Si Menantu Buta - Bab 412 Konfik Yang Semakin Parah

"Darimana saja kamu?" Ketika perjamuan malam hampir selesai, Monica melihat Denny Wang sudah kembali, dia menarik lengan Denny Wang dengan mesra.

"Ada teman yang mencariku untuk membicarakan perihal bisnis, aku mengoborl dengan mereka." Kata Denny Wang dengan sekuat tenaga mempertahankan senyumannya.

"Santai saja, sekarang kamu sudah tidak kekurangan uang lagi." Sahut Monica penuh perhatian.

"Baiklah." Denny Wang tersenyum, memeluk Monica dengan lembut.

Sejak dari dulu Denny Wang tidak pernah membuat ancang-ancang untuk berbohong, tidak pernah berpikir dulu sebelum berbicara, langsung berbohong begitu membuka mulutnya. Dia menyembunyikan permasalahan ketika Noby mencarinya tadi, dia menyadari betapa seriusnya masalah ini, dia mau mempertimbangkan baik-baik masalah ini barulah ia mengambil sebuah keputusan.

Monica malam ini sangat cantik, dia menyanggul rambut pendeknya, memakai baju pesta yang mewah, menonjolkan bahunya yang wangi dan tulang selangkanya yang kurus.

Para wanita di samping Denny Wang semuanya sangat luar biasa, setiap gadis itu semuanya bisa berdandan sesuai dengan tipe apapun yang disukai oleh Denny Wang kapan saja, sebenarnya dia sudah merasa cukup hanya memiliki satu dari sekian banyaknya gadis, jalani hidup selayaknya, tapi dia memiliki banyak.

Dua hari berikutnya, Denny Wang terus dipenuhi kegelisahan. Dia sedang berusaha untuk berhenti dari candu narkoba, bersama monica dua hari penuh dia sama sekali tidak menyentuh narkoba.

Dia merasa sangat tidak nyaman.

Setiap hari dia terlihat lesu saat bersama dengan Monica, hidung dan matanya terus menerus berair, hatinya gelisah tidak karuan.

Malam ini, baru sebentar saja bersentuhan dengan Monica dia sudah tidak tahan lagi. Jika tidak menggunakan narkoba, dia merasa tidak memiliki kekuatan prianya lagi.

"Kamu kenapa?" Monica menatapnya dengan pandangan mata yang terkejut.

"Hari ini aku sedikit lelah." Tatapan matanya menghindar.

Monica tidak mengabaikannya, Monica dengan polosnya mengira bahwa dia memang benar-benar lelah. Dia mencium Denny Wang dan tersenyum, kemudian bangun memakai bajunya lagi dan menuliskan sesuatu di depan meja.

Bayangan punggungnya yang sedang serius menulis sesuatu itu terlihat seperti Friska Ye, Denny Wang menatap Monica diam-diam dna tiba-tiba dia terguncang. Dia sudah menemukan alasan mengapa dia meninggalkan Monica, dia ternyata masih mencintai Friska Ye.

"Denny Wang, bagaimana jika besok jika pergi berlibur? Ini adalah rencana yang sudah aku buat." Setelah Monica selesai menulis sesuatu, dia segera menghambur kembali ke kasur, menyerahkan rencananya ke Denny Wang, menatap Denny Wang dengan senyuman manis.

"Kamu ingin pergi berlibur?" Denny Wang menatap Monica dengan terkejut.

"Ya." Monica mengangguk dengan senyuman manisnya.

"Ingin pergi ke Kota Biwil kah?" Kata Denny Wang sambil membaca rencana Monica.

"Benar." Angguk Monica.

Lusa besok Monica dan Matthew Qin mengadakan pernikahan kekaisaran, tiba-tiba dia meminta untuk pergi berlibur demi menghindari Matthew Qin. Dia sudah memutuskan pertunangannya dengan Matthew Qin, keluarganya belum menyetujui pemutusan pertunangannya. Dia khawatir keluarganya akan mengirim orang untuk mencari dia, menangkapnya secara paksa dan juga memaksanya untuk menikah.

"Ini hanyalah sebuah liburan, perlu melakukan perencanaan apa. Kita memiliki pesawat pribadi, sesampainya di Kota Biwil langsung saja bersenang-senang, kenapa kamu sama dengan gadis biasa?" Denny Wang tertawa melihat rencana itu, merasa keimutan Monica itu sangatlah polos.

"Jangan selalu menggunakan pesawat pribadi, terlalu boros. Kamu adalah penguasa sebuah negara, seharusnya menghemat sedikit uang untuk diberikan pada rakyatmu. Kamu Keluarga Zhao juga begitu, kami Keluarga Zhao menjadi pegawai pemerintah bukan untuk sebuah kenikmatan, tapi benar-benar berkontribusi demi rakyat. Jika bisa menghemat uang ya hematlah, kamu selalu boros seperti ini membuat pengaruh yang tidak baik terhadap masa depan Sakura." Kata Monica.

"Bukankah anak perempuanku juga menjadi seorang putri yang sederhana?" Tanya Denny Wang tersenyum.

"Apakah menjadi seorang putri biasa itu tidak baik? Rakyatmu akan lebih mendukungmu jika menjadi seorang putri yang sederhana." Sahut Monica.

"Terserahlah." Denny Wang kembali membaca-baca rencana Monica.

"Kamu memang baik." Monica mencium mesra wajah Denny Wang.

"Apakah kamu juga ingin menaiki bus?" Denny Wang melihat rencana Monica, kembali mengerutkan alisnya perlahan.

"Ya, dari bandara kemudian naik bus bisa agak menghemat uang, aku mencari rute dengan teliti di internet." Sahut Monica.

"Monica, bukannya aku ingin mendebat. Aku punya kartu hitam Bank UBS, hanya tinggal menelepon saja, begitu turun dari pesawat ada mobil Rolls-Royce yang datang menjemput kita. Rencanamu ini tidak ada apa-apanya, di dalamnya banyak sekali perencanaan yang tidak berguna. Juga hotel ini, bagaimana kalau pergi ke Hotel Transylvania, kamu bisa menghemat uang, kita punya kartu hitam jadi tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menginap di hotel. Tidak perlu lagi menggunakan rencana ini, besok kita fleksibel saja menyesuaikan keadaan yang ada." Denny Wang meletakkan kembali rencana Monica.

"Kemarin malam aku mencari di internet dan membuatnya semalaman." Kata Monica.

"Rencana yang tidak berguna." Sahut Denny Wang sambil tertawa.

Disaat ini, meskipun Denny Wang terpikirkan sebuah alasan untuk putus dengan Monica, tapi dia masih tidak rela untuk putus dengan Monica. Karena Monica sangatlah polos, ketika memberi Denny Wang tentang rencananya, Denny Wang sama sekali tidak pernah melihat gadis yang seperti ini, dia merasa keimutannya itu sangat polos, kegundahan dalam hatinya semuanya sirna.

Tapi mereka masih melanjutkan pertengkarannya, karena latar belakang mereka berbeda, latar belakang berbeda itu berarti banyak sudut pandang yang tidak cocok.

"Denny Wang, bisakah kamu tidak berkata seperti itu padaku, benar-benar tidak mudah untukku membuat rencana ini, kalaupun kamu tidak menyukainya, dapatkah kamu mencobanya secara terpaksa demi aku?" Monica memohon pada Denny Wang.

"Tidak mungkin kamu belum pernah pergi sekalipun ke Kota Biwil kan?" Denny Wang melihat sekilas rekaman kamera pengawas di ponselnya, Sakura sedang tidur nyenyak dalam kamarnya.

"Aku pernah pergi ke banyak tempat, tapi belum pernah mengunjungi Kota Biwil." Jawab Monica.

"Aku pernah pergi kesana, besok aku akan membawamu bersenang-senang, jangan melihat rencana ini lagi." Kata Denny Wang.

"Kamu sangat boros dalam menghabiskan uang, menyuruhmu melakukan keputusan itu sangatlah sia-sia." Sahut Monica.

"Aku boros dalam menghabiskan uang? Seberapa hemat aku menghabiskan uang? Apakah kamu pernah melihat Kenny, Jackson, Billy Yang bagaimana menghabiskan uang mereka? Sekarang aku hanyalah seorang laki-laki yang tinggal di rumah terus, tidak sering keluar rumah, begini masih mengatakan aku sangat boros?" Denny Wang menatap Monica dengan pandangan mata tidak bersalah.

"Kenapa kamu tidak melihat lemari pakaianmu, pakaian yang setiap merknya ada satu model, kamu memiliki berapa banyak setel? Juga ada sepatu yang bermodel sama, berapa banyak pasang yang tidak kamu pakai?" Tanya Monica.

"Baju baru sehari digunakan untuk pergi sudah langsung berdebu, kalau dicuci bisa berubah menjadi usang. Aku melakukan bisnis triliunan dollar Amerika, kamu tidak mungkin akan membiarkan aku menggunakan pakaian uasang untuk membicarakan bisnis dengan orang kan." Jawab Denny dengan nada tidak senang.

"Setiap bajumu itu berharga puluhan juta, apakah kamu tidak merasa itu sangat boros?" Tanya Monica.

"Aku tidak ingin berdebat denganmu, kamu tidak bisa memahami duniaku, kamu terlalu kuno." Denny Wang memalingkan wajahnya.

"Benar, aku kuno, Tyas, Karina dan Anggi mereka semua tidak kuno, mereka setiap hari menggesek beratus-ratus dan beribu-ribu juta kartu sekundermu itu, hanya aku saja yang bodoh, berkemauan baik untuk memintamu menghemat uang, dan masih dikatakan kuno olehmu." Monica tampak tidak senang.

"Buat apa kamu menyebutkan mereka?" Denny Wang mengernyitkan alisnya.

"Kamu tau pasti dan sangat jelas." Kata Monica.

"Istriku, aku tidak pernah melarangmu menggesek kartu sekunderku kan? Aku telah memberimu kartu itu, kamu sendiri kan yang tidak mau menggunakannya, salah siapa? Lagipula, Tyas dan Karina juga tidak berlebihan dalam menghabiskan uangku, mereka sendiri sudah sangat kaya, mereka hanya menggesek kartuku untuk menghargaiku saja. Kenapa dulu aku tidak menyadarinya, bahwa pikiranmu sangat picik?" Monica membuatnya marah tapi juga geli.

"Benar, aku memang berpikiran picik." Monica tidak ingin memedulikan Denny Wang lagi, dia berdiri dan berjalan ke sisi lain.

"Tyas memang menghabiskan uangku, tapi apakah kamu tahu Tyas sudah membantuku banyak hal? Dia membantuku menarik ribuan pebisnis asing untuk Alock, dia membawakan Alock proyek yang menghasilkan triliunan dollar Amerika. Inilah bisnis, menghabiskan sedikit uang untuk menghasilkan banyak uang. Bisnis yang kami lakukan semakin besar, uang yang dihabiskan sehari-hari juga makin banyak. Jika kamu tidak menghabiskan uang-uang kecil ini, sangat sulit untuk memperoleh uang yang besar. Jangan marah karena aku mengatakan kalimat ini, aspek berbisnis ini, kamu tidak bisa memahaminya." Kata Denny Wang.

"Ya, aku tidak paham, aku tidak sepaham Tyas, kesayanganmu hanya ada Tyas saja, aku adalah sampah." Mata Monica sudah sedikit memerah.

"Apakah kamu benar-benar bertengkar denganku?" Tanya Denny Wang.

"Bagaimana bisa aku bertengkar denganmu? Aku mengabaikan latar belakangmu demi kamu, demi memilih untuk digosipkan orang dibelakang aku juga memutuskan pertunanganku dengan Matthew Qin. Apakah sekarnag kamu mulai untuk meninggalkanku? Meninggalkanku karena aku tidak bisa menghabiskan uang, tidak sebanding dengan pakaian yang Tyas pakai, tidak sebanding dengan riasan wajah Tyas ya kan?" Monica tiba-tiba meledak, dia menahan banyak keluhan demi Denny Wang.

"Apakah kamu merasa menderita bersamaku?" Tanya Denny Wang.

"Ya." Kata Monica dengan mata yang memerah menahan tangis.

"Baiklah, kalau begitu putus saja, pergilah, kamu wanita gila yang tidak ingin memperoleh banyak pengalaman denganku." Denny Wang bangun dari tempat tidurnya, berdiri di depan jendela dan mulai menyalakan rokok.

"Kamu jangan menyesal." Monica pergi dengan mata yang memerah.

"Benar-benar wanita gila." Denny Wang tersenyum sinis.

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu