Si Menantu Buta - Bab 161 Menghancurkan Jembatan Setelah Menyeberangi Jembatan

“Ibu mertua, kalau membicarakan soal pengeluaran uang aku adalah ahlinya. Membeli villa biasa tidak menarik, membeli sebuah villa di puncak bukit, semacam memiliki seluruh gunung. Taman bunganya di buat sedikit lebih indah, jangan pelit, pekerjakan puluhan tukang kebun. Di dalam villa dibangun sebuah ruang penyimpanan harta, beli lebih banyak barang antik dan lukisan untuk dinikmati.”

“Satu mobil saja tidak cukup, harus dibutuhkan puluhan mobil. Oh iya, seharusnya bangun sebuah helipad di rumah, beli sebuah helikopter, saat santai bisa mengamati taman bunga di rumah dari atas.” Denny Wang merasa ekspresi para saudaranya tidak cukup buruk, lanjut berkata dengan bersemangat.

“Itu harus menghabiskan berapa banyak uang?” Gissel Chen terkejut.

“Habiskan saja, triliunan pasti cukup.” kata Denny Wang.

“Miliaran sudah cukup.” kata Janu Ye.

“Masih ayah mertuaku yang lebih mengerti pasar, Kota Harayu kita kebetulan masih termasuk Kota Linhai, bisa beli sebuah yacht, kita satu keluarga kadang-kadang pergi memancing. Tiga permainan utama orang kaya adalah memancing, gofl, balap kuda.” kata Denny Wang.

“Beli yacht? Itu adalah benda yang buang-buang uang. Aku mengenal seorang tuan muda, setiap tahun hanya beberapa kali mengendarai yacht, tetapi biaya perawatannya sangat mahal.” kata Kay Ye dengan dingin.

“Apakah kita kekurangan uang?” tanya Denny Wang.

“Tidak kekurangan!” kata Gissel Chen.

“Sayangnya saudara yang bisa membantu kita berbagi kebahagiaan sangat sedikit, kalau tidak saat yacht tidak dipakai, juga bisa dipinjamkan kepada saudara untuk bermain.” Denny Wang menghela nafas pelan.

“Sudahlah, kalian sengaja membuat kami marah karena kalian sudah kaya?” Akhirnya Tuan Besar Yusef tidak tahan.

“Hanya memiliki sedikit uang saja, sudah membuat kalian sombong.” kata Bibi Linda dengan menyindir.

“Teh mentah dan nasi tawar sudah sangat lezat, aku Lisa seumur hidup sudah terbiasa sederhana, aku tidak berani mengharapkan kehidupan orang kaya seperti itu. Aku takut tidak ada takdir itu, tidak mampu menikmatinya.” kata Nyonya Tua Lisa dengan dingin.

“Kehidupan orang kaya seperti ini, orang biasa memang tidak mampu menikmatinya.” Gissel Chen mencibir.

“Apa maksudmu?” Tatapan Nyonya Tua Lisa berubah.

“Maksudku adalah, kehidupan orang kaya seperti ini, kamu mungkin tidak mampu menikmatinya. Lagipula kamu bukan orang kaya seperti itu!” kata Gissel Chen.

“………” Denny Wang menatap Gissel Chen dengan terkejut.

“………” Janu Ye dan Friska Ye juga menatap Gissel Chen dengan terkejut.

Denny Wang bagaimanapun tidak menduga, Gissel Chen bahkan langsung melawan Nyonya Tua Lisa............

Sudah kaya, dia bahkan tidak mempertimbangkan Nyonya Tua Lisa yang sudah berumur 70 tahun lebih.

“Bibi Gissel, kamu sudah gila ya, bahkan kamu berbicara seperti itu kepada Nyonya Tua Lisa?” Bibi Linda juga menatap Gissel Chen dengan melotot.

“Cepat minta maaf!” Bibi Risa mengerutkan dahi.

“Minta maaf? Apa-apaan Nyonya Tua Lisa ini, apa hak dia untuk menerima permintaan maafku? Aku Gissel Chen akan terus terang hari ini, aku memang merendahhkan Nyonya Tua Lisa, merendahkan Keluarga Ye kalian, kenapa!” Gissel Chen tiba-tiba memukul meja dan berdiri.

Denny Wang dan Friska Ye, Janu Ye menarik nafas dalam.

Jennie Wang dan Young K juga menatap Gissel Chen dengan terkejut.

Baik itu keluarga kaya, atau keluarga biasa, Gissel Chen sebagai menantu, dia harus menghormati Nyonya Tua Lisa. Tidak peduli apakah Nyonya Tua Lisa kaya atau tidak, tidak peduli dirinya kaya atau tidak, dia tidak seharusnya berkata seperti itu, perbuatan dia seperti ini sangat durhaka.

“Aku beritahu, aku sudah bersabar terhadapmu sangat lama, akhirnya sekarang aku sudah kaya, lain kali aku sudah tidak usah bergantung pada Keluarga Ye kalian lagi. Sialan, bagaimana perlakuanmu terhadapku beberapa tahun ini, apakah dalam hatimu tidak menyadarinya?” Gissel Chen berteriak dengan menunjuk hidung Nyonya Tua Lisa.

“…………” Nyonya Tua Lisa menatapnya dengan terkejut.

“Menantu pertamamu adalah murid yang cerdas, sepadan dengan anak tertuamu. Keluarga menantu kedua kaya, cocok dengan Keluarga Ye kalian. Dulu saat menikahi menantu pertama dan kedua, begitu memberi langsung memberi Rp1 miliar maskawin. Aku tidak kaya juga tidak berpendidikan, saat menikah dengan anak ketigamu, hanya memberiku Rp100 juta. Masalah-masalah ini aku masih mengingatnya untukmu!”

“Masih ada lagi, sekarang mata Denny Wang sudah sembuh, membuat aku terbawa keberuntungan. Dulu saat Keluarga Wang di Kota Kimraden sedang mencari menantu, kamu langsung menyetujui pernikahan ini. Friska masih seorang mahasiswi, memiliki tubuh yang sehat, wajahnya sangat cantik. Apakah kamu sudah bertanya kepadaku sebelum menyetujuinya, meremehkan siapa kamu? Menikahkan anak perempuan berhargaku yang sudah aku besarkan dengan susah payah kepada seorang tunanetra?” kata Gissel Chen dengan keras sambil menunjuk hidung Nyonya Tua Lisa.

“Masih ada banyak hal yang tidak ingin aku katakan, terus aku pendam dalam hati, tidak tahu sudah berapa tahun. Kamu hanya pilih kasih, selalu ingin memberikan posisi kepala keluarga kepada Glen Ye. Akhirnya sekarang kamu mengabulkan keinginanmu, selamat, tidak masalah Friskaku tidak bisa menjadi kepala keluarga. Aku juga tidak usah mencari perhatian terhadapmu lagi, kedepannya kami membangun keluarga sendiri, tidak berhubungan lagi dengan kalian.”

“Gissel Chen, apakah kamu sudah gila? Berkata seperti itu kepada ibumu?” Ekspresi Tuan Besar Yusef tidak enak.

“Orang tua sialan, siapa ibuku? Ibuku hanya satu, sudah tiada. Nyonya Tua Lisa yang tegas seperti ini, juga ingin menjadi ibuku? Cih!” kata Gissel Chen dengan jijik.

“Pergi, kamu pergi, pergi dari Keluarga Ye. Keluarga Ye kami tidak ada binatang seperti kamu, mulai hari ini kamu bukan anggota Keluarga Ye lagi!” Tuan Besar Yusef marah sampai jantungnya terus berdegup kencang, berkata dengan memegang dada.

“Dan kalian, semuanya pergi!”

Tuan Besar Yusef berkata dengan menunjuk Janu Ye, Friska Ye dan Denny Wang.

“Sekelompok manusia durhaka!”

“Ayah, ada kata-kata yang sudah lama aku pendam dalam hati, sudah saatnya aku mengatakannya.” Janu Ye bersuara.

Tuan Besar Yusef tidak berkata, menatap Janu Ye dengan marah.

“Cucu pertama, anak pertama, adalah darah kehidupan Nyonya Tua Lisa. Aku mengakui ibuku baik padaku, tetapi ibu memang pilih kasih. Anggota Keluarga Ye kita jujur, prianya yang tidak berguna sudah terkenal di Kota Harayu. Glen Ye terlihat cerdas, sebenarnya dia juga tidak berguna. Keluarga Ye kita bukan orang kaya, tetapi menghasilkan kekayaan seperti sekarang benar-benar tidak mudah.”

“Aku katakan seperti ini saja, kamu mendengarkan kata-kata ibuku, memberikan posisi Kepala Keluarga Ye kepada Glen Ye, hancur. Siapa yang tidak tahu, menjual Keluarga Ye seharga Rp100 miliar kepada Jennie Wang adalah bisnis yang merugi. Sekarang dia mengambil Rp100 miliar untuk membeli Keluarga Ye kita, kamu dan Nyonya Tua Lisa bisa mendapatkan uang. Glen Ye adalah direktur Keluarga Ye, semuanya kelihatan baik-baik saja. Tetapi Denny Wang akan segera memberikan pinjaman, memberikan Rp400 miliar kepada Jennie Wang. Ini adalah bisnisnya yang menguntungkan, kamu lebih memilih orang asing mengambil keuntungan, juga tidak mau Denny Wang yang mengambil keuntungan, hal ini sangat membuat aku kecewa.”

“Kamu mengusir kami pergi, oke, kami pergi, lagipula sekarang kami sudah kaya, kedepannya tidak usah bergantung pada Keluarga Ye lagi. Apa yang akan terjadi pada Keluarga Ye kedepannya, kamu amatilah pelan-pelan.” Janu Ye berdiri.

“Denny Wang, Friska, ayo kita pergi, lain kali kita sudah tidak ada hubungannya lagi dengan Keluarga Ye yang munafik dan tidak berperasaan!”

“Baik.” Denny Wang dan Friska Ye berdiri.

Akhirnya dia melihat sifat asli Gissel Chen, sudah kaya, Nyonya Tua atau Tuan Besar, semuanya bisa diabaikannya. Perbuatannya sangat realistis, tetapi dia suka.

Keluarga Wang, Nyonya Tua Lisa memang pilih kasih. Dari kecil sampai dewasa, ada hal yang sudah ingin dikatakan dari awal, sayangnya dia tidak seberani Gissel Chen.

“Ibu mertua, hari ini kamu mengomel dengan sangat memuaskan, aku sampai kagum terhadapmu.” Di perjalanan pulang, Denny Wang berpikir-pikir dan berkata kepada Gissel Chen.

“Pergi, hatiku sangat kacau.” kata Gissel Chen dengan jengkel.

“………” Denny Wang.........

“Sudah kaya, hanya dipamerkan, tidak ada yang memuja, tidak menarik sama sekali. Seberapa kaya, tidak bisa menjadi Kepala Keluarga Ye, tidak bisa bergaya, juga tidak ada rasa berhasil.” Gissel Chen mengerutkan dahi dengan erat, tampak kesal.

Dia masih sedikit tidak puas terhadap Denny Wang, sekarang sudah kaya, juga tidak usah mempertimbangkan Denny Wang lagi.

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu