Si Menantu Buta - Bab 163 Keuntungan Yang Dapat Dibagi

Denny Wang yang sekarang sebenarnya sudah sangat kesulitan, saat dia marah terhadap Friska Ye dia langsung memberikan triliunan kepada Gissel Chen, situasi seperti ini sangat berbahaya baginya.

Dia seperti sebuah keluarga kecil, tiba-tiba menghabiskan tabungan seumur hidupnya, luarnya terlihat kaya, tetapi sebenarnya kantongnya kosong, perasaan bahaya di dalam hatinya tidak dapat dijelaskan.

Jika saat ini salah satu dari Perusahaan W-1 dan Perusahaan Adirama-nya timbul kesalahan, itu adalah serangan yang mematikan baginya.

Kerajaan bisnis yang baru dibangunnya, akan langsung runtuh dalam sekejap.

Dia ingin mendirikan perusahaan ketiga, mendapatkan uang tunai dengan cepat dalam waktu singkat, menggunakan uang tunai ini untuk mengisi kantongnya.

Malam ini, dia menyuruh Friska Ye tinggal di rumah barunya, besok Gissel Chen dan Janu Ye sudah pergi, Gissel Chen menyinggung Nyonya Tua Lisa, Friska Ye tidak bisa tinggal di rumah lagi.

Keesokannya, dia memanggil semua orang ke Perusahaan Adirama.

Yang menghadiri rapat ada Friska Ye, Neysia, Sumanto, Mario, Yian, Fidel, Hera, Alex Lin.

“Aku memberikan seluruh uangku kepada ibu mertuaku, triliunan, sekarang dikantongku sudah tidak ada uang sama sekali.” Denny Wang menggosok kepalanya yang sakit, menyalakan sebatang rokok dan berkata.

“Tidak, masih ada Rp720 miliar, itu adalah uang yang diberikan ibu mertua untuk membangun rumah.”

“Sialan, kamu menyenangkan istrimu sampai sudah gila? Pengorbananmu karena marah dengan istrimu kali ini begitu besar? Kamu langsung menghabiskan 2 triliun? Berengsek, hanya beberapa miliar, jika perusahaan mendapat masalah, bukankah kita akan langsung bangkrut?” Sumanto langsung berteriak.

“Denny Wang, tindakanmu kali ini terlalu tidak masuk akal.” kata Yian.

“Kenapa bisa begini? Sebenarnya apa yang terjadi?” Neysia masih bingung.

“Uang yang dihabiskan pasti akan kembali lagi.” Denny Wang menghisap rokoknya.

“Aku memiliki Rp400 miliar, jika kamu membutuhkannya aku bisa memberikannya padamu.” Mario berkata dengan wajah tanpa ekspresi.

“Brengsek, bagaimana itu dilakukan, apa yang sedang dilakukan? Awalnya bisnisnya dilakukan dengan baik, kenapa tiba-tiba begitu kacau? Kalau kamu menggunakan uang, aku pikirkan cara untuk medapatkan pinjaman.” Sumanto merasa kepalanya sampai membesar, menggosok kepalanya dengan keras sampai rambutnya berantakan.

“Laporkan pembukuan keuangan, berapa banyak uang yang dimiliki W-1 dan Perusahaan Adirama?” kata Denny Wang.

“Akhir-akhir ini terus mengadakan pertandingan, rata-rata seminggu sekali, sudah mengadakan tiga kali, tiket masuk pertandingan sama sekali tidak menghasilkan uang, uang yang kita dapatkan adalah biaya iklan dari stasiun TV dan biaya sponsor dari Kota Harayu, sekarang di rekening W-1 terdapat Rp240 miliar.” kata Fidel.

“Uang yang dihasilkan terlalu sedikit, harus mempercepat kemajuan, memperluas pengaruh W-1. Apa yang akan dilakukan bagian internal perusahaan kamu yang tanggung jawab, berapa banyak orang yang akan direkrut kamu yang putuskan. Mulai hari ini, kompetisi W-1 dua kali setiap minggu, hari rabu dan hari sabtu, dibawah kekuasaan kita ada ratusan petinju, juga tidak bisa menyuruh mereka hanya menunggu kompetisi W-1, harus mengirim mereka ke pertandingan lainnya.” kata Denny Wang.

“Baik, bos.” Fidel diam-diam melirik Friska Ye, dan menunduk.

“Perusahaan Adirama dua hari ini benar-benar memasuki musim-off, sudah resmi memasuki musim gugur, para siswa sudah kembali masuk sekolah, turis di Kota Harayu juga sangat sedikit. Pendapatan rata-rata harian Kota Kuliner hanya sekitar Rp30 miliar, Nikita juga hanya memiliki Rp40 miliar, Brigitta hanya memiliki Rp12 miliar. Beberapa saat kemudian bisnisnya mungkin akan lebih buruk, Perusahaan Adirama kemungkinan akan menghadapi situasi kritis.” kata Yian.

Ini adalah kesalahan yang dikhawatirkan Denny Wang.

Ada risiko dalam melakukan bisnis, ada musim puncak dan musim-off. Jasa boga cukup stabil dibandingkan dengan bisnis lainnya, tetapi saat sampai di musim-off akan membuat bos sangat risau.

Terutama Kota Kuliner, setiap tahun hanya beberapa bulan paling menguntungkan, saat tiba di musim dingin akan mengalami kerugian.

“Perusahaan Adirama memiliki Rp14 triliun dalam pembukuannya, Rp14 triliun ini dibagikan kepada pengusaha dibawah kita, kita memiliki Rp980 miliar.” kata Yian.

“Kita belum membayar Rp400 miliar dana proyek Keluarga Ye.” Neysia mengingatkan.

“Uang yang dapat digunakan hanya Rp580 miliar.” kata Yian.

“Rp580 miliar ditambah Rp240 miliar, Rp820 miliar, cukup untuk aku dirikan perusahaan ketiga.” kata Denny Wang.

“Apa yang akan kamu lakukan di perusahaan ketiga?” tanya Sumanto.

“Maternity, ini adalah inspirasi yang diberikan oleh kakakmu.” kata Denny Wang.

“Kakakku?” Ekspresi Sumanto sedikit berubah.

“Dengan kekuatan finansial dan pengaruh kita sekarang, bisa langsung membuat rantai nasional, aku sudah memikirkan mereknya, kita beri nama Olaf Kaylee, Rp800 miliar ini sebagian besar dihabiskan untuk upaya publisitas, undang beberapa artis berpengaruh untuk menjadi brand ambassador, promosikan di beberapa acara populer. Selama mereknya sudah terkenal, bukan masalah untuk mendapatkan Rp200 triliunan.” kata Denny Wang.

“Membualnya jangan keterlaluan, kalau tidak akan terkena akibatnya, menyakitkan.” Sumanto mencibir.

“Apakah aku Denny Wang pernah membual?” kata Denny Wang.

“Aku mau berinvestasi dalam perusahaanmu.” Sumanto berkata setelah memikirkannya.

Denny Wang tertawa.

Kali ini dia marah dengan Friska Ye, karena marah dia memberikan Rp20 triliunan kepada Gissel Chen, sekarang kantongnya tidak ada uang sepeser pun. Saat Pusat Kuliner Adirama-nya sudah memasuki musim-off akan mengalami kerugian, ingin memperbesar W-1 juga membutuhkan pemasukkan modal. Dan uang yang sekarang ada ditangannya sama sekali tidak bisa mengembangkan ambisinya, apa yang harus dia lakukan?

Pengumpulan dana.

Mengumpulkan dana yang sangat besar, investasikan uang ini, lalu mendapatkan laba yang lebih besar.

Kalau begitu bagaimana dia mengumpulkan dana?

Sama seperti sekarang.

Dia sudah berturut-turut membuat prestasi dalam dua proyek, baru mempersiapkan untuk proyek ketiga, walaupun Sumanto merasa proyek dia tidak dapat diandalkan, tetapi dia tetap mempercayainya, mau memberinya dana untuk berinvestasi di proyek ketiga.

Dia tetap sebagai bos di belakang, semua pekerjaannya dikerjakan oleh Friska Ye.

Pekerjaan Friska Ye adalah memilih lokasi untuk perusahaan, merenovasi perusahaan, mendaftarkan perusahaan, dan merekrut orang.

Pekerjaa dia adalah berbicara dengan kota, sebisa mungkin mendapatkan kebijakan bebas pajak.

Perpajakan sangat penting bagi sebuah perusahaan, Denny Wang berbisnis di tanah China, uang yang dihasilkan dari masyarakat China, sudah seharusnya dia membayar pajak ke China, jika China tidak memberinya kesempatan dia juga tidak dapat menghasilkan uang. Tetapi pajak yang harus dibayar perusahaan seperti ini umumnya berat, sekitar 30%.

Dia menghasilkan Rp200 miliar harus membayar pajak Rp60 miliar, ditambah lagi tenaga kerjanya dan berbagai biaya, dia tidak akan melihat banyak keuntungan dalam satu tahun.

Untungnya Kota Harayu sangat mementingkan pembangunan ekonomi, sangat mendukung perusahaan yang sudah menghasilkan prestasi seperti ini. Dia membuat perusahaan menjadi lebih besar dan lebih baik, juga dapat meningkatkan tingkat lapangan kerja Kota Harayu, berkontribusi pada perkembangan lapangan kerja Kota Harayu. Denny Wang hanya berbicara dengan kota, kota langsung memberinya kebijakan bebas pajak selama tiga tahun.

Kebijakan seperti ini tidak semua orang bisa mendapatkannya, dia mendapatkan kebijakan ini, berarti dia menunjukkan kepada semua orang dividen yang akan dia buat dalam tiga tahun ke depan.

Kebijakan ini yang dia dapatkan, dengan cepat menarik perhatian sejumlah besar konsorsium di Kota Harayu.

Para konsorsium ini diantaranya adalah Brigitta dari Kota Harayu, Keluarga Yang, Nikita dari Perusahaan Chevron, Daehi dari Perusahaan Qiu, Justin dari Keluarga Yuan, Jason dari Keluarga Li, bos perusahaan asing Ilham dan lain-lain, bahkan Jennie Wang juga mencari dia untuk berinvestasi.

Tidak ada orang yang tidak suka uang, semua orang berharap bisa berbagi keuntungan dengannya.

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu