Si Menantu Buta - Bab 85 Friska Sakit

"mungkin belakangan ini aku terlalu lelah dan aku tidak lagi memiliki mood untuk menghajar orang lain. namun kamu tetap minta dihajar. kalau begitu, jangan salahkan aku."

Denny bergegas ke depan Roy dan ketika Roy hendak memukulnya, Denny langsung meninju bagian tulang rusuk Roy. Denny kembali mendaratkan pukulan kedua, ketiga dan keempat pada wajah Roy.

Roy pun terjatuh dan tidak lagi bangkit berdiri.

"aku tidak ingin melanjutkannya lagi, walaupun dia nantinya tetap bangkit, aku juga tidak akan melanjutkannya lagi. dia sama sekali tidak mengerti aturan pertandingan ini dan dia tidak layak untuk mengikuti pertandingan tinju ini." Denny lalu melepas sarung tangannya dan dia merasa sangat lelah atas kelakuan Roy.

mulai dari hari ini, perusahaan W-1 milik Denny pun berdiri secara resmi dan Fidel segera menampilkan database perusahaan W-1 pada layar.

mulai dari sekarang, perusahaan W-1 akan mengurutkan prestasi seluruh peserta dari level B hingga S. Denny mendapatkan nilai S karena dia memanglah berkualitas. Fidel pun memberi nilai D kepada Roy.

nilai terendah pada perusahaan W-1 adalah B-. bagi Fidel, Roy tidak lagi memiliki kualifikasi untuk ikut serta dalam pertandingan yang akan diselenggarakan oleh perusahaan W-1 lagi.

setelah selesai mandi, Denny pun memakai jas untuk menghadiri acara interview dari berbagai media.

pertandingan diantara dirinya dengan Roy kali ini sedikit mencengangkan. namun pertandingan ini bisa berlanjut sebanyak 4 babak karena Denny yang terus mengalah kepada Roy. hal ini membuat begitu banyak penonton mengerti apa yang sebenarnya terjadi dan membuat semua orang mengenal siapa sebenarnya orang yang terhebat. pertandingan tadi juga membuat semua orang tahu kalau hal curang juga bisa terjadi pada pertandingan tinju.

semua orang semakin berminat pada pertandingan tinju dan Denny mendapat begitu banyak penggemar yang baru.

dia pun pulang kerumahnya pada malam hari karena aktivitasnya yang begitu sibuk.

setelah pulang ke rumag, dia mendengar suara batuk Friska dari dalam kamar. dia pun membuka pintu kamar Friska dan melihat Friska dalam kondisi pucat dan sedang menulis sesuatu di atas meja.

"apakah kamu sakit?" Denny sedikit mengerutkan keningnya.

"aku tidak begitu sehat hari ini, ibu menyuruhku untuk pulang dan beristirahat. namun tidak begitu parah, aku hanya cukup beristirahat 1 malam saja." kata Friska.

"kamu mengatakan kondisimu ini tidak parah? apakah kamu sudah pergi mencari dokter?" tanya Denny.

"aku tidak apa-apa." kata Friska sambil menggelengkan kepala.

Denny tidak suka omong kosong. tidaklah banyak orang yang memberinya perhatian lebih ketika dia kehilangan penglihatannya dalam kurun waktu 3 tahun. Friska juga tidak pernah memperhatikannya, namun Friska tidak pernah meminta untuk bercerai darinya dan hanya menjaganya secara diam-diam. wanita ini tidak mengerti untuk mengungkapkan perasaannya. ketika dia melihat suasana hati Denny tidaklah baik, dia pun langsung menghindari Denny. Denny dihina begitu banyak orang, namun hinaan yang dirasakan oleh Friska juga tidak kalah banyaknya dari Denny. meskipun selama ini Friska melakukan begitu banyak hal buruk, namun bagaimanapun dia adalah istrinya dan Denny harus tetap bersikap baik padanya.

Denny juga tidak menghiraukan tolakan dari Friska. dia langsung merangkul Friska dan membawanya ke rumah sakit.

"aku tidak apa-apa, aku hanya sedang menstruasi saja." kata Friska dengan suara yang pelan dan wajah yang memerah.

"menstruasi?" Denny menatapnya dengan terkejut.

"iya." wajah Friska terlihat begitu merah.

hingga saat ini, Denny akhirnya merasakan beratnya tubuh Friska. wanita ini kelihatannya begitu kurus, namun ketika merangkulnya, terasa begitu banyak daging lembut pada tubuhnya.

lampu pada kamar tersebut tidak begitu terang dan aroma harum dari tubuh Friska mulai menyebar. jantung Denny mulai berdegup kencang ketika ia menatap bulu mata Friska yang panjang itu.

namun ini bukanlah waktu yang tepat untuk melakukan hal seperti itu?

setela memikirkannya, dia pun meletakkan Friska di atas kasur dan memakaikan selimut pada tubuhnya. dia lalu memberi perintah kepadanya, "berbaringlah dengan baik dan tunggulah aku."

"apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Friska dengan terkejut.

"tunggu saja aku." Denny lalu keluar dari kamar tersebut.

tidak lama kemudian, Denny membawa segelas air panas dan membawa sebuah handuk hangat untuk Friska. dia lalu duduk di sampingnya sambil memegang kening Friska, "ketika aku memelukmu tadi, aku merasakan panas pada tubuhmu. mungkin kamu sedang demam. Kota Kuliner Chevron dan Kota kuliner perusahaan Adirama memiliki kadar debu yang sangat tinggi. sebagai seorang gadis, kamu tidak cocok untuk berada di tempat seperti itu."

sambil mengatakan itu, Denny pun mengelap tangan dan wajah Friska menggunakan kain hangat tersebut. dia lalu meletakkan tangannya yang besar itu di atas perut kecil milik Friska. dia lalu menggunakan suhu pada tangannya untuk menghangatkan perut Friska.

"apakah kamu merasa lebih nyaman?" tanya Denny.

"iya." wajah Friska memerah.

Denny tidak lagi berbicara dan dia hanya memijat perut Friska dengan pelan sambil menghayal.

perut Friska sangatlah datar dan juga lembut.

"kenapa kamu bisa mengetahui semua hal ini?" tanya Friska ketika melihat tatapan Denny yang tengah kosong itu.

"ibuku adalah orang yang sangat baik di keluarga Wang. ketika kecil, kakak laki-lakiku dan kakak kedua perempuanku sangatlah menyukai ibuku. mereka selalu datang bermain ke rumahku. ibuku merupakan tamatan dari ilmu kedokteran forensik, namun dia juga mengetahui sedikit tentang ilmu medis. ketika kakak keduaku merasakan menstruasi untuk pertama kalinya, ibuku selalu memijat perutnya seperti ini." kata Denny.

"kalian sekeluarga memiliki hubungan yang sangat baik. namun kenapa bisa berubah hancur seperti ini?" tanya Friska.

"karena tidak memiliki uang. kami sekeluarga tentunya memiliki hubungan yang baik. kami tidak perlu berpikir lebih dan hanya fokus untuk merasakan kebahagiaan diantara kami. sebagai seorang anak, kami sangatlah menyukai acara perkumpulan keluarga. namun perlahan, semua orang mulai merasa kalau uang itu lebih penting dan mereka mulai membenci satu sama lain. uang memanglah penting, semua barang bisa didapatkan jika memiliki uang. kamu bisa mendapatkan apapun yang kamu inginkan. total saudara yang dimiliki keluarga Wang mencapai ratusan orang. namun harta dengan nominal 80T hanya bisa diterima oleh satu orang saja. tidak ada satupun orang yang rela membagi harta itu." wajah Denny mulai terlihat senyuman yang tidak berdaya.

"keluargaku lebih parah dari keluargamu. kami sekeluarga bahkan berantam hanya karena uang dengan nominal 20M." kata Friska.

"oleh karena itu, kita harus menggapai posisi pemimpin keluarga tersebut. hanya kita sendiri yang mengerti diri kita sendiri. sebagai seorang kepala keluarga, kita tidak mungkin mencelakai orang lain, jika dilihat dari kondisi yang ada. aku tidak akan percaya kalau mereka akan bersikap baik kepada kami." kata Denny.

"benar." Friska lalu memejamkan matanya secara perlahan dan dia pun terlelap dalam tidurnya.

Denny kembali memijat perutnya selama beberapa saat. setelah itu, dia pun pergi ke depan meja untuk membereskan semua alat pekerjaan milik Friska. setelah membereskan semua barang hingga tengah malam, dia pun kembali ke kamarnya.

Denny merasa pundaknya sedikit sakit. dia lalu membuka bajunya di depan kaca dan area yang ditendang oleh Roy pagi tadi terlihat sedikit bengkak.

pada bagian perutnya juga terlihat sedikit luka ringan karena tendangan dari Roy,

meskipun Roy bukanlah merupakan lawan yang tepat baginya, namun Roy memiliki tenaga yang bagus. jikalau dia berdiri diam untuk menahan semua pukulan dari Roy, mungkin dia sudah tidak bernyawa lagi sekarang.

dia lalu mencari obat bengkak pada kamarnya. namun dia tidak menemuka obat apapun disana karena keluarga Ye merupakan keluarga pengusaha yang tidak pernah ikut campur dalam perkelahian.

dia lalu berbaring di atas kasur dan dia menggunakan bantal untuk menopang bahunya agar engsel tulangnya tidak begitu sakit. dia pun perlahan terlelap dalam tidurnya.

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu