Si Menantu Buta - Bab 571 Tamat

“Persyaratan apa?” tanya Denny.

“Jika kamu ingin aku kembali ke Alock bersamamu, maka kamu tidak boleh mempekerjakan pelayan rumah, kamu harus bisa mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri, ini juga sebagai sebuah hukuman dariku padamu.” Kata Friska.

“Baik, aku bersedia.” Denny mengeluarkan sebuah senyum manis.

Akhirnya, Denny bisa menarik Friska kembali ke pelukannya.

Selanjutnya dalam beberapa waktu ini, setelah Denny dan Friska melewati masa-masa di sekolahnya, serta setelah Denny dan Friska lulus, Friska kembali ke Alock bersama dengan Denny.

Alock sangat damai dan makmur. Para menteri saat ini juga sangat kuat, ditambah lagi dengan adanya Sumanto, Jacob dan lainnya yang membantu Denny dalam urusan pemerintahan, sekarang Denny sebagian besar tidak perlu lagi mengurusi masalah pemerintahan.

Masa kesibukan Denny telah berlalu, sekarang setelah dia berhasil menemukan Friska kembali, dia telah berhasil menemukan wanita yang dia cintai, dan saat ini dia hanya ingin menikmati kehidupannya.

Denny membeli sebuah rumah mewah, dan membawa semua istrinya ke sana. Tapi di dalam rumah mewah ini, tidak terdapat satu orang pun pelayan di sana. Setiap hari Denny harus melakukan banyak sekali tugas rumahnya dan juga merawat istrinya.

“Denny, apa sarapan sudah siap?” kata Nikita dengan nakal.

“Segera, sebentar lagi selesai.” Teriak Denny dari dapur.

“Denny, nanti tolong seduhkan secangkir teh untukku.” Ucap Karina sambil tersenyum.

“Baik, baik.” Denny sedang sibuk di dapur dan menyeka bulir keringat yang membasahi keningnya.

Saat Denny menangani urusan pemerintahan dan membawa pasukan Alock bertempur dari utara hingga selatan saja tidak pernah selelah ini.

Denny dengan buru-buru menyajikan sarapan ke atas meja, lalu membuatkan secangkir teh untuk Karina.

“Denny, susu bubuk di rumah sudah sisa sedikit, nanti tolong belikan ya.” ucap Tyas.

“Denny, cepat ke sini pijatkan kakiku.” Ucap Friska.

Denny dihujani keringat karena mondar-mandir, dia telah berada di depan Friska dan memijatkan kaki mulusnya.

“Friska, bagaimana kalau aku mempekerjakan beberapa pelayan, aku sangat kelelahan seperti ini setiap hari.” Ucap Denny sambil tersenyum.

“Tidak bisa, semua sangat senang jika kamu yang melayaninya.” Kata Friska sambil tertawa.

“Benar sekali, Denny, kamu tidak boleh mempekerjakan pelayan rumah, jika tidak ini semua tidak ada artinya lagi.” Monica juga berbicara.

“Benar, Denny, kamu adalah juara tinju, bagaimana dengan stamina tubuhmu? Pekerjaan rumah ini pasti tidak akan menyulitkanmu, beberapa hari ini kamu sudah mengatasi semua ini dengan baik, kamu bekerja dengan sangat baik, kami sudah terbiasa dengan pelayananmu.” Kata Nikita.

“Tapi beberapa hari ini aku sangat lelah.” Ujar Denny.

“Lelah sedikit tidak masalah, anggap saja melatih fisikmu, dengan begitu kamu bisa mempertahankan posisimu yang sedang ada di puncak.” Kata Nikita.

“Benar sekali, ini semua juga untuk kebaikanmu, dengan begitu tubuhmu akan semakin sehat, lebih baik kamu bekerja lebih rajin lagi.” Kata Friska.

“Kalian semua sungguh merepotkan, coba kamu lihat Kawada, dia tidak memiliki banyak permintaan seperti kalian, kalian seharusnya banyak belajar dengannya.” Ucap Denny sambil mengerutkan bibirnya.

“Kawada diam dan polos, jadi kamu juga mudah untuk menindasnya, tapi jika ada kami, kamu juga tidak bisa menindasnya lagi.” Kata Friska.

Friska adalah istri pertama Denny, dan wanita lain harus menghormati pendapat Friska. Selain itu, mereka juga mendengarkan semua perkataan Friska, dengan Friska tidak menyarankan Denny untuk mempekerjakan pelayan rumah, mereka juga senantiasa berdiri di sisi Friska, bahkan mereka juga berpikir dengan Denny yang melayani mereka merupakan sebuah hal yang sangat menarik.

“Denny, lebih baik kamu keluar untuk membeli susu bubuk, Gretta sudah lapar.” Kata Kawada.

Deretan garis hitam berada di atas kepala Denny, lalu dia segera meninggalkan rumah.

Baru saja dia selesai membeli susu bubuk, Friska meneleponnya, “Dalam lima menit kamu sudah harus sampai di rumah, bersihkan rumah ini, dan juga suapi semua anak di sini.”

Begitu menerima telepon dari Friska, Denny segera kembali ke rumahnya.

Seharian ini Denny harus melakukan banyak hal, begitu banyak wanita di rumahnya, bahkan hanya mencuci baju saja sudah cukup untuk menghabiskan waktu Denny.

“Bagaimana kalau aku membantumu melakukan sebagian tugas rumahmu.” Kawada tidak kuat melihat Denny yang begitu kelelahan, lalu berjalan ke hadapan Denny.

“Boleh saja, Kawada, hanya kamu yang paling baik padaku.” Ucap Denny sambil tersenyum.

“Kawada, jangan membantunya, kamu tidak perlu mengkhawatirkan Denny, dia tidak boleh santai sedikit pun, jika kamu membantunya, maka tidak ada lagi yang bisa dia kerjakan. Denny memang sangat menyukai dalam menyibukkan dirinya.” Kata Nikita.

“Oh, seperti itu?” Kawada memandang Denny dengan penuh tanda tanya.

“Tentu saja tidak.” Kata Denny.

“Kalian jangan merusak Kawada.” Ucap Denny kepada Nikita.

“Tapi kami juga tidak ingin merusak kebiasaanmu, jika kamu beristirahat dalam waktu yang panjang, kelak kamu tidak akan bisa melakukan tugasmu dengan baik dan benar.” Pada saat ini Monica berjalan keluar.

“Apa yang sudah terjadi?” Friska mendekat begitu melihat Monica dan Nikita sedang mengelilingi Denny.

“Kak Friska, Denny ingin meminta Kawada untuk melakukan tugas rumah. Coba katakan bagaimana kita harus menghukumnya?” tanya Nikita.

“Apa?” mata Friska menatap Denny dengan lekat dan penuh kecurigaan.

“Tidak, hanya saja Kawada melihatku terlalu lelah, dia sendiri dengan inisiatifnya ingin membantuku, tidak seperti yang kalian pikirkan.” Ucap Denny dengan pelan.

“Kamu masih berani membantah, sepertinya kamu memang pantas untuk menerima hukuman.” Kata Friska.

“Hukuman apa?” tanya Denny.

Friska menyerahkan setumpuk pakaian ke tangan Denny, “Cuci bersih pakaian ini semua.”

“Ini hukumannya?” tanya Denny.

“Hukuman ini terlalu ringan.” Ujar Nikita.

Tyas dan Karina kali ini menghampiri mereka, “Apa yang sedang kalian bicarakan?”

“Menghukum Denny, tapi kurasa hukuman dari Kak Friska sedikit terlalu ringan?” Nikita melihat setumpuk pakaian yang ada di tangan Denny.

“Memang sedikit ringan.” Karina tersenyum.

“Hukuman ini lebih baik menghajar Denny dengan sebuah cambuk kecil saja, jangan-jangan Kak Friska sudah tidak tega.”

“Bagaimana aku bisa tidak tega menghukum Denny.” Raut wajah Friska perlahan memerah, “Aku hanya merasa baju ini sudah sedikit kotor saja.”

“Bagaimana kalau meminta Denny untuk menemani kita untuk jalan-jalan, kita semua sudah lama tidak jalan-jalan. Anggap saja ini hukuman untuk Denny.” Monica berkata.

Denny melototkan matanya, apa jalan-jalan termasuk sebuah hukuman?

Tapi, tak lama kemudian Denny segera memahami betapa beratnya hukuman dari Monica ini, menemani para wanita ini berjalan-jalan hingga napasnya terengah-engah. Dari tas besar hingga kecil, tangan Denny sudah tak kuat lagi untuk menentengnya. Bahkan banyak tas juga yang menggantung di leher Denny.

Dengan seperti inilah Denny berjalan penuh malu di belakang para istri, dan para istrinya dengan tangan kosong berjalan sambil bersenda gurau.

“Denny, kamu sangat lambat, cepat ke sini.” Friska menoleh lalu melambaikan tangannya kepada Denny.

“Sudah cukup belanja kalian, kita masih bisa belanja lagi besok.” Kata Denny.

Pada saat ini, kedua lengan Denny sudah terkulai penuh dengan tas belanjaan dan lehernya juga terasa sedikit berat.

“Dulu kamu selalu berkata ingin membelikan aku tas, tapi hingga saat ini tak kunjung dibelikan, kali ini aku ingin membelinya dengan puas.” Ucap Tyas.

“Aku juga ingat kamu mengatakan ingin membelikan aku tas.” Kata Nikita.

“Benar, kamu juga pernah mengatakannya padaku.” Kata Karina.

“Hukumanmu masih belum berakhir, terimalah hukumanmu dan temani kami, jadi teruslah berjalan.” Ujar Monica.

Denny hanya bisa melanjutkan menemani para istri dengan tak berdaya.

Dia sekarang merasa sedikit menyesal, ternyata mempunyai banyak istri cantik itu cukup menyiksa…………

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu