang berbicara lagi di grup Wechat. Ia pun bersiap untuk mematikan ponselnya dan lanjut bekerja.

"Pak Denny, apakah kamu tidak salah? Sekarang Perusahaan Investasi Culture Neo kita sudah sangat kaya. Seratus perusahaan lebih telah diakuisisi oleh kita. Kita saja telah mengakuisisi dua perusahaan dari empat keluarga besar di Kota Kimraden. Uang yang dihasilkan per menit saja bisa melebihi puluhan juta. Tak sangka kamu menyia-nyiakan waktu kita yang berharga, demi merebut beberapa amplop merah?" Yian mengintip layar ponsel Denny, seketika wajahnya tampak tak berdaya.

"Mereka tidak membagi amplop merah lagi." Denny berkata.

"Bahkan kamu merebut amplop merah dari Fidel. Benar-benar gila." Yian berkata.

"Uang yang dihasilkan olehnya juga cukup banyak." kata Denny sambil tersenyum.

"Jangan memikirkan grup amplop merah lagi. Mari lihat perindustrian Keluarga Lin terlebih dahulu, benar-benar sangat berantakan. Banyak proyek di bawah tangannya tampak tidak begitu berharga, tetapi sebenarnya terlihat cukup baik. Tidak tahu harus dibiarkan atau gimana. Kamu bisa-bisanya membiarkan perusahaan senilai puluhan triliun, demi merebut beberapa amplop merah. Benar-benar tidak dapat mengatakan apapun." Dalam hati Yian pun merasa kesal, melihat tumpukan dokumen yang berada dihadapannya sambil mengacaukan rambutnya.

"Perindustrian Keluarga Lin benar-benar terlalu besar. Hanya mengandalkan kita berdua, setengah bulan pun tidak akan selesai. Aku akan memanggil Tyas dan Kay datang." Denny pun mengambil ponselnya dan ingin menghubungi mereka.

"Ahli, sekarang kan kamu adalah orang terkaya yang memiliki kekayaan sebesar ratusan triliun. Bukankah kamu harus mengatakan sesuatu di grup?" Erika mengirim pesan pribadi kepada Denny.

"Tidak begitu kenal dengan mereka." Denny membalas Erika.

"Perkembangan ekonomi di Kota Harayu dalam setahun terakhir ini cukup baik. Fidel, Neo, dan Adam mereka adalah pengusaha selebritas di Kota Harayu. Akhir-akhir ini, Kota Harayu ingin mengadakan sebuah Wakil Kongres Rakyat Nasional. Karena merasa kamu cukup populer, maka aku ingin mengundangmu untuk menjadi guru di kelas pelatihan bisnis." Erika berkata.

"Aku tidak punya banyak waktu." Denny berkata.

"Kamu kembali jaya di Kota Harayu, disini juga terdapat banyak sumber keuntungan untukmu. Kota Harayu telah membantumu banyak, kamu juga harusnya melakukan sesuatu untuk Kota Harayu." Erika berkata.

"Kapan kelas pelatihannya mulai?" Denny bertanya.

"Setengah bulan lagi." Erika berkata.

"Baik, aku akan usahakan." Denny berkata.

Setelah Denny menyelesaikan urusannya dengan Erika. Ia pun menghubungi Tyas dan Kay, lalu meminta mereka datang kemari untuk bantu membereskan perindustrian Keluarga Lin.

Seketika, kemampuan Kay pun juga sudah terlatih.

Setelah Kay dan Tyas menerima telepon Denny, mereka pun datang ke kantor Denny dengan cepat.

Mereka berempat bersama membereskan perindustrian Keluarga Lin di kantor.

Perindustrian yang dimiliki Keluarga Lin sangat banyak. Kebanyakan di antaranya adalah proyek yang merugikan dan juga proyek yang tidak mengalami kemajuan. Beberapa tahun ini, Devian berfikir bahwa ia bisa menjadi kaya dengan Kenny dan membuang banyak proyek yang menguntungkan ini secara sia-sia. Denny mereka sedang mempertimbangkan proyek yang harus dibuang dan proyek yang masih dapat dilanjutkan.

Siang hari mau tiba, Monica masuk kedalam kantor sambil menaruhkan tangannya di belakang punggung.

"Mengapa kamu datang kemari? Dimanakah Friska dan Tiger?" Denny mengangkat kepala melihatnya sekilas.

"Hari ini, aku tidak mengajak Friska. Lalu Tiger pergi bersama dengan Kakekku untuk berpartisipasi dalam kontes militer di wilayah militer. Aku melewati perusahaan kalian dan masuk untuk melihat apakah kamu ada diam-diam berselingkuh dari Friska di kantor." Monica tersenyum licik sambil menaruh kedua tangannya di belakang punggung.

"Pemeriksaan secara mendadak?" Denny bertanya.

"Iya." Monica berkata.

"Kamu sudah melihat Yian, Tyas dan Kay. Mereka semua adalah orang sendiri. Saat ini kita sangatlah sibuk." Denny sudah melepaskan jasnya dan sedang sibuk di kantor sambil menggulungi lengan bajunya.

"Wanita cantik berkaki jenjang." Monica menyipitkan matanya dan melihat kearah Tyas.

Tyas mengabaikannya. Ia mengenakan kacamata bingkai hitam dan berpakaian seragam karyawan dan stoking hitam. Ia mengangkat pelan poninya yang menggantung dan memperlihatkan wajahnya yang cantik.

"Kamulah yang terpintar. Jangan mengganggu lagi dan cepatlah pulang. Jika terjadi sesuatu denganmu, aku tidak mampu membayarnya." Denny berkata.

"Kamu mengutukku." Monica berjalan ke samping Denny dan mencubitnya pelan.

"Tidak ada habis-habisnya ya?" Denny melihatnya dengan tatapan terkejut lalu mengingat masalah kemarin mereka bermain bersama.

Ia dengan cepat menjulurkan tangannya kearah Monica. Monica pun berhasil menghindarnya sambil tersenyum.

Denny menjadi tertarik dengan wanita tersebut. Ia pun berdiri dan bermain bersama Monica.

Monica jugalah seorang ahli yang jago dalam bertarung. Sejak kecil, ia tumbuh besar di halaman pelatihan tentara. Tak hanya kemampuannya saja yang hebat, tetapi juga dengan keahlian menembak yang memiliki ketepatan tinggi.

Ia pun bermain bersama dengan Denny di kantor. Saat Monica mundur kesebelah Yian, Yian pun menjulurkan tangannya dan sengaja mendorongnya ke dalam pelukan Denny.

"Masih ingin mencari ribut atau tidak?" Denny pun memeluk erat pinggang Monica.

Tubuh Monica mungil, kebetulan tangan Denny cukup untuk memeluknya.

Wajah kecilnya memerah, berdiri di pelukan Denny dan melihatnya sambil tersenyum.

"Kamu telah berubah, tidak seperti Denny pada empat tahun yang lalu." Monica berkata.

"Aku berubah menjadi lebih sempurna." Denny berkata.

"Tidak, menjadi mesum." Monica berkata.

"Masih mencari ribut denganku?" Denny pun menggunakan kedua tangannya memeluk pinggang Monica.

"Buka bajunya." Yian berkata.

"Maaf, maaf, jangan bercanda lagi." Monica pun meminta ampun kepada Denny sambil tertawa.

Melihat Denny dan Monica yang bermain dengan gembira. Yian pun dengan sangat mesum menyuruh Denny untuk membuka bajunya. Kay hanya tertawa terbahak-bahak dan Tyas pun juga terhibur oleh mereka.

Suasana di kantor Denny terasa sangat menyenangkan dan harmonis.

Tiba-tiba, Anita membuka pintu kantor. Ia membawa Tuan besar Yusef, Nyonya besar Lisa dari Keluarga Ye, Nyonya besar dari Keluarga Lin, beserta orang tua Devian masuk bersama ke dalam kantor.

Melihat Denny dan Monica yang berpelukan, ekspresi wajah Anita pun berubah.

"Kakek, Nenek, mengapa kalian datang kemari?" Denny pun segera melepaskan Monica sambil mengerutkan dahinya.

"Denny, tolong bantu kita meminta mohon kepada Nona Monica untuk menolong Kakakmu." Air mata pun mengalir di mata Lisa, lalu berlutut bersama dengan Yusef dihadapan Denny.

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu