Si Menantu Buta - Bab 274 Kencan Sumanto

Siang hari kedua, Denny, Yian dan Tyas meninggalkan Kota Harayu dan kembali ke Kota Kimraden untuk sibuk mengerjakan bisnis Perusahaan Investasi Culture Neo. Sumanto terbaring mabuk di dalam klub. Ia terus menghubungi Fristy, tapi panggilannya sama sekali tidak diangkat. Alhasil ia memilih merelakan Fristy dan kembali ke Ibukota bersama Alex.

“Alex, kemarin saat minum bersama, aku lihat Fristy terus mendekat kepada Denny. Sepertinya Fristy sangat menyukai Denny. Menurutmu, apakah Denny dan Fristy melakukan itu setelah kita mabuk? Apakah Fristy berselingkuh dengan Denny di belakangku?” Dalam perjalanan pulang menuju Ibukota, Sumanto yang duduk di dalam mobil Bentley bertanya kepada Alex.

Di belakang mobil mereka maish diikuti segerombol mobil Audi A6.

“Kamu terlalu banyak berpikir, Tuan Sumanto. Denny bukanlah orang yang seperti itu. Tyas yang berada di sampingnya juga cantik kan? Aku penasaran dan bertanya kepada Yian, apakah Denny pernah melakukan itu bersama Tyas? Tapi Yian bersumpah kepadaku bahwa mereka tidak pernah melakukannya. Coba kamu pikir, Tyas lebih muda dari Fristy. Jika harus membanding wajah dan tubuh, Tyas lebih baik dari Fristy. Bahkan wanita yang begitu cantik saja, Denny juga tidak suka. Bagaimana mungkin ia melakukan hal seperti itu kepadamu?” ujar Alex.

“Tyas memanglah wanita yang sempurna, muda dan cantik, tubuhnya juga cukup langsing, kaki jenjangnya saja cukup untuk dimainkan setahun. Kakinya cukup membuatku bernafsu.” Sumanto mengangguk pelan.

“Hampir sebanding dengan Friska.” Alex juga tidak tahan untuk mengingat kembali kecantikan Tyas.

“Denny sangatlah beruntung.” ujar Sumanto iri.

“Benar sekali. Kalau Denny kemarin mabuk dan melakukan sesuatu, ia pasti akan membawa Tyas pergi. Untuk apa ia harus menyentuh Fristy-mu? Lagipula kamu juga cukup kenal dengan Denny kan? Waktu berlalu dengan cepat, bukankah ia setiap kali menghadiri pesta yang kamu adakan?” ujar Alex.

“Denny memang cukup baik. Sejak kita berdua berbaikan, ia sama sekali tidak pernah marah setiap aku bercanda dengan istrinya. Sebenarnya jika ia menginginkan Fristy, ia hanya perlu mengatakannya kepadaku, aku juga akan segera memberinya. Wanita mah, tidak sebanding dengan teman. Aku banyak dibantu olehnya, kalaupun ia menginginkan kakiku, aku juga akan memberikan kepadanya.” ujar Sumanto sambil menepuk paha Alex.

“Tuan Sumanto, Denny selamanya tidak akan pernah mengkhianatimu. Mari jangan membahas topik ini lagi, sangat tidak enak didengar.” ujar Alex.

“Sial. Aku sekarang sudah menjadi peran besar di negara bagian utara. Aku sendiri tidak akan memberinya langsung. Siapa yang bisa menginginkan kakiku?” Sumanto memasang wajah bangga dan membuang ludah ke luar jendela mobil.

Jarak Kota Harayu dan Ibukota tidak begitu jauh, kira-kira membutuhkan tiga jam tiba dengan mobil.

Setelah Sumanto dan Alex tiba di kantor, ia menghubungi Brigitta dengan panggilan video, untuk memberi kabar kepada Brigitta dan orang tuanya.

“Ayah, Ibu, aku sudah tiba di Ibukota. Kalian tidak perlu khawatir kepadaku.” Sumanto rebahan diatas kursi kantor dan berbicara kepada Brigitta.

“Kamu harus banyak berhati-hati. Beberapa saat ini, Denny dan Kenny mulai berperang. Kamu adalah orang Denny. Hati-hati Kenny akan melakukan sesuatu yang jahat kepadamu.” ujar Brigitta.

“Si Kenny keci itu? Jika ia berani datang, aku akan langsung mencekiknya hingga mati. Aku memiliki tiga puluh ribu bawahan di negara bagian utara. Brigil dan Tuan Muda Ning harus mati jika mereka datang kesini.” ujar Sumanto garang.

“Jangan berbicara seperti itu. Aku pernah bekerja dibawah Kenny. Ia adalah orang yang sangat licik.” Brigitta mengingatkan Sumanto.

“Ia tidak bisa menyentuhku.” Sumanto terkekeh pelan, lalu memutuskan panggilannya.

Waktu berlalu dengan cepat, Sumanto sudah menjadi kepala Keluarga Han, dan juga tokoh besar yang berkuasa di negara bagian utara. Denny sama sekali tidak mengingkari janjinya. Setelah ia mengalami begitu banyak masalah yang seperti kereta luncur, ia akhirnya memperoleh posisi sekarang yang ia duduki sekarang.

Ia telah berbaikan dengan Brigitta. Sekarang Brigitta tinggal bersama dengan orang tuanya di Kota Harayu. Beberapa tahun ini Kenny sudah menipu banyak orang kaya di China. Setelah kedua mata Denny membaik, kebetulan mereka mendapati Kenny yang sedang mencari kekayaan di negara bagian utara. Ia pun menipu juga kekayaan dari Brigitta. Sumanto cukup beruntung, berteman dengan Denny. Brigitta ditipu banyak uang oleh Kenny dan telah meninggalkan Kenny. Sedangkan kerugian Keluarga Han dibantu bayar lagi oleh Sumanto.

Sumanto adalah tulang punggung Keluarga Han, juga merupakan anak kesayangan orang tuanya dan Brigitta. Mereka semua sangat menyayangi putra satu-satunya.

Bisnis utama Sumanto di negara bagian utara ada bahan-bahan obat, makanan, kapas, pertambangan, ekonomi dan logistik. Beberapa waktu ini, ia juga membuka sebuah perusahaan yang menjual obat penurun berat badan dan mencari Fristy untuk mempromosikan barang.

Biasanya pekerjaannya adalah menetap di dalam kantor. Semua urusan di dalam kantor ada Alex yang membantunya. Dalam kantor, ia sering menghubungi teman-temannya untuk berbincang ringan dan saling menukar asal wanita cantik yang mereka miliki. Setelah pulang kerja, mereka biasanya pergi ke klub malam mencari hiburan dan kehidupannya berjalan dengan sangat santai.

Sore hari pukul dua, ia dan temannya sedang membicarakan wanita cantik, lalu ponselnya tiba-tiba berdering.

Melihat Fristy yang menghubunginya, matanya langsung bersinar dan segera mengangkat panggilan. “Nona cantik, kemarin malam kamu kemana saja? Aku sangat lelah mencari dirimu.”

“Kemarin malam minum terlalu banyak, jadi aku menyuruh manajerku untuk menjemputku, lalu aku pun beristirahat di dalam hotel.” ujar Fristy.

“Mengapa kamu tidak tidur bersamaku?” ujar Sumanto sambil terkekeh pelan.

“Aku takut kamu melakukan sesuatu yang mesum padaku.” Fristy tertawa.

“Sial, kamu sungguh genit.” marah Sumanto pelan.

“Apakah kamu ada waktu nanti malam? Aku ada urusan di Ibukota.” ujar Fristy.

“Jam berapa?” tanya Sumanto.

“Jam delapan. Kamu datanglah ke Bar Perry untuk menemuiku. Oh iya, jangan bawa pengawal ya, aku tidak suka begitu banyak orang.” ujar Fristy.

“Baik.” Sumanto langsung menunjukkan seringai.

Setelah Sumanto meletakkan ponselnya, ia langsung segera mengeluarkan cermin untuk melihat penampilannya. Ia pertama mulai menghela nafas di tangan, lalu mencium aroma ketiaknya.

Setelah berpikir, ia mengambil seuntai Jissbon dan memasukkan ke dalam kantong celana.

“Malam ini kamu ada janji lagi, Tuan Muda?” Alex membawa setumpuk dokumen masuk ke dalam dan bertanya karena terkejut melihat perilaku Sumanto.

“Fristy mengajakku kencan ~~!” Sumanto bergoyang ria di dalam kantor, lalu memberi kecupan ringan diatas kening Alex.

“Pukul berapa?” Alex tertawa.

“Pukul delapan malam. Sial, aku akan berjuang semalam.” ujar Sumanto sambil menyeringai.

“Kebetulan kita bisa melindungimu.” ujar Alex sambil tertawa.

“Untuk apa kalian melindungiku? Fristy sudah memberi tahu kepadaku, agar aku pergi kesana sendiri. Kalian pergi ikut bersamaku, bukankah mengacaukan hal-hal baikku?” ujar Sumanto.

“Bagaimana boleh seperti itu? Sekarang kondisinya sangat tidak aman. Kenny sudah mengumumkan bahwa ia akan membunuh Denny. Kita semua adalah orang Denny. Bagaimana kalau kita bertemu dengan orang Kenny?” ujar Alex.

“Tenang saja, ini adalah wilayahku. Mereka akan terbunuh jika mereka berani datang.” Sumanto menjulurkan tangannya kearah bawah meja dan mengeluarkan sebuah pistol emas ke dalam kantongnya.

Malam pukul delapan, Sumanto membayar seluruh Bar Perry. Sekitar bar sangatlah tenang, hanya tersisa Sumanto dan Fristy berdua.

Sumanto baru saja duduk bentar dengan Fristy, dan ia sudah mulai bertingkah. Setelah menyentuh tangan Fristy, ia juga langsung membawa Fristy ke dalam pelukannya.

“Fristy, kamu tidak suka aku membawa pengawal bersamaku dan aku juga tidak membawa lagi. Aku juga sekaligus membayar satu bar ini. Sekarang bar ini hanya tersisa kita berdua. Apakah kamu senang?” Sumanto menyeringai menatap Fristy.

“Aku sangat senang.” ujar Fristy sambil tersenyum.

“Pakaian yang kamu pakai hari ini cukup tipis ya?” Tangan besar milik Sumanto sedang menyentuh tubuh Fristy sembarangan.

“Jangan banyak usil, Tuan Sumanto.” Fristy sengaja tertawa genit dan menghindari tangan besar milik Sumanto.

Saat Sumanto berbalik badan dan bersiap beraksi terhadap Fristy, Kenny membawa segerombol orang masuk ke dalam.

Kenny memakai setelan jas yang rapi, rambutnya dipakai gel rambut dan sepatu kulit yang cemerlang. Melihat Sumanto dan Fristy duduk bersama, seketika ia tertawa kencang. “Tuan Sumanto, sudah lama tidak bertemu, hidupmu berlangsung santai juga ya.”

“Kenny, apakah kamu tidak ingin hidup lagi? Berani-beraninya muncul di wilayahku.” Tatapan mata Sumanto menjadi ganas.

“Awalnya sini memanglah wilayahmu, tapi sekarang sudah menjadi wilayahku.” Mata Kenny menjadi bersinar pelan.

Terdengar suara heboh dan muncul sekumpulan orang yang memegang pistol di belakang Kenny.

Raut wajah Sumanto pun menjadi buruk.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu