Si Menantu Buta - Bab 570 Persyaratan Friska

Mendengar Friska menyetujui untuk kembali bersama Denny, Gissel segera mengatur pertemuannya dengan Denny.

Lokasi yang dipilih oleh Gissel adalah sebuah restoran bintang tiga Michelin.

“Selanjutnya terserah kamu.” Saat Denny tiba di lokasi, Gissel berkata sepatah kata, lalu pergi.

Gissel percaya setelah dia menyetujuinya, dia tidak akan mengubah pikirannya. Dan untuk waktu berikutnya, adalah saat di mana Denny dan Friska berduaan, kembali memupuk perasaan mereka.

Friska duduk dengan raut wajah dingin di depan Denny, tanpa melontarkan sepatah kata.

Dan Denny juga memandang Friska, dia juga terdiam sesaat. Pada saat ini, dia juga tidak tahu hendak berkata apa setelah melihat ekspresi dari Friska. Denny tahu bahwa Friska masih membencinya, lagi pula, alasan mengapa Friska bisa menyetujui Gissel juga karena ancaman bunuh diri dari Gissel. Kalau tidak, Friska tidak akan pernah duduk di sini dan bertemu dengan Denny.

Denny ingin Friska bisa menerimanya dari lubuk hatinya yang paling dalam, bukan dengan cara seperti ini, Friska yang saat ini secara pasif setuju untuk kembali bersama Denny, tapi dalam hatinya dia juga terdapat sebuah jarak yang sangat panjang dengannya, dan Denny saat ini ingin menarik jarak itu dengan Friska.

Setelah makanan disajikan, Friska dan Denny menundukkan kepalanya dan menyantap makanannya, keduanya terdiam tak berbicara. Friska tidak berbicara, seolah-olah seperti sangat keras kepala dan berserah, dia sangat jijik terhadap Denny yang sudah berhasil membujuk Gissel. Meskipun Denny tidak berbicara, tapi dia selalu memperhatikan Friska, dia sedang menebak apa yang ada di pikiran Friska.

Tiba-tiba suara keras memecahkan keheningan antara Denny dan Friska.

“Di mana pelayan? Cepat keluar.” Seorang pria berteriak dengan keras.

Denny mengerutkan keningnya, dia tidak berharap saat ini ada yang mengacaukan acaranya dengan Friska.

Pelayan itu segera berjalan keluar, dan dengan penuh sopan berkata, “Maaf Tuan, ada yang bisa dibantu?”

Orang itu dengan penuh arogan menepuk meja, “Ada debu di atas sini, apa-apaan restoran ini, apa kalian tidak menjaga kebersihannya? Aku menghabiskan uang untuk kesenangan hati, bukan untuk membuat hatiku kesal. Yang ingin aku makan adalah makanan, bukan debu. Coba kamu lihat di atas meja ini, penuh dengan kotoran debu, bagaimana aku bisa makan!”

Pelayan itu berkata dengan lembut, “Maaf Tuan, bagaimana kalau aku menggantikan meja untukmu, nanti aku akan menyuruh orang untuk membersihkan meja ini.”

“Kalau hanya masalah meja mungkin aku tidak akan emosi seperti ini, lagi pula, aku adalah orang yang sangat berbesar hati. Tapi, restoran kalian sedikit keterlaluan, tidak hanya kebersihan yang tidak dijaga, tapi masakan kalian juga sangat asin, tidak bisa dimakan. Aku sungguh miris melihat restoran kalian.” Orang itu terus meluapkan emosinya.

Pelayan kembali meminta maaf, “Tuan, bagaimana kalau aku menggantikan lagi satu menu untukmu.”

“Apa? Menggantikan satu menu? Jangan-jangan kamu sengaja untuk memeras uangku? Aku sudah sering melihat trik ini, meskipun aku tidak kekurangan uang, tapi aku juga tidak akan tertipu denganmu. Restoran kalian sama sekali tidak masuk dalam peringkat bintang tiga Michelin, dan makanan kalian juga tidak berharga sama sekali.”

“Tuan, kami tidak akan meminta bayaran lebih, jika ada masalah lagi dengan makanannya, ataupun tidak cocok dengan seleramu, restoran kami akan menggantikan makananmu dengan cuma-cuma.” Ujar pelayan itu.

Orang itu menampar pelayan tersebut dengan keras, “Semua makanan di restoran kalian tidak sesuai dengan seleraku, masih menggantikan dengan cuma-cuma, makanan ini bagaikan obat saja, mempengaruhi suasana hatiku.”

Sebuah bekas tamparan segera terlihat di wajah pelayan tersebut.

Orang itu menumpahkan makanan ke wajah pelayan tersebut, “Coba kamu cicipi sendiri makanan ini, jangan bilang aku memfitnahmu, aku beri tahu kamu, hari ini restoran kalian harus memberikan aku kompensasi penuh.”

Denny mendekatinya, “Sudahlah, lupakan saja masalah ini. Dia hanyalah seorang pelayan, kamu juga tidak perlu menyulitkannya.”

“Lupakan? Kamu siapa? Berani sekali mencampuri urusanku, kenapa aku harus menurutimu? Enyah dari sini.” Kata pria itu jijik kepada Denny.

Denny ogah menghabiskan waktunya dengan pria ini, dia hanya menginginkan dirinya kembali baikan dengan Friska, tapi orang ini malah mencari masalah di sini dan mengganggunya.

“Apa kamu tahu siapa aku?” ucap Denny dengan sinis.

“Tidak tahu.” Orang itu berbicara dengan penuh sombong, “Kamu sungguh aneh, buat apa aku mengetahui siapa dirimu, sepanjang jalan ini adalah kekuasaanku. Jika kamu tidak percaya aku juga tidak bisa berkata apa-apa, jangan berpikir kamu makan di restoran yang sama denganku, tapi aku berani menjamin tidak ada orang yang lebih kaya dibandingkan denganku di sini.”

Denny tidak menghiraukan orang ini, melainkan langsung menelepon gubernur daerah ini.

“Jangan berpura-pura lagi, kamu pikir kamu bisa menelepon siapa, dengan kemampuan sepertimu, kamu bukanlah lawanku, aku tidak pernah bertemu orang yang lebih kuat dariku di sepanjang jalan ini. Orang kecil sepertimu lebih baik jangan cari masalah denganku, kalau tidak kamu akan berakhir dengan tragis.” Orang itu terus berkata dengan sombong kepada Denny.

Pada saat ini, gubernur telah datang.

“Gubernur, kamu datang.” Begitu orang itu melihat kedatangan gubernur, dia segera menyapanya.

Gubernur tidak mempedulikan orang itu, melainkan segera berjalan ke sisi Denny.

“Kamu menelepon dan memintaku ke sini, apa ada masalah?” tanya Gubernur.

Pria itu mencium aroma yang aneh, dia tidak menyangka orang seperti Denny bisa menelepon gubernur dan memintanya datang. Tapi dia tetap tidak menempatkan Denny di matanya, karena dia juga bisa menelepon gubernur untuk datang, selain itu hubungan ayahnya dengan gubernur juga sangat baik.

“Aku ingin membeli jalan ini.” Ucap Denny datar.

Semua orang yang ada di sana terpelongo.

“Bocah, kamu sudah gila ya, apa kamu tahu berapa uang yang dibutuhkan untuk membeli sepanjang jalan ini? Kamu pikir dengan kamu melontarkan kata-kata ini, kamu akan terlihat keren, siapa yang tidak bisa membual? Jika kamu ingin membeli jalan ini, aku bahkan bisa membeli provinsi ini?” orang ini memandang Denny dengan jijik.

“Kamu yakin?” tanya gubernur.

Gubernur merasa Denny sangat tidak asing, dia biasanya juga sering memperhatikan berita, tapi pada saat ini dia masih tidak bisa mengenali Denny, jadi dia melontarkan pertanyaan ini.

“Seratus juta dolar Amerika, cukup ‘kan?” ucap Denny.

“Seratus juta dolar Amerika tentu sangat cukup untuk membeli jalan ini, tapi pertanyaannya apa kamu mempunyai uang itu?” begitu orang itu melontarkan perkataannya, Denny segera menuliskan selembar cek dan menyerahkan kepada gubernur.

“Membukakan selembar cek kosong, kamu pikir orang lain bodoh?”

“Tutup mulutmu.” Suara Gubernur terdengar keras dan memandang dia dengan kesal.

Lalu kembali menoleh kepada Denny, “Mulai hari ini jalanan ini milikmu.”

Orang yang berdiri di samping itu melongo, apakah orang yang ada di depannya sungguh-sungguh membeli jalanan ini dengan seratus juta dolar Amerika?

Bahkan dia dengan mudahnya mengeluarkan uang seratus juta dolar Amerika untuk membeli jalanan ini, latar belakang orang ini pasti sangat kuat. Dan orang itu memandang Denny dengan pandangan senyum.

“Enyah.” Denny hanya melontarkan kata ini dengan sinis.

Orang itu segera pergi dengan canggung.

Friska mendengus dingin, “Denny, kamu sekarang begitu kaya dan gayamu banyak sekali untuk memamerkan kekayaanmu, orang kaya lain akan membeli sebuah restoran, tapi kamu beda, kamu langsung membeli sepanjang jalan ini.”

“Tidak, aku menyadari jalanan ini tidak begitu ramai dari yang terlihat, dan sebenarnya sepanjang jalan ini sangat banyak gelandangan. Alasan kenapa aku membeli jalanan ini, aku hanya ingin memberikan mereka sebuah tempat yang nyaman saja. Dan sekarang, mereka bisa makan dengan kenyang di sini, tidak ada yang akan mengusir mereka lagi.” Ucap Denny.

Friska perlahan tersentuh, “Mungkin kamu benar-benar berusaha untuk menjadi orang baik.”

“Jadi? Apa kamu bersedia kembali lagi ke sisi orang baik ini?” tanya Denny.

Friska terdiam, dia berpikir sejenak, “Jika kamu menginginkan aku untuk kembali ke sisimu, boleh saja, tapi kamu harus memenuhi satu persyaratanku.”

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu