Si Menantu Buta - Bab 331 Peperangan dalam Wilayah

Dibandingkan sengan Stirdan, Joe lebih tidak manusiawi. Denny Wang berusaha meghubungi Joe, menjelaskan padanya situasi saat ini dengan lebih rinci, dan berharap Joe bisa mempertimbangkan para rakyat jelata. Tapi Joe memang tidak mau menerima telepon darinya, dan malah dengan keras kepala membabi buta, dari kotanya berjalan sampai ibukota.

Yang pertama kali sampai adalah tentara mesin, kira-kira sekitar delapan ribu orang, para angakatan tentara masih berjarak delapan ratus meter, kira-kira masih butuh dua hari untuk sampai di ibukota.

Setelah dia memimpin tentara mesin masuk ke ibukota, kemudian dia meledakkan pembangkit listrik ibukota, selanjutnya menghancurkan menara sinyal ibukota. Denny Wang menghabiskan waktu dua minggu untuk pulih dari tatanan sosial, dan sekarang Joe hanya menghabiskan waktu satu jam untuk menghancurkannya.

Saat setelah sebuah tembakan bola meriam jatuh ke istana kepresidenan, beberapa bola meriam yang selanjutnya jatuh lagi ke sekitar istana kepresidenan.

Denny Wang masih berdiskusi dengan para menteri, sebuah bola meriam yang ditembakan jatuh ke istana kepresidenan, membuat semua orang langsung terkejut dan berlari keluar.

Setelah dia bangun dari tanah, dia hanya melihat sebuah lautan api di depannya, para menteri yang terluka semuanya kabur, telinganya terus berdengung, tidak bisa mendengar suara apapun.

Mario menariknya dan lari keluar dari istana kepresidenan, lagi-lagi beberapa bola meriam dengan cepat ditembakkan dan jatuh ke semua sisi istana kepresidenan. Dalam kota api sudah menyala dengan besar, para rakyat jelata manapun semuanya ketakutan dan lari ke segala arah.

"Joe, sialan kamu!", kata Denny Wang yang telinganya terus berdengung dan bahkan tidak bisa mendengar suaranya sendiri, dia asal memaki, dan langsung duduk di tanah sambil menyalakan sebatang rokok, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya yang sedang kacau.

Setelah fungsi telinganya perlahan-lahan pulih kembali, dia melihat seorang anak berumur lima enam tahun sedang berdiri di jalan sambil menangis. Orang-orang semuanya menangis dan berteriak untuk lari, anak itu dan orang tuanya terpisah, dia membuang rokoknya dan langsung berlari menghampiri anak itu.

Baru saja dia berlari anak itu berlari kembali ke pintu istana kepresidenan, sebuah bola meriam langsung ditembakkan dan jatuh tepat di tempat itu sekarang ini.

Dengan mata kepala sendiri melihat seorang anak yang hampir mati karena perang, dia tidak bisa menahan giginya yang gatal karena rasa benci yang dalam.

"Joe sekarang sangat miskin, selain persediaan mesiunya yang dulu, tank, kendaraan berlapis baja dan kendaraan lintas negara bawahannya tidak terlalu banyak bensin. Sebagian besar dari tiga puluh ribu bawahannya, tidak mungkin akan dengan cepat menhancurkan ibukota.", kata Denny Wang sambil berpikir sejenak dan menarik salah seorang perwira militer yang kabur.

"Ada berapa orang Joe yang masuk ke ibukota?"

Mendengar Denny Wang yang bertanya, perwira militer itu langsung berpikir sejenak untuk memanjat ke atas ruangan istana kepresidenan, dan ingin melihat para tentara yang datang di tempat gelap dan jauh itu, mengukurnya dengan ibu jari sejenak, "Lapor presiden, kira-kira ada enam ribu sampai delapan ribu orang."

Alock miskin, tidak mempunyai bangunan yang tinggi, keseluruhan ibukota ini sebagian besar bangunannya berlantai dua atau berlantai tiga, bahkan istana kepresidenannya Denny Wang juga menggunakan batu bata, dan hanya menggunakan arsitektur kubah, jadi sangat terlihat megah dan mahal. Perwira tentara itu agak memiliki kemampuan, dia hanya memanjat naik ke atas istana kepresidenan dan dengan sekali lihat sudah bisa memperkirakan tentara yang dibawa oleh Joe.

"Hanya berapa ribu orang saja, sepertinya tidak banyak.", kata Denny Wang sambil berpikir-pikir.

"Apa yang ingin kamu lakukan?", tanya Mario.

"Dia ingin berperang, aku akan menemaninya berperang. Mario, kamu atur para rakyat jelata untuk mundur ke daerah yang aman, aku akan pergi mencari dia untuk mempertanggung jawabkan ini semua. Sialan dia, bahkan jika aku tidak bisa membunuhnya dengan tanganku sendiri, aku juga akan membereskan berapa ratus tentaranya ini!", kata Denny Wang, sambil dengan ekspresi marah di wajahnya dan berlari masuk ke istana kepresidenan.

Ketika dia pergi ke gudang senjata untuk mengambil senjata, pas sekali dia bertemu dengan Tyas dan Hera yang juga mengambil senjata.

Dengan sorotan mata kepada Tyas, dia berpikir sejenak dan berkata, "Hati-hati."

"Aku pasti bisa, kamu juga jangan sampai terjadi apa-apa, tunggu sampai kita melewati periode ini, aku akan mengambil cambuk tipis berlapis kulit dan mencambukmu.", kata Tyas dengan mengeluarkan senyuman paksaan dari wajahnya, dan tersenyum kepada Denny Wang.

Dia sepertinya ingin menangis, tapi sikapnya yang kuat membuat dia tidak menangis.

"Kamu harus berhati-hati.", kata Denny Wang sambil dengan pelan menyentuh pinggang Tyas.

"Ya.", kata Tyas yang ingin memeluk Denny Wang, tapi tidak memeluknya.

Denhan cepat, Denny Wang membawa Hera dan para polisi cadangan bergerak ke arah persimpangan utama dan menyerang. Tujuan Joe masuk ke ibukota adalab untuk membunuh Denny Wang, lalu mengambil alih istana kepresidenan, mengambil alih ibukota.

Dia menghancurkan semua sistem tenaga listrik yang ada di ibukota, saat ini ibukota penuh dengan api, bayangan manusia yang kacau ada dimana-mana.

Denny Wang dan Hera menunggu orang di persimpangan jalan dengan mencuri satu per satu karung pasir dan dijadikan sebagai benteng, pandangannya melihat ke arah bawahannya Joe yang bergegas menerobos masuk, dia segera menarik pelatuk senapan mesin, dan mengarahkannya ke bawahannya Joe lalu menembaknya dengan dahsyat.

"Ada musuh yang melawan!"

Sepanjang jalan, para bawahan Joe terus merasa nyaman, dari wilayah mereka sampai terus ke ibukota, tidak bertemu satu orang pun yang melawan.

Tiba-tiba Denny Wang mulai menembak ke arah mereka, menyerang mereka yang tanpa persiapan, mereka dengan cepat membuang sebuah mayat dan bersembunyi di benteng mereka di kedua sisi jalan, dan menyerang balik ke arah Denny Wang.

"Hera, kamu adalah Menteri Kepolisian, adalah orang kepercayaanku yang paling penting. Bahkan jika para bawahan kita semuanya mati dalam perang ini, tidak boleh terjadi apapun denganmu. Berapa lamapun kamu bisa berada di persimpangan jalan ini maka jalan keluar, kalau tidak bisa berada disini maka larilah. Kalau terjadi apa-apa padamu, selamanya aku tidak akan memaafkanmu, sudah dengar kan?", kata Denny Wang sambil pelan-pelan menepuk he baja yang dipakai oleh Hera, melihat dia yang dengan serius membawa para bawahan untuk melawan mereka, dalam hatiku terasa sedih.

Hera menatap ke arahnya, dan tidak mengatakan apapun.

"Apa kamu sudah dengar?", tanya Denny Wang yang langsung menjewer telinga Hera.

"Sudah dengar.", kata Hera dengan tidak senang.

Denny Wang dengan cepat memeluk sebuah granat, dan berlari ke arah benteng yang lainnya bergerak di sekitarnya

"Apa yang kamu lakukan?", tanya Hera.

"Membunuh orang.", kata Denny Wang.

"Kamu hanyalah seorang petinju, bukan tentara spesialis tentara bayaran, kamu tidak akan bisa membunuh mereka yang sebanyak itu.", kata Hera.

"Sekarang perasaanku tidak enak, aku harus membunuh orang.", kata Denny Wang.

"Tunggu sebentar.", kata Hera yang menahan Denny Wang.

"Ada apa?", tanya Denny Wang.

Hera berlari ke arah Denny Wang, dan menatap Denny Wang dengan tatapan mata yang jernih, lalu setelah berpikir sejenak dia memegang lengan Denny Wang, lalu menggigit lengan Denny Wang, dan meninggalkan jejak bekas giginya yang dalam.

"Apa yang kamu lakukan?", tanya Denny Wang yang merasakan sakit sampai ingin memukul orang, sambil dengan kuat menahannya dia tidak memukulnya.

"Kalau kamu mati, aku selamanya juga tidak akan memaaafkanmu.", kata Hera dengan sangat serius sambil menatap Denny Wang dengan tatapan mata yang jernih.

"Gila ya?" Denny Wang melihat bekas jejak giginya yang dalam di lengannya, lalu memeluk granat dan pergi.

Dia tahu kalau Hera menyukainya, melihatnya yang bersama dengan wanita lain yang tidak jelas hatinya terus merasa tidak nyaman. Dia hanya tidak menyangka kalau cinta yang diberikan oleh Hera begitu kuat, sangat sakit, dan membuatnya agak kesal.

Dengan cepat, ketika Hera yang disini membawa para bawahan untuk menolak dan melawan tidak ingin menyerah, dari arah Joe sana terdengar beberapa suara gemuruh, selanjutnya Denny Wang dengan senapan pistolnya menghapus bersih sekelompok besar orang, menyerang dari persimpangan jalan di depan Hera sampai pada kekuatan utama Joe.

Ribuan orang bawahan Joe semuanya berpencar masuk ke ibukota, di jalan dan gang kecil manapun semuanya ada berapa puluh bawahan Joe, dulu Denny Wang dan Jacob pernah berlatih dengan tentara bayaran, dia pernah memiliki pengalaman menjadi tentara bayaran, keahilian tembaknya tidak buruk, dengan cara serangan diam-diam membunuh para bawahan Joe bukanlah hal yang sulit.

Dia menyebar berlari ke jalan dan gang-gang, dalam perjalanan tidak sedikit para bawahan Joe yang terbunuh olehnya, ingin mencari Joe dan langsung ingin membunuhnya.

Dia melihat sekelompok bawahan Joe yang sedang merampok, dan ada orang yang depan paksa menarik wanita dan membawanya ke arah gang, doa mengarahkan senapan pistolnya ke arah tentara itu, dan bersiap untuk menembaknya.

Tiba-tiba, kepalanya seperti dipukul sesuatu dengan keras, dia hanya merasakan suatu cairan yang lembab dan hangat mengalir keluar dari kepalanya, dia duduk dk tanah dan dengan sekuat tenaga menggeleng-gelengkan kepalanya.

Perlahan-lahan dia bisa melihat dengan jelas seorang laki-laki yang mengenakan seragam pertempuran, wajah laki-laki itu menyeringai, dan sedang membawa senapan otomatis sambil melihatnya.

Dia menyentuh cairan yang mengalir di dahinya, yang adalah sebuah darah.

Laki-laki itu sangat sombong, dengan wajahnya yang menyeringai sambil melihatnya, melihat bahwa dia marah, dengan seringai mengarahkan senapan otomatisnya ke arah dinding.

"Come on!", kata laki-laki itu dengan bahasa inggris, lalu menggerak-gerakkan jari seperti menyuruhnya maju ke arahnya, selanjutnya mengepal tangannya seperti posisi tinju.

"Brengsek!", kata Denny Wang sambil mengambil senapan pistolnya dan menembakkan seluruh peluru ke arahnya.

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu