Si Menantu Buta - Bab 355 Senyum Mario

Setelah mendengar perkataan Karina, sebuah firasat buruk muncul di hati Denny.

Mario yang sedang berdiri di sampingnya juga turut terkejut mendengar perkataannya.

“Semua orang juga mengatakan bahwa nyalimu luar biasa besar, di bawah bos besar saja kamu berani bertarung dengan Kenny. Dan ternyata hal itu memang benar, saat ini kamu bukan lagi seorang buron, kamu bahkan dengan beraninya berpartisipasi di KTT ini. Aku tidak tahu bagaimana kamu bisa masuk ke sini, dan juga tidak tahu apa tujuanmu. Tapi aku tahu orang jahat sepertimu tidak akan memiliki akhir yang baik, jadi aku akan terus mengikutimu, tidak peduli ke mana pun kamu melangkah, aku akan mengikutimu, hingga di mana kamu akan ditangkap.” Raut wajah Karina mengeluarkan senyum jahat.

“Dasar sinting!” Denny berjalan ke toilet.

Karina menepati omongannya, dia bahkan mengikutinya. Raut wajahnya sangat serius, dan dia sangat membenci Denny, seolah-olah dia tidak akan berhenti hingga Denny benar-benar mati.

Denny dan Mario…………

Karina saat ini masih tidak tahu situasi apa yang terjadi dengan Denny, tapi Denny dan Mario sangat mengetahuinya.

Denny telah kecanduan, dan begitu kecanduan itu datang, dia sangat tidak bisa menahannya. Dan untuk sementara, saat ini dia telah diamati oleh Karina.

Masalah itu sudah setahun berlalu, dan dia tidak pernah menduga akan bertemu dengan Karina di sini.

Dan sekarang dia sedang berhubungan dengan barang itu, bukan hanya kesehatannya yang akan hancur, tapi jika sampai ada orang lain yang mengetahui rahasianya, maka reputasinya juga akan hancur, dan dia juga tidak akan bisa menjabat sebagai presiden dari Negara Alock, dia juga akan dikeluarkan dari Perusahaan IF, bahkan dia juga akan ditangkap oleh para intel sebagai pecandu narkoba.

Rahasianya tidak boleh diketahui oleh Karina.

Karina memiliki dendam padanya, saat ini, setelah dia melihat Denny, dia juga tidak marah dan memukulnya, dia hanya mengikutinya ke mana pun Denny pergi. Perilaku karina yang menyebalkan ini sangat membuatnya merasa kesal.

“Kamu pikir aku masih buron saat ini? Dan aku panik?” Denny merasa sedikit kesal, dia menatap Karina dengan mengerutkan keningnya.

“Lalu?” tanya Karina.

“Aku adalah seorang presiden dari sebuah negara, presiden Negara Alock di kawasan Asia Tengah, China sangat menghormatiku, dan aku adalah tamu asing bagi China. Pergi kamu, atau aku akan mengadukan dirimu yang telah mengganggu tamu asing, kamu akan memengaruhi hubungan persahabatan antara dua negara ini, dan akan dihukum oleh China.” Denny berterus terang kepada Karina.

“Kamu adalah seorang presiden?” raut wajah Karina segera berubah.

“Aku adalah orang yang tidak bisa kamu provokasi untuk selamanya.” Ucap Denny dengan tatapan arogan.

“Baiklah, aku juga memberitahumu sebuah rahasia, saat ini aku seorang Ratu dari Inggris, dan presiden dari negara kecilmu itu hanya layak untuk mencium jari kakiku.” Karina tersenyum.

“…………” Mario…………

“…………” Denny…………

Sangat jelas, Karina sangat tidak mempercayai Denny, dia berpikir Denny sedang membual.

“Terserah kamu, sekarang aku ingin ke toilet. Jika kamu tidak keberatan, kamu bisa ikut aku ke toilet.” Denny melirik tubuh kurus kecil Karina, dan dia tidak bisa mengatakan hinaan yang ada di dalam hatinya.

“Siapa yang ingin ke toilet bersamamu?” Karina berkata dengan dingin.

“Kalau kamu tidak keberatan, ikut saja.” Denny mengeluarkan senyum jahat, lalu melangkah ke toilet.

Tapi, setelah Denny melangkah masuk ke toilet, dia juga sedikit tidak menyukai keadaan yang ada di toilet ini. Saat ini dia masih belum memasuki kecanduan pada titik puncak. Sejak kecil dia besar dengan identitas yang terhormat, hal ini membuat dia sedikit cerewet dengan lingkungan rehabilitasi.

Meskipun Karina mengganggunya, tapi dia tetap memiliki cara untuk menyelesaikan Karina.

Dia kembali ke kamar hotelnya, dia percaya jika setelah dia kembali ke kamarnya dan membuka pakaiannya, Karina akan segera pergi.

Dia hanya sekedar ke toilet dan segera keluar.

Karina berdiri di depan kamar mandi dengan melipat kedua lengan kurusnya di dadanya, dan menunggunya dengan senyum dingin.

“Aku ingin kembali ke kamarku, apa kamu ingin ikut?” tanya Denny.

“Kenapa kamu begitu tidak tahu malu? Buat apa aku ke kamarmu?” tanya karina.

“Kamu tidak ikut?” tanya Denny.

“Kamu ingin mengambil kesempatan denganku?” tanya Karina dengan dingin.

“Tidak.” Denny mengeluarkan senyum di wajahnya.

Ternyata Karina tidak selalu mengikutinya, dia hanya ingin tahu di mana dia tinggal, dan memata-matainya saja. Jika memang seperti ini, maka ini akan semakin mudah bagi Denny.

Dia membawa Mario dan Karina berjalan ke kamarnya, dalam hatinya dia berpikir, selama tiba di kamarnya, maka semuanya telah selesai.

Tapi, semua tidak sesuai dengan rencananya, dia kembali bertemu dengan Monica di hotel.

Dia dan Monica adalah teman baik, dulu waktu di Kota Kimraden, keduanya sering bertengkar. Monica sedikit terpana ketika dia bertemu dengan Denny, lalu mengeluarkan senyum jahat di wajahnya.

“Denny, ternyata kita sangat berjodoh.” Sambil dia tersenyum jahat, dia menendang pantat Denny.

“Jangan menyentuhku.” Denny sedikit tidak nyaman dengan tindakan Monica.

“Kenapa? Sudah menjadi orang hebat? Tidak menganggap aku yang sebagai teman lamamu?” senyum Monica semakin jahat, dan lagi mengeluarkan tendangan ke pantat Denny.

Monica adalah satu-satunya perempuan yang berani berbuat seperti ini kepada Denny.

Dulu ketika Monica menendangnya, dia biasanya akan membalas Monica dengan satu tendangan. Tapi dia juga tahu, saat ini bukan waktunya untuk bermain-main dengan Monica. Selama dia dan Monica memulai keributan, maka mereka berdua tidak akan ada habisnya. Dia harus segera kembali ke kamarnya, jika tidak, kecanduan obatnya akan semakin tidak bisa dikontrol, bagaikan digigit oleh seribu semut.

“Kenapa raut wajahmu begitu kusam? Sakit?” Monica merasakan sesuatu yang tidak benar pada Denny, lagi-lagi dia menendangnya.

“Ehm, aku baru saja kembali dari Alock, masih belum bisa beradaptasi, aku merasa kepalaku sedikit pusing, dan ingin segera kembali beristirahat.” Kata Denny berusaha tersenyum.

“Kamu pasti sangat menderita di Alock dalam beberapa waktu terakhir ini?” Monica tidak lagi menindasnya, dia menatap Denny dengan cemas.

“Iya, sangat menderita.” Ucap Denny.

Monica juga seorang gadis yang sangat cantik, sangat semangat. Dia meletakkan tangan mulusnya di kening Denny, dan matanya terus menatap Denny dengan seksama, serta merasakan suhu yang ada di kening Denny.

“Kepalamu sangat dingin, sepertinya benar-benar sakit.” Kata Monica.

“Iya, aku ingin istirahat sebentar.” Ucap Denny.

“Kamu tinggal di lantai berapa? Kamar nomor berapa?” tanya Monica.

“Lantai 19, 1911.” Ujar Denny.

“Baik, aku akan mengantarmu.” Monica menemani Denny memasuki lift.

Pada saat ini, temperamen Denny telah berubah, setelah menyentuh barang itu, dia akan sangat marah jika masa kecanduan obatnya telah memuncak. Matanya menatap Monica yang begitu mencemaskannya, berada di lift bersamanya, dia tidak bisa menahan dirinya untuk mengacak-acak rambutnya, lalu mengeluarkan geraman kesakitan.

“Suara apa itu?” Monica tidak memperhatikannya, lalu terkejut memandang ke arahnya.

“Tidak apa-apa.” Denny berusaha tersenyum, raut wajahnya memucat memandang Monica.

“Aku seperti mendengar seekor anjing menggonggong.” Kata Monica.

“Mungkin sekelompok sultan dari Dubai membawa anjingnya datang.” Kata Denny.

“Ehm, aku mengenal seorang pangeran mereka, setelah kamu sembuh nanti, aku bisa memperkenalkan dia padamu.” Ujar Monica.

“Baik.” Kata Denny.

Saat Monica tengah berbincang kepada Denny, Karina memandang mereka dengan tatapan takjub.

Barusan saat adegan Denny memberontak, Monica tidak melihatnya, tapi Karina dan Mario melihatnya dengan jelas. Pada saat ini, raut wajah Mario tanpa ekspresi, Karina merasa Denny sedikit aneh.

“Sampai.” Begitu lift berbunyi ‘ting’, Denny segera berjalan ke kamarnya.

Mario, Monica dan Karina semua mengikutinya.

“Kalian kenapa?” kelopak mata Denny sedikit menghitam, dia terlihat terkejut memandang mereka.

“Temani kamu.” Ucap Mario tanpa ekspresi.

“Aku juga menemanimu.” Karina melirik Mario dan Monica yang ada di sampingnya, tanpa sedikit ketakutan.

“Kamu sakit, aku harus merawatmu. Cepatlah istirahat, aku akan memanggil dokter untukmu.” Monica tersenyum dan meraih lengan Denny, membantu Denny berbaring di kasurnya.

“…………” tatapan Denny sedikit terkejut melihat Monica.

“Tiger, tolong panggilkan dokter, Denny telah sakit. Ehm, aku tidak bisa ke sana, identitas Denny sangat penting, aku akan menemaninya. Iya, dia adalah tamu terhormat dari atasan, aku akan merawatnya dengan baik.” Monica mengeluarkan ponselnya, dan berbicara dengan Tiger.

Setelah mendengar perkataan Monica, tatapan Denny semakin terkejut memandang ke arah Mario.

Dia melihat senyum halus di wajah Mario yang jarang terlihat olehnya.

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu