Si Menantu Buta - Bab 216 Membalas Budimu

Denny, Thom dan Mario tau Jacob orang seperti apa, membunuh orang tidak mengedipkan mata.

Ini adalah pria yang sendirian di luar negri mempunyai pasukan pribadi, dia tidak pernah takut dengan hukum negara, berani melakukan hal yang ingin dia lakukan dimana saja.

Candra tidak hanya berkata tidak sopan dan membuat Jacob kesal sampai mengeluarkan pistolnya, dia bahkan berani menantang Jacob.

Jacob adalah pria yang paling tidak takut menembak, dia melihat wajah Candra dan Lexy yang tidak sudi dan dengan cepat memunculkan sebuah senyuman.

"Jacob, kamu sudah berjanji apa denganku, apakah kamu sudah lupa?" Raut wajah Denny sangat tidak bersahabat, dia takut kalau Jacob membuat masalah di perusahaannya lagi.

Sebelumnya Jacob sembarangan dirumahnya, dia masih bisa menahannya, Jacob bisa membersihkan lokasi. Sekarang di perusahaannya, kalau Jacob berani sembarangan, dia pasti akan terseret oleh Jacob.

"Kak Jacob, kamu jangan sembarangan." Thom melihat Jacob sudah mengeluarkan senjatanya, juga ketakutkan sampai wajahnya pucat.

Dia mendesak dirinya masuk ke sebuah kelompok kejahatan, sekarang malah dibawa Denny semakin dalam.

"Teman, jangan sembarangan, ayo kita bicarakan baik-baik." Kenny melihat Jacob mengeluarkan pistolnya, ekspresi wajahnya juga berubah dengan cepat.

Dia pintar sekali mengamati ekspresi orang, dan juga sangat pintar, dia melihat ekspresi wajah Denny tidak begitu bagus, menebak kalau masalah ini tidak sesederhana Jacob mengancam Candra saja.

"Semuanya bisa didiskusikan dengan baik, kalau ada masalah kita bicarakan baik-baik." Kenny berdiri dengan cepat, kesepuluh jarinya disatukan, memohon kepada Jacob.

"Kamu jangan sembarangan, kalau tidak aku tidak bisa menerimamu disini." Denny juga langsung membujuk Jacob.

"Mereka bilang aku tidak berani menembak." Ucap Jacob sambil tersenyum.

"Aku percaya kamu berani menembak, kamu ini raja tentara bayaran, diluar negri mempunyai pasukan pribadi. Bagimu, membunuh orang tidak ada apa-apanya, aku percaya padamu. Minum bir saja kan? Aku minum saja." Ekspresi wajah Kenny sedikit tidak bagus, berjalan ke depan meja kantor ingin minum.

"Tuan muda Long, jangan takut pada mereka, mereka hanya sedang menakuti kita. Aku Candra dari kecil sampai sekarang tidak tau bagaimana menuliskan huruf mati, aku tidak percaya dia berani menembak." Wajah Candra masih tetap sangat meremehkan.

"Aku Darius adalah buronan yang berani membunuh orang, disituasi seperti ini saja aku tidak berani membunuh, aku tidak percaya kalau kamu berani membunuh." Bawahan Kenny yang merupakan pembunuh profesional juga mengeluarkan tawa dingin.

"Yang dia pegang itu pasti bukan pistol asli, meskipun ada asli, belum tentu didalamnya ada peluru." Bawahan Kenny yang merupakan master bela diri juga ikut tertawa.

"Apakah kamu berani menembakku dulu?" Bawahan Kenny yang merupakan master kendo, Kawada juga tertawa dingin.

"Bajingan!" Thom melihat begitu banyak orang menantang Jacob, tatapannya menjadi terbodoh.

Denny juga kesal sekali mereka buat sampai menghirup nafas dalam, pelan-pelan memejamkan mata.

Mario tak berekspresi, menghindar semakin jauh.

"Teman, mereka semua orang bodoh, kita bicarakan baik-baik, jangan mudah marah." Kenny percaya kalau Jacob berani menembak, dia membujuk Jacob.

"Aku Jacob membunuh orang, biasanya tidak suka membunuh wanita, suka meninggalkan wanita untuk yang terakhir. Semakin banyak omong, semakin suka aku bunuh." Jacob tersenyum mengarahkan pistol ke Candra.

"Brengsek, kamu sedang menakutiku?" Wajah Candra sangat meremehkan Jacob.

"Minum bir saja." Denny membuka matanya, sengaja mengalihkan pembicaraan.

Dia berpikir Candra ini sungguh cari mati, semakin dia dengan Kennya membantu Candra berkata baik, maka dia semakin merangsang Jacob.

Candra hanya bawahan Kenny, berani berbicara sombong kepadanya, kalau Jacob langsung membunuhnya, dia pasti akan menyimpan dendam. Tapi ini adalah perusahaannya, dia tidak ingin kematian Candra membawakan masalah untuknya.

"Kenny, bukankah kamu menginginkan obat herbal ditanganku? Kamu minum bir saja, asalkan kamu minum bir, aku akan memberikan obat herbal yang kupunya padamu." Desta memberi kode dari tatapan untuk Kenny.

"Baik, baik, aku minum." Kenny mengangguk pelan, seperti mengerti maksud Denny.

"Teman, kamu seorang mahasiswa bukan?" Jacob masih tetap memperhatikan Candra, tersenyum pada Candra.

"Lulusan magister dari univesitas Harvard jurusan bisnis." Wajah Candra angkuh sekali.

"Benar-benar sangat salut dengan orang berpendidikan seperti kalian, sangat pemberani." Jacob tersenyum.

"Tentu saja, mahasiswa berkualitas sepertiku mana bisa dibandingkan dengan sampah sepertimu?" Candra berkata dengan dingin.

"Pheng!" Jacob langsung menarik pelatuk di tangannya.

Sebuah peluru dengan cepat menembus kepala Candra, darahnya terciprat ke arah Kenny, Lexy dan orang lain yang ada disebelahnya.

Jennie tidak menyangka kalau Jacob benar-benar berani menembak, dia terkejut sampai langsung berteriak.

Bawahan Kenny lainnya, Sonny, Darius, Farzan, Kawada, Tristan terkejut, langsung merangkak di atas lantai, wajah Brigitta pucat, dengan cepat mundur, dia ingin membuka pintu kantor untuk kabur, tapi pintu sudah ditahan oleh Mario.

Kenny terdiam melihat darah yang mengenai jasnya.

Lexy juga tercengang beberapa detik melihat darah segar di tubuhnya, lalu melirik Candra yange tergeletak di atas tanah, dia memaki lalu ingin berjalan ke arah Jacob.

Terdengar suara tarikan pelatuk, semua bawahan Jacob beramai-ramai mengarahkan pistol ke kepala Lexy.

Wajah Lexy langsung berubah.

"Ingin bertanya apa, cepat tanyakan. Kalau jawaban mereka tidak bagus, aku tidak keberatan langsung membunuh mereka." Ucap Jacob dengan tersenyum.

"Kamu sudah gila!" Denny menatap Jacob dengan marah, lalu menggeram pelan.

"Aku untuk membantumu." Ucap Jacob.

"Setelah menyelesaikan masalah ini cepat pergi dari sini, aku tidak mau melihatmu lagi." Ucap Denny.

Jacob memajukan bibirnya, ekspresinya menunjukkan kalau dia tidak peduli.

"Kak Denny, ada pertanyaan langsung tanya saja, apa yang aku Kenny tau, aku pasti langsung memberitahumu. Jangan membunuhku, aku adalah saudara iparmu." Kenny berlutut di atas lantai, dengan terbodoh melihat Denny, mengangkat kedua tangannya.

"Bagaimana kebenaran kecelakaanku?" Tanya Denny.

"Masalah daftar gelap China, harusnya kamu sudah tau bukan?" Ucap Kenny.

"Daftar gelap yang dibicarakan adalah sebagian orang kaya di China yang suka merendah, tidak suka ada orang mengumumkan aset mereka di daftar peringkat orang kaya." Ucap Denny.

"Mereka tidak suka asetnya dipublikasikan di daftar peringkat orang kaya, juga karena mereka tidak berani menunjukkan kekayaan mereka." Ucap Kenny.

"Aku tau, mereka ada pendapatan ilegal." Ucap Denny.

"Jadi untuk saat ini orang kaya yang pertama masuk di daftar gelap, apakah kamu tau siapa?" Tanya Kenny.

"Siapa?" Tanya Denny.

"Tuan muda Ning, keluarganya didedikasikan untuk menyediakan bahan untuk kota Golim dan sangat banyak tentara bayaran, harusnya Jacob kenal dengannya." Ekspresi wajah Kenny tidak bagus sambil melihat Jacob.

"Benar." Jacob mengangguk pelan.

"Sebenarnya apa latar belakang tuan muda Ning, kamu selidiki lagi sendiri. Aku hanya bisa memberitahumu sebanyak ini saja, kecelakaanmu tiga tahun yang lalu, dalangnya adalah tuan muda Ning dan Brigil. Tuan muda Ning yang memikirkan caranya, Brigil yang menjalankan rencananya, aku hanya tau masalah, tidak mencampuri urusannya." Ucap Kenny dengan gemetaran.

"Kenapa mereka seperti itu padaku?" Ucap Denny.

"Karena tuan muda Ning pernah menyuruh orang pergi mencarimu, tapi kamu menolaknya. Dan juuga saat itu kamu sedang berjaya, mereka tidak senang melihatmu, mencari orang untuk mencelakaimu. Awalnya mengira kamu akan mati di kecelakaan itu, siapa menyangka kamu tidak mati, malah hidup 3 tahun lagi. Keluarga mertuamu yang meghukum mereka secara finansial, makanya mereka tidak berani sembarangan." Ucap Kenny.

"Ada uang kita dapatkan bersama, aku ingin menang darimu, menjadi orang kaya pertama di China, tapi aku tidak pernah berpikir untuk membunuhmu, ini semua adalah rencana mereka!"

"Rupanya seperti ini." Denny memejamkan matanya pelan.

Dia samar-samar mengingat, 3 tahun lalu memang benar ada seorang pria paruh baya datang mencarinya, menyuruhnya untuk bekerja dengan tuan muda Ning. Dia tidak tau tuan muda Ning adalah orang seperti apa, sata itu dia hanya tulus demi keluarga Wang, lalu menolak pria paruh baya itu.

Tidak menyangka karena masalah ini dia mengalami bencana yang tak beralasan, dan juga dikeluarkan dari keluarga Wang.

Dia merasa hidup sedikit lucu.

"Sekarang kebenaran sudah terungkap, aku sudah boleh membunuh mereka." Jacob tersenyum menepuk pundak Denny, mengarahkan pistol ke arah Kenny.

"Kamu sedang apa?" Denny terkejut.

"Membunuh mereka semua, membalas budimu." Ucap Jacob

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu