Si Menantu Buta - Bab 193 Lonceng Penyelamat

Denny menyaksikan penampilan Brian dengan tenang, ketika penampilan Brian selesai, barulah mereka memulai pertandingan dengan resmi.

“Berapa jumlah penonton di platform kita?” tanya Denny yang sedang berdiri di atas ring kepada Fidel.

“Satu juta dua ratus ribu penonton.” Ucap Fidel.

“Bagus.” Denny mengangguk.

Dia cukup merasa puas dengan siaran langsung platform miliknya, sebuah pertandingan bisa memiliki 1,2 juta penonton, ini sudah sangat jarang terjadi di dalam negeri.

Dia telah meningkatkan popularitas tinju di dalam negeri.

Pada saat ini, Brian telah melepaskan baju perang jenderalnya, penampilannya sekarang sama persis dengan Denny yang hanya mengenakan celana pendek serta sepatu tinju. Dia tahu Denny merupakan bos dari W-1 , lalu dengan tatapan dingin dia memandang Denny dan berkata, “Kamu sudah akan mati di tanganku, masih sempat saja kamu mengurusi bisnismu?”

“Hehe.” Denny hanya tersenyum dingin.

Pertandingan Denny kali ini, hanya menggunakan semua orangnya sendiri untuk menjadi asistennya, Dome, Mario, Hera, Jeremy, dan Thom. Semua orang mengetahui identitas Denny, kecuali Thom.

Semua orang berpikir Denny menghasilkan banyak uang dari tinju, dia biasa mendapat panggilan Bos Wang, dan bahkan hampir semua orang memanggilnya dengan panggilan tersebut, dan di saat Thom melihat semua orang memanggilnya dengan sebutan itu, maka dia pun ikut memanggil Denny dengan panggilan Bos Wang. Dia hanya mengira Denny merupakan saudara dari W-1, maka dari itu semua orang memanggilnya dengan sebutan Bos Wang, tapi dia tidak tahu bahwa Denny Wang adalah bos besar dari W-1.

“Pertandingan resmi dimulai!” ucap wasit.

Begitu mendengar perkataan wasit, dengan secepat kilat Brian segera menyerang ke arah Denny.

Dia melayangkan sebuah tinju ke arah mata Denny, dan dengan waktu yang singkat Denny segera menghindar kemudian melepaskan sebuah tinju ke arah dagu Brian. Brian memalingkan kepalanya ke belakang, menghindari serangan dari Denny. Denny segera mencari kesempatan untuk langsung melepaskan tinjuan berikutnya ke Brian, Brian dengan kecepatan tinggi segera memundurkan langkahnya, dan segera menjaga jarak aman dengan Denny.

“Kelenturan tubuhmu bagus juga.” Ucap Denny sambil mengigit pelindung gigi kepada Brian.

“Lumayan, setelah selesai menurunkan berat badan, badan jadi seringan seekor burung.” Ucap Brian tersenyum sinis.

Keduanya saling berhadapan, dan mulai berjalan mengelilingi satu sama lain, sambil mencari kelemahan dari tubuh lawan.

Sekitar tiga detik berlalu, Brian kembali melayangkan sebuah tinju dengan ragu-ragu ke arah Denny.

Denny baru saja menghindar, kemudian segera membalasnya, Brian dengan secepat kilat melangkah mundur menghindari serangan dari Denny.

“Pertandingan Brian dan Denny berlangsung sengit, keduanya saling menyerang dan berusaha mencari kelemahan satu sama lain.” Komentator berbicara menggunakan mikrofon.

“Menurut peringkat W-1, Denny adalah petinju tingkat dobel S, sedangkan Brian adalah petinju S+, dia hanya setengah tingkat lebih rendah dari Denny, tapi kekuatannya tampak tidak jauh beda dengan Denny.” Ucap komentator lainnya.

“Tahun ini Brian sudah berusia 33 tahun, dia memulai karir tinju sejak usia 16 tahun, dan dia telah memiliki 17 tahun pengalaman dalam dunia tinju. Kekuatan pertahanan dan pengalaman tinjunya tidak bisa dibandingkan dengan Denny. Meskipun tingkat Denny lebih tinggi darinya, tapi bukan berarti Denny bisa mengalahkannya, dan bagi Denny, ini merupakan sebuah pertarungan yang sangat sengit.” Ucap Komentator.

Denny tidak berani meremehkan Brian, karena dia tahu, seberapa hebatnya Brian.

Dia dan Brian adalah seorang ahli petinju, kecepatan dari keduanya, serta kekuatan dan keterampilan tidak jauh beda, Denny berlatih setiap hari, begitu juga dengan Brian, bahkan jadwal latihan Brian lebih banyak dibandingkan dengan Denny.

Denny berani menantang Brian, dia mempunyai keyakinan untuk bertanding dengannya, karena sebelumnya dia telah menemui begitu banyak ahli tinju sebelumnya, dia telah terbiasa bertanding dengan para ahli, dan sekarang dia bahkan tidak menganggap Brian sebagai lawan yang tangguh.

Kekuatan Brian masih tetap begitu kuat, jika saja dia tidak mengelak dari tadi, mungkin dia telah dibuat KO oleh satu serangan dari Brian.

Denny ragu-ragu untuk menyerang Brian, dan Brian juga terus melakukan pertahanan atau sebaliknya menyerang, dan juga menghindari serangan dari Denny.

Brian juga ragu-ragu dalam menyerang Denny, tak lupa Denny juga mencoba mencari kelemahan yang terdapat pada Brian. Tapi, cara main Brian sangat stabil, selama Denny melayangkan serangan, dia pasti bisa menghindarinya, dan Denny masih belum bisa mendapatkan kesempatan untuk menghajarnya.

Ronde pertama telah usai, keduanya sama sekali belum mendapatkan serangan.

“Guru, apa ada taktik yang bagus?” saat Denny beristirahat, dia bertanya kepada Dome yang ada di sebelahnya.

“Untuk sementara ini masih belum bisa dilihat, Brian bermain dengan sangat aman, mungkin dia takut cedera. Selama dia terus bermain dengan seperti ini, maka dia tidak akan KO, kalian hanya bisa mengandalkan poin untuk menang.” Ucap Dome.

“Bobotnya lebih ringan dariku, jika sampai 12 ronde seperti ini, sudah pasti dia yang menang.” Ucap Denny.

“Taktik dia sangat bagus, berani keluar modal.” Ujar Dome.

Dome juga merasa tak berdaya, menghadapi taktik Brian yang begitu bermain aman hingga menurunkan berat badannya.

Lima ronde telah berlalu, dan keduanya masih belum terlihat siapa yang lebih unggul.

Pada ronde keenam, terdapat sebuah perubahan dalam pertandingan antara Denny dan Brian.

Setiap ronde pertandingan ini setara dengan lari sejauh 5 kilometer, dan termasuk jenis lari cepat, dan menghabiskan tenaga fisik yang sangat banyak.

Pada saat ini Denny dan Brian sama sekali tidak terluka sedikit pun, tapi keringat telah membanjiri tubuh mereka, seperti sedikit pergerakan saja sudah bisa membuat beberapa tetes keringat membasahi lantai.

Denny dan Brian sama-sama sangat kelelahan, kedua deru napas mulai tak beraturan.

“Peringatan!” wasit berteriak kepada Denny dan Brian.

Menurut aturan tinju yang ada, demi meningkatkan kepuasan dalam sebuah pertandingan, kedua petinju harus saling menyerang, agar bisa membuat para penonton merasakan ketegangan. Jika salah satu pihak tidak menyerang, dan terus menghindar, maka ini akan dinilai sebagai serangan pasif, dan akan didiskualifikasi dari pertandingan.

Denny dan Brian bermain dengan sangat aman, mereka berdua menggunakan metode bajak laut, mereka terus mengelilingi pihak lawan sepanjang waktu, dan merasakan sebuah kesempatan sementara untuk melayangkan serangan.

Jika pihak lawan bertahan dengan baik, dan saat pihak lawan sedang membalikkan serangan, mereka segera kembali ke posisi awal.

Pertandingan seperti ini sungguh sangat membosankan untuk ditonton, bahkan hingga ronde kelima, mereka hanya terlihat melompat ke sana ke sini, mencari kesempatan untuk melayangkan serangan, tidak seperti petinju di luar negeri yang bertarung hingga berlumuran darah di mana-mana, dan sangat tegang. Penonton di China tidak seliar dengan penonton di luar negeri, mereka juga tidak mendesak para petinju untuk menyerang ketika melihat situasi seperti ini. Tapi jika di luar negeri, mungkin sebagian penonton sudah akan bersorak marah.

“Hajar, hajar dia!” seorang penonton asing sudah tak sanggup lagi melihat jalan permainan ini, dia berteriak di kursi VIP.

“Berisik, sialan!” maki Sumanto beserta Alex di sebelahnya.

Nikita sedang mengarahkan anak buahnya untuk menyusuh sebuah rencana bisnis untuk besok, mendengar Sumanto berteriak seperti itu, dia pun mengalihkan pandangannya.

“Dia bernama Sumanto, rekan baru Denny, bukan?” Kenny tersenyum sambil memandang ke arah Sumanto.

“Benar.” Ucap anak buah Kenny sambil tersenyum.

Kenny diam-diam memperhatikan penampilan dari Sumanto, dan dia mempunyai sebuah ide yang sangat menarik di dalam hatinya.

Saat ronde keenam hendak berakhir, Denny tiba-tiba tergelincir dengan keringat mereka yang telah membasahi ring, seluruh tubuhnya terjatuh ke belakang.

Ini merupakan sebuah kesempatan.

Brian merupakan seorang ahli tinju, dan bagaimana mungkin dia akan melewatkan kesempatan ini?

Sebuah senyum jahat menghiasi wajahnya, dia pun segera menyerang ke arah Denny.

Denny berusaha mengontrol keseimbangan tubuhnya, agar tidak terjatuh, dan dia tak henti-hentinya terhuyung sana-sini.

Banyak penonton yang ikut berdiri, mereka ikut merasakan ketegangan yang ada di atas ring tinju.

“Ronde keenam berakhir!” sebuah bel berbunyi.

Dalam pertandingan tinju seperti ini, hal ini dinamakan lonceng penyelamat, selama bel itu berbunyi, maka Brian tidak diperkenankan untuk menyerang Denny.

Denny baru saja hampir tergelincir karena lantai yang begitu licin ini, dan bel berbunyi di waktu yang sangat tepat.

Tapi, Brian masih tidak menarik serangannya.

Dia masih terus melayangkan serangannya ke arah Denny.

Sebuah suara dentuman terdengar, dengan sekuat tenaga Brian melepaskan sebuah serangan sehingga membuat Denny mundur dua langkah, lalu terdengar dentingan tubuhnya menabrak tali pembatas ring.

Wasit segera memeluk Brian, dan melontarkan sebuah cacian untuk Brian.

“Berengsek, bel sudah berbunyi, kenapa kamu masih menghajarnya? Kamu ini juara tinju, apa kamu merasa kalah?” Thom juga terbakar api emosi, dia segera naik ke atas ring dan mencaci makinya.

“Sampah, apa aku mendengar bunyi bel itu?” Brian melawan.

“Sialan, manusia tak tahu malu, kamu sungguh tidak pantas untuk menjadi petinju!” Jeremy juga ikut naik ke atas ring dan memakinya.

“Wajahmu telah robek.” Ucap Mario tanpa ekspresi menatap Denny.

Denny telah kembali ke area istirahat, dia merasakan sesuatu yang sangat panas di bagian kanan wajahnya, dia menggunakan sarung tinju mengusap-usap lukanya, kemudian melihat darah segar membasahi sarung tinju tersebut.

“Ada yang aneh dengan sarung tangan Brian.” Ucap Denny.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu