Si Menantu Buta - Bab 36 Kemarahan Sumanto

Denny berdiri di lantai atas mendengarkan semuanya dengan tenang dan kembali ke kamar setelah beberapa saat. Dia tidak berpikir terlalu banyak mengenai komentar Gissel tentang dia di belakang.

Cinta memang begitu rendah hati, Friska adalah putrinya, karena Gissel adalah ibu mertuanya, tidak peduli bagaimana Gissel memperlakukannya, ia hanya bisa diam-diam menahannya.

Selama Gissel tidak keterlaluan memperlakukan dia, ia tidak akan pernah merencanakan hal-hal buruk untuk melawan Gissel.

Karena dia tidur sepanjang sore, dia tampak agak bersemangat di malam hari. Bergadang untuk memilih beberapa saham di industri olahraga, ia mengambil foto dan mengirimnya melalui wechat untuk Fidel.

"Kak, berapa banyak yang kamu beli?" Jawab Fidel di seberang sana.

”160 miliar rupiah” ujar Denny.

"Gila, kak, jika saham kita rugi, Sumanto akan membunuh kita!" ucap Fidel.

"Risiko dan imbalan sebanding," kata Denny.

Setelah itu Denny merencanakan proyek untuk masa depan lagi sampai pukul lima pagi, dia merasa sedikit pusing, kemudian berbaring di tempat tidur dan tertidur lagi.

………………

“Sayangku, ayo bangun!”Denny merasa bahwa dia baru saja tertidur sebelum melihat wajah malang di depan dirinya.

Dia sangat ngantuk, lalu mengambil jam alarm di samping tempat tidur dan meliriknya, baru jam enam lewat pagi.

Dia melemparkan jam alarm dan menutup matanya lalu tertidur lagi.

“Sayang, ayo bangun.” Wajah malang itu terus mendesaknya dengan lembut.

Karena dia diganggu terus menerus, Denny akhirnya menjadi lebih berenergi, dia membuka matanya untuk melihat dengan jelas wajah di depannya, begitu dia melihat dengan jelas siapa yang ada di depannya, dia langsung berteriak kaget.

Itu adalah ibu mertuanya, Gissel!

“Kenapa berteriak, kau membuatku terkejut.”Gissel langsung merasa agak tidak senang, kemudian melotot ke arah Denny.

“Sekarang baru jam 6:30 pagi, untuk apa kamu membangunkanku?” Denny sangat mengantuk, dia dengan cepat menutupi celana pendeknya dengan selimut.

"Dasar bocah kecil, masih malu-malu di depan ibu mertuamu, Apa yang perlu kau tutupi, kalian sudah dewasa, berapa kali aku menggendongmu sejak kecil? Bahkan ada juga yang mengompol di tanganku." Gissel mencibir, lalu Duduk di tempat tidur, meletakkan tangannya di pangkuan Denny, dan menatapnya dengan hangat, "Bagus sekali, akhirnya membantu Friska mengambil bisnis yang besar kemarin. Aku dan ayah mertuamu sangat puas dan memutuskan untuk mulai dari sekarang akan meminta bantuanmu lagi, Dalam dua hari terakhir kita akan melakukannya selagi ada kesempatan dan membantu Friska menjadi wakil manajer perusahaan, kamu jadi asistennya saja, ke depannya kau bantu dia mendiskusikan tentang bisnis. "

Denny mengerti apa yang di maksud Gissel setelah mendengar perkataannya.

Ternyata Gissel bermuka dua. Tadi malam di depan Friska dia bersikap sangat memandang rendah dirinya, tetapi karena dia membantu keluarga Ye menghasilkan uang, dan Gissel masih membutuhkannya. Gissel kira kalau Denny tidak mendengar apa yang dikatakannya tadi malam,hari ini pagi-pagi Dia datang kemari untuk menyanjungnya dan memintanya pergi ke perusahaan untuk membantu Friska menghasilkan uang.

Wanita bermuka dua ini!

Denny sedikit menyesal sekarang, tidak seharusnya membiarkan Gissel tahu kehebatannya, membuatnya kelelahan sekarang, ia hanya tidur selama satu jam lebih dan Gissel sudah memaksanya untuk bangun.

Kepalanya sekarang merasa sangat kesakitan.

"Ayo cepat beres-beres, pakai jasmu. Pergi bekerja di hari pertama, harus sopan. Kamu belum pernah sarapan di perusahaan kita kan, datanglah ke perusahaan untuk mencobanya."Gissel menepuk paha Denny lalu meninggalkan kamarnya.

Denny menatap pintu dengan marah dalam waktu yang lama

Gissel membangunkannya pada jam 6:30, tetapi ketika dia keluar saat itu jam 8:30, karena Gissel berdandan selama satu jam lebih,dengan penampilan Gissel muncul di depannya barusan membuatnya sangat terkejut.

Jika Gissel adalah wanita yang cermat, ia seharusnya menyadari bahwa matanya sudah sembuh, tetapi ia telah mengalami buta selama tiga tahun, Tidak seorang pun yang menyangka bahwa matanya tiba-tiba sembuh,penampilannya yang cacat sudah tertanam di mata banyak orang, meskipun dia dapat melakukan sesuatu juga tidak ada orang yang akan terkejut.

Maybach-nya terus ditempati oleh Gissel, ketika berangkat kerja ia menggunakan mobil Friska. Juga tidak tahu apa yang di pikirkannya hari ini, Mungkin dia terlalu ngantuk, Dia menyandarkan kepalanya di bahu Friska saat duduk dalam mobil, dan mulut Friska hanya garis lurus yang mendatar sambil menatapnya dengan lembut, tetapi ia tidak mengatakan apapun.

Setelah tiba di perusahaan, dia tidak melakukan apa-apa, karena Friska baru saja selesai mendiskusikan bisnis besar kemarin, Dia sudah membantu Friska mendiskusikan banyak bisnis, Skala perusahaan terbatas, mereka tidak mampu membelinya, hanya bisnis ini sendiri, Friska akan sibuk selama beberapa hari, untuk melapor kepada bos perusahaan, tuan besar, kemudian melakukan pemesanan dengan pabrik untuk mengatur pabrik memproduksi tumpuk pertama bahan bangunan. Gissel suka mengambil formalisme, Dia merasa selama pergi bekerja harus lebih formal, karena Denny tidak ada kegiatan dalam beberapa hari, akhirnya membuat Denny pergi ke perusahaan dan membuat Denny bekerja sangat keras.

Sepanjang hari, dia dan Friska tidak saling bertemu, seharian dia hanya duduk di perusahaan. Dalam beberapa hari terakhir tetua besar juga mendiskusikan bisnis lain, Bisnis perusahaan agak sibuk, Baik Gissel maupun Janu tidak membantu sama sekali, tidak berniat melayaninya, Pada malam hari saat pulang kerja mereka juga melupakannya, lalu dia naik mobil pulang sendiri.

Beberapa hari kemudian, perusahaan sangat sibuk luar biasa, Semua orang tidak punya waktu untuk mempedulikannya, Dia mulai terbiasa dengan pekerjaan seperti ini, menyalakan sebatang rokok di kantor Friska, membuka jendela kaca, dan melambai menggunakan ponselnya ke arah Fidel dari jarak jauh. Kemampuan Fidel di sana cukup bagus, Dalam beberapa hari terakhir dia sudah membantunya mendapatkan puluhan ruang tinju, dan hampir membeli 90% ruang tinju di Kota Harayu. Hanya ada beberapa ruang tinju besar yang tersisa, karena latar belakang yang dalam, dan menghasilkan banyak uang setiap tahun, Fidel masih mengurusnya di sana.

Sekarang semuanya sudah hampir siap, sisa satu persyaratan, dan ia akan secara resmi menjalankan kerajaan bisnis yang ia bangun.

"Kak, saham olahraga kita telah menghasilkan total 160M rupiah, untung kecil beberapa milyar, Apakah mau menguranginya sedikit? Aku merasa waktunya sudah tepat."

Pada Malam hari ini, ketika Denny keluar dari perusahaan, Fidel meneleponnya.

"Uang kecil ini lebih baik diinvestasikan ke perusahaan keuangan," kata Denny.

"Pasar saham berbahaya," kata Fidel

"Apa kau lupa kau kerja apa? Karena kamu adalah kapitalisme saham, bagaimana kamu bisa takut akan bahaya? Jangan bertindak gegabah, kalau tidak jangan salahkan aku akan mematahkan karirmu."Denny merasa bahwa Fidel sedikit tidak bisa diandalkan, takut Fidel akan menjual sahamnya secara diam-diam.

Begitu dia meletakkan teleponnya, Denny hendak mengulurkan tangannya untuk menghentikan taksi, lalu mobil Alpha tiba-tiba melaju kemari, Begitu pintu terbuka, tanpa menunggu dia melihat dengan jelas siapa orang-orang yang ada di dalam mobil di depannya, Sebuah karung menutupi atas kepalanya, kemudian menariknya ke dalam mobil.

“Sialan!” Saat berada di dalam mobil, seseorang meninjunya beberapa kali, dan seseorang menendangnya dengan keras.

Denny tidak melawan ataupun menjerit, hanya duduk diam di mobil.

Setelah sekitar setengah jam, mobil akhirnya berhenti, seseorang membawanya ke sebuah gedung, diikuti ia tampaknya masuk ke dalam lift, dan setelah keluar dari lift ia diseret pergi lagi, di pertengahan seseorang memukulinya lagi, lalu dia merasakan angin di sekelilingnya kuat, seseorang menarik keluar karung dari tubuhnya.

Ini adalah atap gedung berlantai tiga puluh, berdiri di atas atap, dapat melihat semua pemandangan Kota Harayu di mata.

Pada saat ini sudah lewat jam delapan malam, hari sudah gelap di Kota Harayu, dan gedung-gedung diterangi dengan lampu neon warna-warni. Berdiri di atap, Denny melihat Sumanto duduk di kursi dengan wajah marah, di belakangnya berdiri sekelompok besar orang.

Pada saat ini dia mengenakan setelan jas yang gagah, wajahnya penuh kemuraman, menyalakan sebatang rokok, dan menatapnya dengan tenang dalam waktu yang lama sebelum perlahan-lahan menunjukkan senyum ganas.

“Apa kamu tahu kenapa aku ingin menangkapmu?”Sumanto berdiri perlahan, memegang rokok dan berjalan ke arahnya dengan ekspresi wajahnya yang ganas.

“Aku tidak tahu.” Wajah Denny memar, dengan acuh tak acuh dia membisu.

“Aku sudah memeriksa detailmu lagi beberapa hari terakhir ini,” Sumanto tersenyum.

“Apa yang kamu temukan?”Denny terkejut.

"Dua tahun yang lalu, seorang tuan muda yang buta datang ke kota Kimraden, ku dengar dia benar-benar sudah cacat, dan memberi keuntungan kepada keluarga Ye,menjadi menantu keluarga Ye. Aku bertanya padamu waktu itu, apakah kamu kenal orang ini, kamu bilang sangat akrab dengan orang ini. Aku berkata kepadamu sambil tersenyum, jangan bergaul dengan orang seperti itu, dia adalah sampah. "Wajah Sumanto sedikit demi sedikit menyeringai.

“Benar.”Denny juga tersenyum, mengambil sebatang rokok dari tubuhnya dan menyalakannya.

"Kemarin, aku menemukan semua identitasmu. Kurang ajar, aku dianiaya olehmu dengan parah. Aku bermimpi pun tidak menyangka ternyata tuan muda yang buta itu adalah kamu. Karena matamu sudah buta, Apakah tidak baik bagimu untuk dengan patuh mengakui nasibmu? Belajar untuk apa melakukan bisnis dengan orang lain, bahkan berani melakukan peluang sebesar itu, dan menipu 200 miliar ku dengan satu mulutmu. Aku Sumanto sangat pintar. tidak pernah tertipu, kamu adalah yang pertama . "

“Sialan, berani mempermainkan aku, jika aku tidak melemparmu dari atap hari ini, Aku Sumanto yang akan melompat sendiri!”Mata Sumanto sangat merah, dan dia mengacak-acak rambutnya sendiri.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu