Si Menantu Buta - Bab 254 Identitas asli telah terungkap

“8,2 triliun, sepakat, selamat untuk Tuan Nizar!” Petugas lelang yang takut Nizar berubah pikiran, langsung bertepuk tangan.

"..." Nizar ...

"Tuan Nizar, sangat dermawan, menghabiskan 8.2 triliun untuk membeli rumah mewah yang memiliki lapangan golf. Setelah rumah itu menjadi milikmu, bawalah kami berkunjung ke rumahmu untuk melihat-lihat," para anak buah Nizar memujinya.

"Hanya 8.2Triliun saja, bagi kami keluarga Zhou hanyalah perojek kecil," kata Nizar.

"Luar biasa." Anak buah Nizar sangat bersemangat.

Anak buahnya itu merupakan orang kaya di keluarga kecil, dan keluarga mereka rata-rata memiliki kekayaan senilai ratusan miliar ke atas, mereka kagum dengan kekayaan keluarga Nizar.

Dalam benak Nizar, dia merasa cemas. Ia membeli rumah seharga 8.2 triliun. Bagaimana dia bisa menjelaskan pada orang rumahnya?

Sekalipun keluarga nya menjual rumah dan perhiasan emas perak mereka, ditambah dengan hotel milik keluarganya, palingan asset itu hanya bernilai sekitar 2 triliun lebih.

Namun dengan cepat ia berhenti khawatir.

Dalam hatinya, Denny sekarang hanyalah orang miskin. Denny saja berani menawar rumah dengan harga 8 triliun. Apa yang harus dia takutkan? Dia sembarangan menawar harga, Denny pun juga sembarangan menawar harga. SAat pelelangan selesai, dan dia diminta untuk membayar uang itu, ia ingin melihat bagaimana Denny menyelesaikan masalah uang tersebut.

Ada terlalu banyak pembuat onar, rumah lelang pasti tidak akan mengungkitnya lagi. Pada saat itu, dia tidak perlu lagi menjilat sepatu Denny, dan ia akan menamparnya sampai mati.

Memikirkan hal ini, hati Nizar terlihat senang.

"Sekarang kami melelang properti dari keluarga Yang di Kota Kimraden, sebuah kapal pesiar Kota Biwil, dan harga dibuka mulai dari angka 1 triliun," kata Petugas lelang itu dari mimbar.

Denny berjalan dari pintu, dan kembali duduk di samping Friska.

Masih banyak kursi kosong di acara ini. Alice melihat Denny kembali, dan berkata di seberang Friska, "Sayang, kenapa kau tidak membelinya? 1 triliun saja, beli lah."

"Uang ku juga bukan berasal hembusan angin. Lebih baik uang ini disumbangkan daripada digunakan untuk sombong disini. Barusan aku bertikai dengan Nizar. Kami bertaruh, jika aku membeli semua barang di acara lelang ini, ia akan menjilat sepatuku. Jika aku tidak membeli salah satu barang itu, dia akan menamparku sesukanya. Setelah dipikir-pikir ternyata tidak menguntungkan. Aku tidak mau bertaruh lagi dengannya, "kata Denny.

"Siapa itu Nizar?" Tanya Alice.

"Salah satu teman sekolah dasar aku, cukup menyebalkan, keluarganya membuka hotel, memiliki kekayaan sekitar 2 triliun lebih," kata Denny.

“Kamu cukup membosankan, untuk apa meladeni orang seperti itu?” Alice menegur Denny ketika dia tahu yang sebenarnya.

"Ya,cukup membosankan, jadi aku menyesalinya," kata Denny.

"Tapi kamu sedang bertaruh dengannya. Jika dia benar-benar serius, bagaimana jika ia benar-benar menamparmu?" Tanya Friska.

"Apakah aku akan membiarkannya menamparku? Taruhan adalah permainan untuk orang yang kuat, dan aturan permainan pun ditentukan oleh orang yang lebih kuat. Aku, Denny dari awal jarang menepati janji, aku tidak akan membiarkan dia memukulku, "kata Denny.

"Menantu, itu hanya bercanda. Putraku adalah orang bisnis, mungkin ia sudah terbiasa dengan profesinya, ia tidak mempedulikan kata-katanya dan selalu mengutamakan kepentingannya. Namun, dia benar-benar tulus kepadamu, aku bisa jamin. "Alice menjelaskan kepada Friska dengan canggung.

"Aku sudah terbiasa. Dia memang pembohong." Friska menatap Denny dengan sebal.

Ketika pelelangan berlanjut, Denny hanya membeli properti keluarga Wang dan beberapa barang yang menurutnya menguntungkan untuk dibeli.

"Perusahaan Fintech Culture NEO milik Denny sangat terkenal. Dengar-dengar, dulu ia pernah bermasalah dengan Kenny, dan mengalahkan Kenny. Tidak peduli berapa banyak uang yang dia miliki, sudah pasti ia memiliki kekuasaan." Orang dari Keluarga Wang melihat Denny yang selalu membeli property keluarga Wang, sepertinya dia masih memiliki perasaan terhadap keluarga Wang, mereka duduk bersama dan berbisik membicarakan Denny.

“Denny membeli semua properti keluarga Wang, apakah ia ingin mengembalikannya kepada keluarga Wang kita?” tanya Jennie.

"Bahkan jika dia membeli semuanya, aku tidak akan bisa memaafkannya. Dia telah membuat saudaraku masuk ke penjara, dan dia hanya memiliki banyak uang, dia tidak memiliki kemampuan lain. Dalam hal kekuatan, keempat keluarga kita jauh lebih kuat." Anita berkata dengan jijik.

“aku ingin mobil ini.” Denny melihat mobil keluarga Wang dilelang dan perlahan mengangkat tangan kanannya.

“Selamat untuk tuan ini!” Petugas lelang mengetuk palu itu lagi.

"Tuan Nizar, Denny ini benar-benar, dia tidak berani membeli sembarang barang lagi. Lihat, dia hanya membeli beberapa barang murah yang dapat dibeli." Nizar dan anak buahnya duduk di belakang, dan anak buah Nizar berkata padanya.

"Jika semua kuborong, di mana lagi ia bisa membeli barang-barang? Aku tebak, dia mungkin adalah seorang penjual barang bekas yang datang ke pelelangan. Dua barang yang dia beli sebelumnya pasti telah membuatnya rugi. Kita bisa membuatnya kesulitan dengan sengaja menawar harga tinggi sehingga dia tidak bisa membelinya, "kata Nizar sambil tersenyum.

“Tuan Nizar, ide bagus,” anak buah Nizar tersenyum.

Ketika Denny mengajukan tawaran untuk lukisan terkenal di dunia yang dilelang keluarga Wang, Nizar di barisan belakang duduk santai dan mengangkat tangannya, " Jika Denny menawar 100 miliar, aku akan menawar 102 miliar."

“Tuan Nizar telah turun tangan, ia menawar 102 miliar, apakah ada orang yang ingin menawar dengan harga yang lebih tinggi?” kata petugas lelang yang terkejut.

“200 Miliar.” Denny dengan ekspresi datar mengangkat tangan kanannya.

“202 Miliar.” Nizar lagi-lagi mengangkat tangannya sambil menyeringai.

"400 Miliar," kata Denny.

"402 Miliar," kata Nizar dengan ekspresi jahat.

Manajer pengurus yang telah mengecek aset yang Denny miliki, masuk ke ruangan dengan ekspresi pucat.

“Nizar, apakah kamu sengaja menantangku?” Denny berdiri, menoleh ke arah Nizar dan menatapnya.

"Kamu adalah tuan dari keluarga Wang, aku hanyalah preman kecil di Kota Kimraden ini, mana berani aku melawanmu, tuan? Aku hanya tidak suka melihatmu, dan aku hanya sengaja bermain-main denganmu. Aku telah menawar harga 402 Miliar, apa kamu ingin menambahnya? "Nizar tertawa kecil.

“Anda cukup kejam, aku mengakui kekalahan.” Denny kembali duduk di posisinya.

“Selamat kepada Tuan Nizar, yang menawar lukisan terkenal di dunia ini dengan harga 402 Miliar!” Petugas lelang itu berkata dengan keras.

“Tuan Nizar, apakah Anda menawar harga dengan Clement?” Wajah manajer pengurus itu berubah dan berbisik bertanya kepada Nizar.

"Ya, Denny yang miskin saja berani menawar ratusan miliar. Aku yang memiliki kekayaan triliunan untuk apa takut?" Kata Nizar sambil tersenyum.

“Apa saja yang telah anda beli?” Manajer pengurus itu memandang Denny dengan wajah pucat. Dia sudah tahu identitas Denny yang sebenarnya.

"Sebuah rumah seharga 8.2 Triliun, lukisan terkenal di dunia seharga 402Miliar," kata Nizar.

"aku baru saja melihat lukisan terkenal tadi. Lukisan terkenal itu memang karya seni yang sangat luar biasa, tetapi lukisan itu dilukis oleh seorang seniman jaman sekarang. Tidak layak jika dibeli dengan harga 400 Miliar, dan paling-paling harga nya hanya bernilai 1,6 Miliar. Anda sangat rugi," kata manajer Pengurus.

"Aku hanya menawar harga untuk bersenang-senang, tidak harus membayarnya bukan," kata Nizar.

“Oh.” Wajah manajer itu agak redup.

"Ngomong-ngomong, aku adalah tamu spesial di acara pelelanganmu. Aku membeli banyak barang hari ini. Menurut aturan pelelanganmu, bukankah harus menyediakan anggur merah? Beri aku segelas Lafite. Aku ingin bersantai," kata Nizar.

“Benar.” Manajer pengurus itu pergi ke samping dan menuangkan anggur.

Tetapi, ia tidak membawakan anggur itu ke Nizar, setelah ia menuangkan anggurnya, dengan rasa hormat ia membawakannya kepada Denny.

Nizar memandang manajer pengurus itu dengan terkejut ...

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu