Si Menantu Buta - Bab 256 Denny dan Monica

"Pak Nizar, akhir-akhir ini perekonomian di China cukup baik ya. Banyak konsorsium lama yang bangkrut, tapi terdapat banyak juga konsorsium baru yang melakukan bisnis mereka dengan jujur dan berjaya. Keluargamu membuka hotel dan sebelumnya sudah senilai dua triliun lebih. Seharusnya sekarang sudah senilai puluhan triliun bukan? Membeli rumah mewah dan lukisan terkenal yang begitu mahal, apakah kamu membelinya untuk berbakti kepada Ayahmu?" kata Wakil Pemimpin Bank sambil tersenyum.

"Selama ini keluargaku hanya memiliki dua triliun lebih. Sejak kapan menjadi senilai puluhan miliar?" Nizar pun tampak terkejut.

"Anda jangan bercanda, Pak Nizar. Hanya memiliki uang sebanyak dua triliun, terus kamu menggunakan apa untuk lelang rumah dan lukisan-lukisan terkenal ini?" ujar Wakil Pemimpin sambil tersenyum.

"Aku kira Denny adalah orang miskin. Melihatnya yang menyebut ratusan miliar, aku kira ia hanya bermain-main saja. Aku pun juga mengikutinya, sama sekali tidak kepikiran untuk membeli rumah." Nizar berkata.

"Sialan, kamu kira tempat apakah ini? Pelelangan yang diadakan secara resmi, apakah kamu boleh bebas bermain?" Wajah Wakil Pemimpin Bank pun segera berubah dan menarik kerah baju Nizar.

Melihat Nizar yang tidak memiliki uang dan merebut rumah yang Denny inginkan secara paksa, bwrakhir merugikan dirinya sendiri, seketika ekspresi wajah bawahannya pun berubah. Mereka pun diam-diam mundur melangkah ke luar.

"Aku tak sangka bisa seperti ini. Aku lihat Denny asal menyebut, aku pun juga ikut. Siapa sangka ia adalah orang yang terkaya dan benar-benar mampu membeli barang-barang ini?" Seketika wajah Nizar pun ikut berubah dan perlahan-lahan merasa ketakutan.

"Tidak perlu omong kosong denganku. Jika bukan karenamu, kita bisa menjual rumah dan lukisan terkenal ini dengan harga yang baik. Sekarang kamu telah membelinya, bagaimana menurut kamu tentang masalah tersebut?" ujar Wakil Pemimpin.

"Tunggu sebentar." Nizar segera melepaskan tangan Denny.

Lalu lari keluar dari pelelangan.

Saat ini, Denny telah selesai menulis cek dan bersiap untuk pulang bersama dengan Friska.

Tiba-tiba Nizar lari kearah Denny dan menarik kerah baju Denny.

"Dasar bajingan, berani-beraninya kamu mempermainkanku!" Nizar berkata sambil melihat Denny dengan tatapan ganas.

Denny hanya melihat Nizar dengan tatapan tenang.

"Mengapa tidak bilang bahwa kamu adalah orang terkaya di China? Dan terus membuatku menaikkan harga denganmu di pelelangan. Apakah kamu sengaja mempermainkanku? Padahal kamu tahu bahwa aku tidak mampu membeli rumah mewah itu dan sengaja mengalahkan rumah mewah itu kepadaku? Dasar bajingan, cepat berikanku uang. Aku sama sekali tidak mampu membeli rumah mewah tersebut." Nizar asal berteriak kepada Denny.

"Sepertinya kamu mengidap gangguan jiwa?" Denny tertawa dan melepaskan tangan Nizar dengan pelan.

"Apa maksudmu?" Nizar bertanya.

"Rumah mewah itu adalah properti Keluarga Wang. Keluarga Wang tidak mengoperasikannya dengan baik. Sekarang harus menjual properti untuk lanjut melakukan bisnis. Aku mempunyai perasaan terhadap Keluarga Wang dan ingin membeli rumah tersebut. Awalnya aku sudah bisa membelinya dengan harga empat triliun. Kamu memaksaku untuk menawar harga sebesar delapan triliun. Aku pun juga ikut menawar dengan harga delapan triliun, tapi kamu menawar lagi, sebanyak delapan triliun dua ratus miliar. Rumah itu hanya seharga dua triliun lebih. Mengapa aku harus menawar harga yang begitu tinggi untuk membelinya? Karena kamu begitu menyukainya, aku hanya bisa mengalah kepadamu." Denny berkata sambil tertawa.

"Dasar bajingan, kamu ingin membuatku masuk penjara..." Ekspresi wajah Nizar pun menjadi semakin buruk.

"Bajingan, siapa yang sedang kamu omeli?" Denny pun menampar wajah Nizar.

Nizar pun tercengang dan ingin bertarung dengan Denny. Kemudian ia pun terjatuh karena sekali tendangan keras dari Denny.

"Benar-benar sakit jiwa." Denny pun merapihkan jasnya yang kusut karena ditarik olehnya.

"Dasar Denny, aku benar-benar akan mati karenamu..." Nizar dengan kesakitan berbaring di lantai.

"Reuni kelas beberapa tahun yang lalu, kamu selalu sombong dan terlalu aktif. Aku orang yang tidak suka berbicara, dan kamu mengejekku. Aku pun membiarkanmu dan langsung pergi. Beberapa tahun telah berlalu, aku dan temanku sedang minum bir di bar, kamu tetap ingin memamerkan kekayaanmu dihadapanku, aku juga mengabaikanmu kan?"

"Aku berpartisipasi dalam pelelangan yang begitu penting. Saat ini, wajahku pun sudah dapat mewakili segalanya. Mewakili ratusan ribu karyawan Perusahaan Investasi Culture Neo dan mewakili aib dan kehormatan antara Keluarga Wang dan Keluarga Ye. Kamu mempermalukanku dihadapan begitu banyak orang, aku juga membiarkanmu kan?"

"Kamu sendiri yang ingin mencari masalah, siapa yang harus disalahkan? Sebenarnya aku dapat menghemat cukup banyak uang untuk membeli barang. Karena kamu mengacaukannya, aku pun harus membayar lebih sebanyak puluhan miliar. Aku juga sangat suka rumah Keluarga Wang, tetapi kamu merebutnya secara paksa. Aku tidak mengatakan apapun, dan kamu malah datang mencari masalah denganku."

"Sampah sepertimu, meskipun kaya juga hanyalah sampah. Kamu sudah ditakdirkan tidak akan bisa berhasil. Jagalah dirimu dengan baik dan tunggulah saat dirimu masuk ke dalam penjara. Jangan mencari masalah denganku, hati-hati aku bisa diam-diam melakukan hal buruk padamu, bisa aja membiarkanmu berada di penjara untuk selama-lamanya atau menambah hukumannya agar tinggal di penjara untuk beberapa tahun lagi. Dasar Sampah!" Denny pun menatap Nizar dingin lalu berbalik badan dan pergi.

Nizar pun berbaring di lantai sambil menangis.

"Pak, bocah ini membeli rumah kita dan tidak mampu untuk membayarnya. Bagaimana dengan inj?" Pemandu lelang tersebut berbisik kepada Wakil Pemimpin Bank.

"Kita harus melaporkannya kepada polisi. Keluarganya terdapat sebuah hotel senilai dua triliun. Seharusnya itu cukup untuk menggantikan kerugian kita." Wakil Pemimpin Bank itu pun merasa sangat marah karena Nizar.

"Lain kali, jika kalian melelang rumah Keluarga Wang dan hotel keluarganya, ingat untuk menghubungi Perusahaan Investasi Culture Neoku." Denny berbalik badan dan berkata.

"Baik." Wakil Pemimpin Bank pun memasang senyuman pada wajah.

"Sangat keren." Armanto berkata pada Denny.

"Orang licik seperti ini, seharusnya tinggal di penjara." Denny berkata.

Sekumpulan orang dari Keluarga Wang dan Keluarga Yang berdiri dihadapan mereka. Friska dan Alice berdiri bersama sambil menunggu Denny dan Armanto selesai membayar tagihan, lalu pergi bersama.

Anita melihat Denny dengan tatapan dingin, "Akhirnya bangkit kembali, betapa angkuhnya dirinya."

"Sekarang Denny adalah orang kaya. Keluarga kita tak bisa menyaingi." Bibi menghela nafas pelan.

"Kita pasti bisa bangkit kembali dan mendahului Denny lagi." Anita berkata.

"Selama Herry bisa keluar dari penjara dengan selamat, itupun sudah cukup baik." Bibi menghela nafas pelan.

"Ayah, Ibu, kita pergi terlebih dahulu." Denny menarik tangan Friska, lalu mengucapkan selamat tinggal kepada Armanto dan Alice.

"Ingatlah untuk menghubungi kita sebelum melahirkan anak. Kita akan datang untuk menemani kalian." Alice berkata.

"Baik, kita pasti akan menghubungi kalian." Denny berkata.

Denny pun tidak langsung pergi setelah mengucapkan selamat tinggal kepada Armanto dan Alice. Ia melihat kearah ke ruang tamu terhormat yang berada di samping pelelangan.

Monica dan Tiger berjalan keluar dari dalam.

"Bagaimana? Apakah pelelangannya berjalan dengan lancar?" Monica membawa Tiger berjalan keluar dengan santai sambil menaruh tangan di belakang punggungnya.

"Lumayan, hanya saja bertemu dengan seekor semut disini." Denny berkata.

"Seberapa besar semutnya?" Monica menatap kearah samping.

"Semut senilai dua triliun lebih." Denny berkata.

Puft!

Monica pun tertawa sambil menutupi mulutnya.

Ia pun berdiri bersebelahan dengan Denny dan Friska. Mereka berjalan bersama kearah lift.

"Lihatlah dirimu yang begitu puas, ada dukungan dari Keluarga Zhao kita, kamu hampir menjadi orang yang tidak dapat disaingi." Monica diam-diam menendang pantat Denny.

"Dasar, sebaiknya kamu jangan menggangguku. Kalau tidak, aku pun akan mengusirmu pergi." Denny merasa sedikit kesal, lalu melewati Friska dan mencubit pinggang Monica dengan keras.

"Tiger, berani-beraninya ia menyerangku. Bantu aku untuk memukulnya!" Monica pun segera menghindari tangan Denny sambil tertawa.

"Ada Tiger yang melindungimu, kamu sudah merasa hebat? Tanyalah Tiger, apakah ia bisa mengalahkanku?" Denny masih mengejar Monica dengan ganas untuk mencubitnya.

"Pak Denny, tolong jaga perilakumu. Ia adalah tuan putri besarku." Tiger pun menghalang Denny dengan canggung.

"Berani menendang pantatku, aku akan mengampuninya untuk hari ini. Besok aku tetap akan memberimu pelajaran." Denny berkata.

"Kamu berani? Aku akan menyuruh Kak Friska untuk tidak tidur bersama denganmu setelah melahirkan anak." Monica berkata sambil tertawa.

"..." Melihat adegan ini, Keluarga Wang dan Keluarga Yang pun merasa terkejut.

"Apakah ia adalah tuan putri besar dari Keluarga Zhao?" Bibi itupun menelan ludah.

"Iya." Jennie merasakan gugup yang tidak dapat dijelaskan.

"Ternyata hubungan mereka begitu baik. Monica ini adalah kerabat bangsawan yang sebenarnya. Sejak kapan ia berteman dengan Monica ini?" Bibi bertanya dengan berbisik.

Anita diam-diam melihat Denny dan Monica yang bermain ria. Dalam hatinya pun merasakan sesuatu yang tidak dapat dijelaskan.

Novel Terkait

Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu